Anda di halaman 1dari 15

PENYAKIT ANTHRAX

PATOLOGI

D
I
S
U
S
U
N

OLEH:

ANGGI RAHMA SIAGIAN (1321141)

HARIYATI (1321141)

TRI WAHDANIATI (1321141)

CORY L O SITUMORANG (132114172)

KELAS: VII-C

UNIVERSITAS MUSLIM NUSANTARA AL-


WASHLIYAH
MEDAN
2016
A. DEFINISI ANTHRAX

Antraks adalah penyakit menular akut dan sangat mematikan yang

disebabkan bakteri Bacillus anthracis dalam bentuknya yang paling ganas.

Antraks bermakna "batubara" dalam bahasa Yunani, dan istilah ini digunakan

karena kulit para korban akan berubah hitam. Antraks paling sering

menyerang herbivora-herbivora liar dan yang telah dijinakkan. Penyakit ini

bersifat zoonosis yang berarti dapat ditularkan dari hewan ke manusia, namun

tidak dapat ditularkan antara sesama manusia.

Anthrax atau penyakit sapi gila ini pada keadaan normal bakteri

menghasilkan spora yang tidak aktif (dorman) dan hidup di tanah. Saat spora

masuk ke dalam tubuh binatang atau manusia, spora menjadi aktif. Spora aktif

tersebut lalu mulai membelah diri, menghasilkan racun, menyebarkannya ke

seluruh tubuh dan menyebabkan penyakit yang berat. Penyakit ini dapat mengenai

kulit, paru – paru dan, pada kasus yang jarang saluran pencernaan. Walaupun

anthrax dapat membahayakan nyawa, penyakit ini dapat diobati dengan antibiotik

jika dideteksi dini. Vaksin juga tersedia untuk orang yang berisiko.

B. FAKTOR VIRULENSI ANTHRAX

Faktor virulensi dari penyakit ini disebabkan oleh Bacillus anthracis yang

berasal dari kapsul dan toksin. Kapsul dari Bacillus anthracis terdiri dari poly D-

glutamic acid yang tidak berbahaya (non toksik) bagi dirinya sendiri. Kapsul ini

dihasilkan oleh plasmid pX02 dan berfungsi untuk melindungi sel dari
fagositosis dan lisis. Toksin yang dihasilkan oleh Bacillus anthracis berasal dari

plasmid pX01 yang memiliki AB model (activating dan binding). Toksin

dari Bacillus anthracis terdiri dari tiga jenis, yaitu protective antigen (PA) yang

berasal dari kapsul poly D- glutamic acid, edema factor (EF), dan lethal

factor (LF).

Ketiga toksin ini tidak bersifat racun secara individual, namun dapat

bersifat toksik bahkan letal jika ada dua atau lebih. Toksin PA dan LF akan

mengakibatkan aktivitas yang letal, EF dan PA akan mengakibatkan

penyakit edema (nama lain dari penyakit anthrax), toksin EF dan LF akan saling

merepresi (inaktif), sedangkan jika ada ketiga toksin tersebut (PA, LF, dan EF),

maka akan mengakibatkan edema, nekrosis dan pada akhirnya mengakibatkan

kematian (letal).

Bila spora anthrax masuk ke dalam tubuh dan kemudian sudah tersebar di

dalam peredaran darah, akan tercipta suatu mekanisme pertahanan dari sel darah

putih, namun sifatnya hanya sementara. Setelah spora dari pembuluh darah

terakumulasi dalam sistem limpa, maka infeksi akan mulai terjadi. Racun dari

toksin yang dihasilkan oleh sel vegetatif tersebut akan mengakibatkan

pendarahan internal (internal bleeding).

Sehingga hal ini dapat mengakibatkan kerusakan pada beberapa

jaringan bahkan organ utama. Jika racun dari toksin tersebut telah tersebar,

maka antibiotik apapun tidak akan membantu penyembuhan bahkan tidak berguna

lagi.
C. PENULARAN ANTHRAX

Manusia dapat terinfeksi bila kontak dengan hewan yang terkena anthraks,

dapat melalui daging, tulang, kulit, maupun kotoran. Meskipun begitu, hingga kini

belum ada kasus manusia tertular melalui sentuhan atau kontak dengan orang

yang mengidap antraks.

Infeksi antraks jarang terjadi namun hal yang sama tidak berlaku kepada

herbivora-herbivora seperti ternak, kambing, unta, dan antelop. Antraks dapat

ditemukan di seluruh dunia. Penyakit ini lebih umum terjadi di negara-

negara berkembang atau negara-negara tanpa program kesehatan umum untuk

penyakit-penyakit hewan. Beberapa daerah di dunia seperti (Amerika

Selatan dan Tengah, Eropa Selatan dan Timur, Asia, Afrika, Karibia dan Timur

Tengah) melaporkan kejadian antraks yang lebih banyak terhadap hewan-hewan

dibandingkan manusia.

Antraks biasa ditularkan kepada manusia disebabkan pengeksposan

kepada hewan yang sakit atau hasil ternakan seperti kulit dan daging, atau

memakan daging hewan yang tertular antraks. Selain itu, penularan juga dapat

terjadi bila seseorang menghirup spora dari produk hewan yang sakit misalnya

kulit atau bulu yang dikeringkan. Pekerja yang tertular kepada hewan yang mati

dan produk hewan dari negara di mana antraks biasa ditemukan dapat tertular B.

anthracis, dan antraks dalam ternakan liar dapat ditemukan di Amerika Serikat.

Walaupun banyak pekerja sering tertular kepada jumlah spora antraks yang

banyak, kebanyakan tidak menunjukkan simptom.


D. JENIS-JENIS ANTHRAX

Antraks dapat memasuki tubuh manusia melalui usus (sistem

pernafasan), paru-paru (dihirup), atau kulit (melalui luka). Antraks tidak mungkin

tersebar melalui manusia kepada manusia.

Bakteri Bacillus anthracis ini termasuk bakteri gram positif, berbentuk

basil, dan dapat membentuk spora. Endospora yang dibentuk oleh Bacillus

anthracis akan bertahan dan akan terus berdormansi hingga beberapa tahun

di tanah. Di dalam tubuh hewan yang saat ini menjadi inangnya tersebut, spora

akan bergerminasi menjadi sel vegatatif dan akan terus membelah di dalam tubuh.

Setelah itu, sel vegetatif akan masuk ke dalam peredaran darah inangnya. Proses

masuknya spora anthrax dapat dengan tiga cara, yaitu :

1. inhaled anthrax, di mana spora anthrax yang berada di tanah terhirup dan

masuk ke dalam saluran pernapasan.

2. cutaneous anthrax, di mana spora anthrax masuk melalui kulit

yang terluka. Proses masukkanya spora ke dalam manusia sebagian besar

merupakan cutaneous anthrax (95% kasus).

3. gastrointestinal anthrax, di mana hewan seperti sapi maupun kerbau

memakan rumput di tanah yang terdapat Bacillus antharis. Daging hewan

tersebut yang dikonsumsi tidak dimasak dengan baik, sehingga masih

megandung spora dan dikonsumsi oleh manusia sehingga terjangkiti.


E. GEJALA PADA PENDERITA ANTHRAX

Terdapat tiga jenis anthrax, masing-masing dengan tanda dan gejala yang

berbeda. Dalam kebanyakan kasus, gejala berkembang dalam waktu tujuh hari

setelahterpapar oleh bakteri. Berikut adalah gejala pada masing-masing jenis

anthrax

1. Anthrax Kulit (Cuntaneous anthrax)

Anthrax jenis ini masuk ke dalam tubuh melalui luka pada kulit dan

menjadi jenis paling umum pada anthrax. Anthrax kulit juga paling ringan dan

dengan pengobatan yang tepat jarang bersifat fatal. Tanda dan gejala anthrax kulit

meliputi:

- Kulit yang bengkak dan benjol serta gatal menyerupai gigitan serangga

yang cepat berkembang menjadi sakit dengan pusat bengkak berwarna

merah kehitaman muncul 1-12 hari setelah paparan.

- Kebanyakan benjolan muncul di daerah wajah, leher, lengan, atau tangan.

Benjolan ini membentuk lenting (pada daerah kalenjar getah bening tepat

di area yang terkena)

- Bagian luka akan pecah dan membentuk koreng hitam (eschar), dengan

bengkak di sekitarnya.
- Kelenjar getah bening terdekat dapat membesar, dan penderita dapat

merasa sakit, kadang-kadang nyeri otot, sakit kepala, demam, mual dan

muntah.

2. Anthrax Gastrointestinal.

Anthrax jenis ini menyerang pada bagian saluran cerna. Hal ini terjadi saat

seseorang memakan daging yang tidak matang sempurna dari hewan yang

terinfeksi. Tanda dan gejala anthrax gastrointestinal meliputi:

- Mual, muntah; sering disertai darah pada tahap kelanjutan penyakit.

- Kehilangan nafsu makan.

- Suhu tubuh berangsur-angsur meningkat.

- Nyeri hebat di bagian perut.

- Ukuran perut bertambah (membesar).

- Diare yg cukup serius; disertai darah pada tahap akhir penyakit.

- Tenggorokan terasa sakit dan kesulitan menelan sehingga leher bengkak.

3. Anthrax Inhalasi

Anthrax inhalasi terjadi ketika seseorang menghirup spora anthrax yang

masuk kedalam sistem pernafasan (khususnya paru-paru) dan menjadi jenis yang

paling mematikan. Tanda dan gejala awal anthrax inhalasi meliputi:


- Gejala awalnya mirip dengan flu namun akan memburuk dengan cepat.

- Demam dan menggigil

- Berkeringat (sering basah pada bagian tangan dan kaki)

- Nyeri badan

- Rasa lelah yang berlebih

- Nyeri pada otot-otot tubuh

- Sakit kepala, pusing, atau pening

- Rasa tidak nyaman pada dada, seperti: Sesak dan Batuk

- Mual, muntah atau nyeri perut

- Shock karena suply darah ke seluruh tubuh terutama otak tidak stabil

- Meningitis

- Peradangan otak dan sumsum tulang belakang yang berpotensi

mengancam nyawa.

F. PENCEGAHAN TERHADAP ANTHRAX

Di tanah terdapat spora-spora yang tidak aktif (dorman) dan hidup di tanah

tersebut. Saat spora masuk ke dalam tubuh binatang atau manusia, spora menjadi
aktif. Spora aktif tersebut lalu mulai membelah diri, menghasilkan racun,

menyebarkannya ke seluruh tubuh dan menyebabkan penyakit yang berat.

Maka sebaiknya kita lakukan pencegahan meliputi :

- Mencuci tangan dengan baik dan benar; sebelum dan sesudah bekerja,

makan, aktivitas di luar rumah dan kamar mandi.

- Menggunakan masker ketika berada pada daerah berbau menyengat.

- Mengkonsumsi makanan berupa daging harus dalam keadaan benar-benar

matang sempurna.

- Saat terdapat luka maupun pengikisan pada kulit apabila berada pada

daerah yang tidak memungkinkan sebaiknya ditutup.

- Menggunakan sarung tangan saat berkontak langsung dengan hewan dan

tanah.

- Dilakukan vaksinasi.

G. TEST UNTUK ANTHRAX

Anthrax didiagnosis berdasarkan gejala, pemeriksaan fisik, riwayat

paparan berisiko tinggi, dan dengan memastikan penyakit lain bukan penyebab

gejala. Cara terbaik mendiagnosis secara akurat, dokter dapat melakukan

pemeriksaan kulit, darah, dan feses Anda untuk mencari bakteri B. anthracis. X-

ray atau computed tomography (CT) dada, endoskopi, dan suntikan spinal dapat

dilakukan. Untuk endoskopi, selang tipis elastis dengan kamera kecil di ujungnya

digunakan untuk memeriksa tenggorokan atau usus.


H. PENANGANAN PADA ANTHRAX

Secara umum, perawatan untuk penyakit anthrax dapat dilakukan dengan

pemberian antibiotik, biasanya penisilin, yang akan menghentikan pertumbuhan

dan produksi toksin. Pemberian antitoksin akan mencegah pengikatan toksin

terhadap sel. Terapi tambahan, seperti sedation (pemberian obat

penenang). Namun, pada level toksin sudah menyebar dalam pembuluh darah dan

telah menempel pada jaringan maka toksin tidak dapat dinetralisasi dengan

antibiotik apapun.Walaupun dengan pemeberian antitoksin, antibiotik, atau terapi,

pasien tentu mempunyai rasio kematian.

Setelah dilakukan penelitian lebih lanjut maka didapatkan informasi

terbaru yaitu bahwa sebagian besar infeksi bakteri anthrax sensitive terhadap

antibiotik golongan B laktam, akan tetapi bakteri ini sering menghasilkan enzim B

laktamase, sehingga obat tunggal penicillin maupun sefalosporin tidak dianjurkan.

Seorang yang terkena anthrax secara inhalan (lewat saluran nafas) dapat

diberikan Ciprofloxacin 500 mg dua kali sehari atau Doxycycline 100 mg dua kali

sehari selama 60 hari. Amoxicillin (Kalmoxillin) tiga kali sehari dapat diberikan

jika terdapat kontra indikasi terhadap penggunaan Ciprofloxacin dan Doxycyclin.

Cutaneus anthrax dapat diberikan terapi dengan Ciprofloxacin 500 mg 2

kali sehari atau Doxycyclin 100 mg 2 kali sehari selama 7 hari. Pengobatan

diperpanjang sampai 60 hari jika dicurigai adanya infeksi yang bersamaan dengan

anthrax inhalan. Cutaneus anthrax dengan odema yang berat dan gejala sistemik

seperti pada Anthrax inhalan dan Gastrointestinal anthrax, dianjurkan untuk


pemberian obat secara intravena dengan 2 - 3 macam: Ciprofloxacin 400 mg/ 12

jam atau Doxycycline 100 mg/ 12 jam dan dapat dikombinasikan dengan

Penicillin, Rifampicin, Vancomycin, Clindamycin atau Chlaritromycin.

Antibiotik ini dilanjutkan selama 60 hari untuk mencegah

kekambuhan.Semakin lama terapi ditunda, semakin besar risiko mendapat

dampak yang tidak dapat diubah. Jadi, terapi biasanya dimulai sesegera mungkin

saat diduga menderita anthrax. Vaksin anthrax tersedia, namun tidak 100%

efektif. Vaksin diberikan pada anggota militer, ilmuwan yang bekerja dengan

anthrax, dan kelompok risiko tinggi lain. Vaksin ini tidak untuk anak kecil, wanita

hamil, atau lansia lebih dari 65 tahun. Jika beberapa dosis vaksin anthrax telah

diberikan, tidak perlu diberikan lagi antibiotik.

Bagi penderita dengan luka (jaringan yang terbuka) maka dalam

penanganannya sebaiknya luka dibersihkan secara rutin dan mencegah

terkontaminasi dengan hal yang dapat memperparah luka tersebut, dan sebaiknya

digunakan sarung tangan dan masker. Selain itu sebaiknya semua sisa

pembersihan luka tersebut dibuang ke tempat yang seharusnya.


Siklus anthrax

Gambar Bacillus anthracis


Gambar B. Anthracis di cawan petri

Gambar sapi yang terjangkit B. anthracis


Gambar cutaneous anthrax

Gambar pemusnahan sapi yang terjangkiti


DAFTAR PUSTAKA

Http://hellosehat.com/penyakit/anthrax/

Http://www.amazine.co/25568/gejala-penyebab-jenis-faktor-resiko-anthrax/

Http://ekoputerasampoerna.blogspot.co.id/2013/01/definisi-anthrax.html?m=0

Http://www.wikipedia.indonesia.co.id/definisi/anthrax/penyakit/

Anda mungkin juga menyukai