Aksara Nurani

Tuan,

Sumpahku abadi dalam bahasa

Janji bukan sekedar harap

Pengakuan bukan sekedar orasi

Aku akan menjelma nurani

Tuan,

Aku tidak punya pena

Aku tidak punya kertas

Aku hanya punya bahasa

Tuan,

Tiada kau temui dusta dari suaraku

Hanya cinta berselimut kata

Hanya rinai tawa pelipur duka

Inilah aku

Seorang pemuda nasionalis

Menghidupi mimpi dengan nurani

Menimang bahasa melalui pancasila

Rumpun Rindu, 2021

Pemeran Nasionalis

Akulah pemuda melankolis

Ingin bercinta dengan bahasa

Tapi dihasut selingkuh penguasa

Mereka bermain tahta diatas duka

Akulah pemuda protagonis

Menghidupi diri melalui mimpi

Karena realita telah hilang naluri

Hanya bisa rela ditikam aksi

Akulah pemuda dramatis

Menyendiri dalam gemuruh sepi

Menyikapi hati tetap mencintai

Meski akhirnya terpasung kalimat fiksi

Akulah pemuda patriotis

Berbahasa satu, indonesia

Bertanah air satu, nusantara

Bernurani teguh, pancasila

Rumpun Rindu, 2021

Kunjungan

Hari ini aku akan berkunjung ke rumah Tuhan

Rencananya mau booking beberapa ingin yang masih menjadi angan

Salah satunya mengekal dirimu disampingku

Rumpun Rindu, 2021

Pesan Senja

Maaf kekasih,

Aku mengira diri ini hendak berselingkuh dengan secarik senja

Ia mengajak saling pandang ketika mentari hendak pulang

Tapi bukan.

Ia memandang untuk menyampaikan sebuah rindu

Yang terlampau jauh dari ujung mataku

Ternyata itu milikmu

Yang ingin merebah diharibaanku

Rumpun Rindu, 2021

Raghib

Jika kangen yang kau beri adalah hujan

Tiada segan aku bendung sebagai palung

Jika resah yang kau beri adalah kemarau

Tiada enggan aku tandus sebagai savana

Kekasih,

Apabila dirimu mengalami pancaroba

Maka biar aku sang panca indera

—utusan Tuhan yang menjadi buana

Untuk menerima segala perkaramu

Rumpun Rindu, 2021