Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

Rancangan Produk Herbal


EVALUASI PRODUK SEDIAAN HERBAL YANG BERKHASIAT SEBAGAI
FITOESTEROGEN, CHEMOPREVENTION, IMMUNOSTIMULAN

Disusun Oleh :

DANANG DWI CAHYO 17040057


DYAH PURWANINGYAS 17040060
HESTIN PRASTIYANI 17040066
MA’RIFATUS SUHLI 17040071

PROGRAM STUDI SI FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN dr. SOEBANDI JEMBER
YAYASAN PENDIDIKAN JEMBER INTERNATIONAL SCHOOL
TAHUN 2018/2019

Jl.dr. Soebandi No. 99 Jember, Telp/Fax. (0331) 483536


E_mail : jstikesdr.soebandi@yahoo.comLaman: www.stikesdrsoebandi.ac.id
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah mata kuliah Rancangan Produk
Herbalyang berjudul “Evaluasi Produk Sediaan Herbal yang Berkhasiat Sebagai
Fitoesterogen, Chemoprevention, Immunostimulan”. Shalawat serta salam semoga selalu
tercurahkan kepada Rosulullah SAW beserta para sahabat dan keluarga serta umatnya.

Penulisan ilmiah ini tidak terlepas dari bimbingan, dorongan dan bantuan dari berbagai
pihak baik moril maupun materil. Oleh karena itu ucapan terimakasih diberikan kepada
IbuLindawati Setyaningrum., M. Farm., apt. Selaku dosenpengajar mata kuliah Rancangan
Produk Herbal.

Makalah ini di buat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Rancangan Produk
Herbal.Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan sehingga diharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun untuk perbaikan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya.

Jember, 14 Mei 2019

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan hayati yang cukup besar
yang dapat dikembangkan untuk obat1 tradisional yang merupakan bahan atau ramuan
bahan berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik),
atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk
pengobatan berdasarkan pengalaman.Penelitian mengenai obat-obatan tradisional saat
ini sudah banyak dikembangkan terutama di Indonesia, tetapi pemanfaatannya masih
belum terasa dan masih agak jarang. Terbukti hingga saat ini jenis obat tradisional di
Indonesia cukup banyak, tetapi tingkat konsumsinya masih jauh dari obat modern saat
ini. Menurut PERMENKES RI No. 179 tahun 1976, obat Tradisional adalah obat jadi
atau obat terbungkus yang berasal dari alam, baik tumbuh-tumbuhan, hewan, mineral
atau campuran dari bahan-bahan tersebut, yang belum mempunyai data klinis dan
dipergunakan dalam usaha pengobatan berdasarkan pengalaman. Obat tradisional ini
dapat dibedakan menjadi jamu, obat herbal terstandar, dan fitofarnaka. Jamu adalalah
obat tradisional yang pertama kali dikenal dalam dunia pengobatan. Jamu mempunyai
peranan yang sangat penting dalam sejarah dunia pengobatan. karena dikenal sebagai
pelopor pengobatan. Tetapi khasiatnya masih tidak jelas dan hanya didasarkan atas
pengalannan atau secara empiris.
Obat tradisional lainnya yaitu Obat Herbal Terstandar dan Fitofarmaka kini mulai
bermunculan dimana khasiatnya telah dibuktikan secara ilmialh baik pre-klinis
maupun klinis sehingga mlai efektivitts dan khasiatnya terpercaya. Bentuk sediaan
obat tradisional dulunya, cenderung tidak mendapat nilai estetika yang menarik
dibandingkan dengan obat modern. Namun, seiring berkembangnya jaman dan
teknologi saat ini, pengembangan sediaan obat tradisional terus dilakukan. Bentuk
sediaan obat tradisional tidak hanya dalam bentuk serbuk yang terkesan memberikan
rasa pahit. tetapi banyak dikembangkan bentuk sediaan dalam bentuk seperti kapsul,
tablet, ataupun potio. Pada umumnya sediaan- sediaan ters ebut te lah mengalami
perkembangan dari obat tradisional jenis jamu ke dalam bentuk Obat Herbal
Terstandar dan Fitofarmaka. Masyarakat diberi kesempatan seluas-luasnya untuk
mengembangkan meningkatkan, dan menggunakan pelayanan kesehatan tradisional
yang dapa dipertanggungjawabkan manfaat dan keamanannya. Sejalan dengan
maraknya produk obat tradisional dan obat bahan alam di pasaran, muncul masalah
mengenai jaminan keamanan dan khasiat produk yang beredar tersebut. Untuk dapat
memberikan jaminan mutu baik keamanan maupun khasiat di bidang obat tradisional.
Jihadapkan pada kondisi sangat kurangnya keterscdiaan standar dan metode sebagai
instrumen untuk evaluasi mutu. Sementara penelitian mengenai faktor-faktor yang
menipengaruhi manfaat dan mutu obat tradisional sangat terbatas yang pada gilirannya
menyebabkan terbatasnya data. standar, dan metodologi (Depkes, 2007).
Evaluasi yang dapat dilakukan selain pada proses produksi obat tradisional juga
dapat dilakukan pada sediaan obat tradisional. Evaluasi sediaan ini sangat bergantung
kepada jenis sediaan yang dievaluasi. Pada evaluasi sediaan ini akan dievaluasi
kelebihan maupun kekurangan obat tradisional yang dibuat dalam bentuk sediaan
tertentu dibandingkan dengan ketika dibuat dalam bentuk sediaan lain.

I.2 Rumusan masalah


I.2.1 Bagaimanakah cara evaluasi sediaan produk herbal berkhasiat sebagai fitoesterogen ?
I.2.2 Bagaimanakah cara evaluasi sediaan produk herbal berkhasiat chemoprevention ?
I.2.3 Bagaimanakah cara evluasi sediaan produk herbal berkhasiat immunostimulan ?

I.3 Tujuan
I.3.1 Untuk mengetahui cara evaluasi sediaan produk herbal berkhasiat fitoesterogen.
I.3.2 Untuk mengetahui cara evaluasi sediaan produk herbal berkhasiat chemoprevention.
I.3.3 Untuk mengetahui cara evaluasi sediaan produk herbal berkhasiat immunostimulan.
BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Evaluasi
Evaluasi sediaan perlu dilakukan untuk menentukan stabilitas sediaan, diantaranya
pemeriksaan organoleptis, pengujian daya sebar, viskositas,daya lekat, pH dan lainnya
(Genatrika et al, 2016). Salah satu yang mempengaruhi stabilitas sediaan adalah
formula dari sediaan itu sendiri. Penggunaan jenis dan konsentrasi bahan tambahan
yang berbeda dalam menyusun formula akan mempengaruhi kestabilan fisik dari suatu
sediaan (Sayuti, 2015)

II.2 Fitoesterogen
II.2.1 Pengertian
Fitoestrogen adalah sekelompok senyawa yang berasal dari beragam makanan
nabati. Senyawa ini memiliki berbagai manfaat diantaranya sifat antioksidan
yang kuat dan meningkatkan imunitas.
II.2.2 Evaluasi Sediaan Produk Berkhasiat Fitoesterogen
Dalam evaluasi sediaan produk herbal yang berkhasiat sebagai fitoestrogen
adalah ekstrak daun ketepeng cina yang dibuat dalam bentuk sediaan tablet
dimana evaluasinya sebagai berikut :
 Pemeriksaan Mutu Fisik Granul
Sebelum granul dicetak menjadi tablet maka dilakukan pemeriksaan mutu
granul yang meliputi : penentuan kadar air granul, distribusi ukuran granul,
penentuan sifat alir dan sudut diam, serta penentuan persentae kompresibilitas.
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendapatkan eksipien dalam pembuatan
tablet hisap dengan metode granulasi basah yang memenuhi persyaratan
sebagai bahan eksipien tablet sebelum menjadi tablet hisap.
 Pemeriksaan Mutu Fisik Tablet
Setelah granul dicetak menjadi tablet maka dilakukan pemeriksaan mutu fisik
tablet yang dilakukan adalah : kekerasan, kerapuhan dan waktu melarut tablet.
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendapatkan karakteristik sifat fisik dalam
pembuatan tablet hisap dengan metode granulasi basah, yang memenuhi
persyaratan sebagai tablet hisap.

II.3 Chemoprevention
II.3.1 Pengertian
Perkembangan kanker terdiri dari banyak proses yaitu inisiasi, promosi, dan
progressi. Apabila sel kanker berhasil melewati 3 tahap tersebut, maka dapat
terjadi metastasis. Karena sebagian besar kanker yang sudah mengalami
metastasis ini tidak dapat disembuhkan, maka usaha yang paling efektif untuk
pencegahan kanker adalah dengan cara memblok atau menghentikan jalur ketiga
proses diatas. Hal ini disebut dengan chemoprevention. Konsep chemoprevention
adalah untuk mengontrol kanker dengan cara memperlambat dan mencegah
perkembangan kanker. Salah satu cara chemopreventive yang dapat dilakukan
adalah dengan menggunakan antioksidan. Ada beberapa antioksidan yang bisa
dipakai diantaranya retinoid, kalsium, vitamin D
II.3.2 Evaluasi Sediaan Produk Berkhasiat Chemoprevention
Dalam evaluasi sediaan produk herbal disini yang berkhasiat sebagai
chemmoprevention adalah sediaan Granuk Efervesen dari saru Buah Sirsak yang
memiliki aktivitas chemoprevention. Dari literatur jurnal menurut prasetyorini,
ike yulia, dan Murni Tiradisuci yang berjudul “ Formulasi dan uji sabilitas
Granul Efervesen Sari Buah Sirsak ( Annona muricata L. )”. Evaluasi granul
efervesen meliputi uji: aliran granul, sudut istirahat, kelarutan, hedonik dan
stabilitas. Uji aliran granul dilakukan dengan mencatat waktu saat 20 g granul
dilewatkan ke dalam Flowmeter sampai masa granul melewati corong. dan
Pengukuran dilakukan 3 kali, dan perhitungan daya alir granul dilakukan
menggunakan persamaan :

Daya alir ditentukan berdasarkan harga daya alir dari Aulton (1988) yaitu:
bebas mengalir (f>10), mudah mengalir (fantara 4- 10), kohesif (f antara 1,4 4),
dam sangat kohesif (f<1,4). Penentuan sudut istirahat dilakukan dengan
memasukkan sejumlah granul kedalam corong. Massa yang jatuh akan
membentuk kerucut, lalu diukur tinggi dan diameter kerucut. Percobaan ini
dilakukan sebanyak 3 kali. Tipe aliran berdasarkan sudut istirahat dapat dilihat
pada Tabel 3.Rumus yang digunakan untuk menentukan sudut diam adalah
sebagai berikut.:

Hedonik test dilakukanterhadap 20 orang panelis, masing-masingpanelis


diminta mencicipi dan memberikan tanggapan terhadap minuman granul
efervesenuntuk ketiga formula setelah masing-masing dilarutkan dalam 200 mL
air. Atribut mutu yang diuji meliputi aroma, warna, dan Dalam uji hedonik,
penilaian dilakukan dengan menggunakan lima skala numerik, yaitu sangat tidak
suka (5), tidak suka (4), agak tidak suka (3), suka (2), sangat suka (1), dan hasil
uji panelis diolah dengan program SPSS.
Uji Stabilitas Sampel dalam sachet kedap udara ditempatkan pada
beberapa suhu yang berbeda. yaitu dipercepat (40°C), suhu kamar (25°C) dan
suhu sejuk (15°C). Simpan selama 2 bulan, setiap 2 minggu dilakukan pengujian
penampilan fisik (warna, rasa dan aroma) dan setiap bulan dilakukan. uji kadar
polifenol dan vitamin C.

II.4 Immunostimulan
II.4.1 Pengertian
Immunomodulator merupa- kan substansi yang dapat memodulasi aktivitas
sistem imun beserta fungsinya. Terdapat tiga jenis immunomodulator yaitu
imuno- stimulan yang dapat meningkatkan fungsi dan aktivitas sistem imun,
immunoregulator yang dapat mengatur sistem imun dan imunosupresor yang
dapat menekan sistem imun (Block and Mead, 2003).
Mekanisme umum dari imunostimulan yaitu memperbaiki ketidakseimbangan
sistem imun dengan cara meningkatkan imunitas baik yang spesifik ataupun yan
non spesifik (Baratawidjaja and Rengganis, 2012). Secara umum, sel sel yang
terlibat dalam sistem imun adalah sel T dan sel B yang masing-masing dihasilkan
oleh timus dan sumsum tulang belakang. Pada proses perkembangan sel-sel
tersebut dapat dilakukan stimulasi dengan suatu imunostimulan (Sukmayadi et al.,
2014). Limfa adalah organ limfoid sekunder yang mengandung sel limfosit B dan
T yang berfungsi dalam proses imun spesifik. Selain itu, pada limfa terdapat sel
dendritik dan makrofag yang berfungsi sebagai antigen presenting cell yang dapat
memberikan antigen kepada sel limfoid (Handayani et al., 2015).
II.4.2 Evaluasi Sediaan Produk Berkhasiat Immunostimulan
1. Uji organoleptis yaitu sediaan sirup berwarna ungu pekat dengan aroma
anggur yang khas.
2. Bobot jenis sediaan sirup adalah 1,2482 gram/mL.
3. Uji volume terpindahkan hasil yang didapat pada percobaan ke-l sebanyak
58 mL, percobaan ke-2 sebanyak 59 mL. percobaan ke-3 sebanyak 57 mL. Hal
ini menunjukkan bahwa sediaan tersebut telah memenuhi persyaratan dimana
volume yang terpindahkan tidak kurang dari 95% volume yang dinyatakan
dalam etiket.
4. Uji pH sediaan yang terukur adalah sebesar 5,52, Nilai pH sediaan sirup
sudah nilai dipersyaratkan dimana nilai pH yang dianjurkan untuk sirup adalah
berkisar antara pH 4-7 (DepKes RI. 1995).
5. Uji viskositas
BAB III
PENUTUP

III.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

Nugraheni, T.P, Mundriyastutik, Y, Jaya, T.H. 2019. Evaluasi Mutu Tablet Hisap Ekstrak Daun
Ketepeng Cina (Cassia alata L). Indonesia Jurnal Farmasi. Vol 4 (1)

Prasetyorini, Ike Yulia W, Tiradisuci, M. 2015. Formulasi dan Uji Stabilitas Granul Effervescent
Sari Buah Sirsak (Annona muricata L). Ekologia. Vol 15 (2)

Sugarda, W.O, Dewi, K.C.D, Putra, K.W.A, Yogiswara, M.B. 2019. Formulasi Sediaan Sirup
Peningkat Imunitas Dari Herba Meniran (Phyllanthus niruri L). JCHEM

Anda mungkin juga menyukai