1.1 Pengertian
Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang
cukup bulan, disusul dengan pengeluaran placenta dan selaput janin dari tubuh ibu.
(Sulaiman Sastrawinata, 1983). Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi
(janin turi) yang dapat hidup didunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau jalan lain.
(Rustam Muchtar, 1998).
Intranatal / Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan
plasenta) yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina keduni luar. Persalinan normal
adalah suatu proses dimana janin cukup bulan,dengan presentasi belakang kepala, masuk
melalui jalan lahir sesuai dengan kurva partopgraf normal dan lahir secara spontan.
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan placenta) yang telah
cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain
dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). Persalinan dan kelahiran normal
adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37 – 42 minggu),
lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam tanpa
komplikasi baik pada ibu maupun pada janin.
Permulaan
a) Terjadi lightening
Menjelang minggu ke – 36 pada primigravida terjadi penurunan fundus uteri
karena kepala bayi sudah masuk pintu atas panggul yang disebabkan :
Kontraksi Braxton hicks
Ketegangan dinding perut
Ketegangan ligamentum rotandum
Gaya berat janin dimana kepala kearah bawah
b) Terjadinya His permulaan
Pada saat hamil muda sering terjadi kontraksi Braxton hicks dikemukakan sebagi
keluhan karena dirasakan sakit dan mengganggu terjadi karena perubahan
keseimbangan estrogen, progesterone, dan memberikan kesempatan rangsangan
oksitosin. Dengan makin tua hamil, pengeluaran estrogen dan progesterone
makin berkurang sehingga oksitosin dapat menimbulkan kontraksi yang lebih
sering sebagai his palsu. Sifat his permulaan ( palsu ) :
Rasa nyeri ringan di bagian bawah
Datangnya tidak teratur
Tidak ada perubahan pada serviks atau pembawa tanda
Durasinya pendek
Tidak bertambah bila beraktifitas
c) Kepala turun memasuki PAP terutama pada primigravida. Pada primigravida
kepala anak pada bulan terakhir berangsur – angsur turun kedalam rongga
panggul. Pada multigravida, dinding rahim dan perut sudah kendor kekenyalannya
sudah berkurang sehingga kekuatan mendesak kebawah tidak seberapa, biasanya
kepala baru turun pada permulaan persalinan.
Terasa ringan dibagian atas, rasa sesaknya berkurang
Dibagian bawah terasa sesak
Terjadi kesulitan saat berjalan
Sering miksi ( beser kencing )
d) Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.
e) Perasaan sering atau susah BAB karena vesika urinaria karena tertekan oleh bagian
terbawah janin.
f) Serviks menjadi lembek, mulai mendatar, sekresi bertambah, kadang – kadang
bercampur darah
Tanda Persalinan
b) Kala II
Persalinan kala II dimilai ketika pembukaan lengkap dan berakhir dengan lahirnya
seluruh janin
Tanda dan gejala :
Ibu ingin meneran
Perineum menonjol
Vulva dan anus membuka
Meningkatnya pengeluaran darah dan lendir
Kepala telah turun didasar panggul
Pada kala II his menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira-kira 2-3 menit sekali, kepala
janin biasanya sudah masuk diruang panggul, maka pada his dirasakan tekanan pada otot-
otot dasar panggul, yang secara reflektoris menimbulkan rasa meneran. Pada primigravida
kala II berlangsung rata-rata 45 –60 menit, dan multipara 15-30 menit.
Langkah- Langkah Pertolongan persalinan Normal kala II
Saat kepala didasar panggul dan membuka pintu dengan crowning sebesar 5 sampai
6 cm peritoneum tipis pada primi atau multi dengan perineum yang kaku dapat
dilakukan episiotomi median, mediolateral atau lateral
Episotomi dilakukan pada saat his dan, mengejan untuk mengurangi sakit, tujuan
episiotomi adalah untuk menjamin agar luka teratur sehingga mudah mengait dan
melakukan adaptasi
Persiapan kelahiran kepala, tangan kanan menahan perineum sehingga tidak terjadi
robekan baru sedangkan tangan kiri menahan kepala untuk mengendalikan ekspulsi
Setelah kepala lahir dengan suboksiput sebagai hipomoklion muka dan hidung
dibersihkan dari lender kepala dibiarkan untuk melakukan putar paksi dalam guna
menyesuaikan os aksiput ke arah punggung
Kepala dipegang sedemikian rupa dengan kedua tangan menarik curam kebawah
untuk melahirkan bahu depan, ditarik keatas untuk melahirkan bahu belakang
setelah kedua bahu lahir ketiak dikait untuk melahirkan sisa badan bayi
Setelah bayi lahir seluruhnya jalan nafas dibersihkan dengan menghisap lendir
sehingga bayi dapat bernafas dan menangis dengan nyaring pertanda jalan nafas
bebas dari hambatan
Pemotongan tali pusat dapat dilakukan :
Setelah bayi menagis dengan nyaring artinya paru-paru bayi telah berkembang
dengan sempurna
Setelah tali pusat tidak berdenyut lagi keduanya dilakukan pada bayi yang aterm
sehingga peningkatan jumlah darah sekitar 50 cc
Pada bayi premature pemotongan tali pusat dilakukan segera sehingga darah
yang masuk ke sirkulasi darah bayi tidak terlalu besar untuk mengurangi terjadi
ikterus hemolitik dan kern ikterus
Bayi diserahkan kepada petugas untuk dirawat sebagaimana mestinya
Sementara menunggu pelepasan plasenta dapat dilakukan
Kateterisasi kandung kemih
Menjahit luka spontan atau luka episiotomi
d) Kala IV
Kala IV adalah kala pemulihan masa yang kritis ibu dan anaknya, bukan hanya proses
pemulihan secara fisik setelah melahirkan tetapi juga mengawali hubungan yang baru selama
satu sampai dua jam. Pada kala IV ibu masih membutuhkan pengawasan yang intensive
karena perdarahan dapat terjadi, misalnya karena atonia uteri, robekan pada serviks dan
perineum. Rata-rata jumlah perdarahan normal adalah 100 – 300 cc, bila perdarahan diatas
500 cc maka dianggap patologi. Perlu diingat ibu tidak boleh ditinggalkan sendiri dan belum
boleh dipindahkan ke kamarnya.
2.1 Pengkajian
a) Kala I
Ibu sudah dalam persalinan kala I jika pembukaan serviks kurang dari 4 cm dan
kontraksi terjadi tertur minimal 2 kali dalam 10 menit selama 40 detik.
Penanganan
Bantulah ibu dalam persalinan jika ia tampak gelisah ,ketakutan dan kesakitan
Jika ibu tsb tampak kesakitan dukungan/asuhan yang dapat diberikan; lakukan
perubahan posisi,sarankan ia untuk berjalan , dll.
Penolong tetap menjaga hak privasi ibu dalam persalinan
Menjelaskan kemajuan persalinan dan perugahan yang terjadi serta prosedur yang
akan dilaksanakan dan hasil-hasil pemeriksaan
Membolehkan ibu untuk mandi dan membasuh sekitar kemaluannya setelah buang
air besar/.kecil.
Ibu bersalin biasanya merasa panas dan banyak keringat atasi dengan cara: gunakan
kipas angina/AC,Kipas biasa dan menganjurkan ibu mandi sebelumnya.
Untuk memenuhi kebutuhan energi dan mencegah dehidrasi berikan cukup minum
Sarankan ibu untuk berkemih sesering mungkin
Pemeriksaan Dalam
Pemeriksaan dalam sebaiknya dilakukan setiap 4 jam selama kala I pada persalinan
dan setelah selaput ketuban pecah. Gambarkan temuan-temuan yang ada pada partogram.
Pada setiap pemeriksaan dalam catatlah hal-hal sebagai beriku t :
Warna cairan amnion
Dilatasi serviks
Penurunan kepala (yang dapat dicocokkan dengan pemeriksaan luar)
Jika serviks belum membuka pada pemeriksaan dalam pertama mungkin diagnosis in
partu belum dapat ditegakkan . Jika terdapat kontraksi yang menetap periksa ulang wanita
tsb setelah 4 jam untuk melihat perubahan pada serviks. Pada tahap ini jika serviks terasa
tipis dan terbuka maka wanita tersebut dalam keadaan in partu jika tidak terdapat
perubahan maka diagnosanya adalah persalinan palsu.
Kemajuan Persalinan dalam Kala I
Temuan berikut menunjukkan kemajuan yang cukup baik pada persalinan Kala I :
Kontraksi teratur yang progresif dengan peningkatan frekwensi dan durasi
Kecepatan pembukaan serviks paling sedikit 1 cm perjam selama persalinan
Serviks tampak dipenuhi oleh bagian bawah janin
Temuan berikut menunjukkan kemajuan yang kurang baik pada persalinan kala I :
Kontraksi yang tidak teratur dan tidak sering setelah fase laten
Kecepatan pembukaan serviks lebih lambat dari 1 cm perjam selama persalinan fase
aktif
Serviks tidak dipenuhi oleh bagian bawah janin
Kemajuan pada kondisi janin
Jika didapati denyut jantung janin tidak normal ( kurang dari 100 atau lebih dari 180
denyut permenit ) curigai adanya gawat janin
Posisi atau presentasi selain aksiput anterior dengan verteks fleksi sempurna
digolongkan kedalam malposisi atau malpresentasi
Jika didapat kemajuan yang kurang baik atau adanya persalinan lama tangani
penyebab tersebut.
Kemajuan pada kondisi Ibu
Lakukan penilaian tanda-tanda kegawatan pada Ibu :b
Jika denyut ibu meningkat mungkin ia sedang dalam keadaan dehidrasi atau
kesakitan. Pastikan hidrasi yang cukup melalui oral atau I.V. dan berikan anlgesia
secukupnya.
Jika tekanan darah ibu menurun curigai adanya perdarahan
Jika terdapat aseton didalam urin ibu curigai masukan nutrisi yang kurang segera
berikan dektrose IV.
b) Kala II
Persalinan kala II ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan dalam untuk
memastikan pembukaan sudah lengkap atau kepala janin sudah tampak di vulva
dengan diameter 5 – 6 cm.
Penanganan
Memberikan dukungan terus-menerus kepada ibu dengan : mendampingi ibu agar
merasa nyaman,menawarkan minum, mengipasi dan meijat ibu
Menjaga kebersihan diri
Mengipasi dan masase untuk menambah kenyamanan bagi ibu
Memberikan dukungan mental untuk mengurangi kecemasan atau ketakutan ibu
Mengatur posisi ibu
Menjaga kandung kemih tetap kosong
Memberikan cukup minum
c) Kala III
Manajemen Aktif Kala III
Pemberian oksitosin dengan segera
Pengendalian tarikan tali pusat
Pemijatan uterus segera setelah plasenta lahir
Penanganan
Memberikan oksitosin untuk merangsang uetrus berkontraksi yang juga
mempercepat pelepasan plasenta :
Oksitosin dapat diberikan dalam dua menit setelah kelahiran bayi
Jika oksitosin tidak tersedia rangsang puting payudara ibu atau susukan bayi guna
menghasilkan oksitosin alamiah atau memberikan ergometrin 0,2 mg. IM.
Lakukan penegangan tali pusat terkendali dengan cara :
Satu tangan diletakkan pada korpus uteri tepat diatas simpisis pubis. Selama
kontraksi tangan mendorong korpus uteri dengan gerakan dorso kranial – kearah
belakang dan kearah kepala ibu.
Tangan yang satu memegang tali pusat dengan klem 5-6 cm didepan vulva.
Jaga tahanan ringan pada tali pusat dan tunggu adanya kontraksi kuat (2-3
menit)
Selama kontraksi lakukan tarikan terkendali pada tali pusat yang terus-menerus
dalam tegangan yang sama dengan tangan ke uterus.
PTT hanya dilakukan selama uterus berkontraksi
Begitu plasenta terasa lepas, keluarkan dengan menggerakkan tangan atau klem pada
tali pusat mendekati plasenta lepas, keluarkan dengan gerakan ke bawah dan ke atas
sesuai dengan jalan lahir. Kedua tangan dapat memegang plasenta dan perlahan
memutar plasenta searah jarum jam untuk mengeluarkan selaput ketuban.
Segera setelah plasenta dan selaput ketubannya dikeluarkan masase fundus agar
menimbulkan kontraksi.
Jika menggunkan manajemen aktif dan plasenta belum juga lahir dalam waktu 15
menit berikan oksitosin 10 unit Im. Dosis kedua dalam jarak waktu 15 menit dari
pemberian oksitosin dosis pertama.
Periksa wanita tsb secara seksama dan jahit semua robekan pada serviks atau vagina
atau perbaiki episotomi.
d) Kala IV
Dua jam pertama setelah persalinan merupakan waktu yang kritis bagi ibu dan bayi.
Keduanya baru saja mengalami perubahan fisik yang luar biasa – sio ibu melahirkan
bayi dari perutnya dan bayi sedanmg menyesuaikan diri dari dalam perut ibu ke
dunia luar.
Penanganan
Periksa fundus setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 20-30 menit selama
jam kedua. Jika kontraksi tidak kuat masase uterus sampai menjadi keras. Apabila
uterus berkontraksi otot uterus akan menjepit pembuluh darah untuk
menghentikan perdarahan .
Periksa tekanan darah,nadi,kantung kemih, dan perdarahan setiap 15 menit pada
jam I dan setiap 30 menit selama jam II
Anjurkan ibu untuk minum demi mencegah dehidrasi. Tawarkan ibu makanan dan
minuman yang disukainya.
Bersihkan perineum ibu dan kenakan pakaian ibu yang bersih dan kering
Biarkan ibu beristirahat
Biarkan bayi berada pada ibu untuk meningkatkan hubungan ibu dan bayi
Bayi sangat siap segera setelah kelahiran
Jika ibu perlu ke kamar mandi, ibu boleh bangun,pastikan ibu dibantu karena masih
dalam keadaan lemah atau pusing setelah persalinan.
Ajari ibu atau keluarga tentang :
Bagaimana memeriksa fundus dan menimbulkan kontraksi
Tanda-tanda bahaya bagi ibu dan bayi
2.2 Diagnosa Keperawatan dan NCP
KALA I
No Dx. Kep Tujuan Intervensi
1 Nyeri b.d. Fisiologis: Setelah 6 jam tindakan 1) Managemen nyeri
his dan penurunan keperawatan ibu mampu Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif yang meliputi lokasi,
kepala ke panggul beradaptasi dengan nyerinya karakteristik, awitan, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas atau berat dan
Kriteria: faktor presipitasi
Ibu mampu melakukan Ekspresikan penerimaan tentang nyeri
pursed lip breathing. Kurangi rasa takut dengan meluruskan setiap misinformasi
Tidak mengejan sebelum 2) Manajemen lingkungan
waktunya. Implementasikan tindakan untuk kenyamanan fisik seperti menciptakan
suasana yang nyaman, meminimalkan stimulasi lingkungan
Ibu bersalin biasanya merasa panas dan banyak keringat atasi dengan cara:
gunakan kipas angina/AC, Kipas biasa dan menganjurkan ibu mandi
sebelumnya
3) Edukasi : prosedur/perawatan
Demonstrasikan pereda nyeri non invasif/ non farmakologis : massage,
distraksi/imajinasi, relaksasi, pengaturan posisi yang nyaman
Jika ibu tsb tampak kesakitan dukungan/asuhan yang dapat diberikan;
lakukan perubahan posisi, sarankan ia untuk berjalan, dll.
Anjurkan ibu untuk tidak mengejan sebelum pembukaan lengkap
Anjurkan ke keluarga intuk mendampingi dan melakukan massage pada
punggung/ paha ibu
4) Edukasi : proses penyakit
Berikan penjelasan tentang penyebab timbulnya nyeri
Berikan penjelasan tentang proses/waktu penyembuhan/ rencana/
intervensi
5) Manajemen medikasi
Berikan analgetik sesuai program
Evaluasi keefektifan analgetik
Evaluasi tindakan perencanaan sesuai kebutuhan
KALA IV
Abdul bari saifuddin. 2001. Buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan
neonatal. penerbit yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo. Jakarta
Manuaba, Ida Bagus Gede. 2001. Ilmu kebidanan,penyakit kandungan dan keluarga
berenca. EGC. Jakarta