KAEDAH / NORMA

• Masyarakat dalam kehidupannya agar bisa aman, tertib dan

damai tanpa adanya ganguan dalam memenuhi
kebutuhan-kebutuhannya (primary needs) dalam arti
demi terjaminnya pelaksanaan segala ketentuan agar
kepentingan mereka dapat tercapai dengan baik, lancar
tanpa benturan-benturan yg dpt menimbulkan berbagai
kerugian,maka manusia memerlukan adanya suatu tata /
orde (ordnung).

• Tata ini bisa berwujud kumpulan aturan tertulis maupun

tidak tertulis,merupakan aturan yang menjadi pedoman
bagi semua tingkah laku manusia dlm pergaulan hidup,
sehingga kepentingan masing-masing dapat terjamin dan
terpelihara. TATA inilah lazimnya disebut “KAEDAH”
(bahasa Arab) atau bahasa latinnya disebut “NORMA”
artinya “aturan atau ukuran / penilaian
• Secara sederhana Kaedah / Norma digambarkan
sebagai aturan-aturan yang menjadi pedoman bagi
manusia untuk bertingkah laku apa yang seharusnya
dilakukan manusia dalam keadaan tertentu, dgn kata
lain kaedah/norma merupakan pedoman bertingkah
laku bagi manusia dalam hidup bermasyarakat atau
berarti Petunjuk Hidup.

• Men. Sosiolog Hukum, Soerjono Soekanto dalam

bukunya “Sosiologi suatu Pengantar“(1978) me-
ngemukakan bahwa pengertian norma sebagai: cara
(usage), kebiasaan (folkway), tata kelakuan (mores)
dan adat istiadat (custom).
•
Istilah cenderung mengunakan NORMA daripada KAEDAH

PERINTAH

KAEDAH /
Mengandung arti
NORMA

LARANGAN
 MACAM-MACAM NORMA

Norma
Agama
Anggota Masyarakat

Norma Inter-
Kesusi-
laan
relasi
Masya-
Masyarakat
rakat
TERTIB
Norma
Kesopan- Inter-
an aksi

Norma Anggota Masyarakat

Hukum
 PERSAMAAN DAN PERBEDAAN BENTUK NORMA

• Persamaan: masing- masing norma tersebut (Agama,

Kesusilaan, dan Kesopanan serta Hukum) sama-sama
bersumber kpd norma sebagai pedoman bertingkah laku
yg merupakan ukuran dlm hidup bermasyarakat.

• Perbedaan: masing-masing norma tsb pd hakekatnya

terletak pd suatu proses pembentukan, pelaksanaan dan
sanksinya.
 PERSAMAAN DAN PERBEDAAN NORMA

PROSES PELAKSANAAN
NORMA SANKSI
PEMBENTUKAN

AGAMA TUHAN SUKARELA DOSA

KESUSILAAN MASYARAKAT SUKARELA DICELA

KESOPANAN MASYARAKAT SUKARELA DIKUCILKAN

HUKUM NEGARA PAKSAAN PID./PERDATA

Meskipun norma Agama, Kesusilaan dan Kesopanan peranan sangat
penting dlm pergaulan hidup di masyarakat namun ketiga norma tsb belum
cukup menjamin keharmonisan dan keseimbangan hubungan sesama
anggota masya. serta menjamin ketertiban & ketenteraman dalam
masyarakat. Alasannya sbb:

1. Masih adanya aspek-aspek kehidupan dan kepentingan masyarakat

yang belum diatur ketiga norma itu yaitu “menentukan keharusan”
akibatnya yg buruk, tdk saja akan dirasakan seseorang, tetapi juga
oleh masyarakat umum.
2. Ketaatan terhadap ketiga norma tersebut hanya bersandarkan pada
keyakinan, keinsyapan dan kesadaran tiap pribadi orang dlm masya.
sehingga dengan mudah sekali atau berpotensi untuk melakukan
pelanggaran terhadap ketiga norma itu.
• Oleh karena itu pelaksanaan terhadap ketentuan yg diatur ke 3
norma tersebut perlu diberi “Perlindungan” melalui norma Hk yg
bersifat memaksa (coercive). Perkataan “memaksa” bukan berarti
sanantiasa dipaksakan / sewenang-wenang melainkan harus
bersifat sbg “alat” bagi aparat pelaksana yg dpt memberi suatu
tekanan agar norma hukum itu dihormati dan ditaati.

• Di samping itu Norma Hukum memiliki “Kelebihan” sbb:

❖ Mengatur hubungan antar Pribadi (Langsung / tdk langsung)
❖ Melindungi semua kepentingan masyarakat.
❖ Sanksinya bersifat physik dan nyata / konkrit.
❖ Umum dalam arti berlaku bagi siapa saja.
LEOPOLD POSPISIL (Lili Rasjidi, 1991) menegaskan bahwa untuk
membedakan norma hukum dengan norma lainnya, dikenal ada empat ciri
hukum (attributes of law) :
1. Attribute of authority (wewenang)
2. Attribute of intention of universal application (pemberlakuan hkm scr
universal)
3. Attribute of obligation (hak & kewajiban bgi kedua belah pihak)
4. Attribute of sanction

GUSTAV RADBRUCH (1961) orang-orang akan mematuhi norma hukum

itu sendiri secara ideal dapat mencakup 3 unsur yaitu :
1. Keadilan (Gerechtigheit)
2. Kemanfaatan (Zeckmessigheit )
3. Kepastian (Sicherheit)