Anda di halaman 1dari 4

TUGAS

Mata Kuliah Masyarakat Dan Kebudayaan Kalimantan

Senin, Agustus-30-2021
Tema: Kebudayaan, Masyarakat
Nama: Muhammad Audy Renata Putra
NIM: 2010415210026
Prodi: Sosiologi-20

Tidak bisa lagi kita mengelak bahwasanya kebudayaan yang diciptakan oleh manusia akan
selalu berhubungan atau setidaknya hadir terhadap bagaimana keadaan alam disekililingnya, alam
membawa pengaruh atas terciptanya suatu bentuk kebudayaan yang ada pada kehidupan manusia
sekaligus bertujuan mengakomodir kebutuhan-kebutuhan hidup individu dan sosial
masyarakatnya terhadap tantangan alamnya itu sendiri. Alam dengan segala bentuk topografinya
akan menyediakan berbagai bentuk kebutuhan dan hasil-hasil alamnya untuk kebermanfaatan
umat manusia, alam yang membentang luas membuat diversifikasi sekiranya manusia yang ada
belajar untuk mengerti kebutuhannya dan menggunakan dengan bijak apa yang telah diberikan
alam. Tentu dengan perbedaan kenampakan alam disekitar kita membawa keunikan yang berbeda
diantara setiap daerah-daerah di belahan bumi, hal ini yang harus kita hikmati sebagai jawaban
mengapa kebudayaan itu hadir mengisi kehidupan kita dengan membawa manfaat dibuat oleh akal
budi manusia sebagai jawaban akan tantangan terhadap morfologi atau kenampakan alam disekitar
kita

Salah satu contoh bentuk dari kebudayaan manusia berkenaan dengan bagaimana kita
menyikapi hubungan manusia dan alam adalah makanan salah satunya makanan khas dari
kalimantan selatan, alam kalimantan terlebih disini Kalimantan Selatan pasti punya perbedaan
yang khas dari daerah-daerah lainnya didalam pulau kalimantan ataupun diluar pulau kalimantan.
Manday yang menjadi makanan khas Kalsel adalah hasil pengolahan bahan sisa dari buah
cempedak, dimana kulitnya yang dikira sebagai sampai oleh orang Kalimantan Selatan diubah
menjadi hidangan lokal dan menjadi kearifan lokal khasnya. Manday sendiri pada dasarnya adalah
makanan yang dibuat dari kulit buah cempedak, ketika orang-orang hanya mengambil buahnya
saja dan membuang kulit serta bijinya oleh orang kalimantan biji dan kulit terkhususnya akan
dijadikan lauk pendamping makanan yang sifatnya untuk menambah nafsu makan, hingga
dijadikan oleh-oleh yang dibawa orang-orang diluar pulau kalimantan. Dimana ternyata tidak
hanya sebagai makanan khas yang unik dari Kalsel namun juga menjadi bingkisan yang
mendatangkan keuntungan.

Manday atau mandai biasanya dibuat diantara kulit buah cempedak dan juga kulit nangka,
karena rasa dari kedua buah ini yang manis tidak heran rasa mandai pun terasa agak manis juga,
namun beberapa orang melakukan fermentasi atau proses pengasinan kepada mandai tersebut
hasilnya kulitnya akan cenderung punya rasa gurih dan sedikit asin selain sebagai proses yang
merubah rasa mandai, fermentasti digunakan untuk mengawetkan mandai agar tidak cepat busuk
atau basi karena kita tahu sifat kulit buah cempedak dan nangka yang basah. Biasanya mandai
akan dihidangkan menjadi lauk sampingan yang gunanya seperti yang saya katakan diatas adalah
untuk membangkitkan nafsu makan. Pengolahannyapun punya perbedaan, ada mandai yang dibuat
fresh dari kulit buah cempedak atau nangka yang baru dikupas lalu langsung diolah dengan cara
dioseng atau digoreng selain itu juga ada madai yang melewati proses pengasinan di air garam
dahulu untuk menghilangkan atau mengurangi rasa manis kulit cempedak atau nangka tersebut.
sekarang mandai telah dijadikan hidangan di resto-resto makanan banjar yang punya andil juga
untuk memperkenalkan kearifan lokal masyarakat banjar kepada meraka yang mau tahu akan apa
saja kebudayaan-kebudayaan dari daerah Kalimantan Selatan, itupun baru dari satu alternatif
kebudayaan yaitu makanannya.

Sekilas mandai itu makanan sederhana dibalik prosesnya yang hanya mengolah singkat
kulit buah cempedak atau nangka terus digoreng atau ditumis. Nyatanya tidak banyak yang
berpikir bahwa kulit dari buah dapat menjadi makanan pendamping ataupun malah lauk utama
hidangan yang dimakan bersama nasi. Dari sinilah menunjukkan bagaimana rakyat Kalsel
memanfaatkan sebuah makanan yang terlihatnya tidak bisa dimanfaatkan namun ternyata malah
menjadi salah satu makanan khas Kalimantan Selatan sekarang ini bahkan juga dijadikan oleh-
oleh yang menjadi simbolisasi oleh masyarakat diluar pulau kalimantan bentuk dari sahnya mereka
telah mengunjungi pulau Kalimantan Selatan. Dari hubungan alam bersama interaksinya dengan
manusia inilah yang pasti menciptakan perbedaan terhadap setiap kebudayaan-kebudayaan yang
hadir di Indonesia ini sekaligus menjadi cerita dan bekal manusia bagaimana mereka bersikap
terhadap alam disekitarnya, terlebih alam sendiri menyediakan dengan gratis kebutuhan-
kebutuhan kita manusia sekarang yang menjadi kewajiban adalah kebijaksaan kita sebagai
pemakai jasa alam agar menjaga dan melestarikannya. Meski kehidupan akan terus berubah
setidaknya setiap kebudayaan-kebudayaan yang ada disekitar kita hadir sebagai khasanah
keilmuan dan keunikan kita yang hidup bersama dan berdampingan dengan alam beserta isinya.

Seperti halnya kebudayaan lewat makanan mandai dari daerah Kalimantan Selatan diatas,
hal seperti ini sederhana tidak akan terbentuk jikalau manusia sebagai pemakaian jasa dari alam
tidak mengerti untuk mengolah dan memanfaatkan apa yang telah alam berikan. Bila kita
bayangkan bagaimana kemudian mandai tidak lagi diolah menjadi makanan khas karena tergeser
terhadap trend makanan-makanan luar, itu baru kita pikirkan jikalau mandainya yang tidak ada
bagaimana kalau buah yang menjadi bahan baku utama mandai yaitu cempedak dan nangka tidak
pernah ada atau tidak ditemukan lagi di daerah kalimantan ini bukan tidak mungkin satu lagi
kearifan lokal makanan kita yang hilang dilupakan. Suatu kekhasan hasil olahan dari makanan
sederhana yaitu mandai bisa saja hanya menjadi cerita yang dibawakan sebagai sejarah namun tak
bisa dirasakan rasanya lagi. Mandai terbentuk salah satunya karena mudahnya menemukan
cempedak atau nangka yang kemudian kulitnya dibuang saja karena dianggap tidak bisa diolah
ternyata malah bisa dijadikan masakan nikmat, kalau dari alamnya sendiri yang akhirnya diubah
pohon-pohon ditebang lalu dialihfungsikan menjadi lahan untuk kepentingan lain bukan tidak
mungkin hal ini terjadi suatu saat nanti kalau tidak ada lagi kesadaran untuk melestarikan budaya
sebagai kearifan lokal khas Kalimantan Selatan yang berbentuk makanan yaitu mandai ini. Bisa
saja terjadi kepuhan kedepannya kalau saja hal semacam mandai ini tak lagi dipedulikan dan bukan
lagi menjadi bagian dari kebudayaan, meski kebudayaan baru memang akan mucul pada akhirnya
namun kebudayaan terdahulu bukan merupakan sejarah melainkan menjadi jaring yang saling
terhubung menciptakan kebudayaan yang saling terintegrasi sekaligus menjadikannya sebagai
budaya yang kaya akan berbagai hal yang siap melewati tantangan alam sekarang dan selanjutnya.

Menjadi tantangan sekaligus usaha kita, bagaimana caranya melestarikan kebudayaan


apalagi menjaga lahan utama pemberi kebudayaan tersebut yaitu alam itu sendiri, jangan karena
alam menyediakannya dengan gratis kita sebagai manusia malah mengambilnya hingga tak tersisa
kering dan tandus. Menjadi manusia yang merupakan aktor pencipta kebudayaan haruslah
mengerti dari mana kebudayaan yang berbeda satu dengan yang lainnya ini dapat terbentuk dengan
kekhasannya masing-masing. Bahwasanya kotributor alam harus dianggap sebagai habitat dari
terciptanya dan terbentuknya pengetahuan kita dalam menyikapi diri sekaligus awal dari mana
kebutuhan kita telah disediakannya alam dengan segala bentuknya.

Anda mungkin juga menyukai