Anda di halaman 1dari 3

Blora Zero Kasus Antraks, Dinkes Ajak Masyarakat Jaga Kesehatan

BLORA, LINGKAR – Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Blora, Edi Widayat
mengatakan, hingga saat ini kasus Antraks di Kabupaten Blora masih zero.
Edi Widayat menjelaskan, Antraks disebabkan oleh bakteri yang membentuk spora,
terutama mempengaruhi hewan. Sementara, manusia dapat terinfeksi melalui kontak dengan
hewan yang terinfeksi atau dengan menghirup spora. Antraks juga diketahui masuk golongan
Zoonosis. Penularannya hanya dari hewan ke manusia, tidak bisa dari manusia ke manusia.
“Untuk Antraks di Blora masih zero. Harapan kami tidak ada kasus Antraks di Kabupaten
Blora,” ucap Edi Widayat di Pendapa Rumah Dinas Bupati kepada wartawan, Rabu (12/7).
Ia mengajak masyarakat untuk tetap mengantisipasi adanya penyakit Antraks ini. Mulai
dari perawatan, menyembelih, memasak, hingga mengonsumsinya.
“Yok jaga hewan kita, termasuk yang disembelih adalah hewan-hewan sehat, itu satu
bebas dari penyakit Antraks. Kedua cara memasak, harus benar-benar matang. Kalau tidak
matang, mungkin spora saat itu masih hidup dan menularkan pada manusia,” ujarnya.
Edi Widayat mengatakan, pihaknya juga bekerja sama dengan DP4 Blora untuk
mengantisipasi penyakit Antraks ini.
“Kemudian menjaga pada peternak untuk selalu merawat ternaknya agar tidak tertular
Antraks dan penyuluhan-penyuluhan Antraks pada peternak. Kami juga antisipasi pada
masyarakat cara mencegah penyakit Antraks tersebut,” tuturnya.
Menurutnya, orang terinfeksi Antraks saat spora masuk ke dalam tubuh. Ketika spora
Antraks masuk ke dalam tubuh, mereka dapat “diaktifkan”. Kemudian bakteri dapat berkembang
biak, menyebar ke dalam tubuh, menghasilkan racun, dan menyebabkan penyakit parah.
“Hal ini dapat terjadi ketika orang menghirup spora, makan makanan atau minum air
yang terkontaminasi spora, atau terkena spora pada luka atau goresan di kulit. Antraks pada
manusia terjadi sebagai infeksi kulit, paru, atau usus,” imbuhnya.
Edi menegaskan bahwa penyakit Antraks dapat dicegah. Pertama, dengan mengikuti
vaksinasi Antraks. Berikutnya mengonsumsi antibiotik serta pencegahan untuk pekerja yang
rentan. Seperti yang bekerja di peternakan, laboratorium, dan tempat-tempat yang rentan
terkontaminasi bakteri Bacillus anthracis.
“Pengobatan Antraks dengan minum antibiotik dari kelompok amoksisilin, ciprofloxacin,
atau doksisiklin selama 60 hari untuk mencegah kekambuhan,” ujarnya. (adv)
GRAFIS
Mengenal Antraks Lebih Dekat
- Antraks: salah satu penyakit yang menular dari hewan ternak ke manusia.
- Penyebab Antraks: infeksi bakteri Bacillus anthracis yang aktif.
- Faktor Risiko Antraks: kontak langsung dengan spora Bacillus anthracis.
- Sasaran: penyakit ini dapat mengenai kulit, paru-paru, pada kasus yang langka dan
saluran pencernaan.
- Cara Penularan Antraks: melalui kontak dengan binatang, wol, daging, atau kulit
binatang yang terinfeksi.
- Jenis penyakit Antraks:
1. Anthrax kulit: Penyakit ini terjadi ketika spora bakteri Bacillus masuk ke dalam
kulit manusia melalui luka atau goresan.
Gejala:
- Adanya benjolan merah kecokelatan yang gatal dan tidak nyeri dengan bagian
tengah berwarna hitam.
- Benjolan biasanya muncul di daerah wajah, leher, lengan, atau tangan.
- Kelenjar getah bening terdekat dapat membesar dan terasa sakit.
- Pasien terkadang juga mengalami gejala mirip flu, seperti demam dan sakit
kepala.
2. Anthrax inhalasi: Menular jika menghirup spora bakteri Bacillus anthracis.
Penyakit Antraks jenis ini biasanya berawal dari kelenjar getah bening pada dada.
Gejala:
- Demam dan menggigil.
- Berkeringat (anggota tubuh sering basah).
- Nyeri badan dan kelelahan berlebih.
- Sakit kepala, pusing, atau pening.
- Rasa tidak nyaman pada dada.
- Sesak dan batuk
- Nyeri perut serta mual dan muntah.

3. Anthrax gastrointestinal: Menular ketika seseorang mengonsumsi daging mentah


atau setengah matang dari binatang yang terinfeksi.
Gejala:
- Demam dan menggigil.
- Pembengkakan pada leher.
- Sakit tenggorokan.
- Sakit kepala dan nyeri saat menelan.
- Suara serak, mual, dan muntah (khususnya muntah darah).
- Diare atau BAB berdarah.
- Nyeri perut, pingsan, dan pembesaran perut.

4. Anthrax injeksi: Ditemukan di Eropa Utara, yakni anthrax pada pemakaian obat-
obatan terlarang dengan suntikan. Kondisi ini mirip dengan anthrax kulit, tetapi
dapat lebih cepat menyebar ke seluruh tubuh dan lebih sulit untuk diobati.
Gejala:
- Demam dan menggigil.
- Muncul kelompok benjolan kecil yang gatal, terutama pada area suntikan di
atas permukaan kulit.
- Luka dengan bagian tengah berwarna hitam muncul setelah adanya benjolan.
- Pembengkakan di sekitar luka.
- Abses (kantong nanah) jauh di bawah kulit atau otot tempat obat-obatan
terlarang disuntikkan.
- Kelompok berisiko tertular
1. Orang yang mengolah produk hewani.
2. Dokter hewan yang bekerja dengan binatang yang terinfeksi.
3. Peternak yang bekerja dengan binatang yang terinfeksi.
4. Pelancong yang mengunjungi daerah berisiko tinggi.
5. Pekerja laboratorium yang bekerja dengan Antraks.
6. Tukang pos, anggota militer, dan relawan.
7. Orang yang terpapar selama kejadian teror biologis yang melibatkan spora
Antraks.
8. Orang yang memakan daging mentah dari binatang yang terinfeksi.

- Cara membunuh Spora Antraks


1. Memanaskan produk dalam suhu 95°C selama 24 jam.
2. Merebusnya dalam air mendidih selama 30 menit.
3. Menggunakan mesin autoklaf dengan suhu 120°C selama 20 menit.

- Diagnosis Penyakit Antraks


• Pemeriksaan kulit
• Tes darah
• X-ray atau CT-scan dada
• Pemeriksaan feses
• Suntikan spinal

- Pencegahan Antraks
1. Mengikuti vaksinasi Antraks.
2. Mengonsumsi antibiotik.
3. Pencegahan untuk pekerja yang rentan (peternakan, laboratorium, dan tempat-tempat
yang rentan terkontaminasi bakteri Bacillus anthracis).

- Pengobatan Antraks: minum antibiotik dari kelompok amoksisilin, ciprofloxacin, atau


doksisiklin selama 60 hari untuk mencegah kekambuhan.
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Blora

Anda mungkin juga menyukai