Birokrasi Pemerintahan Politikdan Demokrasi Kelompok 5 : Annisa Dian Rohana Arum Putri Nata Rika lionita Agustin Korupsi Terhadap Birokrasi Pemerintahan
Birokrasi adalah suatu sistem pemerintahan yang secara sistematis
dipegang oleh pegawai pemerintahan karena telah berpegang pada hierarkidan jenjang jabatan. Dalam birokrasi baik sipil maupun militer, memang merupakan kelompok yang paling rawan terhadap korupsi. Sebab, ditangan mer eka terdapat kekuasaan penyelenggaraan pemerintahan yangmenjadi kebutuhan semua warga negara. Oleh karena itu, Transperency International, Lembaga internasional yang bergerak dalam upaya anti korupsi, secara sederhana mendefinisikan korupsi sebagai penyalahgunaan kekuasaan publik untuk kepentingan pribadi. Tim peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia yang dipimpinoleh Dr. Indria Samego mencatat empat kerusakan yang terjadi di tubuh ABRI akibat korupsi: a.Secara formal material anggaran pemerintah untuk menopang kebutuhan Angkatan bersenjata amatlah kecil karena ABRI lebih mementingkan pembangunan ek onomi nasional. Ini untuk mendapatkan legitimasi kekuasaan dari rakyat bahwa ABRI memang sangat peduli pada pembangunan ekonomi. Padahal, pada kenyataannya ABRI memiliki sumber dana lain di luar APBN. b. Perilaku bisnis perwira militer dan kolusi yang mereka lakukan dengan para pengusaha keturunan Cina dan asing ini menimbulkan ekonomi biaya tinggi yang lebih banyak mudaratnya daripada manfaatnya bagi kesejahteraan rakyat dan prajurit secara keseluruhan. C. Akan melunturkan semangat profesionalisme militer pada sebagian perwira militer yang mengenyam kenikmatan berbisnis baik atas nama angkatan bersenjata maupun atas nama pribadi. Selain itu, sifat dan nasionalisme dan janji ABRI, khususnya Angkatan Darat, sebagai pengawal kepentingan nasional dan untuk mengadakan pembangunanekonomi bagi seluruh bangsa Indonesia lambat laun akan luntur dan ABRI dinilai masyarakat telah beralih menjadi pengawal bagi kepentingan golongan elite birokrat sipil, perwira menengah ke atas, dan kelompok bisnis besar (baca: keturunan Cina). Bila ini terjadi, akan terjadi pula dikotomi, tidak saja antara masyarakat sipil danmiliter, tetapi juga antara perwira yang profesional dan Saptamargaisdengan para perwira yang berorientasi komersial. Dampak Korupsi Terhadap Politik dan Demokrasi
Di negara-negara demokrasi baru, demokrasi juga
tak berpengaruhterhadap pengurangan korupsi. Sebagai contoh, Indonesia telah menjadi negara demokrasi sejak tahun 1998. Menurut Freedom House, Lembaga pemeringkat demokrasi dunia, Indonesia sudah tergolong negara bebas sepenuhnya (demokrasi) sejak 2004. Namun, Indeks Persepsi Korupsi2012 menempatkan Indonesia di peringka t ke-118 dengan skor 32.Artinya, masyarakat merasakan bahwa korupsi masih merajalela di negeri ini. Ada dua aspek penting yang terkait dengan demokrasi: prosedur dan substansi. Negara-negara demokrasi baru seperti Indonesia umumnya masih tergolong ke dalam demokrasi prosedural. Yang sud ah berjalanadalah aspek-aspek yang terkait dengan pemilihan umum. Hal ini tidak cukup menjamin berlangsungnya demokrasi yang dapat meminimalkan korupsi. Korupsi tidak terlepas dari kehidupan politik dan demokrasi. Rencana anggaran yang diajukan pihak eksekutif kepada pejabat legislative yakni pihak DPR/DPRD untuk disetujui dalam APBN/APBD adalah berdampak politik. Anggaran APBN/APBD yang dikucurkan kemasyarakat implementasinya harus dapat dipertangungjawabkan secara accountable kepada masyarakat dan bebas dari intervensi kepentingan p ribadi maupun golongan tertentu. Pihak-pihak yang terlibat dalam penetapan anggaran pendapatan belanja negara di DPR kemungkinan tidak terlepas dari kepentingan politik dari masing-masing partai yang diwakilinya. Beberapa bentuk konflik kepentingan dapat menimbulkan suatu potensi korupsi seperti dalam bentuk kebijakan dan gratifikasi. Indonesia merupakan negara demokrasi di mana masyarakat dapat ikut serta dalam pengawasan terhadap jalannya pemerintahan. Upaya pencegahan korupsi melalui pengaduan masyarakat adalah bentuk peran serta yang harus mendapat tanggapan dengan cepat dapat dipertangungjawabkan. Korupsi mengganggu kinerja sistem politik yang berlaku. Publik cenderung meragukan citra dan kredibilitas suatu lembaga yang diduga terkait dengan tindakan korupsi.