Anda di halaman 1dari 16

FLEKSIBILITAS KOMUNIKASI POLITIK MELALUI MEDIA SOSIAL

SEBAGAI CENTER FOR TECHNOLOGI INNOVATION ON THE SOCIETY


5.0 DI KABUPATEN GARUT

KAJIAN KARYA TULIS ILMIAH

Oleh:

1. RYAN RAFIQ SUKMA 31.0089 (A-5)


2. SILBAETI JANNATI 31.0758 (A-5)
3. SYAHRA RAHMADANA PALAMBO 31.0985 (A-5)

PROGRAM STUDI POLITIK INDONESIA TERAPAN

INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI

KAMPUS JATINANGOR

2021
TANDA PERSETUJUAN

Judul : FLEKSIBILITAS KOMUNIKASI POLITIK MELALUI MEDIA


SOSIAL SEBAGAI CENTER FOR TECHNOLOGI INNOVATION ON
THE SOCIETY 5.0 DI KABUPATEN GARUT

Nama : 1. RYAN RAFIQ SUKMA (31.0089)


2. SILBAETI JANNATI (31.0758)
3. SYAHRA RAHMADANA PALAMBO (31.0985)

Kelas : A.5

Program Studi : Politik Indonesia Terapan

Fakultas : Politik Pemerintahan

Mengetahui,

Dosen Pembimbing,

Ely Sukmana, S.H., M.H


NIP.19640420 199303 1 001

i
1

FLEKSIBILITAS KOMUNIKASI POLITIK MELALUI MEDIA SOSIAL SEBAGAI


CENTER FOR TECHNOLOGI INNOVATION ON THE SOCIETY 5.0 DI KABUPATEN
GARUT

Ryan Rafiq Sukma1 31.0089, Silbaeti Jannati2 31.0758, Syahra Rahmadana Palambo3 31.0985, Ely
Sukmana

ABSTRAK
Lahir dan berkembangnya internet memunculkan cara baru dalam berkomunikasi di kalangan
masyarakat. Media sosial mucul dan dapat mengganti paradigma berkomunikasi di masyarakat era ini.
Era dimana tekhnologi menguasai segala aspek kehidupan, berkembangnya teknologi meciptakan
komunikasi tak terbatas jarak, waktu, dan ruang. Media sosial mampu menyamarkan bahkan meniadakan
status sosial, yang menjadi salah satu faktor penghambat komunikasi. Dari berbagai manfaat tersebut
media sosial dapat dikatakan sebagai Center for Technology Innovation on The Society 5.0. Era ini
menuntut segala pemenuhan kebutuhan yang lebih efektif dan efisien, pemerintah perlu melakukan
strategi guna menarik perhatian pengguna atau masyarakat yaitu dengan lebih fleksibel terhadap
perkembangan zaman. Media Sosial ini juga dimanfaatkan itu sebagai sebuah sarana untuk meningkatkan
komunikasi politik kepada masyarakat. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam politik dapat tingkatkan
melalui promosi dan penyediaan informasi melalui media sosial. Dalam tulisan ini menggambarkan
dengan adanya innovasi teknologi dapat memudahkan menyalurakan berbagai informasi seputar politik,
namun juga diperlukan Lembaga dalam mengcounter informasi-informasi yang tidak sesuai yaitu dengan
mengoptimalkan fungsi dari Lembaga Komunitas Informasi Masyarakat, Dinas Komunikasi dan
Informatika serta memperkuat Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik untuk pengelolaan
informasi melalui media sosial guna mengantisipasi penyebaran berita hoax dan menjadi media penyedia
informasi yang berdasarkan fakta-fakta yang ada. Dalam pengumpulan data tulisan ini menggunkan
metode kajian kepustakaan dengan tipe penulisan deskriptif kualitatif menggambarkan dan menjelaskan
secara kompleks, mendalam dan mendasar mengenai phenomena permasalahan.

Kata Kunci : Komunikasi Politik, Media Sosial, Society 5.0, Strategi Pemerintah
ABSTRACT
The birth and development of the internet gave rise to new ways of communicating in the
community. Social media appears and can change the paradigm of communication in today's society.
The era where technology controls all aspects of life, the development of technology creates
communication that is not limited by distance, time, and space. Social media is able to disguise and even
negate social status, which is one of the inhibiting factors for communication. From these various
benefits, social media can be said to be the Center for Technology Innovation on The Society 5.0. This
era demands more effective and efficient fulfillment of all needs, the government needs to carry out a
strategy to attract the attention of users or the public, namely by being more flexible with the times.
Social media is also used as a means to improve political communication to the public. Increasing
public participation in politics can be increased through the promotion and provision of information
through social media. In this paper, it is described that technological innovation can facilitate the
distribution of various information about politics, but it is also necessary for institutions to counter
inappropriate information, namely by optimizing the functions of the Community Information
Community Institution, the Office of Communication and Informatics and strengthening the Information
and Transaction Law. Electronic for information management through social media to anticipate the
spread of hoax news and become a media provider of information based on existing facts. In collecting
data, this paper uses a literature review method with the type of qualitative descriptive writing to
describe and explain in a complex, in-depth and fundamental manner about the phenomenon of the
problem.

Keywords: Political Communication, Social Media, Society 5.0, Government Strategy


2

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada zaman sekarang dimana perkembangan yang dinamis memperlihatkan


perkembangan yang begitu pesat dalam berbagai bidang serta aspek kehidupan, terlihat pada
era sekarang kita alami yaitu zaman millennial. Dimana teknologi berkembang sangat pesat
dan menjadi kebutuhan dalam setiap sendi kehidupan masyarakat. Era ini sudah banyak
memicu adanya perubahan sosial yang terjadi dikalangan masyarakat. Teknologi
mempengaruhi dan memberikan dampak yang signifikan dimana masyarakat sangat
ketergantungan dengan kehadiran teknologi, kemudian saat setelah adanyakehadiran internet
dimana masyarakat sudah sangat mudah mengakses banyaknya informasi. Sekarang ini
internet sudah banyak berkembang menjadi wadah komunikasi dimana sangat efektif serta
terus menunjukkan eksistensinya. Dengan begitu Internet ialah satu jaringan dimana
memungkinkan terjadinya suatu komunikasi yang interaktif dalam setiap prosesnya,
sehingga jutaan orang dari belahan dunia bisa saling berhubungan dan berinteraksi membuat
suatu komunitas yang baru di jaringan multimedia tersebut tanpa terbatas oleh ruang dan
waktu.
Dengan hadirnya teknologi innovatif, menyediakan kemudahan dalam berkomunikasi,
mulai dari sms, chatting, email, browsing serta fasilitas sosial media. Kini media sosial sudah
menjadi populer serta gaya hidup dalam komunikasi di politik. Bagi Kaplan dan Haenlein,
sosial media merupakan serangkaian atau gugusan aplikasi berbasis internet yang dibuat
dengan dasar kerangka pikiran ideologi dan teknologi dari Web 2.0, serta dapat
memungkinkan terbentuk dan berkembangnya pertukaran isi informasi yang baru dari
pengguna internet. Web 2.0 merupakan akar dari terciptanya sosial media. Di zaman
millennial ini media sosial berkembang sangat pesat diantaranya yaitu: twitter, facebook,
myspace, youtube, instagram, path, whatsapp, line, dan lainnya. Kemudahan ditawarkan
oleh internet menyebabkan banyak bermunculan informasi-informasi tentang berbagai
macam poitik di Indonesia maupun politik global.
Media Sosial sebagai sarana atau forum untuk memudahkan mengakses beragam
infomasi politik, dimana perananan serta pendayagunaan media dalam perpolitikan sungguh
besar akan perkembangan dan prosesnya. Bidang politik ialah salah satu dari bidang yang
sangat dibutuhkan publisitas serta media yang memegang peranan akan memasarkan politik
serta membantu pemerintah dalam menyebar segala bentuk informasi dimana tujuannya
nntuk meningkatkan pelayanan dan tidak menutup kemungkinan keterlibatan masyarakat
yang jauh lebih besar. Informasi politik dapat diakses dengan berbagai macam fitur yang
3

disediakan dalam berbagai macam media sosial. Berkembang fitur di dalam media sosial ini
memudahkan para aparatur maupun civitas akademik untuk berinteraksi dengan masyarakat
guna sebagai media informasi, penampung aspirasi, promosi, kegiatan virtual, dan lain
sebagainya.
Implementasi dalam masyarakat media sosial dengan pengguna yang banyak tentunya
aka nada aturan yang dapat menjaga keaslian atau kevalidan sebuah informasi. Dengan
kebebasan menuangkan ekspresi dalam berpendapat tetap harus menjaga etika dan moral
agar tidak terbawa kasus hukum pidana Undang-Undang No 19 Tahun 2016 dan Undang-
Undang No 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).
Tulisan ini akan membahas dan mengulas tentang bagaimana penerapan startegi ataupun
proses dari penggunaan media sosial yang merupakan pusat inovasi dari teknologi dalam era
sekarang atau zaman millennial yang penuh intrik dan menarik untuk di kaji. Khususnya
dalam media sosial, akan dibahas bagaimana strategi publisitas serta fleksibilitas penggunaan
media sosial dalam bidang politik di daerah Kabupaten Garut, sehingga gagasan tersebut
dituangkan penulis dengan judul “Fleksibilitas Komunikasi Politik Melalui Media Sosial
Sebagai Center For Technologi Innovation on The Society 5.0 di Kabupaten Garut”.
Diharapkan gagasan ini dapat di impelementasikan sebagai mana mestinya dan dapat
diperhitungkan oleh pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pada pemerintah
kabupaten/kota, civitas akademik maupun masyarakat luas khususnya di Kabupaten Garut.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penulis merumuskan rumusan masalah yaitu sebagai berikut:
1. Bagaimana strategi dalam meningkatkan komunikasi politik melalui media sosial di
Kabupaten Garut ?
2. Bagaimana pengaruh dari penerapan media sosial dalam bidang politik dalam upaya
meningkatkan kualitas pelayanan dan media informasi politik ?
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasar pada rumusan masalah tujuan penulisan sebagai berikut :
1. Untuk memahami dan mengetahui bagaimana strategi dalam meingkatkan komunikasi
politik dengan memanfaatkan media sosial
2. Untuk mengetahui bagaimana penerapan media sosial dalam bidang politik sebagai upaya
untuk meningkatkan pelayanan dan media informasi politik
4

METODE PENULISAN
3.1 Teknik Penulisan
Teknik penulisan karya ilmiah ini menggunakan metode kajian kepustakaan dengan tipe
penulisan deskriptif kualitatif menggambarkan dan menjelaskan mengenai pelaksanaan
Pemanfaatan Media Sosial dalam peningkatan partisipasi masyarakat dalam politik, yang
diharapkan mampu menyelesaikan berbagai tantangan dan permasalahan sosial dengan
memanfaatkan berbagai inovasi dari tekhnologi.
3.2 Jenis dan Sumber Data
Data sekunder dan primer adalah jenis dan sumber data yang dipakai oleh penulis. Data
sekunder yaitu data yang didapat alias Dikumpulkan langsung dari sumber yang ada oleh
orang yang melakukan penelitian. Data sekundr yang dibahas adalah data yang diperoleh dari
berbagai bahan referensi berupa buku, makalah, dan jurnal. Data primer adalah data yang
diperoleh langsung dari narasumber dan informan. Data yang didapatkan di penelitian ini
yaitu data berupa seberapa besar pengaruh media sosial di Kabupaten Garut, seberapa besar
kontribusi masyarakat Kabupaten Garut dalam politik, stretegi pemerintah dalam penyebaran
informasi politik melalui media sosial, serta cara pemerintah Kabupaten Garut dalam
menangani informasi-informasi informasi-informasi negatif atau berita hoax, penulis
mendapat data dari Bapak Drs.Wahyudijaya, M.Si selaku kepala Badan Kesatuan Bangsa
dan Politik Kabupaten Garut dan Junaidin Basri, S.Ag., M.Pd., Ketua Komisi Pemilihan
Umum Kabupaten Garut
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu melalui cara suatu pencarian ataupun
penelusuran terhadap beberapa dokumen yang berkaitan dengan rumusan masalah penulisan
serta mengumpulkan data dan informasi dengan data yang diperoleh. Selain itu, referensi
yang dipergunakan tak hanya referensi cetak melainkan juga media eklektronik. Kemudian
data-data yang didapat dari data sekunder selanjutnya diolah dengan teknik content analysis,
untuk menarik sebuah kesimpulan.
3.4 Teknik Analisi Data
Analisa data digunakan untuk mengintegrasikan secara sitematis data yang telah
diperoleh, dan anilasa data yang diperoleh dengan cara pemecahan masalah penelitian.
Metode yang digunakan dalam proses ini adalah dengan mengkategorikan data yang
diperoleh dari studi literatur dan wawancara, mengaturnya menjadi unit-unit, melakukan
sintesa, menyusun kedalam pola, dan memilih mana yang penting serta yang akan dipelajari,
kemudian langka terakhir ialah dengan membuat kesimpulan agar dapat dipahami. Penulis
5

memasukan data kualitatif untuk melakukan analisis data kualitatif dan memperkuat
pembahasan untuk memecahkan masalah yang diuraikan atau dibahas pada penulisan ini.

PEMBAHASAN
4.1 Komunikasi Politik Era Society 5.0
Komunikasi Politik yaitu komunikasi yang melibatkan informasi-informasi seputar
politik dan aktor-aktor politik, atau berkaitan dengan pemerintahan, kekuasaan, dan kebijakan
pemerintah. Rush dan Althoff (1997) mendefenisikan komunikasi politik sebagai proses
ketika informasi politik yang relevan ditetapkan dari suatu bagian system politik ke bagian
system lainnya, dan diantara system social dengan system politik.
Komunikasi Politik di era society 5.0 memanfaatkan inovasi dari tekhnologi dalam
komunikasi politik. Society 5.0 sendiri diartikan sebagai sebuah konsep masyarakat yang
berpusat pada manusia dan berbasis teknologi. Dengan hadirnya teknologi pada era Society
5.0 ini diharapkan mampu menyelesaikan berbagai tantangan dan permasalahan sosial dengan
memanfaatkan berbagai inovasi yang lahir di era Revolusi Industri 4.0 seperti Internet on
Things (internet untuk segala sesuatu), Artificial Intelligence (kecerdasan buatan), Big Data
(data dalam jumlah besar), dan robot untuk meningkatkan kualitas hidup manusia.
Dalam Society 5.0 komponen utamanya adalah manusia yang mampu menghasilkan nilai
baru melalui perkembangan teknologi yang dimana implementasinya dapat meminimalisir
adanya kesenjangan antar masyarakat dan masalah ekonomi di masa depan.
Kreatifitas dan inovasi dapat bersumber disemua lapisan masyarakat dan tidak bergantung
pada tingkat pendidikan. Proses perubahan terus berlangsung secara global dimana
prosesnya yang begitu cepat dan menghasilkan sesuatu yang baru. Persaingan akan terus
terjadi saling beradu ide untuk eksistensi ataupun untuk pemenuhan kebutuhan yang efisien.
Hasil inovasi teknologi biasanya lahir dengan berbagai bentuk, seperti penemuan, desain,
data-data baru, ataupun pengetahuan baru. Namun tidak semua inovasi memerlukan
penemuan (invention) baru, kadang-kadang hanya merupakan perubahan-perubahan kecil
guna memberikan perbaikan.
Ardianto dalam bukunya yang berjudul Komunikasi 2.0 berpendapat, bahwa media sosial,
disebut jejaring sosial bukan media massa karena media sosial mempunyai power dalam
masyarakat sosial yang mampu mempengaruhi opini publik dimana laju berkembang di
masyarakat sangat cepat. Sarwono dan Prihartono mengemukakan bahwa teknik yang
memudahkan akses dan publikasi informasi menggunakan interaksi sosial melalui sosial
media.
6

Sosial media adalah sebuah media online yang dapat terkoneksi dengan mudah, dimana
para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, menuangkan ide dan gagasan
serta dapat menciptakan isi meliputi website, blog, sosial network atau jejaring sosial, wiki,
forum dan dunia virtual lainnya. Tujuan umum penggunaan social media adalah sebagai
berikut dalam aspek kehidupan:
1. Membangun hubungan: manfaat utama dari komunikasi politik melalui media sosial
adalah kemampuan untuk menciptakan hubungan dengan masyarakat secara aktif.
2. Membangun label atau partai: percakapan melalui media sosial menyajikan cara sempurna
untuk meningkatkan pengikut, meningkatkan pengenalan dan ingatan akan partai dan
meningkatkan loyalitas partai.
3. Publisitas: komunikasi melalui media sosial menyediakan beberapa vitur di mana
pemerintah, civitas ataupun masyarakat dapat berbagi informasi penting dan
memodifikasi persepsi negatif.
4. Promosi: melalui komunikasi media sosial, memberikan kebijakan informasi dalam
menawarkan proyek politik atau sebagai media pengenalan suatu badan atau lembaga.
5. Riset : menggunakan alat-alat dari web sosial untuk belajar tentang politik, dapat
memuaskan keingintahuan secara intelektual dan mengevaluasi kondisi poliitk, serta
dapat mengamati segala bentuk perilaku para politikus. 1

4.2 Strategi Peningkatan Komunikasi Politik Melalui Media Sosial di Kabupaten Garut
Startegi komunikasi dapat didefinisikan sebagai petunjuk perencanaan komunikasi
(communication planning) dengan manajemen komunikasi (communication management)
untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dalam pencapaian tujuan, strategi komunikasi
harus dapat menunjukkan bagaimana penerapan yang praktis dan efisien. Staregi komunikasi
ini memuat segala perencanaan, taktik, cara yang akan dipergunakan guna melancarkan
komunikasi dengan memperhatikan seluruh aspek untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Strategi pada dasarnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen (management)
untuk mencapai suatu tujuan yang telah dibuat bersama. Namun untuk mencapai tujuan
tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai petunjuk jalan yang hanya menunjukkan arah saja,
tetapi harus menunjukkan bagian taktik operasionalnya. Sedangkan komunikasi adalah suatu

1
Monica T, Dkk, 2017, Implementasi Konsep Media Sosial Dalam Sistem Informasi Kegiatan Kesiswaan, Jurnal Tekno Kompak,

Vol. 11, No. 2, hlm 34.


7

aspek kehidupan manusia yang paling mendasar, penting, dan kompleks. Zaman millennial
ini teknologi komunikasi merupakan suatu yang melekat pada diri kita, manusia sangat
bergantung dengan kehadiran teknologi komunikasi. Dalam setiap aspek kehidupan
masyarakat pasti masyarakat itu sendiri membutuhkan teknologi komunikasi dalam
menyambung segala keperluannya.
Zaman yang telah mengalami banyak perubahan dan menuntut segala pemenuhan
kebutuhan yang lebih efektif dan efisien, diperlukan teknologi yang terus berkembang dan
fleksibel terhadap perkembangan zaman. Strategi komunikasi dengan menggunakan internet
atau media elektronik merupakan salah satu peluang bagi pemerintah, baik pemerintah pusat
maupun pada pemerintah kabupaten/kota, civitas akademik maupun masyarakat luas dalam
penyebaran informasi politik guna meningkatkan keefektifan, dapat meningkatkan
pelayanan terhadap masyarakat serta memungkin dapat menarik partisipasi masyarakat
dalam politik.
Prinsip pokok dalam proses politik yaitu melibatkan public secara langsung dengan
melibatkan kepentingan rakyat. Dengan adanya keterlibatan atau partisipasi dari rakyat itu
sendiri maka dengan alaminya pula akan menjadi penjamin bagi suatu proses yang lancar
dan tepat sasaran pada tujuan. Dalam prosesnya ada tiga alasan formal mengapa keterlibatan
public memegang peranan penting. Pertama, partisipasi publik merupakan suatu sistem
untuk mendapatkan informasi mengenai kondisi politik, kebutuhan, etika public serta
karakter dari masyarakat setempat, yang tanpa hadirnya membuat program pembangunan
serta proyek-proyek yang telah dirancang akan gagal dan sia-sia. Kedua, masyarakat akan
memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap proyek atau urusan restorasi
pembangunan jika merasa dilibatkan dalam proses persiapan dan perencanaannya, karena
mereka akan lebih mengetahui asal usul proyek tersebut dan akan mempunyai rasa memiliki
terhadap proyek tersebut. Ketiga, timbul persepsi bahwa merupakan suatu hak demokrasi
masyarakat dilibatkan dalam pembangunan masyarakat mereka sendiri. Dapat dirasakan
bahwa masyarakat memiliki hak untuk turut memberikan saran dalam menentukan jenis
pembangunan yang akan diterapkan. Karena hak itu merupakan milik luhur setiap individu
yang tidak bisa diganggu gugat.
Penting bagi institusi politik atau lembaga-lembaga untuk berpartisipasi aktif dalam
komunikasi politik yang berbasiskan media sosial. Media sosial menggambarkan sebagai
sarana ideal dan basis informasi untuk mengetahui opini publik tentang kebijakan dan posisi
politik, selain untuk membangun dukungan komunitas kepada politisi. Internet bisa menjadi
cara alternatif yang efektif dalam mendobrak politik demokrasi massa yang opresif yang
menyuarakan suara rakyak ke pemerintah, yang kerap kali para banyak ditemukan konflik
8

kepentingan yang mengandalka dengan power yang dimiliki dimanfaatkan untuk


kepentingan golongannya. Internet dasarnya bertujuan sebagai menjadi media bagi
mengalirnya informasi dua arah yang interaktif antara politisi dan rakyat. Internet
menyediakan berbagai forum yang seluas-luasnya bagi pengembangan kelompok
kepentingan dan sebagai sarana penyaluran opini.
Peningkatan jumlah pengguna media sosial menjadi peluang yang sangat besar bagi para
aktor politik untuk media kampanye, publisitas informasi seputar politik, maupuan sebagai
media penambah wawasan. Strategi yang digunakan dalam komunikasi politik melalui media
massa dapat dilakukan dengan memperbaiki citra di khlayak umum. Para aktor politik dapat
mengenal lebih dahulu karakteristik dari masyarakat serta mengenal kebutuhan dari suatu
masyarakat. Citra merupakan gambaran dari objek pemikiran masyarakat. Citra ini dibentuk
dari melalui stimulus dari kampanye, iklan, event dan lainnya. Startegi para aktor politik
dalam membangun citra maupuan memberikan wawasan atau informasi seputar politik
dalam media sosial dapat dilakukan dengan :
1. Fleksibel terhadap perkembangan zaman
Perubahan iklim dalam globalisasi terjadi begitu cepat, kebutuhan akan sesuatu
membutuhkan alat atau jalan alternative untuk pemenuhannya. Segala dalam teknologi
yang telah ada harus sejalan dengan tingkat kebutuhan masyarakat. Dalam
pelaksanaannya pemerintah harus lebih berbesar hati terhadap perubahan, pemerintah
harus mampu mengikuti arus globalisasi. Masyarakat terus menuntut teknologi yang
semakin canggih dengan dilengkapi dengan berbagai vitur untuk memudahkan dalam
pemenuhan kebutuhan.
2. Kekinian
Trend terus berkembang dan menunjukkan esistensi di segala bidang, masyarakat
akan cenderung berfokus terhadap sesuatu yang baru dan unik. Di era millennial ini sosial
media sebagai salah satu hasil dari perkembangan teknologi yang melekat dalam setiap
aktivitas dunia global saat ini, dengan adanya media dan segala viturnya dapat
menciptakan segala sesuatu yang baru. Dan setiap tahunnya berkembang trend-trend baru
yang seru dan menarik untuk diikuti. Dengan adanya trend baru dapat menarik
masyarakat untuk mengikuti dan dapat mengambil bagian dalam setiap pergerakan
politik yang dipromosikan.
3. Reward atau Gift Away
Masyarakat akan merasa dihargai jika terdapat reward dari setiap prestasinya, jadi
pemerintah harus lebih memahami apa yang dibutuhkan masyarakat dan apa yang harus
diberikan pemerintah sebagai hasil dari prestasinya. Penting bagi pemerintah untuk
9

membaca dan mempelajari karakter dari setiap masyarakat. Karena dari karakter, para
aktor politik dapat memperbaiki segala kekurangan dari kebijakan yang telah mereka
buat.
Era millennial ini gift away meruakan strategi promosi yang kekinian untuk
memikat follower.Perlu adanya sebuah tantangan dalam media sosial atau semacam gift
away ataupun perlombaan online yang didalamnya akan ada hadiah sebagai hasil dari
kerja keras para netizen.
4. Perbaikan Fitur
Seperti yang sudah dijelaskan era society 5.0 merupakan era dimana segala
aktivitas manusia di kaitkan dengan tekhnologi dan mampu menciptakan hal baru dari
tekhnologi. Pada era sekarang sudah berkembang media sosial sebagai jalan alternative
untuk melakukan segala aktivitas. Media sosial juga harus sejalan dengan tingkat
kebutuhan manusia, pemerintah juga harus memperbaiki vitur-vitur yang ada di media
sosial guna meningkatkan kinerja dari media sosial dan juga menambah follower dalam
media sosial.
5. Kegaitan virtual yang menarik
Dalam penggunaan media sosial perlu adanya sebuah kegiatan yang melibatkan
masyarakat, kegiatan yang mampu membangun daya intelektual namun juga lebih
kekinian agar masyarakat tidak merasa bosan dan lebih menikmati kegiatan yang
dilakukan secara virtual
Realitasnya bahwa pemerintah daerah Kabupaten Garut belum optimal dalam
memanfaatkan peluang tersebut dalam komunikasi politik. Realitas ini tentunya merupakan
hal yang patut disayangkan, dimana sebagian masyarakat terdidik yang memiliki
keterampilan dan keahlian maupun kemauan untuk terjun ke dunia politik terbentur kepada
masalah komunikasi yang kurang dihargai dan vitur yang disediakan masih lambat yang
masih memerlukan pebaikan.

4.3 Penerapan Media Sosial dalam Politik


Kontribusi masyarakat dalam politik di Kabupaten Garut mengacu pada hasil pemilu 2019
tingkat partisipasi masyarakat sebesar 28,20% dengan perbandingan laki-laki: 753.657 jiwa
dan perempuan: 778.870 jiwa2. Untuk menjaga keberlangsungan politik di Kabupaten Garut
seperti yang terjadi pada era ini pemerintah berusaha mengoptimalkan Media Sosial seperti:
Website, Facebook, Twiter, Instagram, Youtube, Pejabat Pengelolaan Informasi dan
Dokumentasi (PPID), Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum (JDIH), dan Rumah

2
Wawancara dengan Junaidin Basri, S.Ag., M.Pd., Ketua Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Garut, 8 Agustus 2021
10

Pintar pemilu secara regular. Serta menyelenggarakan berbagai kegiatan sosialisasi, webinar,
diskusi regular yang berkaitan dengan politik dengan menggunakan media daring (zoom
meet, google meet, serta applikasi lainnya). Media sosial menjadi media pendidik melalui
webinar online, seperti yang sudah diterapkan pemerintah Kabupaten Garut yaitu
melakukakan kegiatan Diksi (Diskusi Politik dan Demokrasi), Ngaderes (Ngaji Demokrasi)
kajian regulasi pemilu, dan Sportif (Sekolah Politik Alternatif). 3
Fitur yang wajib dimilki oleh sebuah aplikasi media sosial yaitu fitur sociality, openess,
contributors, contents, technology dan location. Fitur-fitur tersebut merupakan hal yang
paling dasar dan yang menjadi kebutuhan para costumer. Berikut merupakan analisis yang
dilakukan terhadap fitur penerapan konsep sosial media yang akan dikembangkan :
a) Sociality
Sociality merupakan media sosial yang bisa disebut komunitas, dimana
penekanannya adalah pada pertukaran informasi. Oleh karena itu, aplikasi media sosial
membutuhkan fitur yang memudahkan para penggunanya dalam bertukar informasi,
mengembanagkan daya kreativitas pengguna serta memilki fitur yang baik dan dapat
menunjang segala kebutuhan pengguna. Pada komunikasi politik terdapat fitur-fitur yang
mendukung kegiatan tersebut. Seperti contoh fitur di Tiktok yaitu dengan memanfaatkan
berbagai macam filter, dimana guna filter bisa juga sebagai penyampaian ide dengan cara
mempertegas poto atau gambar. Contoh lainnya yaitu Instagram yang dilengkapi dengan
edit photo, dimana para pengguna dapat berkreasi untuk menyampaiakan pesan informasi
politik dengan cara yang unik dan trend.
b) Opennes
Media sosial memilki jumlah pengguna yang tidak terbatas, pengguna media
sosial terus menunjukkan angka kenaikan. Karena media sosial sendiri sekarang sudah
menjadi bagian dari segala aktivita masyarakat yang khususnya juga dalam bidang politik.
Para aktor politik membutuh media sosial sebagai alat untuk meningkatkan pelayanan
juga sebagai media informasi atau publisitas promo. Maka pada sistem media sosial ini
dikembangkan untuk masyarakat luas tidak terbatas oleh umur, seluruh kalangan
masyarakat bisa ikutserta dan berkontribusi secara bebas sesuai keinginan mereka.
c) Contributors
Kontributor media sosial ialah seseorang yang bisa dengan bebas berkreasi serta
menuangkan segala ide atau gagasannya kemudian tak terikat dengan pihak lainnya.
Sistem yang dikembangkan untuk masyarakat mempunyai peranan dengan meberikan

3
Wawancara dengan Junaidin Basri, S.Ag., M.Pd., Ketua Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Garut, 8 Agustus 2021.
11

informasi-informasi tentang kegiatan politik dan memiliki hak untuk menyebarluaskan


informasi yang tidak melanggar SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan).
d). Contents
Merupakan isi dari informasi yang dipublish dari sebuah media sosial atau
biasanya contents disebut juga dengan user generated. Jadi, sesuatu yang dipublish pada
sebuah aplikasi media sosial berasal dari pengguna dan informasi tersebut digunakan
untuk pengguna pula. Pada publisitas sebuah informasi tidak menyebar hoax dan tetap
menjaga etika dalam menggunakan media sosial.
c) Technology
Sebuah aplikasi media sosial harus dapat menunjang segala keperluan pengguna
dan biasanya mudah digunakan dan merupakan open source software. Pada sistem yang
dikembangkan dibuat dengan tampilan yang mudah digunakan dengan menu yang tidak
rumit sehingga masyarakat dengan mudah memahami fitur-fitur yang tersedia.
d) Location
Sistem aplikasi media sosial adalah online. Jadi, pengguna aplikasi media sosial
dapat berasal dari banyak lokasi tidak berdasarkan satu wilayah saja, namun mencakup
global. Media sosial dapat digunakan dimanapun dan kapanpun, dengan syarat terdapat
koneksi internet.
Media sosial era millennial tidak dapat dipisahkan dari konsumsi masyarakat dalam
kesehariannya, di kabupaten garut diamati bahwa masih terdapat masyarakat yang
mengambil secara mentah berbagai informasi tanpa menyaring ataupun menyeleksi
informasi-informasi yang didapatkan. Segala macam informasi dicerna dan disebar luaskan
tanpa melihat resiko yang ditimbulkan. Kebiasaan yang seperti ini dimanfaatkan oleh berbagi
kelompok, komunitas untuk menebarkan beriata hoax guna untuk mendapatkan keuntungan
pribadi maupun untuk membuat sensasi saja. Kebiasaan yang seperti ini diatur dalam pasal
pasal 28 ayat (1) UU ITE yaitu “setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan
berita bohong dan menyesatkan yang mengakibatkan kerugian konsumen dalam transaksi
elektronik”4.Seperti yang telah disebutkan dalam pasal 28 ayat (1) dapat diancam pidana
berdasar pada pasal 45A ayat (1) No. 19 Tahun 2016 yang menyatakan bahwa pidananya
berupa pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak 1 miliar5.
Dengan bertambahnya pengguna media sosial perlu peran pemerintah dalam menjaga
informasi-informasi yang terpercaya, dalam mengatasi masalah tersebut di kabupaten garut,
pemerintah telah mengoptimalkan peran KIM (Komunitas Informasi Masyarakat) dan peran

4
Pasal 28 ayat 1 Undang-undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.
5
Pasal 45A ayat 1 Undang-undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.
12

Diskominfo6 dalam mengcounter berita-berita negatif yang menyebar serta memperkuat


Undang-Undang ITE tentang berita Hoax.
1. KIM (Komunitas Informasi Masyarakat)
KIM atau Kelompok Informasi Masyarakat merupakan badan layanan publik yang
dilatih dan dibentu secara khusus untuk kepentingan masyarakat, dengan kepentingan
memberdayakan informasi dan pelayanan masyarakat pada saat dibutuhkan Dengan
tujuan menemukan berbagai macam masalah melalui diskusi dari anggota, mengenali dan
mempelajari cara pemecahan masalah, membuat keputusan bersama berdasarkan diskusi
tanpa melebih atau menguangi keputusan, melaksanakan keputusan atau kebijakan
dengan tanggung jawab dan Kerjasama, serta mampu mengembangkan jaringan informasi
yang mampu memecahkan permasalahan public dan dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat. 7
2. Diskominfo
Dinas Komunikasi dan Informatika atau disingkat DISKOMINFO merupakan suatu
lembaga yang mempertanggungjawabkan pengolahan dalam mempublish sebuah
informasi dalam lingkungan Pemerintahan Kabupaten Garut. Dinas Komunikasi dan
Informatika bertujuan memberikan informasi yang valid dan terpercaya. Untuk itu
Pemerintah Kabupaten Garut mengoptimalkan kerja dari Diskominfo untuk pengelolaan
informasi dan komunikasi serta dapat melaksanakan evalusi terhadap kinerja pemerintah.8
3. Undang-Undang ITE
Penggunaan media sosial dari berbagai karakter masyarakat dapat memicu masalah
hukum bagi instansi pemerintah jika melanggar peraturan yang berlaku. Menyebarnya
isu, fitnah, privasi, pelanggaran hak cipta salah satu dari sumber pelanggaran hukum yang
terjadi. Implementasi dalam masyarakat media sosial dengan pengguna yang banyak
tentunya akan ada aturan yang dapat menjaga keaslian atau kevalidan sebuah informasi.
Dengan kebebasan menuangkan ekspresi dalam berpendapat tetap harus menjaga budi
pekerti sehingga tak terkena kasus hukum pidana Undang-Undang No 19 Tahun 2016 dan
Undang-Undang No 11 Tahun 2008 mengenai Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).

6
Wawancara dengan Drs.Wahyudijaya, M.Si selaku kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Garut
7
Diskominfo, 2020, Mengenal Kelompok Informasi Masyarakat (http://kominfo.limapuluhkotakab.go.id , Diakses tanggal 8

Agustus 2021).
8
Diskominfo, 2020 , Tugas, Pokok, dan Fungsi Dinas Komunikasi Dan Informasi, (http://diskominfo.jepara.go.id, Diakses

tanggal 8 Agustus 2021).


13

SIMPULAN
Era millennial merupakan era dimana setiap aspek kehidupan manusia berdampingan
dengan tekhnologi. Masyarakat menuntut segala pemenuhan kebutuhan yang efisien dan
masyarakat cendrung terhadap suatu hal yang trending, karena merupakan suatu gaya hidup yang
harus dipenuhi. Setiap tahunnnya penggunaan media sosial terus bertambah, dan diperlukan
strategi-strategi dalam pemanfaatan media sosial dalam komunikasi politik. Dengan mengikuti
perkembangan era millennial dapat menjadi solusi untuk menarik partisipasi masyarakat dalam
politik, mebuat reward bagi pengguna media sosial, dan memperbaiki fitur yang melengkapi
media sosial agar pengguna lebih mudah dalam mengoprasikan media sosial.
Pengguna media sosial yang terus bertambah, yang dapat diakses dimanapun dan
kapanpun serta tidak terbatas oleh kelompok, komunitas maupun umur. Berbagai karakteristik
pengguna menjadi tantangan pemerintah dalam mengatasi penyebaran-penyebaran informasi
yang tidak sesuai dengan realita yang nantinya dapat berakibat pada penurunan kepercayaan
terhadap sebuah Lembaga. Pemerintah Kabupaten Garut dalam mengcounter informasi-
informasi negatif mengoptimalkan dua peran dari Lembaga yaitu Komunitas Informasi
Masyarakat (KIM) dan Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO) yang berfokus pada
pengelolaan informasi melalui media sosial guna mengantisipasi penyebaran berita hoax dan
menjadi media penyedia informasi yang berdasarkan fakta-fakta yang ada.
14

DAFTAR PUSTAKA

Anshari F, 2013, Komunikasi Politik di Era Media Sosial, Jurnal komunikasi, Vol. 8, No. 1,
hlm. 93-94.
Diskominfo, 2020, Mengenal Kelompok Informasi Masyarakat
(http://kominfo.limapuluhkotakab.go.id , Diakses tanggal 8 Agustus 2021).
Diskominfo, 2020 , Tugas, Pokok, dan Fungsi Dinas Komunikasi Dan Informasi,
(http://diskominfo.jepara.go.id, Diakses tanggal 8 Agustus 2021).
Monica T, Dkk, 2017, Implementasi Konsep Media Sosial Dalam Sistem Informasi Kegiatan
Kesiswaan, Jurnal Tekno Kompak, Vol. 11, No. 2, hlm 34.
Setiadi A, 2016, Pemanfaatan Media Sosial Untuk Efektifitas Komunikasi, Jurnal Humaniora,
Vol. 16, No. 2, hlm. 1-7.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Undang-
Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.
Welta F, 2013, Perancangan Social Networking Sebagai Media Informasi Bagi Pemerintah,
Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur & Teknik Sipil), Vol. 5,
No.2, hlm 512-514.

Anda mungkin juga menyukai