Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIA

“INDERA RASA KULIT DAN GERAK REFLEKS”

GOLONGAN T

KELOMPOK V

NAMA KELOMPOK :

1. Sari Ningsih Safitri ( 2443019317 )


2. Helerita De Jesus ( 2443019038 )
3. Ronaldo E N Jemadu ( 2443019271 )
4. Agnesia Simamora ( 2443019323 )
5. Tabita Dea Natasha K. ( 2443019325 )

FAKULTAS FARMASI

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA

SURABAYA

2019/2020
BAB I

TUJUAN PRAKTIKUM

1.1. Mengetahui paleosensibilitas dan neosensibilitas pada indera rasa kulit.


1.2. Memahami gerakan refleks yang merupakan hasil kerja sama rangka dan
otot pada sendi tertentu.
BAB II

LANDASAN TEORI

Kulit merupakan bagian terluar dari tubuh. Jadi kulit berfungsi untuk
melindungi tubuh dari kerusakan fisik seperti gesekan, panas atau zat kimia. Kulit
juga menjaga agar tidak banyak kehilangan air, yaitu dengan mengatur suhu
tubuh. Selain itu, kulit juga selalu menerima rangsangan mekanis dari luar tubuh.
Hal ini menyebabkan kulit selalu memperbarui sel-selnya dikarenakan setiap hari
jutaan sel didalam tubuh rusak (Guyton,2007).

Kulit adalah organ yang terletak paling luar dan membatasinya dari
lingkungan hidup manusia. Kulit merupakan organ yang esensial dan vital serta
merupakan cermin kesehatan dan kehidupan. Kulit juga sangat kompleks, elastis,
dan sensitive. Pembagian kulit secara garis besar tersusun atas tiga lapisan utama
yaitu lapisan epidermis, lapisan dermis, dan lapisan subkutis. Subkutis ditandai
dengan adanya jaringan ikat longgar dan adanya sel dan jaringan lemak
(Perdanakusuma,2007).

Lapisan dermis mengandung pembuluh darah, akar rambut, ujung syaraf,


kelenjar keringat, kelenjar minyak. Kelenjar keringat yang dikeluarkan dapat
mencapai 2000 ml setiap hari tergantung pada kebutuhan tubuh dan engaturan
suhu. Keringat mengandung air garam dan urea. Fungsi lain adalah sebagai alat
ekskresi. Pada suhu lingkungan tinggi, kelenjar menjadi efektif dan pembuluh
kapiler di kulit menyebar. Melebarnya pembuluh kapilerdan memudahkan
pembuangan air dan sisa metabolisme. Aktifnya kelenjar keringat mengakibatkan
keluarnya keringat ke permukaan kulit dengan cara penguapan. Penguaan
mengakibatkan suhu di permukaan kulit turun sehingga kita tidak merasakan
panas lagi. Sebaliknya saat suhu lingkungan turun, kelenjar keringat tidak aktif
dan pembuluh kulit di kapiler sempit. Dermis terletak dibawah epidermis, lapisan
ini mengandung akar rambut, pembuluh darah, kelenjar dan syaraf (Kusnandi,
1995).
Lapisan epidesmis merupakan lapisan terluar kulit yang terdiri atas
stratum komeum, stratum lusidum, stratum germinatifum. Stratum korneum
tersusun dari sel-sel mati dan selalu mengelupas. Stratum lusidum tersusun dari
sel-sel yang tidak berhenti dan mengandung pigmen melanin. Stratum
germinatifum tersusun atas sel-sel yang membentuk sel-sel kearah luar (Kusnandi,
1995).

Lapisan hipodermis merupakan lapisan yang terletak dibawah dermis.


Lapisan ini banyak mengandung lemak. Lemak di lapisan ini berfungsi sebagai
cadangan makanan, pelindung tubuh, dan menahan panas tubuh (Mawardi, 2009).

Gerak pada umumnya terjadi secara sadar, namun ada pula gerak yang
terjadi tanpa disadari yaitu gerak refleks. Untuk terjadi gerak refleks, maka
dibutuhkan struktur sebagai berikut organ sensorik (yang menerima impuls),
serabut saraf sensorik (yang menghantarkan impuls), sumsum tulang belakang
(serabut-serabut saraf penghubung menghantarkan impuls), sel saraf motorik
(menerima dan mengalihkan impuls), dan organ motorik (yang melaksanakan
gerakan). Gerak refleks merupakan bagian dari mekanika pertahanan tubuh yang
terjadi jauh lebih cepat dari gerak sadar. Gerak refleks dapat dihambat oleh
kemauan sadar (Pearce, 2009).

Gerak refleks ialah gerakan pintas ke sumsum tulang belakang. Ciri


refleks adalah respon yang terjadi dengan cepat dan tidak disadari. Sedangkan
lengkung refleks adalah lintasan terpendek gerak refleks otak. Jika terletak di
sumsum tulang belakang, maka refleknya disebut refleks tulang belakang.
Gerakan pupil yang menyempit dan menyebar karena terkena rangsangan cahaya
merupakan contoh refleks otak. Sedangkan gerak lutut yang tidak disengaja
merupakan gerak sumsum tulang belakang ( Idel, 2000).
BAB III

ALAT DAN BAHAN

3.1. Alat

3.1.1. Bak air


3.1.2. Kerucut kuningan
3.1.3. Stempel 3x3 cm
3.1.4. Handuk
3.1.5. Aesthesiometer rambut dari Frey
3.1.6. Pensil
3.1.7. Jangka
3.1.8. Anak timbangan ( 5,10,50,100 gram )
3.1.9. Kertas gosok ( 00,1,2,3 )
3.1.10. Uang koin ( Rp 50, Rp 100, Rp 200, Rp 500,Rp 1000 )
3.1.11. Balok
3.1.12. Kubus
3.1.13. Limas segi empat
3.1.14. Alat Hardy-Wolff
3.1.15. Stopwatch

3.2. Bahan

3.2.1. Air es
3.2.2. Air panas
3.2.3. Air suhu kamar
3.2.4. Alkohol
3.2.5. Balsam
BAB IV

METODE

A. INDERA RASA KULIT

4.1. PALEOSENSIBILITAS

4.1.1. Rasa Panas dan Dingin

Rasa panas dan dingin tidak ditentukan oleh suhu suatu benda yang
sebenarnya, melainkan oleh kecepatan hilangnya panas atau mendapatkan panas
oleh kulit.

4.1.1.1. Sediakan tiga buah bak yang masing-masing berisi :

a. Air es
b. Air panas 400C
c. Air dengan suhu ± 300C ( suhu kamar )

4.1.1.2. Masukkan telunjuk kanan ke dalam air es dan telunjuk kiri ke dalam
air 400 C. Catatlah perasaan yang Anda alami.

4.1.1.3. Segera masukkan kedua telunjuk saudara ke dalam bak III : air
dengan suhu ± 300C. Catatlah perasaan yang Anda alami.

4.1.1.4. Tempatkanlah punggung tangan ± 10cm di depan mulut dan tiuplah


kulit punggung tangan itu perlahan-lahan. Catatlah perasaan yang
Anda alami.

4.1.1.5. Basahi punggung tangan itu dengan air dahulu, kemudian tiuplah
seperti percobaan tersebut diatas. Catatlah oerasaan yang Anda
alami.

4.1.1.6. Oleskan punggung tangan dengan alkohol dahulu kemudian tiuplah


lagi. Rasa bagaimanakah yang Anda alami sekarang? Jelaskan!
4.1.2. Reaksi-reaksi pada Kulit

Rasa-rasa panas, dingin raba/tekan, dan nyeri dihantarkan oleh serat-serat


saraf yang terpisah yang menghubungkan titik di kulit. Kepadatan titik-titik rasa
diberbagai-bagai tempat di kulit tidaklah sama.

4.1.2.1. Letakkan telapk tangan kiri diatas meja dan tandailah suatu daerh
3x3 cm dengan stempel yang telah tersedia. Tutuplah mata
probandus.
4.1.2.2. Selidikilah secara teratur sensasi yang muncul dengan mengikuti
garis-garis sejajar titik-titik panas menggunakan kerucut kuningan
yang telah direndam didalam air panas 500C (sebelum diletakkan
pada telapak tangan, keringkan dahulu kerucut itu dengan handuk).
Berilah tanda pada titik-titik itu dengan tinta hitam.
4.1.2.3. Lakukan percobaan tersebut di atas untuk menentukan titik-titik
dingin dengan menggunakan kerucut kuningan yang telah direndam
di dalam air es (sebelum diletakkan pada telapak tangan, keringkan
dahulu kerucut itu dengan handuk).
4.1.2.4. Lakukan percobaan tersebut di atas ntuk menentukan titik tekan
dengan menggunakan aesthesiometer rambut dri Frey.
4.1.2.5. Buatlah gambar tangan di tas kertas putih dan gambarkanlah titik-
titik rasa-rasa itu ke dalamnya.
4.1.2.6. Ulangi langkah 1-5 untuk daerah-daerah lengan bawah, kuduk dan
pipi.

4.2. NEO-SENSIBILITAS

4.2.1. Lokalisasi Rasa Tekan

4.2.1.1. Tutuplah mata probandus kemudin tekanlah ujung pensil dengan


kuat pada ujung jarinya.
4.2.1.2. Mintalah probandus menunjukkan dengan pensil tempat yang telah
dirangsang itu.
4.2.1.3. Tentukan jarak antara titik rangsang dan titik tunjuk dalam mm.
4.2.1.4. Ulangi langkah 1-3 sebanyak tiga kali dn tentukan jarak-jarak rata-
ratanya.
4.2.1.5. Lakukan langkah 1-4 untuk daerah telapak tangan, lengan bawah,
lengan atas, pipi, dan kudu.

4.2.2. Diskriminasi Rasa Tekan

4.2.2.1. Tutuplah mata probandus kemudian tekanlah kedua ujung sebuah


jangka secara serentak (simultan) pada ujung jarinya.
4.2.2.2. Ambillah mul-mula jarak ujung jangka yang kecil
sehingganprobandus belum dapat membedakan 2 titik. Kemudian
pebesarlah jark ujung jangka setiap kali dengan 2 mm, hingga tepat
dapat dibedakan 2 titik oleh probandus. Catat jarak ujung jangka
tersebut (X).
4.2.2.3. Ulangi percobaan ini dengan jarak ujung jangka yang besar dahulu,
kemudian dikecilkan setiap kali dengan 2 mm sampai ambang
diskriminasi. Catat jarak antra ujung jangka tersebut (Y).
4.2.2.4. Hitung jarak rata-rata dari tindakan no 2 dan 3.
4.2.2.5. Ulangi langkah 1-4 tetapi sekarang dengan menekan kedua ujung
jangka secara berturut-turut (suksesif).
4.2.2.6. Ulangi langkah 1-5 sebanyak tiga kali.
4.2.2.7. Lakukan langkah 1-6 untuk daerah telapak tangan, lengan
bawah,lengan atas, kuduk, bibir dan depan telinga.

4.2.3. Diskriminasi Kekuatan Rangsangan (Hukum Weber-Fechner)

Kemampuan untuk membedakan kekuatan rangsangan rasa-rasa, pada


umumnya tidak tergantung pada kekuatan mutlak dari rangsangantersebut, tetapi
pada perbedaan relatifnya.

4.2.3.1. Tutuplah mata probandus dan letakkan tangannya diatas meja


dengan telapak tangannya keatas.
4.2.3.2. Letakkan anak timbangan 5 gram diatas telapak tangan probandus.
4.2.3.3. Tambahkan setiap kali suatu beban sampai probandus dapat dengan
tepat membedakan penambahan berat. Catat berat beban yang dapat
dirasakan tersebut.
4.2.3.4. Ulangi langkah 1-3 sebanyak tiga kali.
4.2.3.5. Lakukan langkah 1-4 untuk beban 10 gram, 50 gram dan 100 gram.

4.2.4. Kemampuan diskriminasi.

Dalam melakukan praktikum ini sering kali timbul kesukaran karena yang
dipakai adalah orang-orang yang sehat dan normal kemampuan diskriminasinya.
Oleh sebab itu sebaiknya dilakukan perbandingan kemampuan diskriminasi antara
jari tangan, telapak tangan, lengan bawah dan kuduk.

Kemampuan diskriminasi kekasaran

a. Tutuplah mata probandus dan letakkan tangannya diatas meja dengan


telapak tangannya ke atas.
b. Mintalah probandus untuk meraba kertas penggosok dengan ujung jarinya.
c. Mintalah probandus untuk menyebutkan derajat kekasaran kertas
penggosok tersebut.
d. Catatlah hasil pengamatan pada probandus. Berikan tanda B jika jawaban
probandus benar dan S jika salah.
e. Ulangi langkah 1-4 sebanyak tiga kali.
f. Lakukan langkah 1-5 pada bagian telapak tangan, lengan bawah dan
kuduk.

Kemampuan diskriminasi ukuran

a. Tutuplah mata probandus dan letakkan tangannya diatas meja dengan


telapak tangannya keatas.
b. Tekanlah pada jari tangan probandus uang koin dengan berbagai macam
ukuran.
c. Mintalah probandus untuk menyebutkan jenis koin tersebut.
d. Catat hasil pengamatan pada probandus. Berikan tanda B jika jawaban
benar dan S jika salah.
e. Ulangi langkah 1-4 sebanyak tiga kali.
f. Lakukan langkah 1-5 pada bagian telapak tangan, lengan bawah dan
kuduk.

Kemampuan diskriminasi bentuk

a. Tutuplah mata probandus dan letakkan tangannya diatas meja dengan


telapak tangannya ke atas.
b. Mintalah probandus untuk meraba benda percobaan dengan ujung jarinya.
c. Mintalah probandus untuk menyebutkan bentuk benda tersebut (bola,
balok, kubus, limas segi empat).
d. Catat hasil pengamatan pada probandus. Berikan tanda B jika jawaban
benar dan S jika salah.
e. Ulangi langkah 1-4 sebanyak tiga kali.
f. Lakukan langkah 1-5 pada bagian telapak tangan, lengan bawah dan
kuduk.

4..3. Rasa nyeri kulit dan otot

Analisis sifat dari rasa nyeri memegang peranan penting dalam tugas-tugas
seorang dokter dan dokter gigi. Percobaan dibawah ini emberikan gambaran untuk
menerangkan sifat rasa nyeri pada probandus dan asal rasa nyeri itu. nilai ambang
rasa nyeri ialah besarnya rangsangan yang sekecil-kecilnya yang tepat
menimbulkan suatu rasa nyeri. Nilai ambang nyeri ini harus dibedakan jelas dari
nilai ambang untuk menimbulkan suatu reaksi terhadap stimulus itu. dalam
percobaan ini kontraksi otot, gerakan-gerakan mata atau gerakan otomatisterhadap
rangsangan nyeri yang diberikan harus diperhatikan, terlepas dari jawaban
probandus.
Percobaan ini menggunakan alat hardy-wolff, yaitu terdiri dari lampu
proyeksi yang dapat memusatkan sinar-sinarnya menembus suatu lubang
(diafragma). Kekuatan radiasi sinar ditentukan dengan sebuah rheostat yang
disusun seri dengan lampu. Lama penyinaran diukur dengan stopwatch.
4.3.1. Hitamkan suatu daerahkecil dikulit lengan bawah,kemudian
tempelkan diafragma alat hardy-wolff pada kulit tersebut.
4.3.2. Lakukan penyinaran dengan kekuatan radiasi yang rendah selama 10
detik (diatur dengan rheostat).
4.3.3. Geser tombol rheostat sehingga kekuatan radiasi meningkat dan sinari
lagi kulit yang dihitamkan tersebut selama 10 detik.
4.3.4. Lakukan langkah ketiga dengan setiap kali menggeser tombol
rheostat, sampai probandus merasa nyeri seperti ditusuk-tusuk.
4.3.5. Catatlah lama penyinaran dalam detik, angka tersebut menunjukkan
ambang rasa nyeri probandus.

Pengaruh mengalihkan perhatian

4.3.6. Ulangi langkah 1-5 tetapi disertai dengan mengalihkan perhatian


probandus. Hal ini dapat dilaksanakan dengan mengajak bicara
probandus, menggaruk-garuk kepalanya atau cara-cara pengalihan
perhatian lainnya yang serupa.
4.3.7. Catatlah lama penyinaran dalam detik

Pengaruh hiperaemia

4.3.8. Oleskan balsam pada area kulit yang telah dihitamkan tersebut,
kemudain ulangi langkah 1-5.
4.3.9. Catatlah lama penyinaran dalam detik.

B. GERAKAN REFLEKS

1. Reflex fleksor/ monosinaps/ patella


Ketuklah patella probandus dengan palu pada kaki yang ditekuk. Amati
respons yang timbul. Saat palu diketukkan pada bagian disekitar tulang
tempurung lutut, terjadi gerakan reflex. Kaki yang tadinya ditekuk bergerak ke
depan sehingga sudut antara kaki dan paha melebar (gerakan ekstensi).
2. Reflex kornea
Sentuh kornea probandus dengan kapas yang dipilin. Amati respons yang
timbul. Pada saat kapas mendekati kornea mata, terjadi gerakan reflex menutup
(berkedip) oleh kelopak mata untuk melindungi mata.
3. Reflex pupil
Tutup mata 30 detik. Lindungi mata dengan kertas. Buka mata lalu amati pupil
mata. Sorot mata dengan senter. Amati pupil. Bandingkan dengan pengamatan
sebelumnya. Pada saat cahaya senter diarahkanke pupil mata, terlihat pupil
bergerak mengecil. Hal ini terjadi karena pupil memungkinkan jumlah cahaya
yang masuk ke mata bervariasi. Ketika jumlah cahaya yang menyorot ke mata
cukup banyak, maka ukuran pupil disesuaikan oleh otot-otot iris untuk
memungkinkan lebih sedikit cahaya yang masuk, sesuai kebutuhan.
4. Refleks pineal
Sentuh bagian dalam daun telinga probandus dengan benda tumpul atau kapas
yang digulung panjang sebagai aplikator, amati respons yang timbul. Kepala
probandus selalu menghadap ke bagian telinga yang akan disentuh, bahkan
sebelum telinganya benar-benar tersentuh.
5. Refleks nosiseptif
Jepit dengan keras anggota tubuh probandus, amati respons yang timbul. Pada
saat tangan dijepit dengan keras menggunakan pinset, terjadi gerakan
memberontak. Hal ini juga terjadi saat bagian tubuh lainnya dijepit dengan
keras.
BAB V

HASIL PRAKTIKUM

A. INDERA RASA KULIT


5.1. PALEOSENSIBILITAS
5.1.1. Rasa Panas dan Dingin

Lokasi Media Uraian Rasa


Jari
Telunjuk
Kanan Air Es  Jari telunjuk kanan terasa dingin.
Jari
Telunjuk
Kiri Air 400C  Jari telunjuk kiri terasa panas.
Jari Jari Telunjuk Kanan : netral
Telunjuk Air Suhu
Jari Telunjuk Kiri : Terasa dingin.
Kanan Kamar
dan Kiri
Punggung
Tangan -  Terasa sejuk dan dingin.
Punggung Air Suhu
Tangan Kamar Terasa lebih dingin.
Punggung
Tangan Alkohol  Terasa sangat dingin, kemudian terasa panas.
Tabel Pengamatan Rasa Panas dan Dingin

5.1.2. Reaksi-reaksi Pada Kulit

Tabel Pengamatan Reaksi Pada Kulit


Lokasi Hasil Pengamatan Jumlah Titik Keterangan
Telapak ▲ ● ▲ Panas: 6 Berikan tanda
tangan kiri ● ▲ ● Dingin: 3
● ● ●
Tekanan: - ● bila terasa panas
Lengan bawah Panas: 3
● ▲ ▲
■ ● ▲ Dingin: 5 ■ bila berasa ada
● ▲ ▲ Tekanan: 1 tekanan
Kuduk Panas: 4
■ ● ■ Dingin: 2
▲ bila terasa
■ ● ▲
Tekanan: 3
▲ ● ● dingin

5.2. NEO-SENSIBILITAS
5.2.1. Lokalisasi Rasa Tekan

Tabel Pengamatan Lokalisasi Rasa Tekan

Lokasi Jarak Titik Tekan dan Titik Tunjuk (cm)


I II III Rata-rata
Ujung jari 1 5 1.1 2.4
Telapak tangan 4.5 2.8 1.5 2.9
kiri
Lengan bawah 1.5 5 2 2.8

Lengan atas 2 1,6 1,5 1.7


Kuduk

5.2.2. Diskriminasi Rasa Tekan

Tabel Pengamatan Diskiminasi Rasa Tekan

Lokasi Jarak Titik Tekan dan Titik Jarak Titik Tekan dan Titik
Tunjuk dengan Metode Tunjuk dengan Metode
Simultan (mm) Suksesif (mm)
1 2 1 2
X Y X Y X Y X Y
Ujung
jari
Telapak
tangan
kiri
Lengan
bawah
Lengan
atas
Kuduk
Depan
telinga

5.2.3. Diskriminasi Kekuatan Rangsangan (Hukum Weber-Fechner)

Tabel Pengamatan Diskriminasi Kekutan Rangsangan

Berat beban Berat beban yang dirasakan (gram)


I II III Rata-rata
awal (gram)
5 - - - -
10 B B B
50 B S S
100 B S B

grafik
1

0.9

0.8

0.7

0.6
Series 1
0.5
Series 2
0.4 Series 3

0.3

0.2

0.1

0
5 10 50 100

5.2.4. Kemampuan Diskriminasi

Tabel Pengamatan Diskriminasi Kekasaran

No Kekasaran Jari tangan Telapak Lengan kuduk


kertas gosok tangan bawah
kanan
I II III I II III I II III I II III
1 00 (paling B B B B B B B B S B B B
halus)
2 1 (halus) B B S S B B S S S S S B
3 2 (sederhana B S S S S B S S S B S S
kasar)
4 3 (kasar) B B B B B B B B B B B B
Total jawaban 9 9 5 8
benar

Tabel Pengamatan Diskriminasi Ukuran

No Jenis dan Jari tangan Telapak Lengan kuduk


diameter tangan bawah
koin (cm) kanan
I II III I II III I II III I II III
1 Koin B B B S S S B S B S B B
Rp. 50
2 Koin S B B S S S B S S S S S
Rp. 100
3 Koin S B B B S S S S S B S S
Rp. 200
4 Koin B S B B B B S S S B B B
Rp. 500
5 Koin B B B S B B S B S S S S
Rp. 1000
Total jawaban 12 5 4 5
benar

Tabel Pengamatan Diskriminasi Bentuk

No Jenis dan Jari tangan Telapak Lengan kuduk


diameter tangan bawah
koin (cm) kanan
I II III I II III I II III I II III
1 Bola B B B B B B B S S B B B
2 Balok B B B B B B B S B B B B
3 Kubus B B B B B B B B B B B B
4 Limas segi
empat

Total jawaban 9 9 6 9
benar

Tabel Pengamatan Rasa Nyeri

Perlakuan Waktu (detik)


Normal 10
Mengalihkan perhatian 6
Hiperemia 4

B. GERAKAN REFLEKS

Tabel Pengamatan Pemeriksaan Gerakan Refleks

No Probandus Reflex Reflex Reflex Reflex Reflex


Patella Kornea Pupil Pineal Nosiseptif
(+/-) (+/-) (+/-) (+/-) (+/-)
Probandus 1 + + + + -
1
2 Probandus 2 + + + + +

3 Probandus 3 + + + + +

4 Probandus 4 + + + + +
BAB VI

PEMBAHASAN

4.1. PALEOSENSIBILITAS

4.1.1. Rasa Panas dan Dingin


A. Jari Tangan
Berdasarkan hasil dari percobaan yang telah dilakukan untuk melihat
sensitifitas jari tangan terhadap rangsang panas dan dingin, dapat
diketahui bahwa jari tangan kanan yang dcelupkan pada air dingin
menyebabkan rasa dingin yang disertai kaku dan nyeri pada tangan.
Karena dingin dapat menyebabkan kaku pada otot sehingga timbul
nyeri. Pada jari tangan kiri yang dimasukkan pada air panas
menyebabkan rasa tidak begitu nyeri. Sedangkan saat kedua jari
dimasukkan ke air dengan suhu normal, rasa nyeri perlahan menghilang
dan jari tangan kembali terasa normal.

B. Punggung Tangan
Pada percobaan meniup punggung tangan dengan kondisi tangan
kering, terasa hembusan nafas yang suhunya sedang (tidak panas dan
tidak dingin). Sedangkan setelah punggung tangan diolesi dengan
alcohol, saat ditiup tangan terasa dingin. Dan pada kondisi tangan
dibasahi dengan alkohol, punggung tangan terasa sangat dingin seperti
diberi es ketika ditiup. Hal ini dikarenakan titik uap alkohol sangat
rendah. Artinya dibutuhkan hanya sedikit panas untuk mengubah bentuk
cair alkohol menjadi uap. Ketika alkohol diteteskan di punggung tangan,
panas tubuh sudah cukup untuk mengubah wujudnya. Dengan demikian
panas dari tubuh mengalir ke alkohol. Sewaktu aliran panas dari tubuh
terjadi, di saat itulah kulit terasa dingin.

4.1.2. Reaksi di Kulit


Jika dilihat dari hasil percobaan, menunjukkan bahwa pada bagian
telapak tangan, lengan bawah, kuduk dan pipi memiliki saraf sensorik
terhadap rangsangan nyeri, tekan, suhu dingin dan suhu panas yang
sama. Hal ini ditunjukkan dengan hasil percobaan yang membuktikan
orang coba dapat merasakan keempat macam rangsangan tersebut di
berbagai bagian yangberbeda dari telapak tangan, lengan bawah,
kuduk dan pipi. Ini menunjukkan bahwa di seluruh kulit terdapat
saraf sensorik terhadap rangsangan nyeri, tekan, suhu dingin, suhu panas,
dan lainnya.
4.2. NEO-SENSIBILITAS
4.2.1. Lokalisasi Rasa Tekan
Menurut hasil percobaan yang dilakukan oleh kelompok kami
dengan memberikan rangsang tekan pada orang coba pada daerah tubuh
(ujung jari, telapak tangan, lengan bawah, lengan atas) dan orang coba
menunjukkan bagian tempat rangsang tekan diberikan. Diketahui bahwa
hasil menunjukkan jarak yang berbeda-beda. Hal ini menunjukkan
bahwa tempat-tempat tersebut memiliki sensitifitas/kepekaan terhadap
rangsang yang berbeda.
4.2.2. Diskriminasi Rasa Tekan
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan oleh kelompok
kami didapatkan bahwa ternyata diskriminasi rasa tekan diberbagai
tempat berbeda-beda. Contohnya pada ujung jari dan lengan atas hal ini
dimungkinkan saraf perasa pada perbedaan tempat akan memiliki
perbedaan diskriminasi rasa tekan juga.
4.2.3. Diskriminasi Kekuatan Rangsangan (Hukum Weber-Fechner)
Menurut hasil pengamatan kelompok kami diketahui bahwa orang
coba tidak dapat membandingkan beban pada tangan pada saat
menggunakan berat 50 gram. Namun semakin berat beban yang
digunakan, orang coba semakin dapat membandingkan dan merasakan
beban yang diletakkan pada jari tangan.
4.2.4. Kemampuan Diskriminasi
Kemampuan Diskriminasi Kekasaran
Menurut hasil pengamatan kelompok kami diketahui bahwa untuk
mendeskriminasi suatu benda dengan menggunakan bagian tubuh yaitu
jari tangan, telapak tangan, lengan bawah, dan kuduk diketahui bahwa
orang coba dapat merasakan adanya kekasaran dari kertas penggosok yang
di letakan pada bagian tubuh yang paling peka berada di Jari tangan, dan
Telapak tangan
Kemampuan Diskriminasi ukuran
Menurut hasil pengamatan kelompok kami diketahui bahwa orang
yang melakukan percobaan ukuran dengan menggunakan koin yang di
letakan pada bagian tubuh dalam merasakan ukuran besar nya koin
tersebut. Bagian yang paling peka pada ukuran berada di Jari Tangan
Kemampuan Diskriminasi Bentuk
Menurut hasil pengamatan kelompok kami diketahui bahwa orang
yang melakukan percobaan bentuk dengan menggunakan benda-benda,
seperti Bola, Balok, Kubus, dan Limas Segi Empat. Bagian yang paling
bias merasakan bentuk dari suatu benda berada di Jari Tangan, Telapak
Tangan, dan Kuduk
4.3 RASA NYERI KULIT DAN OTOT
Pada percabaan ini kami menggunakan alat hardy-wolf, di mana
kami ingin memusatakan sinar (cahaya dari hardy-wolf) menembus suatu
lubang diafragma.
Pada percobaan pertama ( Normal)
Pada percobaan ini tangan Probandus di hitamkan pada bagian
lengan bawah, dan ditempelkan pada cahaya yang berasal dari alat hardy-
wolf. Dan pada bagian normal tercatat waktu rasa panas yang dapat di
rasakan oleh probandus adalah 10 detik.
Pada percobaan kedua ( Menghalihkan perhatian)
Pada percobaan ini, probandus tetap berada dalam posisi seperti pada
percobaan pertama, di sini kelompok kami mengajak Probandus untuk
berbicara sambil tangan nya tetap berada di alat hardy-wolf. Dan pada
bagian menghalihkan perhatian tercatat waktu rasa panas yang dapat di
raskan oleh probandus adalah 6 detik
Pada percobaan ketiga ( Hiperemia)
Jawab Pertanyaan
A. Indera Rasa Kulit
Paleosensibilitas
Rasa Panas dan Dingin
1. Pada percobaan dengan alkohol pada kulit mula-mula timbul perasaan dingin
dahulu kemudian disusul dengan perasaan panas. Jelaskan mengapa
demikian!
Jawab: Saat alkohol dioleskan dipunggung tangan lalu ditiup akan terasa
dingin, lalu lama-kelamaan akan terasa panas karena alkohol tersebut bersifat
higroskoopis yang berarti mudah menguap dari punggung tangan yang
disebabkan oleh suhu panas tubuh dan suhu ruangan.

2. Apakah rasa-rasa panas atau dingin itu dirasakan terus-menerus? Jelaskan


mengapa demikian!
Jawab: Tidak, sebab sesuatu yang dirasakan hanya sesaay atau bisa dikatakan
sementara. Karena thermoreseptor dapat beradaptasi sangat cepat ketika ada
perubahan suhu.

Reaksi-Reaksi pada Kulit


1. Di daerah manakah dari tubuh masing-masing rasa itu yang terpadat?
Jelaskan mengapa demikian!
Jawab: Setelah melakukan percobaan Reaksi reaksi di kulit dapat diketahui
bahwa kulit memiliki jumlah reseptor penerima rangsang yang berbeda.
Reseptor panas jumlah nya jauh lebih banyak dari reseptor dingin. Reseptor
panas jumlah nya 3 sampai 10 kali lebih banyak dari reseptor dingin.
Selain itu, dari hasil percobaan kita dapat mengetahui bahwa reseptor dingin
dan panas pada kulit letaknya tersebar. Dapat di simpulkan bahwa kepadatan
reseptor diberbagai tempat di kulit berbeda. Menurut hasil praktikum, titik-
titik yang mendeteksi dingin dan panas paling banyak (terpadat) di telapak
tangan kiri . Hal ini membuktikan bahwa telapak tangan kiri lebih peka
terhadap perubahan suhu dari pada daerah kulit lainnya.
Neo-sensibilitas
Lokalisasi Rasa Tekan
1. Apakah ada perbedan antara titik tekan dan titik tunjuk? Jelaskan mengapa
demikian?
Jawab: Ada, hal ini terjadi karena manusia memiliki tempat-tempat
sensitifitas/kepekaan terhadap rangsang yang berbeda.

2. Didaerah manakah dari tubuh yang memiliki jarak titik tekan dan titik tunjuk
paling kecil dan paling besar? Jelaskan mengapa demikian!
Jawab: Perubahan terbesar terjadi pada telapak tangan kiri, sedangkan terkecil
pada lengan atas. Hal ini menunjukkan bahwa telapak tangan kiri memiliki
kepekaan terhadap rangsang yang paling besar, dilihat dari rata-rata jarak
antara titik tekan dan titik tunjuk yang lebih besar dibanding yang lain.
Setelahnya diikuti dengan lengan bawah, ujung jari, dan lengan atas, hal
ini menunjukan bahwa lengan atas memiliki kepekaan terhadap rangsangan
yang lebih kecil. Hasil ini dapat berbeda pada tiap orang, tergantung
tingkat kepekaan tiap orang.

Diskriminasi Rasa Tekan

1. Adakah perbedaan deskriminasi bila ujung-ujung jangka ditekan secara


simultan dan suksetif? Jelaskan mengapa demikian!
Jawab: Ada, jadi kalau simultan hanya dilakukan sekali dengan cara
disentuhkan, sedangkan suseksif dengan cara beberapa kali. Probandus
tersebut merasakan bahwa suksesif itu lebih cepat terasa 2 titik.
Diskriminasi Kekuatan Rangsangan (Hukum Weber-Fechner)

1. Bagaimana bunyi hukum Weber-Fechner?


Jawab: Kemampuan untuk membedakan kekuatan rangsangan rasa-rasa. Pada
umumnya tidak tergantung pada kekuatan mutlak dari rangsangan tersebut
tetapi pada perbedaan relative.

2. Apakah hukum tersebut sesuai dengan hasil percobaan tersebut di atas?


Jawab: Ya, dari percobaan yang kelompok kami lakukan, ketika probandus
menutup mata kemudian pada telapak tangan diletakkan beban awal 10 gram,
lalu ditambah sedikit demi sedikit ditambah bebannya sampai terasa adanya
perubahan beban yang dirasakan oleh probandus. Pertambahan beban terasa
ada pada 100 gram. Hal ini terjadi karena menurut hukum tersebut pada hasil
percobaan dan pengamatan didapatkan bahwa respon indra rangsang yang
didapatkan akan lebih rendah daripada stimulus yang diberikan sehingga
beban akan terasa lebih ringan dari beban asalnya.

Kemampuan Diskriminasi

1. Bagaimanakah kemampuan diskriminasi kekasaran, ukuran, dan bentuk


masing-masing dari jari tangan, telapak tangan, lengan bawah dan kuduk ?
Jawab: Jari tangan memiliki kemampuan diskriminasi kekasaran, ukuran, dan
bentuk paling tinggi dari anggota tubuh lainnya.

2. Bagian manakah yang paling sensitif dalam diskriminasi kekasaran, ukuran,


dan bentuk? Mengapa demikian?
Jawab: Jari tangan. Hal ini disebabkan karena jari tangan memiliki tingkat
kepekaan dan sensitivitas paling tinggi daripada anggota tubuh lainnya. Jari
tangan mampu meraba dan merasakan perbedaan benda, sedangkan yang lain
hanya bisa merasakannya.

Rasa Nyeri Kulit dan Otot


1. Apakah ada perbedaan lama penyinaran saat probandus dialihkan
perhatiannya atau saat kondisi kulit probandus hiperemia? Mengapa
demikian?
Jawab: Ya, ada. Karena adanya penurunan nilai ambang rasa nyeri dan diikuti
kenaikan kepekaan saraf sehingga penyinaran saat kondisi kulit probandus
hiperemia lebih cepat dibandingkan dengan probandus yang dialihkan
perhatiannya.
BAB VII

KESIMPULAN

Dari berbagai percobaan yang telah dilakukan mulai dari Paloe-sensibilitas


yang didapatkan bahwa rasa panas dan dingin tidak ditentukan oleh suhu suatu
benda yang sebenarnya, melainkan oleh kecepatan memperoleh panas atau dingin
dan kecepatan hilangnya panas/dingin di kulit,yangkedua adalah reaksi-reaksi
dikulit yang didapatkan bahwa kepadatan titik-titik rasa(reseptor) untuk rasa-rasa
tersebut pada berbagai tempat dikulit tidaklah sama, yang ketiga adalah
Neosensibilitas, dari percobaan ini didapatkan bahwa rangsangan yang diterima
akan menjadi berkurang tak seperti besarnya rangsangan yang diberikan , hal ini
menurut hukum Weber-Fechner, dalam percobaan ini juga telah dilakukan dalam
berbagai pengamatan seperti diskriminasi kekasaran dan diskriminasi bentuk.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa dari seluruh pengamatan yang dilakukan,
saraf sensoris yang bekerja pada tubuh manusia mempunyai sensibilitas yang
berbeda dan tergantung dari letak pemberian rangsangan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Guyton, A.C. and Hall, J.E. 2007. Textbookof Medical Physiology. 11 Edition
Elsevier. China.

Perdanakusuma, David. 2007. Anatomi Fisiologi Kulit dan Penyembuhan Luka.


Surabaya: Airlangga University School of Medicine-Dr.Soetomo General
Hospital.

Kusnandi, Kamal A. 1995. Dasar-dasar Anatomi dan Fisiologi Mamalia, FP


MIPA IKIP. Bandung.

Mawardi, Agus. 2009. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Pusat Perbukuan


Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Pearce, Evelyn. 2009. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta : Gramedia
Pustaka Utama.

Idel, Antoni. 2000. Biologi Dalam Kehidupan Sehari-hari. Gitamedia Press.


Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai