Anda di halaman 1dari 28

Referensi Artikel

ANTRAKS PADA MANUSIA


Oleh:
Norma Mukti B G99151041
Adiptya Cahya G99151036
Maria Mumtaz G99151037

Pembimbing:
Dhani Redhono H, dr, Sp.PD-KPTI, FINASIM

KEPANITERAAN KLINIK SMF ILMU PENYAKIT DALAM


FAKULTAS KEDOKTERAN UNS/RSUD DR MOEWARDI
SURAKARTA
2017
LATAR BELAKANG

Indonesia negara dengan curah hujan tinggi sering terdapat


genangan air maupun banjir bakteri penyebab antraks
mudah berkembang biak dan menyebar (Rahayu, 2011)

Antraks merupakan penyakit hewan yang dapat menular ke


manusia (Moayeri, 2015)

Manusia dapat terinfeksi karena mengkonsumsi daging


yang sudah terkena bakteri, kontak dengan hewan yang
terkena bekteri, maupun terkena tanah yang tercemar
bakteri (Moayeri, 2015)
DEFINISI

Dalam bahasa Yunani berarti batu bara

Merupakan penyakit yang disebabkan Bacillus anthracis

Bersifat zoonosis

(Rahayu, 2011)
ETIOLOGI

Bacillus anthracis
Gram (+), non motil

berukuran 1-1,5 m hingga 3-10 m

membentuk spora yang bertahan di lingkungan aerob selama


bertahun-tahun, tahan kering dan temperatur tinggi

spora berbentuk oval dan terletak sentral atau parasentral


(Tortora, 2009)
Mikroskopis

Bacillus antrachis dalam pewarnaan metilen blue


Vegetatif
Bacillus
anthracis
Spora
EPIDEMIOLOGI

Paling sering pada binatang herbivora akibat tertelan spora dari tanah
(Cieslak, 1999)

Dapat ditemukan di seluruh dunia (WHO, 2015)

Lebih umum terjadi di negara berkembang atau negara tanpa program


kesehatan umum untuk penyakit-penyakit hewan (Cieslak, 1999)

Manusia dapat terinfeksi bila kontak dengan hewan yang sakit, memakan
daging hewan tertular, maupun melalui udara (Moayeri, 2015)
PATOGENESIS

Spora masuk melalui kulit, saluran cerna atau saluran nafas didalam makrofag akan
bertahan hidup (Moayeri, 2015)

Virulensi ditentukan oleh 3 exotoxin (plasmid X01) : Protective antigen (PA),


Edema factor (EF) dan Lethal factor (LF) dan antiphagocytic polidiglutamic acid
capsule (pX02) (Moayeri, 2015)
Y

(Nestorovich, 2014)
CARA PENULARAN

Bakteri B. anthracis ini termasuk bakteri gram positif, berbentuk basil, dan dapat
membentuk spora.

Endospora yang dibentuk oleh B. anthracis akan bertahan dan akan terus berdormansi
hingga beberapa tahun di tanah.

Di dalam tubuh hewan yang saat ini menjadi inangnya tersebut, spora akan bergerminasi
menjadi sel vegetatif dan akan terus membelah di dalam tubuh.

Setelah itu, sel vegetatif akan masuk ke dalam peredaran darah inangnya.

(Pohan, 2005)
Proses masuknya spora antraks dapat dengan tiga cara, yaitu :

1. Inhaled antraks, dimana spora antraks terhirup dan masuk ke dalam saluran
pernapasan.

2. Cutaneous antraks, dimana spora antraks masuk melalui kulit yang terluka.
Proses masukkanya spora ke dalam manusia sebagian besar merupakan
cutaneous antraks (95% kasus).

3. Gastrointestinal antraks, dimana daging dari hewan yang dikonsumsi tidak


dimasak dengan baik, sehingga masih megandung spora dan termakan.

(Pohan, 2005)
Tanda hewan terserang antraks:
kematian mendadak tanpa disertai tanda-tanda sebelumnya
keluar darah dari dubur, mulut, dan lubang hidung, darah berwarna merah tua seperti ter
pembengkakan di daerah leher, dada dan sisi lambung (organ limpa), pinggang

(Kurniawati, 2005)
GEJALA KLINIS

Antraks Kulit (Cutaneus Antraks)


Masa inkubasi 1 5 hari papula, rasa gatal tanpa rasa nyeri
3 4 hari membesar menjadi vesikel berisi cairan kemerahan hemoragik menjadi
jaringan nekrotik berbentuk ulser, ditutupi kerak hitam, kering disebut eschar
(Head, 2016)
GEJALA KLINIS

Antraks Kulit (Cutaneus Antraks)


GEJALA KLINIS

Antraks Saluran Pencernaan (Gastrointestinal Anthax)


Masa inkubasi 2-5 hari
Abdominal dan orofaringeal antraks
Gejala awal: malaise, demam ringan, dan gangguan gastrointestinal ringan seperti mual,
muntah, diare, dan anoreksia
Onset akut: sakit perut hebat, hematemesis, diare berdarah, dan ascites massive dari
jernih hingga purulent
(Head, 2016)
GEJALA KLINIS

Antraks Inhalasi (Inhalation antraks)

( Shafazand , 1999)
DIAGNOSIS

Riwayat pekerjaan dan kontak


Laboratorium :
Lekosit normal atau sedikit meningkat, dominasi PMN
Rontgen Thorax : pelebaran mediastinum
Cairan pleura & LCS : hemoragis
Gram dan kultur :
lesi kulit, apus tenggorok, efusi pleura, cairan asites, LCS kuman gram positif
Serologis :
indirect hemaglutinin, ELISA, FA kenaikan titer 4 kali
(Weyant 2001, Inglesby 2002)
PENATALAKSANAAN

Pengobatan
Terapi antibiotik Penisilin
Antraks Procain Penicilline 2 x 1,2 juta IU, secara IM, selama 5-7 hari
kulit
Benzyl Penicilline 250.000 IU, secara IM, setiap 6 jam, sebelumnya
harus dilakukan skin test terlebih dahulu.
Apabila hipersensitif terhadap penicilline dapat diganti dengan
tetracycline, chloramphenicol atau erytromicine

Antraks Penicilline G 18-24 juta IU perhari IVFD + tetracycline 1 g perhari


pencernaan

Antraks Penicilline G 18-24 juta IU perhari IVFD + Streptomycine 1-2 g


pernapasan
(Dixon, 1999)
(Pohan, 2005)
Profilaksis setelah
terpajan

(Inglesby et al, 2002)


Pencegahan Ternak sakit dan ternak sekandang harus
diisolasi dan diberi pengobatan

Bangkai dilarang untuk


disembelih/dipotong/dibuka, harus segera
dibakar, termasuk peralatan yang
terkontaminasi bangkai ikut dibakar

Jika tidak memungkinkan untuk dibakar,


bangkai ternak segera dikubur ke dalam
lubang yang cukup dalam
Permukaan tanah atau peralatan yang
terkontaminasi yang tidak mungkin dibakar
agar disemprot dengan desinfektan

Mobilisasi ternak dari dan ke wilayah


tertular antraks dibatasi atau dihentikan dan
vaksinasi pada semua hewan rentan di
wilayah endemik antraks.

Apabila ada masyarakat yang tertular


antraks agar segera berobat ke RS atau
puskesmas terdekat
Vaksinasi
Vaccine Anthrax Adsorbed (Dixon, 1999)
0,5 ml SC pada minggu ke 0, 2, dan 4, dan bulan ke 6, 12, dan 18
booster dilakukan setiap tahun
Di AS, seseorang yang terpajan kuman antraks profilaksis AB 60 hari +
vaksinasi (Inglesby et al, 2002)
SIMPULAN

Antraks merupakan penyakit zoonosis yang dapat menyebabkan kematian.

Antraks disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis, yaitu suatu bakteri berbentuk batang
gram positif yang dapat membentuk endospora.

Infeksi antraks pada manusia dapat melalui 3 jalur yaitu per oral, per inhalasi, dan per
cutan.

Gejala klinis antraks pada manusia dapat berupa cutaneous antraks, pulmonary antraks, dan
gastrointestinal antraks.

Pencegahan infeksi antraks dapat dilakukan dengan cara menghindari kontak dengan
hewan tersangka beserta produknya serta melakukan vaksinasi pada ternak yang rentan
serta memusnahkan bangkai hewan penderita
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai