Anda di halaman 1dari 7

1 DASAR LISTRIK & ELEKTRONIKA

BAB II

RANGKAIAN LISTRIK ARUS SEARAH

Rangkaian listrik merupakan suatu kumpulan elemen atau komponen listrik yang saling
dihubungkan dengan cara-cara tertentu dan paling sedikit mempunyai lintasan tertutup.

A. SIFAT ELEMEN PASIF DALAM RANGKAIAN ARUS SEARAH DAN


PERALIHAN
Elemen pasif dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu elemen yang hanya dapat
menyerap energi dan elemen yang dapat menyimpan energi. Elemen yang hanya
menyerap energi adalah resistor atau tahanan / hambatan dengan simbol R.
Komponen pasif yang dapat menyimpan energi juga diklasifikasikan menjadi dua,
yaitu komponen atau elemen yang menyerap energi dalam bentuk medan magnet
dalam hal ini indikator atau sebagai lilitan, belitan atau kumparan dengan simbol L,
dan komponen pasif yang menyerap energi dalam bentuk medan listrik dalam hal ini
adalah kapasitor atau kondensator dengan simbol C.
1. Mengenal Elemen Pasif Rangkaian Listrik

Elemen listrik dua terminal yang terdiri atas Sumber tegangan, Sumber arus,
Resistor (R), Induktor (L), Kapasitor (C). Rangkaian adalah interkoneksi dari
sekumpulan elemen atau komponen penyusunnya ditambah dengan rangkaian
penghubungnya yang disusun dengan cara-cara tertentu dan minimal memiliki
satu lintasan tertutup. Satu lintasan tertutup adalah ketika dimulai dari titik A
maka akan kembali ke titik A tanpa terputus dan tidak memandang seberapa jauh
atau dekat lintasan yang ditempuh.
Sebuah rangkaian (circuit) dan jaringan (network) terbentuk dari gabunga
elemen-elemen dua terminal baik elemen pasif maupun elemen aktif. Elemen-
elemen aktif adalah sumber tegangan atau sumber arus yang mampu menyalurkan
energi ke rangkaian atau jaringan. Sedang elemen-elemen pasif adalah resistor,
induktor dan kapasitor yaitu elemen-elemen yang menyerap atau menyimpan
energi dari sumber energi. Elemen-elemen tersebut dapat dihubungkan dalam
hubungan seri, paralel atau kombinasi keduanya.

Wahyu Dwi Permatasari, S.Pd


2 DASAR LISTRIK & ELEKTRONIKA

2. Jenis Elemen Pasif


a. Resistor dan Resistansi
Resistan listrik diukur dalam satuan ohm. Dimana satuan ohm menyatakan
jumlah resistan pada satuan rangkaian listrik. Resistan sebesar satu ohm
memungkinkan adanya emf sebesar satu volt yang menyebabkan terjadinya
aliran arus melalui rangkaian tersebut sebesar satu ampere. Simbol yang
digunakan untuk menyatakan satuan ohm adalah . Nilai resistan listrik pada
suatu konduktor tergantung pada empat aspek berikut:
1) Bahan yang digunakan
2) Diameter atau ukuran konduktor
3) Panjang konduktor
4) Suhu konduktor
Besar nilai resistansi suatu bahan konduktor dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan

Keterangan
R : resistansi konduktor, diukur dalam satuan ohm
: Resistivitas bahan, dalam satuan ohm
l : panjang konduktor, diukur dalam satuan meter (m)
A : luas penampang kawat penghantar dalam satuan mm 2

Pengaruh nilai suhu terhadap nilai resistansi adalah:


1) Menaikkan nilai resistivitas pengantar logam murni dan logam
campuran
2) Menurunkan nilai resistivitas penghantar non logam seperti elektrolit
dan karbon serta bahan isolator seperti kertas, karet, gelas dan mika
b. Induktor dan Induktansi
Induktor adalah sebuah elemen pasif rangkaian yang dapat menyimpan
energi. Induktor berbentuk lilitan yang terbuat dari bahan konduktor (tembaga)
yang dililitkan pada suatu baha fero magnetik. Kemampuan induktor untuk
menyimpa energi magnet ditentukan oleh induktansinya (L), yang diukur
dalam satuan Henry.
Induktansi (L) adalah efek dari medan magnet yang terbentuk di sekitar
konduktor pembawa arus yang bersifat menahan perubahan arus. Arus listrik
yang melewati konduktor membuat medan magnet sebanding dengan besar
arus. Perubahan dalam arus menyebabkan perubahan medan magnet yang
mengakibatkan gaya elektromotif lawan melalui GGL induksi yang bersifat
menentang perubahan arus. Jumlah lilitan, ukuran lilitan dan material inti
menentukan induktansi.
1) Konstruksi Induktor

Wahyu Dwi Permatasari, S.Pd


3 DASAR LISTRIK & ELEKTRONIKA

Sebuah induktor biasanya dikonstruksi sebagai sebuah lilitan dari


bahan pnghantar, biasanya kawat tembaga, digulung pada inti magnet
berupa udara atau bahan feromagnetik. Bahan inti yang mempunyai
permeabilitas magnet yang lebih tinggi dari udara meningkatkan medan
magnet dan menjaganya tetap dekat pada induktor sehingga meningkatkan
induktansi induktor. Sebagian besar dikonstruksi dengan menggulung
kawat tembaga email di sekitar bahan iti dengan kaki-kaki atau terminal
kawat keluar. Beberapa induktor menutup penuh gulungan kawat di dalam
material inti, dinamakan induktor terselubungi.
2) Macam-macam Induktor
Macam-macam induktor umumnya dibedakan berdasarkan inti yag
dipakainya, yaitu:
a) Induktor-inti-udara/air-core-inductor
b) Induktor-frekuensi-radio/radio-frequency-inductor
c) Induktor-inti-feromagnetik/ferromagnetic-core-inductor
d) Induktor-variabel/variable-inductor
e) Induktor-inti-laminasi/laminated-core-inductor
f) Induktor-inti-toroida/toroidak-core-inductor
g) Induktor-inti-ferit/ferrite-core-inductor
c. Kapasitor dan Kapasitansi

Kapasitan adalah suatu sistem kombinasi dari konduktor dan isolator yang
bisa menyimpan energi listrik (elektron bebas).
1) Satuan Kapasitansi
Biasanya kapasitor yang digunakan dalam peralatan listrik dan
refrijerasi dinilaikan dalam ukuran mikrofarad ( F). Setiap perangkat
memiliki kapasitan (menyimpan elektron bebas) disebut kapasitor.
Kapasitor berskala besar terbuat dari permukaan metal seperti aluminium
foil yang dipisahkan oleh bahan isolasi (dielektrik).
Kapasitor yang terhubung secara seri denga bahan listrik dalam suatu
rangkaian listrik dapat menngubah gelombang sinusoida dan membuat
gelombang tegangan listrik. Kapasitor digunakan untuk meningkatkan
torsi motor satu fasa, meningkatkan efisiensi dan perbaikan faktor kerja.
Kapasitor (kondensator) adalah alat komponen listrim yag dibuat
sedemikian rupa sehingga mampu menyimpan muatan listrik untuk
Wahyu Dwi Permatasari, S.Pd
4 DASAR LISTRIK & ELEKTRONIKA

sementara waktu. Pada prinsipnya konduktor terdiri dari dua konduktor


(lempeng logam) dan dipisahkan oleh bahan penyekat (isolator) yang
disebut dengan bahan zat (dielektrik). Satuan dalam kapasitas yaitu satuan
Farad (F). Satu farad dapat dinyatakan sebagai pengisian listrik sebesarsatu
Coulomb pada permukaan kapasitor dengan perbedaan potensial sebesar
satu volt antara kedua pelat.
2) Kapasitas Kapasitor
Ketika kapasitor dihubungkan dengan sumber tegangan kapasitor akan
menyimpan muatan. Besarnya kapasitas muatan yang tersimpan dalam
kapasitor disebut kapasitas kapasitor. Besarnya kapasitas kapasitor disebut
kapasitansi. Kapasitas kapasitor adalah banyak muatan yang tersimpan
dalam kapasitor ketika dihubungkan dengan beda potensial.

Keterangan :
C : kapasitas kapasitor (Farad)
q : muatan yang tersimpan dalam kapasitor (Coulomb)
U : beda potensial antar-pelat kapasitor (volt)
3) Macam-Macam Konstruksi Kapasitor
a) Kapasitor Pita Polimer
Pada dasarnya kapastor ini dibangun dari pita polimer sebagai
dielektrik yang diletakkan di antara dua pita aluminium sebagai
elektroda dan digulung untuk memperoleh luas elektroda yang
diinginkan. Kemudain gulungan dimasukkan ke dalam tabung
alumnium atau dilindungi dengan epoxy resin. Tebal pita polimer
hanya beberapa mikro sedangkan tebal lapisan elektroda yang
diendapkan di permukaan polimer adalah sekitar 0,025 mm sehingga
efisiensi volume menjadi tinggi.
Polimer yang biasa digunakan polystyrene, polypropylene,
polyester, polycarbonate. Kapasitor dengan dielektrikum polystyrene
mempunyai faktor kerugian (tand) yang sangat rendah (<10-3).
Kapasitansi yang bisa dicapai pada konstruksi ini adalah antara 10-5
sampai 102 mF.
b) Kapasitor Elektrolit Aluminium
Kapasitor ini dibangung dari dua pita aluminium yang sangat
murni dengan ketebalan sekitar 50 mm sebagai elektroda, diantara
keduanya diletakkan kertas berpori kemudian digulung membentuk
silinder. Gulungan dimasukkan ke dalam tabung silinder kemudian
kertas berpori di-impregnasi dengan suatu elektrolit (misalnya
amonium pentaborat). Dengan demikian tersusunlah kapasitor yang
terdiri dari anoda pita aluminium, lapisan alumina sebagai dielektrik,
serta elektrolit dan pita aluminium yang lain sebagai katoda. Dalam
Wahyu Dwi Permatasari, S.Pd
5 DASAR LISTRIK & ELEKTRONIKA

penggunaan anoda harus tetap berpotensial positif. Kapasitor ini dibuat


dalam rentang nilai antara 10-1 sampai 104 mF.
c) Kapasitor Keramik
Kepasitor keramik dibuat untuk penggunaan pada tegangan
atau daya rendah maupun tegangan dan daya tinggi. Tegangan rendah
yaitu konstruksi piringan, konstruksi tabung dan konstruksi multilayer.
d) Kapasitor Mika
Konstruksi yang umum terdiri dari beberapa lempeng mika
dengan ketebalan antara 0,25 sampai 50 mm sebagai dielektrik dengan
lapisan perak sebagai elektroda yang disusun dan diklem membentuk
satu susnan kapasitor membentuk paralel. Susunan ini kemudian
dibungkus dengan thermosetting resin untuk melindunginya dari
kelembapan. Kapasitor jenis ini dibuat dalam rentang 10-5 sampai 10-1
mF.
3. Peralihan Rangkaian (Transien Arus Searah)
Transien adalah kondisi perubahan dari tegangan nol ke tegangan stasioner
(maksimum). Transien hanya terjadi pada sekia detik. Keadaan tegagan stasioner
adalah keadaan pada saat suatu tegangan maksimum seperti pada saat lampu
menyala. Contoh lainnya yaitu solder dan kompor listrik.
a. Rangkaian RC
Cara kerja kapasitor dalam sebuah rangkaian elektronika adalah
dengan cara mengalirkan arus listrik menuju kapasitor. Apabila kapasitor
sudah penuh terisi arus listrik maka kapasitor akan mengeluarkan muatannya
dan kembali mengisi lagi.

Bila saklar ditutup maka akan mengalir arus pengisian pada C, alam
pengisia ditentukan oleh besar atau kecil nilai C. Rumus yang dapat digunakan
yaitu

( )

Wahyu Dwi Permatasari, S.Pd


6 DASAR LISTRIK & ELEKTRONIKA

b. Pengosongan pada RC
Jika saklar dipindahkan dari posisi (20 ke posisi (1), maka akan
mengalir arus pengosongan. Arus pengosongan akan berhenti setelah muatan
C habis. Nilai arus sangat dipengaruhi oleh besar atau kecilnya nilai kapasitor.
B. TEOREMA RANGKAIAN LISTRIK ARUS SEARAH
Listrik arus searah (DC) adalah aliran elektron dari suatu titik yang energi
potensialnya tinggi ke titik yang lebih rendah. Arus listrik searah banyak digunakan
dalam peralatan rumah tangga hal ini karena komponen elektronika sebagian besar
adalah menggunakan arus searah.
1. Hukum Ohm
Hukum ohm adalah “Besar arus listrik (l) yang mengalir melalui sebuah
penghantar atau konduktor akan berbanding lurus dengan beda potensial/tegangan
(V) yang diterapkan kepadaya berabanding terbaik dengan hambatannya (R).
Rumus hukum ohm adalah
V=IxR
Keterangan :
V : voltage (volt)
I : current (Ampere)
R : resistance (ohm( ))
2. Hukum Kirchoff
a. Hukum Kirchoff 1
Hukum Kirchoff 1 menyatakan bahwa “Jumlah arus listrik yang masuk
melalui titik percabangan dalam suatu rangkaian listrik sama dengan jumlah
arus yang keluar melalui titik percabangan tersebut.”
∑ ∑
b. Hukum Kirchoff 2
Hukum Kirchoff 2 menyatakan bahwa “pada setiap rangkaian tertutup,
jumlah beda potensialnya harus sama dengan nol.”
∑ ∑
Keterangan
E : sumber arus (V)
I : Arus listrik (A)
R : Hambatan ( )

3. Macam Teorema Rangkaian Listrik DC


a. Teorema Superposisi
Teorema superposisi menyatakan bila suatu rangkaian terdiri dari lebih
dari satu sumber dan tahanan-tahanan atau impedans-impedansi linear dan
bilateral dari arus-arus yang disebabkan oleh tiap-tiap sumber tersendiri
dengan sumber-sumber lainnya dalam keadaan tidak bekerja.

Wahyu Dwi Permatasari, S.Pd


7 DASAR LISTRIK & ELEKTRONIKA

1) Aturan Teorema Superposisi


a) Aturan 1
Suatu sumber yang tidak bekerja dan memiliki tegangan nol. Ini berarti
dapat diganti dengan suatu hubungan singkat.
b) Aturan 2
Suatu sumber tidak bekerja dan memiliki arus nol. Berarti dapat
diganti dengan suatu ragkaian hubungan terbuka.
2) Sifat-Sifat Teorema Superposisi
a) Berpatokan pada suatu sumber, sumber (E) yang lain di hubung
singkat atau jika pada arus (I) dalam rangkaian terbuka
b) Tidak berpengaruh dengan sumbernya
c) Besar I3 akan sama dengan I 1/3 + I 2/3 apabila searah
d) Jika I½ > I 2/2 atau sebaliknya
b. Teorema Substitusi
Teorema substitusi dapat menyederhanakan analisis suatu rangkaian
dengan mengubahnya menjadi dua buah 1-port yang terhubung satu sama lain.
Untuk rangkaian dinamis, teorema subtitusi dikembangkan dari teorema yang
sama untuk rangkaian resistif. Dalam suatu rangkaian (N), suatu Resistor (R)
yang dilalui arus I dapat oleh suatu sumber tegangan sebesar I R dengan
resistansi dalam = nol.

c. Teorema Resiproksitas
Dalam tiap ragkaian pasif yang bersifat linier bila suatu sumber
tegangan V yang dipasang pada cabang K menghasilkan arus I1=I pada
cabang m, maka bila sumber tegangan V tersebut dipindahkan ke cabang m =,
arus yang mengalir pada cabang k adalah I2=I.

Gambar a Gambar b
Gambar a : rangkaian resiproksitas diberikan sumber tegangan pada cabang k
Gambar b : rangkaian resiproksitas diberikan sumber tegangan pada cabang m

Wahyu Dwi Permatasari, S.Pd

Anda mungkin juga menyukai