Anda di halaman 1dari 2

TAJUK RENCANA

Isu editorial diambil dari berita di CNN Indonesia pada Rabu, 21 November 2018

Indopos, Rabu, 21 November 2018

TAJUK RENCANA

Konferensi Batal, Boeing Klaim akan Beberkan Hasil


Penyidikan

Boeing bersikeras pihaknya akan membagikan informasi dari hasil penyelidikan


mengenai jatuhnya salah satu pesawat anyar yang digunakan Lion Air bulan lalu. Pernyataan
ini dilontarkan Boeing setelah membatalkan konferensi telepon dengan para pelanggannya.
Media AS melaporkan bahwa konferensi telepon itu dibuat klien untuk menjawab
pertanyaan seputar sistem kontrol yang digunakan pada pesawat Boeing 737-MAX 8 dan 9.
Sebab, anomali pada sistem kontrol inilah yang diperkirakan jadi penyebab jatuhnya pesawat
Lion Air PK LQP di perairan Laut Jawa, utara Karawang.
Kecelakaan Lion Air dengan nomor penerbangan JT 610 ini menewaskan 189 orang.
Pesawat jatuh pada 29 Oktober, kurang dari 20 menit setelah tinggal landas pada
penerbangan rutin ke Pangkal Pinang. Tidak ada korban yang selamat.
Dari rekaman penerbangan Lion Air yang diungkap oleh situs FlightRadar24, pesawat
memang menukik tajam pada 10 menit pertama setelah lepas landas. Sebelum menukik
tajam, pesawat tampak kesulitan untuk mempertahankan posisi stabil. Dalam rekaman
gambar tampak pesawat berulang kali naik turun di ketinggian 5000 kaki sebelum akhirnya
menukik tajam dan jatuh.
Laporan-laporan media menyebutkan bahwa CEO Boeing Dennis Muilenburg telah
mengirim pesan kepada staf mereka Senin lalu. Pesan itu menegaskan bahwa pimpinan
perusahaan tidak menyembunyikan informasi yang berkaitan dengan Maneuvering
Characteristics Augmentation System (MCAS) yang dirancang untuk mencegah pesawat
jatuh. Ketika ditanya terkait memo tersebut, juru bicara perusahaan mengelak.
Adapun juga, masalah yang dialami Lion Air sepanjang pekan lalu dimulai pada
Kamis, 15 November malam. Saat itu, Lion Air dengan nomor penerbangan JT-556 rute
Jakarta-Yogyakarta mengalami masalah pada pendingin udara (AC) dan lampu mati.
Permasalahan lain terjadi pada pesawat Lion Air nomor penerbangan JT-561 di Bandara
Internasional Adi Soemarno Solo, Jum’at, 16 November. Pesawat mengalami gagal terbang
saat proses take-off.

Ahli menambahkan masalah utama dengan MAX adalah disatukannya sistem kontrol
lama dengan yang baru. Hal ini dilakukan agar pesawat Boeing bisa lebih kompetitif dari
pesaingnya.Ia memperkirakan perkawinan sistem baru ini tidak dipahami oleh pilot yang
kesulitan mengendalikan pesawat hingga akhirnya pesawat terjatuh.
Pekan lalu, serikat pilot maskapai AS, APA, mengatakan bahwa perusahaan dan pilot
belum diberitahu soal adanya perubahan dalam sistem kontrol pesawat. Pilot tersebut
mengungkap bahwa pihaknya telah menyerahkan petunjuk uji coba baru kepada awak
penerbangan soal adanya anomali sensor "Angle of Attack" yang mungkin jadi penyebab
kecelakaan Lion Air.

Anda mungkin juga menyukai