Materi Bahasa Indonesia
Materi Bahasa Indonesia
1
3. Menentukan isi laporan
Laporan adalah segala sesuatu yang dilaporkan dari seseorang atau suatu badan hukum sehubungan
dengan tugas yang dibebankan kepadanya. Membaca laporan berarti membaca pemberitahuan hasil dari
suatu pengamatan. Laporan dibuat setelah mengadakan observasi atau pengamatan. Topik laporan adalah
pokok yang dibicaran dalam laporan.
a. Fungsi laporan
(1) memberitahukan atau menjelaskan dasar penyusunan, kebijakan, keputusan atau pemecahan
masalah.
(2) memberitahukan atau menjelaskan pertanggungjawaban tugas dan kegiatan.
(3) merupakan bahan untuk pendokumentasian.
(4) merupakan sumber informasi.
b. Tujuan laporan
(1) mengetahui kemajuan dan perkembangan suatu masalah.
(2) mengadakan pengawasan dan perbaikan.
(3) mengambil suatu keputusan yang lebih efektif.
c. Syarat pembuatan laporan
(1) menggunakan bahasa yang jelas, singkat, dan benar.
(2) mengemukakan isi laporan dengan lengkap dan sistematis.
(3) Didasari oleh fakta yang benar dan meyakinkan
(4) Menarik dan enak dibaca
d. Kerangka Laporan
(1) Pendahuluan
Berisi latar belakang kegiatan yang dilaksanakan
(2) Isi laporan
Berisi rincian kegiatan yang dilakukan beserta hasilnya. Kegiatan yang dilaporkan lengkap dengan
nama, tempat, waktu, dan orang yang terlibat dalam kegiatan
(3) Penutup laporan
Berisi kesimpulan
(5) Laporan diakhiri dengan identitas pembuat laporan
b. Rasa
Rasa adalah sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang dikandung dalam puisi. Rasa merupakan
dunia emosional yang terdapat dalam puisi. Hubungan penyair terhadap permasalahan tercermin dalam
suasana puisi. Sikap ini akan menumbuhkan kesan tertentu antara lain haru, murung, ceria, heroik, putus
asa.
c. Nada
Nada merupakan sikap penyair terhadap pembaca. Bagaimana penyair menyikapi pembaca: doktriner,
menghakimi, menggurui, menghasut, atau menyindir dipengaruhi tempat lahirnya puisi tersebut.
d. Amanat; tujuan; maksud
Amanat adalah sesuatu yang menjadi tujuan sang penyair atau efek tertentu yang didambakan penyair.
3
B. MENULIS
1. Menulis dialog
Dialog atau percakapan adalah kegiatan berbahasa lisan antara dua orang atau lebih. Dialog berisi tanya
jawab yang terarah antara dua orang atau lebih. Pertanyaan dan jawaban diajukan secara bergiliran.
Masalah dalam percakapan umumnya berupa persoalan-persoalan ringan yang ada dalam kehidupan
sehari-hari.
Langkah-langkah menyusun dialog atau percakapan antara lain:
a. Menentukan masalah atau tema pembicaraan
b. Menentukan orang-orang yang terlibat dalam percakapan
c. Menentukan susunan kalimatnya
d. Menggunakan pilihan kata yang tepat
2. Mengisi formulir
Formulir adalah lembar isian tentang informasi tertentu. Pengisian formulir dimaksudkan untuk
memberikan informasi kepada pihak yang membutuhkan.
Bagian-bagian formulir adalah sebagai berikut:
a. Bagian kepala
Berisi nama lembaga, alamat, nomor telepon
b. Bagian tubuh
Berisi keterangan yang harus diisi seperti:
1) Nama lengkap
2) Jenis kelamin
3) Tempat dan tanggal lahir
4) Agama
5) Pendidikan
6) Alamat
7) Keterangan lain
c. Bagian ekor
Berisi tempat dan tanggal pengisian, tanda tangan, dan nama jelas pengisi.
Pengisian formulir harus benar, jelas, dan lengkap. Gunakan huruf yang jelas, misalnya menggunakan huruf
cetak. Hindarilah coret-coretan, karena akan menimbulkan keraguan.
3. Menggunakan kata depan
Kata depan merupakan kata yang bertugas merangkaikan kata atau bagian kalimat. Kata depan biasanya
terletak di depan kata benda.
Kata depan ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya kecuali di dalam
gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata seperti kepada dan daripada.
Berikut ini contoh kata depan dan fungsinya:
Kata Depan Fungsi
dari menandai hubungan asal, arah dari suatu tempat atau milik
dengan menandai hubungan kesertaan atau cara
di menandai hubungan tempat berada
ke menandai hubungan arah menuju suatu tempat
oleh menandai hubungan pelaku atau yang dianggap pelaku
pada menandai hubungan tempat atau waktu
sejak menandai hubungan waktu dari saat yang satu ke saat yang lain
4
Kalimat majemuk adalah kalimat-kalimat yang mengandung dua pola kalimat atau lebih. Kalilmat majemuk
terbagi menjadi dua jenis, yaitu kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat.
a. Kalimat Majemuk Setara
Kalimat majemuk setara adalah kalimat yang unsur-unsurnya memiliki hubungan setara atau sederajat.
Kalimat majemuk setara tidak memiliki anak kalimat.
Kalimat majemuk setara ditandai dengan konjungsi atau kata hubung lalu, dan, kemudian, atau, tetapi,
sedangkan.
Contoh :
Penggabungan dari dua atau lebih kalimat tunggal sehingga kalimat yang baru mengandung dua atau lebih
pola kalimat.
· Kakak menyapu lantai (kalimat tunggal I)
· Ibu memasak di dapur (kalimat tunggal II)
· Kakak menyapu lantai dan ibu memasak di dapur.
b. Antonim
Antonim ialah kata-kata yang berlawanan maknanya/ oposisi.
Contoh:
besar >< kecil
ibu >< bapak
bertanya >< menjawab
7. Menggunakan imbuhan (afik)
a. Prefiks (Awalan) : be®-, pe®-, me(N)-, di-, te®-, se-, pe(N)-, ke-
b. Infiks (Sisipan) : -el-, -em-, -er-, -in-(?)
c. Sufiks (Akhiran) : -kan, -i, -an
d. Konfiks (Gabungan imbuhan) : ber-kan, ber-an, per–an, pe –an, per-i, me-kan, Me-i, memper-,
memper–kan, memper-i, ter-kan, ter-i,
Untuk menentukan makna imbuhan dengan mudah, dapat dilakukan dengan cara berikut:
a. Gantilah imbuhan yang ditanyakan dengan tanda titik-titik.
b. Isilah titik-titik tersebut dengan kata yang sesuai dengan makna kalimat asal.
c. Dalam pengisian, bentuk dasar kadang-kadang perlu ditambah imbuhan.
Contoh:
Apa makna imbuhan me-kan pada “Upaya meninggikan tanggul sudah dikerjakan?
Langkah 1:
Upaya …tinggi tanggul sudah dikerjakan.
Langkah 2:
Upaya membuat tanggul jadi tinggi sudah dikerjakan.
Jadi makna me-kan pada kalimat di atas: membuat jadi …
8. Menyusun paragraf
Paragraf merupakan susunan beberapa kalimat yang terjalin secara utuh dan padu yang di dalamnya
memuat satu gagasan utama. Yang tidak boleh dilupakan dalam pengembangan paragraf adalah
koherensi antarkalimat maupun ide dengan panduan kohesi yang tepat. Kalau hal itu diperhatikan,
tidak ada paragraf yang memiliki kalimat dengan ide lain. Kalimat seperti itu hendaknya
dibuang karena dapat mengacaukan kepaduan ide. Kalimat seperti itu biasa disebut
kalimat sumbang atau tidak padu.
Syarat pembentukan paragraf yang baik :
a. Prinsip kesatuan (unity) : maksudnya setiap paragraf sebaiknya mengandung satu gagasan pokok.
b. Prinsip kepaduan/koherensi : setiap paragraf haruslah merupakan kumpulan kalimat yang saling
berhubungan secara padu, tidak berdiri sendiri atau terlepas satu sama lain.
c. Kelengkapan : Dikatakan lengkap jika berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup untuk menunjang
kejelasan kalimat topik. Dikatakan tidak lengkap, jika tidak dikembangkan atau hanya diperluas dengan
pengulangan-pengulangan
b. Paragraf induktif
1) Letak kalimat utama di akhir paragraf.
6
2) Diawali dengan uraian/penjelasan bersifat khusus dan diakhiri dengan pernyataan umum.
c. Paragraf campuran
1) Letak kalimat utama di awal dan di akhir paragraf
2) Kalimat utama yang terletak di akhir bersifat penegasan kembali, dengan susunan kalimat yang agak
berbeda.
9. Ejaan
a. Menggunakan huruf kapital
1) Huruf Kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat. Misalnya:
· Dia mengantuk.
· Apa maksudnya?
2) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.
Misalnya:
· Adik bertanya, “Kapan kita pulang?”
· Bapak menasihatkan, “Berhati-hati, Nak!”
3) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan
nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan.
Misalnya: Allah, Yang Maha Pengasih, Alkitab, Qur'an, Weda, Islam, Kristen.
· Tuhan akan menunjukkan jalan yang benar kepada hamba-Nya.
4) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan
keagamaan yang diikuti dengan nama orang.
Misalnya:
Mahaputra Yamin, Sultan Hasanudin, Haji Agus Salim, Imam Syafii, Nabi Ibrahim.
5) Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan
yang tidak diikuti nama orang.
Misalnya:
· Dia baru saja diangkat menjadi sultan.
· Tahun ini dia pergi naik haji.
6) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang
atau dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.
Misalnya:
Wakil Presiden Adam Malik, Perdana Menteri Nehru, Profesor Supomo, Laksamana Muda Udara Husein
Sastranegara, Sekretaris Jendral Departemen Pertanian, Gubernur Kalimantan Selatan
7) Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang tidak diikuti nama
orang, instansi, atau nama tempat.
Misalnya:
· Siapakah gubernur yang baru dilantik itu?
· Kemarin Brigadir Jenderal Ahmad dilantik menjadi mayor jenderal.
8) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang.
Misalnya:
Amir Hamzah, Dewi Sartika, Wage Rudolf Supratman, Halim Pernakusumah, Ampere.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang digunakan sebagai nama jenis atau
satuan ukuran.
Misalnya:
mesin diesel, 10 volt, 5 ampere
9) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.
Misalnya:
bangsa Indonesia, suku Sunda, bahasa Inggris
10) Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa yang dipakai sebagai
bentuk dasar kata turunan.
Misalnya:
· mengindonesiakan kata asing
· keinggris-inggrisan
11) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan
peristiwa bersejarah.
Misalnya:
tahun Hijriah, tarikh Masehi, bulan Agustus, bulan Maulid, hari Jumat, hari Galungan,
hari Lebaran, hari Natal, Perang Candu, Prolamasi Kemerdekaan Indonesia.
7
12) Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf depan pertama peristiwa bersejarah yang tidak dipakai
sebagai nama.
Misalnya:
· Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan bangsanya.
· Perlombaan senjata membawa risiko pecahnya perang dunia.
13) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gografi.
Misalnya:
Asia Tenggara, Banyuwangi, Bukit Barisan, Cirebon, Danau Toba, Dataran Tinggi
Dieng, Gunung Semeru, Jalan Diponegoro, Jazirah Arab, Kali Brantas, Lembah Baliem,
Ngarai Sianok, Pegunungan Jayawijaya, Selat Lombok, Tanjung Harapan, Teluk
Benggala, Terusan Suez.
14) Huruf Kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama istilah geografi yang tidak menjadi
unsur nama diri.
Misalnya:
berlayar ke teluk, mandi di kali, menyebrangi selat, pergi ke arah tenggara.
15) Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama geografi yang digunakan sebagai nama jenis.
Misalnya:
garam inggris, gula jawa, kacang bogor, pisang ambon
16) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga
pemerintahdan ketatanegaraan , serta nama dokumen resmi kecuali kata seperti dan.
Misalnya:
Republik Indonesia; Majelis Permusyawaratan Rakyat; Departemen Pendidikan dan Kebudayaan; Badan
Kesejahteraan Ibu dan Anak; Keputusan Rresiden Republik Indonesia, Nomor 57, Tahun 1972.
17) Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang bukan nama resmi negara, lembaga
pemerintahan dan ketatanegaraan, badan, serta nama dokumen resmi.
Misalnya:
menjadi sebuah republik, beberapa badan hukum, kerja sama antara pemerintah dan rakyat, menurut
undang-undang yang berlaku.
18) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang
terdapat pada nama badan, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta dokumen resmi.
Misalnya:
Perserikatan Bangsa-Bangsa, Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial, Undang-Undang Dasar
Republik Indonesia, Rancangan Undang-Undang Kepegawaian.
19) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur kata ulang sempurna)
di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan kecuali kata seperti di, ke, dari, dan, yang,
untuk yang tidak terletak di posisi awal.
Misalnya:
· Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.
· Bacalah majalah Bahasa dan Sastra.
· Dia adalah agen surat kabar Sinar Pembangunan.
20) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan
sapaan.
Misalnya:
· Dr. Doktor
· S.E. Sarjana Ekonomi
· Sdr. Saudara
21) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan seperti bapak, ibu,
saudara, kaka, adik, dan paman yang dipakai dalam penyapaan dan pengacuan.
Misalnya:
· Kapan Bapak berangkat? tanya Harto.
· Adik bertanya, Itu apa, Bu?
· Surat Saudara sudah saya terima.
· Silakan duduk, Dik! kata Ucok.
· Besok Paman akan datang.
· Mereka pergi ke rumah Pak Camat.
· Para ibu mengunjungi Ibu Hasan.
22) Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan yang tidak
dipakai dalam pengacauan atau penyapaan.
Misalnya:
· Kita harus menghormati bapak dan ibu kita.
8
· Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga.
23) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda.
Misalnya:
· Sudahkah Anda mengerti apa yang saya sampaikan ?
· Buku Anda telah saya kembalikan.
2) Tanda Koma ( , )
a) Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
Misalnya :
· Saya membeli kertas, pena, dan tinta.
· Satu, dua, …… tiga !
b) Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang
didahului oleh kata seperti tetapi, melainkan.
Misalnya :
· Saya ingin datang, tetapi hari hujan.
· Didi bukan anak saya, melainkan anak Pak Kasim.
c) Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak
kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya.
Misalnya :
· Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.
· Karena sibuk, ia lupa akan janjinya.
d) Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabia anak kalimat
mengiringi induk kalimat.
Misalnya :
· Saya tidak akan datang kalau hari hujan.
· Dia berpendapat bahwa soal itu tidak penting.
e) Tanda koma dipakai dibelakang kata atau ugkapan penghubung antarkalimat yang terdapat pada awal
kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, meskipun, lagi pula, begitu, akan tetapi.
Misalnya :
· Oleh karena itu, kita harus berhati-hati.
· Jadi, soalnya tidaklah semudah itu.
f) Tanda koma dipakai di belakang kata-kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan, yang terdapat pada
awal kalimat.
Misalnya :
· O, begitu ?
· Wah, bukan main !
g) Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
Misalnya :
· Kata ibu, “Saya gembira sekali.”
· “Saya gembira sekali,“ kata ibu, “ Karena kamu lulus.”
h) Tanda koma dipakai diantara (i)nama alamat, (iii) bagian-bagian alamat, (iii) tempat dan tanggal, dan
(iv) nama temapat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
Misalnya :
· Sdr. Hasan, Jalan Pisang Batu 1, Bogor.
· Surat-surat ini harap dialamatkan kepada Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Indonesia,
Jalan Raya Salemaba 6, Jakarta.
· Surabaya, 10 Mei 1960
i) Tanda koma dipakai untuk memisahkan bagian yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka.
Misalnya :
Alisjahbana, Sultan Takdir. 1945. Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia. Jilid 1 dan 2. Djakarta : PT Pustaka
Rakyat.
j) Tanda koma dipakai diantara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk
membedakanya dari singkatan nama keluarga dan marga.
Misalnya:
· Ratu Langi, S.E.
· Ny. Khadijah, M.A.
k) Tanda koma di pakai di muka angka persepuluhan dan di antara rupiah dan sen dalam bilangan.
Misalnya:
· 12,54 m
· Rp12,50 (lambang Rp tidak pakai titik)
l) Tanda koma di pakai untuk mengapit keterangan tambahan dan keterangan aposisi.
10
Misalnya:
· Guru saya, pak Ahmad, pandai sekali.
· Di daerah kami, misalnya, masih banyak orang laki-laki makan sirih.
· Seorang mahasiswa, selaku wakil kelompoknya, maju cepat-cepat.
m) Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat apabila
petikan lansung tersebut berakhiran dengan tanda tanya atau tanda seru dan mendahului bagian lain dalam
kalimat itu.
Misalnya:
· “Di mana Saudara tinggal?” tanya Karim.
· “Berdiri lurus-lurus!” perintahnya.
Suku kata terdiri dari huruf tidak dipenggal supaya jangan terdapat satu huruf saja pada ujung baris atau
pangkal baris.
b) Kata hubung menyambung awalan dengan bagian kata di belakangnya, atau akhiran dengan bagian di
depanya pada pergantian baris.
Misalnya:
11
Akhiran –i tidak dipenggal supaya jangan terdapat satu huruf saja pada pangkal baris.
c) Tanda hubung
Menghubungkan unsur-unsur kata ulang.
Misalnya:
· anak-anak
· berulang-ulang
· dibolak-balik
· kemerah-merahan
Tanda ulang (…….2) hanya digunakan pada tulisan cepat dan notula, dan tidak dipakai pada teks karangan.
d) Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tanggal.
Misalnya:
· p-a-n-i-t-i-a.
· 8-4-1973
e) Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian yang terpisah oleh
pergantian baris.
Misalnya:
· ber-evolusi dengan be-revolusi
· Dua puluh lima-ribuan (20X5000) dengan
· dua puluh-lima-ribuan (1 x 25000)
· Istri-perwira yang ramah dengan
· istri perwira-yang-ramah.
f) Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (a) se- dengan berikutnya yang dimulai dengan huruf
kapital, (b) ke- dengan angka , (c) angka dengan an- , dan (d) singkatan huruf kapital dengan imbuan atau
kata.
Misalnya :
· se-Indonesia
· se-Jawa Bara
· hadiah ke-2
· tahun 50-an
· ber-SMA
· KTP-nya nomor 141693
· Bom-H
g) Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing.
Misalnya : di-charter, pen-tackle-an
6) Tanda Tanya ( ? )
a) Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.
Misalnya :
· Kapan ia berangkat ?
· Saudara tahu, bukan ?
b) Tanda tanya dipakai di antara tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau
kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Misalnya : Ia dilahirkan pada tahun 1683 (?).
7) Tanda Seru ( ! )
Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah, atau yang
menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, atau emosi yang kuat.
Misalnya :
· Alangkah seramnya peristiwa itu !
· Bersihkan kamar ini sekarang juga !
12
· Karangan Andi Hakim Nasution yang berjudul “Rapor dan Nilai Prestasi di SMA” diterbitkan
dalam Tempo
· Sajak “Berdiri Aku” terdapat pada halaman 5 buku itu.
· Pekerjaannya itu dilaksanakannya dengan cara “coba dan ralat” saja.
· Ia bercelana panjang yang dikalangan remaja dikenal dengan nama “cutbrai”.
c) Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung.
Misalnya : Kata Tono, “Saya juga minta satu.”
d) Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan dibelakang tanda petik yang mengapit
kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus.
Misalnya :
· Karena warna kulitnya, Budi mendapat julukan “si Hitam”.
· Bang Komar sering disebut “pahlawan”, ia sendiri tidak tahu sebabnya.
10. Menulis/melengkapi pantun
Pantun adalah puisi yang bercirikan bersajak a-b-a-b, tiap bait 4 baris, tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, 2
baris awal sebagai sampiran, 2 baris berikutnya sebagai isi. Pembagian pantun menurut isinya terdiri dari
pantun anak, muda-mudi, agama/nasihat, teka-teki danjenaka.
Contoh :
Sampiran
(1) Ramai orang bersorak-sorak
(2) Menepuk gendang dengan rebana
Isi
(3) Alangkah besarnya hati awak
(4) Mendapat baju dengan celana
Sampiran
(1) Kemumu di tengah pekan
(2) Dihembus angin jatuh ke bawah
Isi
(3) Ilmu yang tidak diamalkan
(4) Bagai pohon tidak berbuah
11. Menyusun kalimat
a. Kalimat efektif dan kalimat tidak efektif
1) Kalimat efektif
Kalimat efektif adalah kalimat berisikan gagasan pembicara atau penulis secara singkat, jelas, dan tepat.
· Jelas : berarti mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca.
· Singkat : hemat dalam pemakaian atau pemilihan kata-kata.
· Tepat : sesuai dengan kaidah bahasa yang berlaku.
2) Kalimat tidak efektif
Kalimat tidak efektif adalah kalimat yang tidak memiliki atau mempunyai sifat-sifat yang terdapat pada
kalimat efektif.
Sebab-sebab ketidakefektifan kalimat
13
1) kontaminasi= merancukan 2 struktur benar 1 struktur salah
contoh:
· diperlebar, dilebarkan
diperlebarkan (salah)
· memperkuat, menguatka
memperkuatkan (salah)
· sangat baik, baik sekali
sangat baik sekali (salah)
· saling memukul, pukul-memukul
saling pukul-memukul (salah)
· Di sekolah diadakan pentas seni.
Sekolah mengadakan pentas seni. (salah)
b. Kalimat utama
Paragraf merupakan gabungan kalimat yang dikendalikan oleh kalimat topik atau kalimat utama.
Kalimat utama sebaiknya sudah merupakan pernyataan khusus, supaya pengembangan paragraf mudah
dikerjakan.
Kalimat utama dalam paragraf biasanya merupakan kalimat topik, sedangkan kalimat-kalimat yang lain
menjelaskan kalimat utama atau disebut kalimat penjelas. Kalimat utama bersifat umum.
14
Kalimat utama dalam suatu paragraf biasanya terdapat di awal paragraf (deduktif), di akhir (induktif), atau
di awal dan di akhir paragraf (deduktif-induktif/campuran). Dalam paragraf berjenis narasi kalimat utama
dapat tersebar di seluruh paragraf.
12. Menulis pengumuman
Pengumuman adalah pesan atau informasi yang disampaikan kepada umum/publik. Tujuan
pengumuman adalah menyampaikan sesuatu agar diketahui masyarakat (publik). Pengumuman berbeda
dengan iklan. Pengumuman hanya menyampaikan pesan atau informasi agar diketahui masyarakat. Selain
itu, pengumuman berguna untuk kepentingan umum. Iklan tidak hanya bertujuan memberi tahu sesuatu
kepada masyarakat. Akan tetapi, iklan juga berupaya agar orang tertarik, kemudian membeli apa
yang disampaikan dalam iklan. Pengumuman terdiri atas dua macam, yaitu pengumuman resmi dan
pengumuman tidak resmi.
Pengumuman yang baik mengunakan baghasa yang singkat, padat, mudah dipahami isinya. Bahasa yang
singkat berarti bahsa itu ringkas, tidak berbelit-belit. Bahasa pengumuman harus padat, maksudnya ada
kepaduan bentuk paragraf, terdapat hubungan erat antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lainnya
dalam sebuah paragraf.
15. Menulis surat
Surat adalah suatu sarana komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan informasi tertulis oleh suatu
pihak kepada pihak lain. Informasi yang disampaikan itu dapat berupa pemberitahuan, pernyataan,
15
perintah, permintaan, atau laporan. Hubungan yang terjadi antara pihak-pihak itu disebut surat-menyurat
atau korespondensi. Dengan kata lain, surat-menyurat itu merupakan salah satu kegiatan berbahasa yang
dilakukan dalam komunikasi tertulis.
Isi Surat
Secara garis besar isi surat terbagi atas tiga bagian, yaitu bagian pertama merupakan paragraf pembuka,
bagian kedua merupakan paragraf isi dan bagian ketiga merupakan paragraf penutup.
a. Paragraf pembuka mengantarkan isi surat yang akan diberitahukan. Paragraf pembuka berisikan
pemberitahuan, pertanyaan, pernyataan, atau permintaan.
Contoh paragraf pembuka :
· Kami ingin memberitahukan kepada Saudara bahwa ….
· Salah satu kegiatan Proyek Penelitian adalah meneliti sastra lisan Sunda. Sehubungan dengan itu, ….
· Pada tanggal 14—18 Juli 1990 kami akan mengadakan Penataran Kebahasaan I. Tujuan penataran itu
adalah sebagai berikut.
· Himpunan Pembina Bahasa Indonesia akan menyelenggarakan Seminar Pengajaran Bahasa Indonesia,
pata tanggal 5—6 November 1978, di Wisma Samudra, Jalan Daksinapati Barat IV, Rawamangun, Jakarta.
· Dalam salah sebuah media massa terbitan Jakarta, kami telah membaca bahwa rumput laut telah
dibudidayakan. Sehubungan dengan itu, kami ingin mendapatkan informasi tentang perbudidayaan rumput
laut itu.
· Di samping itu, paragraf pembuka berisi balasan (jawaban) seperti dalam contoh berikut:
- Pertanyaan Saudara yang tertera pada surat Saudara tanggal 10 Januari 1986, No. 05/Diklat/1/I/ 1986
akan kami jawab sebagai berikut.
- Surat Anda telah kami terima. Sehubungan dengan itu, kami ingin memberitahukan hal berikut.
b. Dalam paragraf isi dikemukakan hal yang perlu disampaikan kepada penerima surat. Namun, isi surat
harus singkat, lugas, dan jelas.
c. Paragraf penutup merupakan simpulan dan kunci isi surat. Di samping itu, paragraf penutup dapat
mengandung harapan penulis surat atau berisi ucapan terima kasih kepada penerima surat.
Contoh paragraf penutup:
· Atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih.
· Atas perhatian dan kerja sama Saudara yang baik selama ini, kami ucapkan Sesuai dengan permintaan
Saudara dalam surat tanggal 4 Januari 1989, No. 29/H/PU/1989, bersama ini kami kirimkan seberkas
surat perjanjian kerja. terima kasih.
· Besar harapan kami, Saudara dapat memanfaatkan sumbangan kami.
· Mudah-mudahan jawaban kami dapat memuaskan Saudara.
17. Menulis ringkasan
Ringkasan adalah cara menyajikan karangan asli dalam bentuk singkat. Walaupun singkat, ringkasan harus
tetap mempertahankan urutan isi serta sudut pandang pengarang asli. Ringkasan yang baik berbentuk
karangan. Karangan tersebut terdiri atas beberapa kalimat yang utuh. Jadi, ringkasan merupakan rangkaian
kalimat yang utuh.
Ringkasan dibiat dengan tujuan mempermudah dalam mengetahui isi sebuah tulisan. Cara membuat
ringkasan sebagai berikut.
a. Memahami dengan baik isi bacaan yang diringkas
b. Mencatat gagasan utama
c. Merangkai gagasan utama dengan kalimat sendiri
18. Mengurutkan gambar seri
Gambar seri adalah rangkain gambar yang menceritakan suatu peristiwa. Dalam gambar seri, setiap gambar
menceritakan satu peristiwa dari ringkasan suatu cerita.
17