PENYAKIT ANTHRAX
oleh:
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga paper ini dapat terselesaikan dengan baik sesuai pada apa yang
diharapkan. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing
mata kuliah “Ilmu Penyakit Bakteri dan Jamur”.
Dengan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam paper ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan masukan
yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan paper ini. Semoga paper
ini dapat berguna dari kami untuk kita semua.
Penyusun
i
Daftar Isi
Halaman judul
Kata Pengantar................................................................................................i
Daftar Isi.........................................................................................................ii
Daftar Gambar................................................................................................iii
Bab I Pendahuluan..........................................................................................1
1.1 Latar belakang..............................................................................1
1.2 Rumusan masalah.........................................................................2
1.3 Tujuan penulisan..........................................................................2
1.3 Manfaat penulisan........................................................................2
Bab II Tinjauan Pustaka.................................................................................3
2.1 Etiologi Penyakit Anthrax............................................................3
2.2 Patogenitas penyakit Anthrax.......................................................5
2.3Hewan yang rentan Penyakit Anthrax...........................................7
2.4 Gejala klinis penyakit Anthrax.....................................................7
2.5 Diagnostik penyakit Anthrax........................................................8
2.6 Pencegahan dan pengobatan penyakit Anthrax............................10
Bab III Penutup..............................................................................................13
3.1 Kesimpulan..................................................................................13
3.2 Saran............................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................14
Lampiran Jurnal
ii
Daftar Gambar
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
menguntungkan bakteri ini akan terus berkembang dan menghasilkan spora lebih
banyak.
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut penelitian, kerentanan hewan terhadap penyakit anthrax dapat dibagi dalam
beberapa kelompok sebgai berikut :
1. Hewan pemamah biak, terutama sapi, domba dan kambing, kemudian kuda,
rusa, kerbau dan pemamah biak liar lainnya sangat rentan
2. Marmut dan mencit juga sangat rentan
3. Babi tidak begitu rentan, tapi mungkin terinfeksi penyakit ini
4. Anjing, kucing, tikus dan sebagian besar bangsa burung, relative tidak rentan
tetapi dapat diinfeksi secara buatan
5. Untuk hewan berdarah dingin(jenis reptilia) sama sekali tidak rentan
Anthrax pada hewan dapat ditemukan dalam bentuk perakut, akut, subakut
sampai dengan kronis. Gejala klinis yang muncul pada setiap hewan adalah :
2.4.1 Ruminansia
7
Hewan ruminansia biasanya berbentuk perakut dan akut, kuda
biasanya berbentuk akut. Gejala penyakit pada bentuk perakut berupa
demam tinggi (42 °C), gemetar, susah bernafas, kongesti mukosa, konvulsi,
kolaps, ambruk dan kematian secara cepat. Darah yang keluar dari lubang
kumlah (anus, hidung, mulut atau vulva) berwarna gelap dan sukar
membeku. Bentuk akut biasanya menunjukan gejala depresi, anoreksia,
demam, nafas cepat, peningkatan denyut nadi, kongesti membran mukosa.
Pada kuda terjadi enteritis, kolik, demam tinggi, menyebabkan
kebengkakan pada tenggorokan, depresi dan kematian terjadi dalam waktu
48 – 96 jam.
2.4.2 Hewan lain
Uji ini merupakan cara yang sederhana dan tepat apabila hewan masih
dalam keadaan sakit atau baru saja mati dan selama belum terjadi
pembusukan. Bakteri berbentuk batang besar, gram positif, biasanya tersusun
tunggal, berpasangan atau berantai pendek dan tidak terdapat spora.
Pewarnaan Gram dan Giemsa tidak dapat mendeteksi kapsul. Kapsul dapat
dideteksi dengan pewarnaan polychrome methylene blue. Pada pewarnaan ini,
kapsul terlihat berwarna pink sementara sel bacillus terlihat berwarna biru tua.
Sel-selnya terlihat berpasang-pasangan atau rangkaian pendek.
BAB III
12
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan paparan di atas dapat kami simpulkan sebagai berikut :
3.1.1 Penyakit anthrax disebabkan oleh Bacillus anthracis yang termasuk
genus Bacillus.
3.1.2 Patogenesa Infeksi dimulai dengan masuknya endospora kedalam
tubuh. Endo spora dapat masuk melalui abrasi kulit, tertelan atau
terhirup udara pernapasan. Setelah endospora masuk kedalam tubuh
sapi, melalui luka pada kulit, inhalasi (ruang alveolar) atau makanan
(mukosa gastrointestinal), kuman akan difagosit oleh makrofag dan
dibaw a ke kelenjar getah bening regional.
3.1.3 Hewan yang rentan terkena anthrax adalah hewan pemamah biah seperti
sapi, domba dan kambing, kuda, rusa, kerbau selain itu bisa juga
menyerang marmut dan mencit
3.1.4 Gejala klinis penyakit ini secara umum seperti demam tinggi (42 °C),
gemetar, susah bernafas, kongesti mukosa, konvulsi, kolaps ambruk dan
kematian secara cepat. Darah yang keluar dari lubang kumlah (anus,
hidung, mulut atau vulva) berwarna gelap dan sukar membeku.
3.1.5 Cara mendiaknosa anthrax dengan cara pemeriksaan mikroskopis
sediaan ulas darah perifer, pembiakan dan identifikasi . B anthraxis,
konfirmasi virulensi dengan PCR ( polymerase chain reaction ) dan
pemeriksaan serologik
3.1.6 Pengendalian penyakit anthrax dengan cara pencegahan (vaksinasi dan
investigasi), pengobatan (pemberian antiserum) dan pemberantasan.
3.2 Saran
Mahasiswa harus mempelajari dengan bersungguh-sungguh tentang penyakit
anthrax agar tepat dalam menangani kasus jika di temukan di lapangan. Dan yang
terpenting agar tidak menular kepada manusia.
Daftar Pustaka
13
Basri, Chaerul. 2009. “Antraks Tipe Kulit Pada Penduduk Dl Wilayah Kabupaten
Bogor Individual Characteristic Relation With The Occurrence Ofantrax
Disease Of Hush Type In Bogor Region ).” Jurnal Ilmu pertanian Indonesia
14(1): 1–5.
Departemen Kesehatan RI. 2003 . Pedoman Tata Laksana Kasus dan Pemeriksaan
Laboratorium Penyakit Antraks di Rumah Sakit. Jakarta.
Jawetz E, Melnick JL, Adelberg EA, Medical Microbiology, 25th ed, Mc Graw Hill,
New York, 2010.
WHO. Guidelines for the Surveillance and Control of Anthrax in Human and Animal,
2010.
14