Anda di halaman 1dari 3

Nama: Nasywa Cahya Rufina Rabu, 10 November 2021

Kelas: XI IPS 4
AGAMA ISLAM
Istana Aljaferia
Spanyol memiliki arti penting dalam sejarah Islam. Sebab, wilayah ini pernah
ditaklukkan oleh mujahid-mujahid Islam, seperti Thariq bin Ziyad dan Musa bin
Nushair, dari Dinasti Umayyah sekitar 705-715 Masehi.

Penaklukan Spanyol yang dilakukan oleh tentara Islam itu membuat Islam
berkembang cepat ke wilayah Eropa. Bahkan, tak cuma itu, Islam sempat
menancapkan pengaruh dan kekuasaannya di negeri Matador ini selama beberapa
abad.

Tak heran, bila berbagai peninggalan Islam masih tampak hingga saat ini di Spanyol.
Seperti, Istana Alhambra, Granada, dan Cordoba. Begitulah pula di wilayah Spanyol
lainnya, seperti Sevilla, Zaragoza.

Sejak abad ke-8 hingga 12 M, Zaragoza, atau yang juga dikenal dengan sebutan
Saragossa, menjadi salah satu pusat kebudayaan Muslim di tanah Spanyol.

Kota yang berada di bagian utara-barat Spanyol ini pada mulanya dikuasai kaum
Ghotik pada 470 M, lalu ditaklukkan oleh kaum Muslim pada 712 M. Kota ini tetap
berada di bawah penguasa Islam hingga akhirnya jatuh ke tangan Raja Alfonso VI dari
Leon pada 1118 M.
Berbeda dengan wilayah lainnya, tidak banyak peninggalan umat Islam di Zaragoza.
Bahkan kendati ada, yang tersisa hanya reruntuhannya saja, atau sisa-sisanya saja.

Di antara peninggalan Islam yang masih bisa disaksikan di Zaragoza hingga saat ini
adalah sebagian dari istana yang berada dalam sebuah benteng. Istana ini didirikan
pada periode Muluk At-Tawa’if (raja-raja kelompok atau golongan) antara tahun
1046-1081, yang disebut Aljaferia.
Pembangunan Istana Aljaferia diperintahkan oleh raja kedua dari dinasti Banu Hud,
penguasa Muslim di Zaragoza. Al-Muqtadir, di paruh kedua abad ke 11.
Namun, sejak kota ini jatuh ke tangan tentara salib, bangunan istana yang megah ini
digunakan sebagai tempat tinggal resmi Raja Kristen Spanyol beserta keluarganya,
yang dimulai oleh raja Pedro IV dari Aragon.
Bangunan Istana Aljaferia, sebagaimana dijelaskan Yulianto Sumalyo dalam bukunya
yang berjudul “Arsitektur Mesjid dan Monumen Sejarah Muslim”, dikelilingi oleh
benteng.

Benteng tersebut berbentuk segi empat tidak teratur. Sisi-sisinya saling berhadapan
dan sedikit tidak sejajar. Dinding benteng terdiri dari kombinasi batu dan bata.
Sementara itu, pintu masuk benteng berbentuk tapal kuda.

Dibangun oleh seniman Mudejar sebutan bagi Muslim Spanyol asal Toledo, Istana
Aljaferia sangat kaya akan ornamen.

Detail plester pada bagian dinding menampilkan pola-pola geometrik yang rumit.
Sedangkan, di bagian sudut atas dari dinding istana masih terlihat tulisan kaligrafi
Arab.

Sebuah halaman terdapat di dalam bangunan istana yang menghadap ke arah utara.
Halaman dalam utama tersebut berada di tengah, yang di kelilingi oleh portico dua
lantai, sehingga membentuk sebuah sahn yang menyerupai sebuah taman terbuka.

Ujung utara dari halaman dalam utama ini berhubungan langsung dengan sebuah
ruangan yang menampilkan bentuk lengkung iwan. Ruangan ini di masa lalu
dipergunakan sebagai ruang singgasana raja.

Sejak dibangun, Istana Aljaferia telah mengalami beberapa kali renovasi. Andrew
Petersen dalam “Dictionary of Islamic Architecture” mengungkapkan, perbaikan
pertama kali dilakukan pada zaman kekuasaan Islam, yakni terhadap dinding bagian
luar istana. Renovasi selanjutnya tercatat dilakukan pada 1492.
Kemudian pada 1593, beberapa bagian bangunan dalam kompleks istana ini
dikonversi menjadi pangkalan militer.

Istana Aljaferia menjadi bukti sejarah kejayaan Islam di Spanyol.

Anda mungkin juga menyukai