Anda di halaman 1dari 13

PENYAKIT

ANTRAKS
KELOMPOK 9
Pengertian Antraks
Antraks adalah penyakit menular akut
dan sangat mematikan yang disebabkan
bakteri Bacillus antracis dalam bentuknya
yang paling ganas. Antraks bermakna
“batubara" dalam bahasa yunani, dan istilah
ini digunakan karena kulit para korban akan
berubah hitam.

Antraks paling sering menyerang


herbivora-herbivora liar dan yang telah
dijinakkan. Penyakit ini bersifat zoonosis
yang berarti dapat ditularkan dari hewan
ke manusia, namun tidak dapat ditularkan
antara sesama manusia.
Epidemiologi Antraks
Distribusi

Menurut Orang
Antraks merupakan penyakit
akibat kerja terutama para
pekerja yang memproses kulit,
bulu (terutama kambing)
tulang, produk tulang dan wol,
dokter hewan dan pekerja
pertanian, pekerja yang
menangani binatang liar dan
mengenai mereka yang
menangani binatang sakit.
Menurut tempat
B. antrachis biasanya hidup di :
• lingkungan peternakan
• Lingkungan Perindustrian
• Lingkungan Laboratorium
Antraks tahan terhadap cuaca panas dan dingin spora ini akan mati
apabila suhu lingkungan mencapai 100°C.
Menurut waktu

Spora B.Antrhacis ini dapat


bertahan hidup selama 60 tahun
pada suhu sesuai atau sulit
dirusak atau mati oleh
pemanasan atau bahan kimia
tertentu sehingga bekteri ini
bersifat dormant, hidup tetapi
tidak berkembang lagi.
FREKUENSI

Data kasus antraks baik pada hewan (data Departemen Pertanian) maupun
pada manusia (data Departemen Kesehatan) terutama sejak tahun 1965–
2004 menunjukkan bahwa ada empat propinsi yang dapat dinyatakan
sebagai daerah endemis antraks, di mana penyakit terjadi secara berulang
FREKUENSI
dalam selang waktu tertentu. Keempat provinsi tersebut adalah Jawa Barat,
Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT).

Pada tahun 2003, kasus antraks pada hewan tercatat di Kabupaten dan Kota
Bogor (Jawa Barat), Kabupaten Sleman (Daerah Istimewa Yogyakarta),
Kabupaten Bima (NTB), dan Kabupaten Sikka (NTT). Dengan demikian,
sangatlah perlu bagi masyarakat petani yang tinggal di daerah endemis
antraks untuk memperhatikan cara-cara berternak yang baik (good
husbandry practices) untuk mencegah berjangkitnya antraks kembali.
DETERMINAN

Penyakit ini  di pengaruhi oleh beberapa hal, yaitu :


sporulasi dan germinasi, seperti PH, suhu lingkungan
aktivitas air, kandungan mineral. Faktor lain yaitu
faktor yang berhubungan dengan musim seperti
aktivitas merumput, kesehatan dari inang, dan
aktivitas manusia.
TRIAD EPIDEMIOLOGI
Agent

Pada penyakit antraks agent utamanya yaitu


bakteri Bacillus anthracis. Bakteri tersebut
berbentuk batang (ruas-ruas) dengan ukuran
panjang 3-8 m. Dalam biakan agar darah
biasanya berbentuk rantai (Streptobacilli), dapat
juga berbentuk tunggal (soliter) atau berantai
dua terutama dalam tubuh penderita.

Dalam kondisi buruk B.anthracis akan


membentuk spora yang tahan terhadap
lingkungan yang buruk misalnya pemanasan
bahkan air mendidih. Spora B.anthracis tahan
sampai bertahun-tahun dalam kondisi
lingkungan sesuai.
Host
Hewan Ternak
Manusia
(basil Antraks
berkerumun didalam
(menginfeksi
jaringan hewan yang
melalui
kemudian disekresi dan
permukaan kulit
ekskresi, maka
yang terluka, dan
sporanya akan
melalui
terbentuk dan
pernafasan –
mencemari tanah
terhirup spora
sekitarnya dan
antraks melalui
kemudian dimakan
bulu, dll)
burung maka disini
akan terjadi penularan.
Environment
Lingkungan yang kemungkinan penyebaran penyakit
antraks lebih cepat yaitu pada daerah peternakan dan pada
iklim kering dan cuaca panas. Dalam hal ini, iklim kemungkinan
mempengaruhi secara langsung maupun tidak langsung cara
bagaimana ternak kontak dengan spora antraks.
Pencegahan Penyakit Antraks
 Meningkatkan PHBS
 Jangan menyembelih hewan sakit
antraks
 Jangan mengkonsumsi daging yang
berasal dari hewan sakit antraks
 Dilarang membuat kerajinan dari
hewan sakit/mati karena antraks
 Jangan mengkonsumsi daging yang
bukan berasal dari Rumah Potong
Hewan.

Anda mungkin juga menyukai