Anda di halaman 1dari 20

A.

Definisi Persalinan
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang telah cukup bulan atau dapat
hidup di luar kandungan melalui jalan lahir dengan bantuan atau tanpa bantuan(Saifuddin,
2008:297).
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu
pada usia kehamilan cukup bulan (Gulardi, 2008:39).
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun kedalam jalan
lahir. Persalinan dan kehamilan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37-42 minggu baik), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala,
tanpa komplikasibaik pada ibu maupun pada janin (Icesmi,2013:185).
Persalinan adalah keadaan kontraksi uterus (rahim) yang teratur dan frekuen dengan
disertai effacement (penipisan) dan dilatasi serviks (pembukaan) (A. Kumar, 2014:136).
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup bulan
atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan
atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri) (Manuaba, 2010:164).
Persalinan dalah rangakaian proses yang berakhir dengan pengeluaran hasil konsepsi oleh
ibu. Proses ini dimulai dengan kontraksi persalinan sejati, yang ditandai oleh perubahan progresif
dan serviks, dan diakhiri dengan pelahiran plasenta (Varney, 2003:672).
Persalinan adalah suatu proses dimana fetus dilahirkan kedunia luar melalui jalan lahir
(Peter Abrahams,2010:112).
1. Sebab – sebab mulainya persalinan.
a. Penurunan Kadar Progesteron
Penurunan progesterone menimbulkan relaksasi otot-otot rahim, sebaliknya estrogen
meningkatkan kontraksi otot-otot rahim. Selama kehamilan terdapat keseimbangan antara
kadar progesterone dan kadar estrogen didalam darah, namun pada akhir kehamilan kadar
progesterone menurun sehingga timbul his.
b. Peningkatan Hormon oksitosin
Pada akhir kehamilan kadar oksitosin bertambah. Fungsi dari oxcytocin itu sendiri adalah
meningkatkan kontraksi dari otot-otot rahim
c. Peregangan Otot-otot
Dengan majunya kehamilan, maka makin tereganglah otot-otot rahim sehingga timbullah
kontraksi untuk mengeleuarkan janin.
d. Pengaruh Janin
Hipofise dan kadar suprarenal janin memegang peranan penting oleh karena itu pada
ancephalus kelahiran sering lebih lama.
e. Teori Prostaglandin
Prostaglandin yang dihasilkan pada desidua meningkat saat umur kehamilan 15 minggu.
Hasil percobaan menunjukkan bahwa prostaglandinmenimbulkan kontraksi miometrium
pada setiap umur kehamilan (Ai Nurasiah Dkk, 2011:4).
2. Jenis – jenis persalinan
a. Jenis persalinan berdasarkan bentuk persalinan
1) Persalinan spontanadalah persalinan seluruhnya berlansung dengan kekuatan ibu
sendiri
2) Persalinan buatanadalah proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar
3) Persalinan anjuranadalah bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan
dari luar dengan jalan ransangan
b. Jenis persalinan menurut usia kehamilan
1) Abortus Merupakan pengeluaran buah kehamilan sebelum usia kehamilan 20 minggu
atau berat badan janin kurang dari 200 gram
2) Partus immature merupakan Pengeluaran buah kehamilan antara usia kehamilan 20
minggu dan 28 minggu atau berat badan janin antara 500 gram dan kurang dari 100
gram
3) Partus premature merupakan pengeluaran buah kehamilan antara usia kehamilan 28
minggu dan <37 minggu atau berat badan janin antara 1000 gram dan kurang dari 2500
gram.
4) Partus matur atau partus aterm merupakan pengeluaran buah kehamilan antara usia
kehamilan 37 minggu dan 42 minggu.
5) Partus serotinus atau partus posterm merupakan Pengeluaran buah kehamilan lebih dari
42 minggu
6) Partus presipitatus merupakan Persalinan yang berlansung cepat kurang lebih dari 3 jam
(Ai Nurasiah, dkk. 201:3).
B. Faktor yang Mempengaruhi Persalinan
1. Power ( Tenaga )
Power adalah kekuatan atau tenaga yang mendorong janin keluar.
a. His/Kontraksiadalah kekuatan kontraksi uterus karena otot-otot polos rahim bekerja
dengan baik dan sempurna. Sifat his yang baik adalah kontraksi simetris, fundus
dominan, terkoordinasi dan relaksasi. Setiap his dimulai sebagai gelombang dari salah
satu sudut dimana tuba masuk kedalam dinding uterus. Tempat tersebut terdapat suatu
pace maker dari mana gelombang tersebut berasal.
Kontraksi bersifat involunter karena berada dibawah pengarus saraf intrinsic. Wanita
tidak memiliki kendali fisiologis terhadap frekuensi dan durasi kontraksi yang
dirasakan. Kontraksi uterus juga bersifat intermitten sehingga ada periode relaksasi
uterus diantara kontraksi, fungsi penting relaksasi yaitu mengistirahatkan otot uterus,
memberi kesempatan istirahat bagi ibu, mempertahankan kesejahteraan bayi karena
kontraksi uterus menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah plasenta.
1) Pembagian his dan sifat-sifatnya
a) His pendahuluan : his tidak kuat, datangnya tidak teratur, menyebabkan
keluarnya lendir darah atau bloody show
b) His pembukaan : menyebabkan pembukaan serviks, semakin kuat, teratur dan sakit.
c) His pengeluaran: untuk mengeluarkan janin, sangat kuat dan teratur, simetris,
terkoordinasi.
d) His pelepasan plasenta : kontraksi sedang untuk melepaskan dan melahirkan plasenta.
e) His pengiring : kontraksi lemah, masih sedikit nyeri, terjadi pengecilan dalam beberapa
jam atau beberapa hari.
2) Hal-hal yang harus diperhatikan pada saat his :
a) Frekuensi his dalam waktu tertentu, biasanya permenit per 10 menit
b) Intensitas his : kekuatan his ( adekuat atau lemah)
c) Durasi (lama his) : lamanya setiap his berlangsuung dan ditentukan dalam detik,
misalnya 50 detik
d) Interval his : jarak antara his yang satu dengan his berikutnya, his datang tiap 2-3 menit.
3) Identifikasi His/kontraksi. Jika persalinan salah didiagnosis, mungkin akan dilakukan
intervensi yang tidak tepat untuk mempercepat persalinan. Jika persalinan tidak didiagnosis,
kemungkinan janin dalam bahaya akibat penyulit yang tidak terduga. Diagnosis persalinan
dibuat akibat kontraksi yang terjadi.
4) Perubahan-perubahan akibat his
a) Pada uterus, uterus teraba keras/padat. Sejak kehamilan lanjut dengan jelas terdiri dari 2
segmen atas dan bawah. Segmen atas dibentuk oleh korpus uteri dan segmen bawah
yang terjadi di isthmus uteri. Pada saat kontraksi segmen atas memegang peranan aktif
dan dindingnya menjadi tebal, mendorong janin untuk keluar. Segmen bawah
memegang peranan pasif yaitu mengadakan relaksasi dan dilatasi sehingga menjadi
saluran tipis dan teregang akan dilalui oleh janin. Segmen atas makin tebal dan segmen
bawah semakin tpis akan menimbulkan batas yang jelas. Batas ini disebut lingkaran
retraksi fisiologis atau lingkaran bandl.
b) Padaserviks : his membuat serviks menjadi menipis dan memendek yang disebut
effacement
c) Pada janin : pertukaran oksigen pada sirkulasi uteroplasenter kurang sehingga timbul
hipoksia. Denyut jantung janin melambat dan kurang jelas didengar karena adanya
iskemia fisiologis. Tetapi hipoksia lama maka terjadi gawat janin
d) Pada ibu : menyebabkan rasa sakit. Bersamaan dengan setiap kontraksi, kandung kemih,
rectum, tulang belakang dan tulang pubis menerima tekanan kuat dari rahim. Berat
kepala bayi ketika bergerak kebawah saluran lahir juga menyebabkan tekanan.
b. Tenaga Mengedan. Setelah pembukaan lengkap dan ketubah pecah serta sebagian presentasi
sudah berada didasar panggul, sifat kontraksi berubah dibantu dengan keinginan ibu untuk
mengedan yang disebabkan :
1) Kontraksi otot-otot dinding perut yang mengakibatkan peninggian tekanan intra
abdominal dan tekanan ini menekan uterus pada semua sisi dan menambah kekuatan
untuk mendorong keluar
2) Tenaganya serupa dengan tenaga mengedan sewaktu buang air besar (BAB), tapi jauh
lebih kuat.
3) Saat kepala sampai kedasar panggul, timbulnya reflex yang mengakibatkan ibu menutup
glotisnya, mengkontraksikan otot-oto perut dan menekan diafragma kebawah.
4) Tenaga mengedan hanya dapat berhasil bila pembukaan sudah lengkap dan paling
efektif sewaktu ada his
5) Tanpa tenaga mengedan bayi tidak akan lahir.
2. Passage ( Jalan Lahir)
a. Bagian keras
1) Tulang panggul terdiri dari 4 buah tulang terdiri dari :
a) Dua os coxae (tulang pangkal paha)
 Os ilium (tolang usus) terdiri dari : crista iliaca, spina iliaca anterior suoerior dan
spina iliaca posterior supererior (SIPS), spina iliaca posterior inferior(SIPI),
spina iliaca anterior inferior (SIAI) incisura ischiadica mayor, linea inominata,
corpus oc ilii.
 Os ischium (tulang duduk) terdiri dari spinan ischiadika, inchisura ischiadika
minor, tuber ischiadicum, acetabulum, ramus superior assis ischii, ramus inferior
ossis ischii, corpus os ischii.
b) Os pubis (tulang kemaluan) terdiri dari : foramen obturatorium, ramus superior
ossis pubis, ramus inferior ossis pubis, linea illiopectinea, corpus pubis, tuberculum
pubicum, arcus pubis, simfisis pubis.
c) Os sacrum(tulang belakang)terdiri dari : promontorium, foramen, sacralia anterior, crista
sacralis, vertebrata sacralis, ala sacralis, vertebrata lumbalis.
d) Os coccygeus (tulang tungging) terdiri dari : vertebra coccyges.
2) Ruang Panggul
a) Pelvis mayorn ( false pelvis ) bagian atas panggul yang tidak berkaitan dengan persalinan.
b) Pelvis minor ( True Pelvis )
 Pintu atas panggul. Batasan PAP adalah promontorium, sayap sacrum, linea
inominata, ramus superior osis pubis dan pinggir atas sympisis pubis.Ukuran PAP
adalah :
 Ukuran muka belakang (conjugate vera), jaraknya dari promontorium ke pinggir
atas sympisis, ukuran normalnya 11 cm
 Ukuran melintang merupakan ukuran terbesar antara linea innominata diambil
tegak lurus pada conjugate vera, ukurannya 12,3.
 Ukuran serong (diameter obliqua), dari artilulatio sakroiliaka ketuberculum
pubicum dari belahan panggul yang bertentangan. Ukurannya 13,5
 Bidang tengah panggul. Bidang tengah panggul. Terbentang antara sympisis,
pertengahan acetabulum, dan pertemuan antara ruas sacral II dan III. Ukuran muka
belakang 12, 75 cm dan ukuran melintang 12,5 cm,.Bidang sempit panggul, terdapat
setinggi pinggir bawah shympisis, kedua spina ischiadica dan memotong sarum ±1-2
cm diatas ujung sacrum. Ukuran muka belakang 11, 5 cm, ukuran melintang 10 cm
dan diameter sagitalis posterior adalah dari sacrum ke pertengahan antara spina
ischiadica 5 cm
 Pintu Bawah Panggul, pintu bawah panggul bukan suatu bidang, tetapi terdiri dari 2
segitiga dengan dasar yang sama, ialah garis yang menghubungkan kedua tuber
ischiadicum kiri dan kanan. Pintu bawah panggul biasanya ditentukan 3 uukuran :
 Ukuran muka belakang, dari pinggir bawah shympisis ke ujung sacrum (11,5 cm)
 Ukuran melintang, antara tuberischiadicum kiri dan kanan sebelah dalam (10,5 cm)
 Diameter sagitalis posterior, dari ujung sacrum ke pertengahan ukuran melintang
(7,5 cm)
3) Bidang Hodge
a) Hodge I : setinggi pintu atas panggul
b) Hodge II : sejajar hodge I setinggi pintu atas sympisis
c) Hodge III : sejajar hodge I, II setinggi spina isciadica
d) Hodge IV : sejajar hodge I, II,III setinggi os coccyges
4) Ukuran-ukuran panggul
a) Ukuran panggul dapat diperoleh dengan cara : Pengukuran secara klinis: pemerksaan luar
dan pemeriksaan dalam, Pelvimetri rontenologis,Pita meter dan Jangka panggul
b) Ukuran panggul luar
 Distansia spinarum (23-26 cm)
 Distansia cristarum (26-29 cm)
 Lingkar panggul (80-90 cm)
 Boundeleque (18-20 cm)
c) Bentuk panggul
 Ginekoid : paling ideal, bentuk hampir bulat.
 Android : bentuk hampir segitiga
 Anthropoid : bentuknya agak lonjong seperti telur lonjong
 Platipeloid : jenis ginekoid yang menyempit pada arah muka belakang
b. Bagian lunak
1) Diafragma pelvis, dari dalam keluar terdiri atas :
a) Pars muscularis, yaitu musculus levator ani merupakan suatu sekat yang ditembus oleh
rectum
 Musculus pubo coccyges dari os pubis ke septum anococcygeum
 Musculus ilio coccyges dari tandineus musculus levator ani ke os coccyges dan
septum anococcygeum.
 Musculus iscio coccyges dari spina ischiadica ke pinggir sacrum dan os coccygeus
b) Pars membranacea, yaitu diafragma urogenital, antara musculus pubo coccygeus kiri
kanan terdapat celah berbentuk segitiga (hiatus urogenitalis) yang tertutup oleh sekat.
2) PerineumMerupakan bagian permukaan pintu bawah panggul.
3. Passenger ( janin dan plasenta)
a. Janin atau passenger bergerak sepanjang jalan lahir merupakan akibat interaksi beberapa
factor, yakni kepala janin, presentasi, letak, sikap dan posisis janin. Plasenta juga harus
melewati jalan lahir, maka plasenta dianggap sebagai passenger, namun plasenta jarang
menghambat proses persalinan normal.
1) Kepala janin adalah bagian yang terpenting karena dalam persalinan perbandingan
antara besarnya kepala dan luasnya panggul merupakan hal yang menetukan. Apabila
kepala bayi dapat melalui jalan lahir, maka bagian-bagian lainnya dapan menyusul
dengan mudah.
2) Letak janin dalam uterus
a) Presentasi digunakan untuk menentukan apa yang menjadi bagian terendah janin, yang
dijumpai ketika palpasi pada kehamilan atau pemeriksaan dalam pada persalinan
b) Posisi adalah letak salah satu bagian anak yang tertentu terhadap dinding perut atau
jalan lahir.
c) Letak/situs adalah letak sumbu panjang anak terhadap sumbu panjang ibu.
d) Habitus/sikap menunjukkan letak bagian-bagian anak satu terhadap yang lain. Pada
umumnya berada dalam sikap fleksi
b. Plasenta adalah alat yang sangat penting bagi janin karena merupakan alat pertukaran zat
antara ibu dan anak ataupun sebaliknya. Plasenta terbentuk lengkap pada usia kehamilan 16
minggu.
1) Stuktur plasenta
a) Bagian fetal terdiri dari vili, menghadap kejanin, warnanya keputihan licin karena
tertutup amnion, dibawah amnion Nampak pembuluh darah.
b) Bagian maternal terdiri dari desidua compacta dan desidua spongiosa, menghadap ke
dinding rahim, warnanya merah dan terdiri dari 16-20 kotiledon, permukaanya kasar
beralur-alur
c) Plasenta pada umumnya terletak pada korpus uteri bagian depan atau belakang agak
kearah fundus.
d) Plasenta berbentuk bundar.Ukuran diameter 15-20 cm, tebal 2-3 cm dengan
berat ±500 gram. Panjang tali pusat 30-100 cm.
2) Fungsi plasenta
a) Nutrisi: tempat pertukaran zat dan pengambilan bahan nutrisi untuk tumbuh
kembangjanin
b) Respirasi: memberikan O2 dan mengeluarkan CO2 janin
c) Ekskresi: mengeluarkan sisa metabolismejanin
d) Endokrin: sebagai penghasil hormon-hormonkehamilan seperti HCG, HPL,
esterogen, progesteron
e) Imunologi: menyalurkan berbagai komponenantibodi ke janin
f) Farmakologi: menyalurkan obat-obatan yang diperlukan janin, diberikan melalui ibu
g) Proteksi: barier terhadap infeksi bakteri dan virus, zat toksik.
4. Psikologis
Keadaan psikologis ibu mempengaruhi proses persalinan. Ibu bersalin yang didampingi oleh
suami dan orang yang dicintainya cenderung mengalami proses persalinan yang lebih lancar
disbanding dengan ibu bersalin tanpa pendamping. Hal ini menunjukkan dukungan mental
berdampak positif bagi keadaan psikologis ibu yang berpengaruh terhadap kelancaran proses
persalinan.
5. Penolong
Kompetensi yang dimiliki penolong sangat bermanfaat untuk memperlancar proses
persalinan dan mencegah kematian maternal dan neonatal. Pengetahuan dan kompetensi
yang baik, diharapkan kesalahan dan malpraktek dalam memberikan asuhan tidak terjadi.
Aspek konseling dan pemberian informasi yang jelas dibutuhkan pula oleh ibu bersalin
untuk mengurangi tingkat kecemasan ibu dan keluarga. (Ai Nurasiah Dkk, 2011:28)
C. Fisiologi Persalinan Normal
Tahapan – tahapan persalinan normal dibagi dalam empat kala yaitu :
1. Kala I
Kala I dimulai dari saat persalinan mulai sampai pembukaan lengkap (10 cm). Proses ini
terbagi dalam 2 fase yaitu fase laten dan fase aktif.
a. Fase laten
1) Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan servik
secara bertahap
2) Pembukaan servik hingga 3 cm
3) Berlangsung ± 8 jam
b. Fase aktif. Cerviks membuka dari 4 cm – 10 cmdengan kecepatan 1 cm atau lebih tiap 5
cm. Fase ini dapat dibagi menjadi 3 macam, yaitu:
1) Fase Akselerasi,  Dari pembukaan 3-4 cm yang dicapai dalam 2 jam.
2) Fase Dilatasi Maksimal, Dari pembukaan 4-9 cm yang dicapai dalam 2 jam.
3) Fase Deselerasi, Dari pembukaan 9-10 cm selama 2 jam
2. Kala II
Kala II dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Proses ini biasanya
berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi.
3. Kala III
Kala III dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang berlangsung tidak
lebih dari 30 menit.
4. Kala IV
Kala IV dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama postpartum.(Ai Nurasiah,
2011:5)
2.1.5. Tanda – tanda persalinan
1. Terjadinya his persalinan
His persalinan mempunyai sifat :
a. Pinggang terasa sakit, yang menjalar kedepan
b. Sifatnya teratur, intervalnya makin pendek dan kekuatannya makin besar
c. Kontraksi uterus mengakibatkan perubahan uterus
2. Bloody show (pengeluaran lendir disertai darah melalui vagina)
Dengan his permulaan, terjadi perubahan pada serviks yang menimbulkan pendataran dan
pembukaan, lender yang terdapat dikanalis servikalis lepas, kapiler pembuluh darah pecah,
yang menjadikan pendarahan sedikit.
3. Pengeluaran cairan
Terjadi akibat pecahnya ketuban atau selaput ketuban robek. Sebagian besar ketuban baru
pecah menjelang pembukaan lengkap tetapi kadang pecah pada pembukaan kecil atau belum
lengkap. (Ai Nurasiah, dkk. 2011:6)
D. Mekanisme persalinan
Pada akhir kala I, segmen uterus, serviks, dasar panggul dan pintu keluar vulva
membentuk satu jalan lahir yang kontinue. Gaya yang diperlukan untuk mengeluarkan janin
berasal dari aktifitas otot uterus dan dari otot abdomen sekunder dan diafragma, yang
memperkuat kontraksi. Sewaktu kepala janin melewati panggul, kepala bayi akan melakukan
gerakan – gerakan utama meliputi

Gambar 1. Mekanisme persalinan


1. Turunnya kepala. Kepala masuk ke dalam PAP dengan sutura sagitalis melintang dengan
fleksi yang ringan. Masuknya kepala melintasi PAP dalam kuadran syinclitismus, yaitu arah
sumbu kepala janin tegak lurus dengan bidang PAP atau sutura sagitalis terdapat ditengah –
tengah jalan lahir/tepat diantara simfisis dan promotorium, sehingga dari parietal depan dan
belakang sama tingginya. Kepala masuk dengan keadaan asynclitismus yaitu arah kepala
janin miring dengan bidang PAP atau sutura sagitalis agak ke depan mendekati simfisis/agak
kebelakang mendekati promtorium.
2. Fleksi. Dengan adanya his kepala maju, biasanya fleksi juga bertambah ubun-ubun kecil
lebih rendah dari ubun-ubun besar.
3. Putaran paksi dalam. Putaran paksi dalam ialah pemutaran dari bagian depan sedemikian
rupa sehingga bagian terendah dari bagian depan memutar ke depan ke bawah symfisis.
Pada presentasi belakang kepala bagian yang terendah ialah daerah ubun – ubun kecil dan
bagian inilah yang akan memutar ke depan ke bawah symfisis.
Putaran paksi dalam mutlak perlu untuk kelahiran kepala karena putaran paksi
merupakan suatu usaha untuk menyesuaikan kepala janin dengan bentuk jalan lahir
khususnya bidang tengah dan pintu bawah panggul. Putaran paksi dalam tidak terjadi
tersendiri, tetapi selalu bersamaan dengan majunya kepala dan tidak terjadi sebelum kepala
sampai hodge III
4. Ekstensi/defleksi. Setelah putaran paksi dalam selesai dan kepala sampai didasar panggul,
terjadilah ekstensi atau defleksi dari kepala. Hal ini disebabkan karena sumbu jalan lahir
pada pintu bawah panggul mengarah kedepan dan atas, sehingga kepala harus mengadakan
ekstensi untuk melaluinya. Setelah subociput tertahan pada pinggir bawah symfisis maka
akan dapat maju karena kekuatan tersebut diatas bagian yang berhadapan dengan subociput,
maka lahirlah berturut – turut pada pinggir atas perineum ubun – ubun besar, dahi, hidung,
mulut dan akhirnya dagu dengan gerakan ekstensi. Subociput yang menjadi pusat pemutaran
disebut hypomochlion.
5. Putaran paksi luar. Setelah kepala lahir, maka kepala akan memutar kembali kea rah
punggung anak untuk menghilangkan torsi pada leher yang terjadi karena putaran paksi
dalam.
6. Ekspulsi. Setelah putaran paksi luar bahu depan sampai kebawah symfisis dan menjadi
hypomchlion untuk kelahiran bahu belakang. Kemudian bahu depan menyusul dan
selanjutnya seluruh badan anak lahir searah dengan paksi jalan lahir. (Ai Nurasiah, dkk.
2011:111)
E. Pathway

F. Penatalaksanaan
Pengumpulan data

a)    Biodata klien meliputi :


Nama, umur : dalam kategori usia subur (15 – 49 tahun). Bila didapatkan terlalu muda
(kurang dari 20 tahun) atau terlalu tua (lebih dari 35 tahun) merupakan kelompok resiko
tinggi.Pendidikan, pekerjaan dan alamat klien.
b)   Keluhan Utama
Pada umumnya klien mengeluh nyeri pada daerah pinggang menjalar ke perut, adanya his
yang makin sering, teratur, keluarnya lendir dan darah, perasaan selalu ingin buang air
kemih, bila buang air kemih hanya sedikit-sedikit.
c)    Riwayat penyakit sekarang
Dalam pengkajian ditemukan ibu hamil dengan usia kehamilan anatara 38 –42 minggu
disertai tanda-tanda menjelang persalinan yaitu nyeri pada daerah pinggang menjalar ke
perut, his makin sering, tertaur, kuat, adanya show (pengeluaran darah campur lendir),
kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
d)   Riwayat penyakit dahulu
Adanya penyakit jantung, hipertensi, diabetes mellitus, TBC, hepatitis, penyakit kelamin,
pembedahan yang pernah dialami, dapat memperberat persalinan.
e)    Riwayat penyakit keluarga
Adanya penyakit jantung, hipertensi, diabetes mellitus, keturunan hamil kembar pada klien,
TBC, hepatitis, penyakit kelamin, memungkinkan penyakit tersebut ditularkan pada klien,
sehingga memperberat persalinannya.
f)    Riwayat Obstetri
      Riwayat haid. Ditemukan amenorhhea (aterm 38-42 minggu), prematur kurang dari 37
minggu
      Riwayat kebidanan. Adanya gerakan janin, rasa pusing,mual muntah, daan lain-lain.
Pada primigravida persalinan berlangsung 13-14 jam dengan pembukaan 1cm /jam, sehingga
pada multigravida berlangsung 8 jam dengan 2 cm / jam.
g)   Riwayat psikososialspiritual dan budaya
Perubahan psikososial pada trimester I yaitu ambivalensi, ketakutaan dan fantasi.Pada
trimester II adanya ketidaknyamanan kehamilan (mual, muntah), Narchisitik, pasif dan
introvert. Pada trimester III klien merasa tidak feminin lagi karena perubahan
tubuhnya,ketakutan akan kelahiran bayinya,distress keluarga karena adaanya perasaan
sekarat selama persalinan berlangsung.
h)   Pola Kebutuhan sehari-hari
 Nutrisi
Adanya his berpengaruh terhadapkeinginan atau selera makan yang menurun.
 Istirahat tidur
Klien dapat tidur terlentang,miring ke kanan / kiri tergantung pada letak punggung anak,klien
sulit tidur terutama kala I – IV.
 Aktivitas
Klien dapat melakukan aktivitas seperti biasanya, terbatas pada aktivitas ringan, tidak
membutuhkan tenaga banyak, tidak mebuat klien cepat lelah, capai, lesu.Pada kala I apabila
kepala janin telah masuk sbagian ke dalam PAP serta ketuban pecah, klien dianjurkan
duduk / berjalan-jalan disekitar ruangan / kamar bersalin. Pada kala II kepala janin sudah
masuk rongga PAP klien dalam posisi miring ke kanan / kiri .
 Eliminasi
Adanya perasaan sering / susah kencing selama kehamilan dan proses persalinan. Pada akhir
trimester III dapat terjadi konstipasi.
 Personal Hygiene
Kebersihan tubuih senantiasa dijaga kebersihannya. Baju hendaknya yang longgar dan
mudah dipakai, sepatu / alas kaki dengan tumit tinggi agar tidak dipakai lagi
 Seksual
Terjadi disfungsi seksual yaitu perubahan dalam hubungan seksual / fungsi dari sek yang
tidak adekuat karena adanya proses persalinan dan nifas.
i)     Pemeriksaan
Pemeriksaan umum meliputi:
      Tinggi badan dan berat badan.
Ibu hamil yang tinggi badanya kurang dari 145 cm terlebih pada kehamilan pertama,
tergolong resiko tinggi karena kemungkinan besar memiliki panggul yang sempit.Berat
badan ibu perlu dikontrol secara teratur dengan peningkatan berat badan selama hamil antara
10–12 kg.
      Tekanan Darah
Tekanan darah diukur pada akhir kala II yaitu setelah anak dilahirkan biasanya tekanan darah
akan naik kira-kira 10 mmHg.
      Suhu badan, nadi dan pernafasan
Pada penderita dalam keadaan biasa suhu badan anatara 360-370 C, bila suhu lebih dari 370C
dianggap ada kelainan.Kecuali bagi klien setelah melahirkan suhu badan 37 5C- 378C masih
dianggap normal karena kelelahan. Keadaan nadi biasanya mengikuti keadaan suhu, Bila
suhu naik keadaan nadi akan bertambah pula dapat disebabkan karena adanya perdarahan.
      Pada klien yang akan bersalin / bersalin pernafasanannya agak pendek karena
kelelahan, kesakitan dan karena membesarnya perut pernafasan normal antara 80 – 100 X /
menit, kadang meningkat menjadi normal kembali setelah persalinan, dan diperiksa tiap 4
jam.
Pemeriksaan fisik
      Kepala dan leher
Terdapat adanya cloasma gravidarum, terkadang adanya pembengkakan pada kelopak mata,
konjungtiva kadang pucat, sklera kuning, hiperemis ataupun normal, hidung ada polip atau
tidak, caries pada gigi, stomatitis, pembesaran kelenjar.
      Dada
Terdapat adanya pembesaran pada payudara, adanya hiperpigmentasi areola dan papila
mamae serta ditemukan adanya kolustrum.
      Perut
Adanya pembesaran pada perut membujur, hyperpigmentasi linea alba/ nigra, terdapat striae
gravidarum. Palpasi : usia kehamilan aterm 3 jari bawah prosesus xypoideus, usia kehamilan
prematur pertengahan pusat dan prosesus xypoideus, punggung kiri/ punggung kanan, letak
kepala, sudah masuk PAP atau belum. Adanya his yang makin lama makin sering dan
kuat.Auskultasi : ada/ tidaknya DJJ,frekwensi antara 140 – 160 x / menit.
      Genetalia
Pengeluaran darah campur lendir, pengeluaran air ketuban. Bila terdapat pengeluaran
mekonium yaitu feses yang dibentuk anak dalam kandungan, menandakan adannya kelainan
letak anak.Pemeriksaan dalam untuk mengetahui jauhnya dan kemajuan persalinan, keadaan
serviks, panggul serta keadaan jalan lahir.
      Ekstremitas
Pemeriksaan udema untuk melihat kelainan-kelainan karena membesarnya uterus, karena pre
eklamsia atau karena karena penyakit jantung/ ginjal.Ada varices pada ekstremitas bagian
bawah karena adanya penekanan dan pembesaran uterus yang menekan vena abdomen.
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan darah meliputi haemoglobin, faktor Rh, Jenis penentuan, waktu pembekuan,
hitung darah lengkap, dan kadang-kadang pemeriksaan serologi untuk sifilis.

1.    Kala I
Pengkajian
a)    Anamnesa
       Nama, umur, dan alamat
       Gravida dan para
       Hari pertama haid terakhir (HPHT)
       Riwayat alergi obat
       Riwayat kehamilan sekarang: ANC, masalah yang dialami selama kehamilan seperti
perdarahan, kapan mulai kontraksi, apakah gerakan bayi masih terasa, apakah selaput
ketuban sudah pecah? Jika ya, cairan warnanya apa? Kental/ encer? Kapan pecahnya?
Apakah keluar darah  pervagina? Bercak atau darah segar? Kapan ibu terakhir makan dan
minum? Apakah ibu kesulitan berkemih?
       Riwayat kehamilan sebelumnya
       Riwayat medis lainnya seperti hipertensi, pernafasan

       Riwayat medis saat ini (sakit kepala, pusing, mual, muntah atau nyeri epigastrium).

Pemeriksaan fisik :
 Tunjukkan sikap ramah
 Minta mengosongkan kandung kemih
 Nilai keadaan umum, suasana hati, tingkat kegelisahan, warna konjungtiva, kebersihan,
status gizi, dan kebutuhan cairan tubuh
 Nilai tanda – tanda vital (TD, Nadi, suhu, dan pernafasan), untuk akurasi lakukan
pemeriksaan TD dan nadi diantara dua kontraksi.
 Pemeriksaan abdomen : menentukan tinggi fundus, kontraksi uterus.
b)   Palpasi jumlah kontraksi dalam 10 menit, durasi dan lamanya kontraksi
      Memantau denyut jantung janin (normal 120-160x/menit)
      Menentukan presentasi (bokong atau kepala)
      Menentukan penurunan bagian terbawah janin
      Pemeriksaan dalam :
 Nilai pembukaan dan penipisan serviks
 Nilai penurunan bagian terbawah dan apakah sudah masuk rongga panggul
 Jika bagian terbawah kepala, pastikan petunjuknya.
Analisa Data:
No Data (Symptom) Penyebab Masalah
(Etiologi) (Problem)
1. DS: Kontraksi Nyeri
Laporan secara verbal rasa nyeri. uterus, dilatasi melahirkan
DO: serviks
Posisi untuk menahan nyeri
Tingkah laku berhati-hati
Gangguan tidur (mata sayu, tampak
capek, sulit atau gerakan kacau,
menyeringai)
Terfokus pada diri sendiri
Fokus menyempit (penurunan persepsi
waktu, kerusakan proses berpikir,
penurunan interaksi dengan orang dan
lingkungan)
Tingkah laku distraksi, contoh : jalan-
jalan, menemui orang lain dan/atau
aktivitas, aktivitas berulang-ulang)
Respon autonom (seperti diaphoresis,
perubahan tekanan darah, perubahan
nafas, nadi dan dilatasi pupil)
Perubahan autonomik dalam tonus
otot (mungkin dalam rentang dari
lemah ke kaku)
Tingkah laku ekspresif (contoh :
gelisah, merintih, menangis, waspada,
iritabel, nafas panjang/berkeluh kesah)
      Perubahan dalam nafsu makan
dan minum.
2. DS: Peningkatan Kelelaham
Tidak tertarik padalingkungan kebutuhan
Meningkatnya komplainfisik energi
Secara verbal menyatakan kurang selama
energi, kelelahan. persalinan
DO:
Gangguan konsentrasi
Penurunan kemampuan
Ketidakmampuanmempertahankan
rutinitas
Ketidakmampuanmendapatkan energi
sesudahtidur
Kurang energi
       Ketidakmampuan
untukmempertahankan aktivitasfisik
3. DS: Kekhawatiran Kecemasan
Mengungkapkan perasaan cemas, terhadap
takut. leselamatan
DO ibu dan janin,
Tampak cemas kurang
Peningkatan nadi, respirasi pengetahuan
Keinginan berkemih proses
Peningkatan refleks persalinan
Wajah tegang
Anoreksia
Kelelahan
      Kontak mata buruk, gelisah.

Diagnosa keperawatan dan intervensi


Nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus, dilatasi serviks.
Tujuan: diharapkan ibu mampu mengendalikan nyerinya dengan kriteria hasil ibu menyatakan
menerima rasa nyerinya sebagai proses fisiologis persalinan.
1. Kaji kontraksi uterus dan ketidaknyamanan (awitan, frekuensi, durasi, intensitas, dan
gambaran ketidaknyamanan). Untuk mengetahui kemajuan persalinan dan
ketidaknyamanan yang dirasakan ibu.
2. Kaji tentang metode pereda nyeri yang diketahui. Nyeri persalinan bersifat unik dan
berbeda–beda tiap individu. Respon terhadap nyeri sangat tergantung budaya,
pengalaman terdahulu dan serta dukungan emosional termasuk orang yang diinginkan.
3. Kaji faktor yang dapat menurunkan toleransi terhadap nyeri. Mengidentifikasi jalan
keluar yang harus dilakukan.
4. Kurangi dan hilangkan faktor yang meningkatkan nyeri. Tidak menambah nyeri klien.
5. Jelaskan metode pereda nyeri yang ada seperti relaksasi, massase, pola pernafasan,
pemberian posisi, obat – obatan. Memungkinkan lebih banyak alternative yang dimiliki
oleh ibu, oleh karena dukungan kepada ibu untuk mengendalikan rasa nyerinya.
6. Lakukan perubahan posisi sesuai dengan keinginan ibu, tetapi ingin di tempat tidur
anjurkan untuk miring ke kiri. Nyeri persalinan bersifat sangat individual sehingga
posisi nyaman tiap individu akan berbeda, miring kiri dianjurkan karena
memaksimalkan curah jantung ibu.
7. Beberapa teknik pengendalian nyeri Relaksasi Massase.Bertujuan untuk meminimalkan
aktivitas simpatis pada system otonom sehingga ibu dapat memecah siklus ketegangan-
ansietas-nyeri.
Kelelahan  berhubungan dengan peningkatan kebutuhan energi selama persalinan.
Tujuan : Diharapkan ibu tidak mengalami keletihan dengan kriteria hasil
nadi:60-80x/menit(saat tidak ada his), ibu menyatakan masih memiliki cukup tenaga.
Intervensi:
1. Kaji tanda – tanda vital yaitu nadi dan tekanan darah. Nadi dan tekanan darah dapat
menjadi indikator terhadap status hidrasi dan energi ibu.
2. Anjurkan untuk relaksasi dan istirahat di antara kontraksi. Mengurangi bertambahnya
keletihan dan menghemat energy yang dibutuhkan untuk persalinan.
3. Sarankan suami atau keluarga untuk mendampingi ibu. Dukungan emosional khususnya
dari orang – orang yang berarti bagi ibu dapat memberikan kekuatan dan motivasi bagi
ibu.
4. Tawarkan dan berikan minuman atau makanan kepada ibu. Makanan dan asupan cairan
yang cukup akan memberi lebih banyak energi dan mencegah dehidrasi yang
memperlambat kontraksi atau kontraksi tidak teratur.
Kecemasan berhubungan dengan kekhawatiran terhadap leselamatan ibu dan janin, kurang
pengetahuan proses persalinan.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 60 menit, diharapkan cemas
berkurang, dengan kriteria hasil nadi: pasien tampak tenang, ibu tidak cemas, tegang, gelisah.
Intervensi :
1. Kaji tingkat kecemasan pasien.Mengidentifikasi tingkat cemas, cemas yang berlebihan
dapat meningkatkan persepsi nyeri dan dapat mempunyai dampak negatif pada proses
persalinan.
2. Beri dukungan moril dan informasikan bahwa akan selalu bersama ibu selama proses
persalinan.Pasien dapat mengalami peningkatan cemas atau kehilangan kontrol bila
dibiasakan tanpa perhatian.
3. Beri informasi yang jelas dan bijaksana tentang fisiologi kalaI.Informasi yang jelas dan
sederhana memudahkan ibu dalam memahami dan mengerti proses perslinan sehingga
kecemasannya berkurang.
4. Evaluasi pola kontraksi dan kemajuan persalinan.Peningkatan kekuatan kontraksi uterus
dapat meningkatkan kecemasan .
5. Jelaskan hasil pemeriksaan kepada pasien.Meningkatkan pemahanan dan pemecahan
masalah sehingga kecemasan teratasi.
6. Beri tahu pasien tentang prosedur persalinan.Mengerti dan memahami tentang proses
persalinan sehingga dapat mengurangi kecemasan.
7. Anjurkan keluarga menemani pasien sementara waktu bila memungkinkan.Keluarga
sangat dibutuhkan untuk menenangkan dan mengurangi kecemasan.
8. Temani pasien terutama pada saat gelisah dan ajurkan pasien untuk mengekspresikan
perasaannya.Memberi support dan ketenangan.

Anda mungkin juga menyukai