Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENYAKIT ANTHRAX PADA TERNAK

OLEH:

ELSA SIHOMBING (19400043)

Dosen Pengampu : Dr. Parsaoran Silalahi, S.Pt, MP

Mata Kuliah : Epidemiologi dan Kesehatan Ternak

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN

MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
melimpahkan rahmat dan berkatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini tepat pada waktunya. Makalah ini disusun dalam menyelesaikan tugas mata kuliah
“Epidemiologi dan Kesehatan Ternak”. Dalam penyusunan makalah ini membahas
tentang Penyakit Anthrax, sejarahnya, cara penularan dan penyebabnya sampai cara
pengobatan penyakit anthrax pada ternak.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para
pembaca. Harapannya semoga ide dalam penulisan makalah ini dapat menginspirasi
bagi para pembaca dan bermakna bagi perkembangan peternakan di Indonesia.

Medan, 12 Januari 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ...........................................................................................................ii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. 2

1.3 Tujuan ............................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Spora (Dis) Anthrax .......................................................................................... 3

2.2 Sejarah Anthrax ................................................................................................ 3

2.3 Penyakit anthrax Pada Hewan .......................................................................... 4

2.4 Penyebab Dan Penularan Penyakit Anthrax ..................................................... 5

2.5 Penanganan Penyakit Anthrax .......................................................................... 7

2.6 Pencegahan Penyakit Anthrax .......................................................................... 7

2.7 Pengobatan Penyakit Anthrax ........................................................................... 8

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 10

3.2 Saran ............................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 11

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Spora (Dis) Anthrax ....................................................................................... 3

Gambar 2 Anthrax pada sapi ........................................................................................... 5

Gambar 3 Penularan penyakit anthrax ............................................................................ 6

Gambar 4 Vaksinasi Pada Sapi ...................................................................................... 8

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara yang beriklim tropis yang memiliki curah
hujan yang tinggi. Curah hujan yang tinggi menyebabkan genangan air dimana-mana dan
juga sering menyebabkan banjir. Itulah yang menyebabkan bakteri-bakteri penyebab anthrax
dapat berkembang biak dan menyebar dengan sangat mudah di Indonesia. Anthrax adalah
penyakit hewan yang dapat menular ke manusia dan bersifat akut. Penyakit ini umumnya
menyerang tenak domestik seperti domba, kambing dan sapi. Tetapi manusia juga dapat
terinfeksi karena mengkonsumsi daging yang sudah terkena bakteri, Adanya kontak
sembrono dengan hewan yang sedang sakit anthrax atau terkena tanah yang tercemar bakteri.
Bakteri anthrax bisa masuk ke dalam tubuh melalui kulit, paru-paru atau saluran pencernaan.
Gejala umum serangan anthrax pada manusia berupa mengalami halusinasi buruk dan
pernapasannya terganggu, juga bisul berwarna hitam kemerahan yang apabila pecah akan
menimbulkan luka dan meninggalkan cacat.

Penyebab Anthrax adalah bakteri Bacillus anthracis. Bakteri ini bersifat aerob,
memerlukan oksigen untuk hidup. Bakteri ini berbentuk spora bertangkai dan suka hidup
serta berkembang biak di dalam tanah. Keluarnya bakteri tersebut bisa terjadi di musim
kemarau panjang, karena ternak suka menarik rerumputan kering hingga keakar-akarnya.
Akibatnya spora anthrax yang selama ini bertahan hidup dalam tanah dan menempel di
rumput, terbawa keluar dan berubah menjadi bakteri ganas. Kondisi tubuh ternak yang lemah
akibat kekurangan makanan dan stres oleh suhu udara yang panas, juga semakin
memudahkan serangan anthrax. Selain itu spora ini juga dapat menyebar karena terbawa
banjir seperti kasus di Bogor. Hewan yang mati akibat anthrax harus langsung dikubur atau
dibakar, tidak boleh dilukai supaya bakteri tidak menyebar kepada ternak lainnya.

1
Anthrax termasuk kedalam penyakit yang dapat menimbulkan kematian, dan berbagai
macam kerugian lainnya. Untuk itu saya berharap dengan makalah ini masyarakat dapat
mengetahui bagaimana cara pencegahan pencegahan penyakit anthrax dan pengobatannya
jika telah terserang penyakit ini, walaupun penyakit ini jarang terjadi akan tetapi penyakit ini
merupakan salah satu penyakit yang mematikan jika sudah menyerang ternak.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah anthrax?

2. Seperti apa cara penularan dan penyebab anthrax?

3. Bagaimana pengobatan penyakit anthrax?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui apa itu penyakit anthrax

2. Mengetahui penyebab dan penularan anthrax

3. Mengetahui cara pencegahan penyakit anthrax

4. Mengetahui cara pengobatan penyakit anthrax

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Spora (Dis) Anthrax

Anthrax adalah penyakit infeksi gawat yang disebabkan oleh bakteri yang bernama
bacillus anthracis. Antraks paling sering menyerang herbivora-herbivora liar dan yang telah
dijinakkan, namun juga dapat menjangkiti manusia karena terekspos hewan-hewan yang telah
dijangkiti, jaringan hewan yang tertular, atau tehirup spora antraks.

Gambar 1 Spora (Dis) Anthrax

Pada umumnya, penyakit anthrax yang berakibat fatal itu terjadi apabila orang
menghirup bakteri anthrax dalam kadar yang tinggi saat bakteri berubah menjadi spora. Spora
bakteri antrax ini bisa disebar-luaskan oleh angin karena ukurannya yang sangat kecil. Spora
yang terhirup kemudian masuk ke paru-paru dan kembali berkembang menjadi bakteri
anthrax ganas yang mengakibatkan pendarahan dan rusaknya paru-paru, sehingga korbannya
akan meninggal dalam waktu kira-kira satu minggu. Anthrax sebetulnya bukan penyakit baru
dan sudah diketahui sejak lama oleh para peternak sapi, kambing dan biri-biri. Khususnya di
mana ternak potong itu tidak di vaksinasi, seperti di dunia berkembang. Para pekerja
peternakan biasanya terkena penyakit anthrax kulit karena bersentuhan dengan dari hewan-
hewan yang sakit.

2.2 Sejarah Anthrax

Anthrax dalam bahasa Yunani berarti batu bara. Salah satu gejalanya pada kulit
penderita terdapat luka berwarna hitam (warna batu bara). Penyebabnya bakteri Bacillus
anthracis, satu tahap dari siklus hidupnya dapat terpendam puluhan tahun di tanah seperti
fosil. Inilah yang menyebabkan wabah Anthrax dapat muncul kembali di tempat yang sama.

3
Bakteri Bacillus anthracis ditemukan pada 1877 oleh ahli kedokteran Jerman Robert Koch
(1843-1910) dan merupakan salah satu bakteri pertama yang menyebabkan penyakit.
Penyakit antraks paling sering terjadi pada binatang herbivora akibat tertelan spora dari
tanah. Spora dapat bertahan hidup dalam jangka waktu yang lama di dalam tanah. Burung
gagak dikatakan dapat berperan dalam penyebaran mikroorganisme ini. Kejadian luar biasa
epizootik pada herbivora pernah terjadi pada tahun 1945 di Iran yang mengakibatkan 1 juta
domba mati. Program vaksinasi pada binatang secara dramatis menurunkan mortalitas pada
binatang piaraan.

Di Amerika Serikat dilaporkan 18 kasus antraks inhalasi dari tahun 1900-1976.


Hampir semua kasus terjadi pada pekerja yang mempunyai risiko tertular antraks, seperti
tempat pemintalan bulu kambing atau wool atau penyamakan kulit. Tidak ada kasus antraks
inhalasi di AS sejak tahun 1976. Pada umumnya penyakit timbul setelah seseorang terpapar
dengan hewan yang terinfeksi antraks. Di AS dilaporkan 224 kasus antraks kulit dari tahun
1944-1994. Centers for diseases Control and Prevention (CDC) melaporkan kejadian antraks
kulit dari tahun 1984-1993 hanya tiga orang, dan satu kasus dilaporkan terjadi pada tahun
2000. Kejadian epidemi antraks pada manusia berhubungan langsung dengan epizootik pada
ternak.

2.3 Penyakit anthrax Pada Hewan

Hampir semua jenis hewan piara dan hewan liar dapat diserangnya seperti: sapi,
kerbau, macan, biri-biri dan lainnya. Tanda-tanda klinis sering dikelirukan dengan penyakit
lain yang mempunyai 7 gejala-gejala sama. Bila ada hewan herbivora mati mendadak, harus
dicurigai adanya Anthrax. Kejadian Anthrax di peternakan sapi perah di Boyolali (1990)
menunjukkan gejala penyakit yang tidak khas, baik di hewan maupun di manusia, sehingga
didiagnosa sebagai penyakit lain. Setelah itu kejadian di Citeureup, Bogor (2001) dan
Anthrax pada burung unta di daerah Karawang (2002) menunjukkan bahwa daerah endemis
Anthrax di Jabar pada khususnya dan Indonesia pada umumnya masih tetap ada dan akan
tetap merupakan ancaman bagi kesehatan ternak dan manusia.

4
Gambar 2 Anthrax pada sapi

Pada kasus akut, hewan penderita hidup hingga 48 jam dengan ciri demam tinggi,
sesak nafas, terlihat lemah, tidak mau makan,kekejangan dan keluar darah dari lubang tubuh.
Kebiasaan memotong hewan di mana saja dikhawatirkan menjadi penyebab timbulnya
penyakit anthrax. Pemerintah Belanda dahulu membuat peraturan yang sangat ketat bahwa
pemotongan hewan harus di RPH kemudian selesai disembelih harus diperiksa dokter hewan,
(keurmister), dan daging boleh beredar setelah dinyatakan aman.

Infeksi anthrax menyebabkan adanya radang limpa. Limpa merupakan organ yang
berkaitan dengan pembentukan dan destruksi sel darah, tempat penyimpanan darah sementara
dan kemudian dikeluarkan kembali bila diperlukan. Organ ini merupakan sasaran Bacillus
anthracis yang akan memasuki limpa dan berkembang di sana. Limpa akan membengkak,
berisi darah yang sianotik atau berwarna biru kehitaman. Gejala yang tampak keluarnya
darah kehitaman dari setiap lubang tubuh. Gejala perakut tidak terlihat karena hewan mati
dalam beberapa menit atau dua jam setelah kena infeksi anthrax. Tanda-tanda yang terlihat
ialah keluar darah kehitaman seperti aspal dari lubang-lubang tubuh beberapa saat sebelum
dan sesudah mati. 8 Karkas cepat mengalami pembusukan, tidak menunjukkan kekakuan atau
rigor mortis dan darah tidak membeku.

2.4 Penyebab Dan Penularan Penyakit Anthrax

Anthrax merupakan penyakit menular akut. (Zoonosis). Penyebabnya B.anthracis


yang dapat menyerang hewan/manusia. Bakteri berbentuk batang, dengan ukuran panjang 3-8
m. Dalam biakan agar darah biasanya Streptobacilli dan berbentuk tunggal soliter terutama
dalam tubuh penderita.

5
Gambar 3 Penularan penyakit anthrax

 Sumber Penularan

Sumber penularan Anthrax yang terpenting adalah hewanhewan yang peka terhadap
Anthrax yaitu sapi domba dan lainnya. Sumber penularan lain yaitu lingkungan yang
tercemar oleh spora B.antracis.

 Cara Penularan Penyakit Anthrax

Bacillus anthracis tidak berpindah langsung dan ternak satu ke ternak yang lain, tapi
biasanya masuk ke dalam tubuh ternak bersama makanan, perkakas kandang atau tanah
(rumput). Infeksi tanah inilah yang dianggap paling penting dan berbahaya. Spora yang ada
di dalam tanah bisa naik ke atas oleh pengolahan tanah dan hinggap di rumput, yang
kemudian dimakan ternak bersama sporanya. Demikian juga spora itu bisa masuk ke dalam
kulit, apabila hewan itu berada dan tidur di tempat yang tercemar.

Spora ini akan tumbuh dan berbiak dalam jaringan tubuh dan menyebar ke seluruh tubuh
mengikuti aliran darah. Ternak penderita penyakit anthrax dapat menulari ternak lain melalui
cairan (eksudat) yang keluar dan tubuhnya. Cairan ini kemudian mencemari tanah
sekelilingnya dan dapat menjadi sumber untuk munculnya kembali wabah di masa
berikutnya. Cara penularan lain bila ternak penderita sampai dipotong/bedah atau kalau sudah
mati sempat termakan burung liar pemakan bangkai, sehingga sporanya dapat mencemari
tanah sekitarnya, serta menjadi sulit untuk menghilangkannya.

6
Hingga kini, para ahli tetap menyatakan penyebab penularan penyakit antraks adalah
kuman Bacillus anthracis Di alam, bakteri antraks ni basanya ada dalam kondisi tidur. dan
bersembunyi dalam tanah hingga mampu bertahan sampai 50-70 tahun. Bakteri yang
tergolong bersel satu ini bisa terbangun kembali dan tidurnya ketika kondisi lingkungan
sangat mendukung untuk menyebarkan penyakit pada hewan dan manusia. Sumber infeksi
lainnya ialah bangkai tenak pengindap antraks. Pada kondisi ini, miliaran Bacillus anthracis
bisa memadat di darah dan organ-organ dalam ternak. Bahkan keterangan lain meriyebutkan
bahwa disinyalir di seluruh bangkai hewan tersebut dianggap mengandung kuman penyakit
antraks.

2.5 Penanganan Penyakit Anthrax

Sehubungan dengan tersiarnya pemberitaan mengenai kasus anthrax dibeberapa


wilayah di Indonesia, langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mengatasi hal tersebut
adalah:

1. Pemeriksaan laboratorium dari sample tanah dan darah manusia dengan uji serologis
menggunakan metode ELISA. Hasil yang diduga terkena Anthrax mempunyai titer antibody
yang sangat tinggi, diindikasikan adanya reaktor Anthrax.

2. Meningkatkan fungsi pemeriksaan kesehatan masyarakat veteriner di RPH terutama dalam


melakukan pemeriksaan ante mortem dan post mortem.

3. Mengaktifkan sosialisasi penyakit Zoonose khususnya Anthrax kepada masyarakat


disekitar lokasi, untuk menghindari terjadinya pemotongan liar.

4. Meningkatkan frekwensi pelaporan kasus penyakit secara berkala yang didukung kegiatan
proaktif petugas lapangan. Sumber: Ditjen Bina Produksi Peternakan Deptan.

2.6 Pencegahan Penyakit Anthrax

1. Lapor ke dinas peternakan setempat kalau ada hewan yang sakit

2. Menjaga kebersihan kandang

3. Tidak boleh menyembelih hewan sakit anthrax

4. Hewan hanya boleh disembelih di rumah potong

7
5. Jika hewan dipotong diluar RPH harus mendapat izin lebih dulu dari dinas peternakan
setempat

6. Dilarang membuat kerajinan dari tanduk, kulit, bulu, tulang yang berasal dari hewan
sakit/mati karena penyakit anthrax

7. Vaksinansi secara teratur merupakan metode pilihan. Terjadi anthrax dilakukan karantina
dan bangkai hewan dilakukan pembakaran.

2.7 Pengobatan Penyakit Anthrax

Pemberian antibiotik intravena direkomendasikan pada kasus antraks inhalasi,


gastrointestinal dan meningitis. Pemberian antibiotik topikal tidak dianjurkan pada antraks
kulit. Antraks kulit dengan gejala sistemik, edema luas, atau lesi di kepala dan leher juga
membutuhkan antibiotic intravena. Walaupun sudah ditangani secara dini dan adekuat,
prognosis antraks inhalasi, gastrointestinal, dan meningeal tetap buruk. B. anthracis alami
resisten terhadap antibiotik yang sering dipergunakan pada penanganan sepsis seperti
sefalosporin dengan spektrum yang diperluas tetapi hampir sebagian besar kuman sensitif
terhadap penisilin, doksisiklin, siprofloksasin, kloramfenikol, vankomisin, sefazolin,
klindamisin, rifampisin, imipenem, aminoglikosida, sefazolin, tetrasiklin, linezolid, dan
makrolid. Bagi penderita yang alergi terhadap penisilin maka kloramfenikol, eritromisin,
tetrasikilin, atau siprofloksasin dapat diberikan. Pada antraks kulit dan intestinal yang bukan
karena bioterorisme, maka pemberian antibiotik harus tetap dilanjutkan hingga paling tidak
14 hari setelah gejala reda.

Gambar 4 Vaksinasi Pada Sapi

8
Untuk hewan tersangka sakit dapat dipilih salah satu dari perlakuan sebagai berikut :

1. Penyuntikan antiserum dengan dosis pencegahan (hewan besar 20-30 ml, hewan kecil 10-1
ml)
2. Penyuntikan antibiotika
3. Penyuntikan kemoterapetika
4. Penyuntikan antiserum dan antibiotika atau antiserum dan kemoterapetika.
Cara penyuntikan antiserum homolog ialah IV atau SC, sedangkan untuk antiserum heterolog
SC. Dua minggu kemudian bila tidak timbul penyakit, disusul dengan vaksinasi.

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Penyakit anthrax memang layak ditakuti karena sangat mematikan. bahkan ternak
yang terserang penyakit ini bisa langsung menemui ajal hanya dalam hitungan jam saja.
Kemampuan membunuh yang sangat cepat justru memiliki beberapa sisi baik karena
penyakit ini daya penularan yang sangat lambat dan tidak meluas. Anthrax dimasukkan
dalam kelompok penyakit yang dapat menular dari hewan ke manusia (zoonosis). Vaksinasi
anthrax mutlak perlu dilakukan Disamping harus menjaga kebersihan lingkungan kandang.
Hindari kontak dengan peralatan dan barang yang tercemar anthrax menjadi alternatif
pencegahan selanjutnya.

3.2 Saran

Saran saya agar dengan dibuatnya makalah ini, masyarakat lebih membuka mata
terhadap penyakit anthrax. Selain itu juga agar nantinya masyarakat dapat mengusahakan
seoptimal mungkin agar angka kasus penyakit anthrax di daerah masing-masing tidak
mengalami peningkatan. Pelayanan kesehatan hewan juga harus rutin dilakukan untuk
meningkatkan kualitas kesehatan ternak, khususnya ternak sapi dan kerjasama perlu
dilakukan antara pihak-pihak yang terkait baik itu peternak, pemerintah dan bagian medis
dimana hal ini akan menunjang penanganan yang lebih cepat dan efisien untuk kejadian
kasus anthrax di lapangan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Farizahiman, 2012. https://farizahimam.wordpress.com/2012/12/14/makalah-penyakit-


anthrax/ (Diakses pada tanggal 12 Jan 2021)

Prawirahartono, Slamet. 2008. Cara Penyakit Anthrax. Jakarta : Bumi Aksara.


http://www.google.co.id/anthrax/subject/09834?id&/ (Diakses 12 Jan 2021)

Ruli, 2004. https://www.rudyct.com/PPS702-ipb/09145/ruli_basuni

(Diakses pada tanggal 12 Jan 2021)

11

Anda mungkin juga menyukai