Anda di halaman 1dari 22

Revolusi

Teknologi
ozzysecioriza
Revolusi Industri dimulai pada abad ke-18, ketika masyarakat pertanian menjadi lebih
maju dan urban. Kereta api lintas benua, mesin uap, listrik, dan penemuan-penemuan
lainnya mengubah masyarakat secara permanen. Makna dari Revolusi Industri sendiri
yakni perubahan besar cara manusia memproduksi barang atau jasa. Hingga saat ini
Revolusi Industri sendiri telah memasuki Revolusi Industri keempat atau lebih dikenal
dengan istilah Revolusi Industri 4.0. Perubahan yang terjadi berdampak pada seluruh
bidang kehidupan seperti dalam bidang ekonomi.politik, sosial, dan juga budaya, serta
bersifat global.

Revolusi Industri adalah keadaan dimana banyak aspek kehidupan yang terpengaruh oleh
perubahan global tersebut. Proses produksi atau jasa yang mulanya sulit, memakan waktu
lama, dan memakan biaya mahal menjadi lebih mudah, lebih cepat, dan lebih murah
dalam prosesnya. Bila menghubungkan dengan konsep ekonomi yang membicarakan
upaya manusia dalam menghadapi kelangkaan, konsep Revolusi Industri adalah salah satu
cara mengatasinya. Bahkan dengan adanya konsep Revolusi Industri, resiko kelangkaan
tersebut dapat diturunkan atau bahkan dihilangkan. Sehingga tenaga, waktu, dan biaya
yang dibutuhkan sebelumnya cukup besar dapat menjadi tidak ada dan dialihkan ke hal
lain. Sekarang mari kita bahas Revolusi Industri 1.0 hingga Revolusi Industri 3.0:
Revolusi Industri
1.0
Sebelum Revolusi Industri 1.0 terjadi, manusia
memproduksi barang atau jasa hanya
mengandalkan tenaga otot, tenaga air, ataupun
tenaga angin. Hal ini memiliki kendala yang
cukup besar, karena seperti kita ketahui bahwa
tenaga-tenaga tersebut cukup terbatas.
Misalkan tenaga otot: untuk mengangkat
barang berat, bahkan dengan menggunakan
katrol, dibutuhkan istirahat berkala. Hal
tersebut merupakan bentuk non-efisiensi waktu
dan tenaga.

Selain dengan otot, tenaga lain yang sering


digunakan adalah tenaga air dan tenaga angin.
Biasanya ini digunakan di penggilingan. Untuk
memutar penggilingan yang begitu berat,
seringkali manusia menggunakan kincir air atau
kincir angin. Masalah utama dari dua tenaga ini
adalah, kita tak bisa menggunakannya di mana
saja. Kita cuma bisa menggunakannya di dekat
air terjun dan di daerah yang berangin.
Hingga pada tahun 1776, James Watt
menemukan mesin uap yang mengubah
sejarah. Penemuan mesin uap menjadikan
proses produksi lebih efisien dan murah. Tiada
lagi permasalahan waktu dan tempat spesifik
yang diperlukan untuk memproduksi sesuatu.

Sebagai contoh, sebelum mesin uap ditemukan,


kapal berlayar dengan tenaga angin dimana
memerlukan waktu bertahun-tahun untuk
berkeliling dari satu negara ke negara lainnya.
Sedangkan dengan adanya mesin uap, dapat
menghemat waktu hamper 80%.
Revolusi Industri
2.0
Revolusi Industri 2.0 tidak seterkenal
Revolusi Industri 1.0. Revolusi Industri 2.0
terjadi di awal abad 20. Sebelum adanya
Revolusi Industri 2.0, proses produksi
memang sudah cukup berkembang, tenaga
otot tidak lagi banyak diperlukan. Pabrik
pada umumnya telah menggunakan tenaga
mesin uap ataupun listrik. Namun kendala
lain ditemukan dalam proses produksi, yaitu
proses transportasi. Untuk memudahkan
proses produksi di dalam pabrik yang
umumnya cukup luas, alat transportasi
untuk pengangkutan barang berat seperti
mobil sangat diperlukan. Sebelum Revolusi
2.0 proses perakitan mobil harus dilakukan
disatu tempat yang sama demi menghindari
proses transportasi dari tempat spare part
satu ke tempat spare part lainnya.
Hingga akhirnya pada tahun 1913,
Revolusi 2.0 dimulai dengan
menciptakan “Lini Produksi” atau
Assembly Line yang menggunakan
“Ban Berjalan” atau conveyor belt di
tahun 1913. Proses produksi berubah
total. Tidak ada lagi satu tukang yang
menyelesaikan satu mobil dari awal
hingga akhir, para tukang diorganisir
untuk menjadi spesialis, cuma
mengurus satu bagian saja, seperti
misalnya pemasangan ban.
Revolusi Industri
3.0
Bila pada revolusi pertama pemicunya adalah
ditemukannya mesin uap, revolusi kedua
dipicu dengan ditemukannya ban berjalan
dan listrik, lalu apa ada yang bisa menebak
apa yang terjadi pada Revolusi Industri 3.0?

Pada Revolusi Industri 3.0 yang digantikan


adalah manusianya. Revolusi Industri 3.0
adalah penemuan mesin yang bergerak, yang
berpikir secara otomatis: komputer dan
robot. Di saat ini, dunia bergerak memasuki
era digitalisasi. Sebagian aktifitas yang
sebelumnya hanya dapat dilakukan manusia
seperti menghitung atau menyimpan hal
penting seperti dokumen, mulai dapat
dilakukan oleh computer. Revolusi yang
terjadi juga bergerak, tidak hanya mengenai
Revolusi di bidang industry namun juga di
bidang informasi.
Dilihat dari sisi postifinya, kemajuan teknologi
digital ini mempermudah perkerjaan
manusia. Sehingga potensi terbesar manusia
yang sesungguhnya dapat lebih dioptimalkan,
seperti berpikir, memimpin, dan menciptakan
karya. Setelah perang dunia kedua,
perkembangan computer juga semakin cepat.
Komputer yang dulunya sebesar ruangan,
terus mengecil dengan fungsi yang semakin
luar biasa. Saat ini fungsi dari computer
tersebut hanyalah sebagai salah satu
perangkat, dan kita mulai memasuki era
Revolusi Industri baru yaitu Revolusi Industri
4.0.
Revolusi Industri
4.0
Revolusi Industri 4.0 menerapkan konsep automatisasi yang dilakukan oleh mesin tanpa
memerlukan tenaga manusia dalam pengaplikasiannya. Dimana hal tersebut merupakan
hal vital yang dibutuhkan oleh para pelaku industri demi efisiensi waktu, tenaga kerja, dan
biaya. Penerapan Revolusi Industri 4.0 di pabrik-pabrik saat ini juga dikenal dengan istilah
Smart Factory. Tidak hanya itu, saat ini pengambilan ataupun pertukaran data juga dapat
dilakukan on time saat dibutuhkan, melalui jaringan internet. Sehingga proses produksi
dan pembukuan yang berjalan di pabrik dapat termotorisasi oleh pihak yang
berkepentingan kapan saja dan dimana saja selama terhubung dengan internet.
Terdapat banyak inovasi baru di Industri 4.0,
diantaranya Internet of Things (IoT), Big Data,
percetakan 3D, Artifical Intelligence (AI),
kendaraan tanpa pengemudi, rekayasa
genetika, robot dan mesin pintar. Salah satu
hal terbesar didalam Revolusi Industri 4.0
adalah Internet of Things.
IoT (Internet of Things) memiliki kemampuan
dalam menyambungkan dan memudahkan
proses komunikasi antara mesin, perangkat,
sensor, dan manusia melalui jaringan
internet. Sebagai contoh kecil, apabila
sebelumnya di era Revolusi Industri 3.0 kita
hanya dapat mentransfer uang melalui ATM
atau teller bank, saat ini kita dapat melakukan
transfer uang dimana saja dan kapan saja
selama kita terhubung dengan jaringan
internet. Cukup dengan aplikasi yang ada di
dalam gadget kita dan koneksi internet, kita
dapat mengontrol aktifitas keuangan kita
dimanapun dan kapanpun.
Selain Internet of Things, ada juga istilah Big
Data yang berperan penting dalam Revolusi
Industri 4.0. Big data adalah seluruh
informasi yang tersimpan di cloud computing.
Analitik data besar dan komputasi awan, akan
membantu deteksi dini cacat dan kegagalan
produksi, sehingga memungkinkan
pencegahan atau peningkatan produktivitas
dan kualitas suatu produk berdasarkan data
yang terekam. Hal ini dapat terjadi karena
adanya analisis data besar dengan sistem 6c,
yaitu connection, cyber, content/context,
community, dan customization.

Proses tersebut dapat memberikan wawasan yang berguna bagi manajemen pabrik. Data
diproses dengan alat canggih (analitik dan algoritma) untuk menghasilkan informasi yang logik.
Data yang diproses tersebut juga dapat membantu mempertimbangkan adanya masalah yang
terlihat dan tidak terlihat di pabrik industri. Algoritma pembuatan informasi harus mampu
mendeteksi masalah yang tidak terlihat seperti degradasi mesin dan kehausan komponen.
Era Society 5.0
Konsep revolusi yang dicetuskan di Jepang
lebih mendorong terhadap peranan manusia
dalam mengatasi paradigma dari kemajuan
revolusi industri 4.0. Artinya pada masa
society 5.0 ini manusia dituntut untuk dapat
lebih memiliki kemampuan memecahkan
masalah kompleks, berpikir kritis, dan
kreativitas.

Prioritas Society 5.0 pada masyarakat


beradaptasi di masa depan yakni HOTS:
Higher Order Thinking Skills, jika cara berpikir
secara kompleks, berjenjang, dan sistematis
dapat digunakan oleh masyarakat maka inilah
yang disebut cara berpikir tingkat tinggi
society 5.0.
BAYANGKAN SUATU HARI

dengan memanfaatkan big data,


AI, robotik, yang diintegrasikan
dalam berbagai aspek kehidupan
(pendidikan, kesehatan,
transportasi, industri, keuangan,
dsb.) dapat mendukung layanan
dan kenyamanan hidup manusia
secara berkelanjutan.
Tantangan Society 5.0
INDUSTRI 4.0 & SOCIETY 5.0 Cyberspace
Era Disrupsi Teknologi

Peran manusia digantikan oleh mesin/robot/AI

75-375 Juta 1,8 Juta BIG DATA & AI


TENAGA KERJA GLOBAL PEKERJAAN DIGANTIKAN
BERALIH PROFESI ARTIFICIAL INTELLIGENCE SENSOR INFO (ANALISIS)

(McKinsey, 2017) (Gartner, 2017) Memberikan high-added value


information

Taxi Online Taxi Data Entry Data Analytic Big Data


Driverless car

Robot industry
• Teknologi akan melahirkan berbagai profesi yang saat ini belum ada. Mengemudi otomatis
(automatic driving)
AI mengusulkan
seseorang memproduksi secara
• Indonesia perlu meningkatkan kualitas keterampilan tenaga kerja dengan otomatis

teknologi digital (Parray, ILO, 2017).


Physical Space
Pekerja saat ini diharapkan memiliki 21st century skills

Cara Bekerja Sarana Bekerja Cara hidup di dunia


Cara Berpikir Komunikasi dan Literasi Informasi/Data Citizenship, life and
kolaborasi Literasi TIK career, personal and
Creativity and inovation, social responsibility.
critical thinking, problem-
solving, decision making
and learning.

Sumber: Assessment and Teaching of 21st Century Skills (ATC21S), 2018


"Robot tidak akan menghilangkan
pekerjaan"; tidak ada yang bisa
menggantikan kecerdasan manusia yang
lebih kreatif, flexibel, dan mampu
beradaptasi terhadap perubahan.
– Koetsier (2018).

Anda mungkin juga menyukai