1 SM
1 SM
*Email: enny91@yahoo.com
Abstract: Banana stem is a biomass that contain high cellulose that can be converted into
glucose through hydrolysis reaction. This research purposes were to understand the influence of
any kind of acid and its concentration for banana leaves cellulose hydrolysis and to gain the
kinetic data or the reaction rate constant (k) of banana leaves hydrolysis reaction. The constant
variables in this research were mass of banana leaves (25 gram), mass ratio of solid to solvent
o
(1:10) and cooking temperature (100 C). The observated variables were kind of acid (H2SO4
and HCl) in each concentration of 1.0 N; 1.5 N; 2.0 N; 2.5 N; 3.0 N. The glucose samples were
then analyzed using refractometer. Datas showed that at higher acid concentration and longer
reaction time, the higher glucose concentration was formed. Datas also showed that HCl will
deliver higher glucose concentration than H2SO4. The maximum operation condition was gained
at 2 N HCl concentration. By assuming the order of hydrolysis reaction was one, the reaction
rate constant were in the range of 0.000182 – 0.0043/minute and 0.00209 – 0.0066/minute for
H2SO4 and HCl respectively.
73
Hidrolisis adalah suatu proses antara yang bereaksi dengan larutan sehingga
reaktan dengan air agar suatu senyawa pecah dihasilkan pula hasil yang semakin banyak
atau terurai. Reaksi ini merupakan reaksi orde (Supranto, 1998). Suhu berpengaruh terhadap
satu, karena air yang digunakan berlebih, konstanta kecepatan reaksi. Jika suhu tinggi,
sehingga perubahan reaktan dapat diabaikan. konstanta kecepatan reaksi akan semakin besar
Terdapat beberapa jenis proses hidrolisis antara sehingga reaksi dat semakin cepat (Kirk Othmer,
lain: hidrolisis murni (sebagai reaktan hanya air), 1983). Waktu reaksi yang semakin lama akan
hidrolisis dengan larutan asam (bisa berupa memperbanyak jumlah tumbukan zat-zat
asam encer atau pekat), hidrolisis dengan basa pereaksi sehingga molekul-molekul yang
(bisa berupa basa encer atau pekat) dan bereaksi semakin banyak dan memperbanyak
hidrolisis dengan menggunakan enzim. hasil yang terbentuk (Supranto, 1998).
Hidrolisis adalah suatu proses antara Pengadukan berkaitan dengan faktor frekuensi
reaktan dengan air agar suatu senyawa pecah tumbukan (A) pada persamaan Arhenius
terurai. Reaksi hidrolisis: sehingga dengan adanya pengadukan maka
kecepatan reaksi akan meningkat.
hidrolisis
(C6H10O5)n + n H2O nC6H12O6 Salah satu cara untuk menganalisis kadar
Selulosa Air Glukosa (1) glukosa yaitu menggunakan refraktometer.
Satuan skala pembacaan refraktometer yaitu
o o
Pada reaksi hidrolisis polisakarida dengan brix. Brix adalah satuan skala yang digunakan
air, air akan menyerang selulosa pada ikatan 1- untuk pengukuran kandungan padatan terlarut
4 glukosida menghasilkan dextrin, sirup atau (Purwono, 2002). Skala brix dari refraktometer
glukosa tergantung pada derajat pemecahan sama dengan berat gram glukosa dari 100 gram
rantai polisakarida dalam selulosa. Reaksinya larutan glukosa.
merupakan reaksi order satu jika digunakan air Reaksi hidrolisa yang terjadi pada pelepah
yang berlebih, sehingga perubahan reaktan pisang (Matz, 1970)adalah :
dapat diabaikan.
Tetapi reaksi antara air dan selulosa ini (C6H10O5)n + n H2O n(C6H12O6)
berlangsung sangat lambat sehingga diperlukan Selulosa Glukosa (2)
bantuan katalisator untuk memperbesar
kereaktifan air. Katalisator ini bisa berupa asam Dari persamaan reaksi hidrolisa di atas
maupun enzim. Katalisator asam yang biasa bila dianggap sebagai reaksi elementer dan
digunakan adalah asam klorida, asam nitrat dan reaksi samping diabaikan, maka persamaan
asam sulfat. kecepatan reaksi adalah :
n
Glukosa yang dihasilkan selama proses -rA= k.CA.CB (3)
hidrolisis difermentasi menjadi etanol. Hasil Karena konsentrasi B sangat besar, maka
hidrolisis enzim lebih dapat dikendalikan, konsentrasi B dapat dianggap bernilai konstan
sehingga dapat diatur kadar maltosa dan untuk setiap nilai n. Maka persamaan (3)
glukosanya. menjadi :
Proses hidrolisis dengan menggunakan - rA = k’ .CA
asam dipengaruhi oleh ukuran bahan, kecepatan
n
pengadukan, konsentrasi asam, rasio bahan, dengan k’ = k. CB
suhu, dan waktu. Semakin halus ukuran bahan
dC A
permukaan bidang kontak akan semakin luas - = k’.CA (4)
sehingga kecepatan reksi akan bertambah cepat dt
dan akan memperbesar konversi reaksi karena CA = CAo (1-x) maka persamaan (4)
(Supranto, 1998). Laju proses hidrolisis akan menjadi:
bertambah oleh konsentrasi asam yang tinggi. d(1 x)
Meskipun konsentrasi asam yang tinggi dapat - =k’.dt (5)
menambah laju hidrolisis, konsentrasi asam (1 - x)
yang tinggi juga akan mengakibatkan terikatnya Jika diintegralkan dengan batasan t=0, x=0 dan
material pengotor seperti SiO2, phospat, dan t=t, x=x, maka persamaan (5) menjadi:
garam Ca, Mg, K, Na, maka perlu perbandingan -ln (1-x) = k’.t + C (6)
yang sesuai antara bahan yang akan dihidrolisis
dengan konsentrasi asam yang ditambahkan Persamaan (6) menunjukkan hubungan
(Kerr,1950). Rasio bahan yang semakin besar antara konversi reaksi dengan waktu. Dengan x
maka konsentrasi glukosa hasil hidrolisis adalah konversi reaksi yang menyatakan
semakin banyak pula. Karena dengan semakin perbandingan jumlah selulosa yang bereaksi
besar rasio bahan semakin besar pula bahan
Gambar 3. Grafik Hubungan antara Waktu ( menit) dengan –ln(1-XA) pada berbagai Konsentrasi H2SO4
Dari Tabel 7 terlihat jika semakin tinggi Kirk, R.E., and Othmer, D.F.,1983,
konsentrasi asam yang digunakan sebagai “Enchyclopedia of Chemical Technology”,
katalis, maka nilak k yang didapat semakin tinggi 3rd ed., John Wiley and Sons Inc., New
dan sampai kondisi tertentu nilai k akan York
-E/RT
menurun. Dari persamaan Arhenius k=A.e , Zahro, L. M. dan Istiorini, M., 2010, “Penyiapan
energi aktivasi yang kecil mengakibatkan Bahan Baku dalam Proses Fermentasi
konstanta kecepatan reaksi menjadi besar, Fase Cair Asam Sitrat Melalui Proses
sehingga reaksi akan berjalan lebih cepat. Hidrolisa Ampas Singkong”, Jurusan
Begitu pula sebaliknya, jika energi aktivasi Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas
meningkat, maka konstanta kecepatan reaksi Diponegoro
menurun dan reaksi akan berjalan semakin Levenspiel, O., 1972, “Chemical Reaction
lambat. Pada kondisi tertentu konsentrasi asam Engineering”, 2nd ed., John Wiley and
yang terlalu besar akan mengakibatkan energi Sons Inc., New York
aktivasi meningkat yang disebabkan karena Matz, S. A., 1970, “Sereal Technology”, The Avi
tumbukan antar reaktan berkurang. Publishing Co. Inc., West Port,
Connecticut
KESIMPULAN Hikmiyati, N dan Yanie, N. S., 2009, “Pembuatan
Berdasarkan hasil penelitian dapat Bioetanol dari Limbah Kulit Singkong
disimpulkan bahwa semakin tinggi konsentrasi Melalui Proses Hidrolisa Asam dan
asam yang digunakan maka kadar glukosa akan Enzimatis”, Jurusan Teknik Kimia,
semakin meningkat sampai konsentrasi asam Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
optimum. Konsentrasi asam yang optimum Nyimas Chairunisa, 2010, “Tinjauan Hidrolisis
adalah 2 N. Semakin kuat jenis asam yang Pati Bonggol Pisang untuk Bahan Baku
digunakan maka kadar glukosa akan semakin Pembuatan Bioetanol”, Jurusan Teknik
tinggi. Jenis asam yang menghasilkan kadar Kimia, Fakultas Teknik, Politeknik Negeri
glukosa tinggi adalah asam klorida. Sriwijaya
Tetapan kecepatan reaksi pada variabel Sukmawati, R. F. dan Milati, S., 2009,
konsentrasi asam sulfat sebesar 0,0043 /menit “Pembuatan Bioetanol dari Kulit
dan tetapan kecepatan reaksi pada variabel Singkong”, Program Studi D III Teknik
konsentrasi asam klorida sebesar 0,0066 /menit Kimia, Fakultas Teknik, Universitas
Sebelas Maret Surakarta
DAFTAR PUSTAKA Supranto, 1998, “Proses Industri Kimia II”,
Groggins, P.H., 1958, “Unit Processes in Teknik Kimia FT UGM, Yogyakarta
Organic Synthesis”, 5th ed., Mc. Graw Hill www.bps.go.id
Book Company Inc., New York www.iptek.net.id
Kerr, R.W., “Chemistry and Industry of Starch”,
2nd ed., Academic Press Inc., New York