Anda di halaman 1dari 2

Nama : Dandi Saputra

NIM : 11920711477
Kelas : IH B
Mata Kuliah : Hukum Pajak

Fungsi Pajak

Pajak mempunyai peranan penting dalam kehidupan bernegara, khususnya dalam pelaksanaan
pebangunan karena pajak merupakan sumber pendapatan Negara untuk membiayai semua
pengeluaran, termasuk pengeluaran pembangunan. Pajak mempunyai beberapa fungsi yaitu sebagai
berikut:

a. Fungsi anggaran (budgetair)


Fungsi ini terletak pada sector fublik, yaitu mengumpulkan uang pajak sebanyak-banyaknya, sesuai
dengan undang-undang yang berlaku untuk membiayai pengeluaran Negara. Sebagai sumber
pendapatan Negara pajak, berfungsi untuk membiayai pengeluaran Negara. Untuk menjalankan
tugas-tugas rutin Negara dan melaksanakan pembangunan. Digunakan untuk pembiayaan rutin,
seperti belanja pegawai, belanja barang, pemeliharaan, dan sebagainya.
Pajak mempunyai fungsi budgetair, artinya pajak merupakan salah satu sumber penerimaan
pemerintah untuk membiayai pengeluaran baik rutin maupun pembangunan. Sebagai sumber
keuangan negara, pemerintah berupaya memasukkan uang sebanyak – banyaknya untuk kas
negara. Upaya tersebut ditempuh dengan cara ekstensifikasi maupun intensifikasi pemungutan
pajak melalui penyempurnaan peraturan berbagai jenis pajak seperti pajak penghasilan (PPh), Pajak
Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB), dan lain – lain.
b. Fungsi mengatur (regulered)
Fungsi mengatur berarti pajak di jadikan alat bagi pemerintah untuk mencapai tujuan tertentu, baik
dalam bidang ekonomi moneter, social, kultural, maupun dalam bidang politik.
c. Pajak menjadi alat untuk mengatur kebijakan sosial dan ekonomi. Pajak dapat digunakan untuk
mengatur laju inflasi, mendorong kegiatan ekspor, memberikan proteksi atau perlindungan
terhadap barang produksi dalam negeri dan menarik investasi. Pajak berfungsi mendistribusikan
kesejahteraan masyarakat.

Penggolongan Pajak

a. Menurut Administrasi Perpajakan


1. Pajak Langsung
Jenis pajak langsung adalah pajak yang bebannya harus ditanggung sendiri oleh wajib pajak yang
bersangkutan dan tidak dapat dialihkan kepada orang lain. Dengan demikian, pajak langsung
harus dibayar sendiri oleh wajib pajak yang bersangkutan. Pajak langsung biasanya melekat
pada orang pribadi si wajib pajak, sehingga hak dan kewajibannya tidak dapat dialihkan ke pihak
lain. Pajak yang termasuk dalam pajak langsung di antaranya adalah:
a. Pajak penghasilan (PPh)
b. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
c. Pajak Kendaraan Bermotor.
2. Pajak Tidak Langsung
Pajak tidak langsung adalah pajak yang pajak yang bebannya dapat dialihkan atau dilimpahkan
kepada pihak lain. Dengan demikian, pembayaran pajak ini dapat diwakilkan kepada pihak lain.
Pajak tidak langsung juga tidak memiliki surat ketetapan pajak, sehingga pengenaannya tidak
dilakukan secara berkala, namun dikaitkan dengan tindakan perbuatan atas kejadian.
Ada 3 unsur untuk mengenali pajak tidak langsung:
a. Penanggung jawab pajak yaitu orang yang secara formal yuridis diharuskan melunasi pajak, bila
padanya terdapat faktor atau kejadian yang menimbulkan sebab untuk dikenakan pajak.
b. Penanggung pajak yaitu orang yang dalam kenyataannya memikul beban pajak.
c. Pemikul beban pajak, yakni orang yang menurut maksud pembuat undang-undang harus
memikul beban pajak.
b. Menurut Sifat Pajak
Yang pertama adalah pajak menurut sifatnya, golongan pajak ini dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Pajak Subjektif, adalah pajak yang diambil dengan mempertimbangkan kondisi dan kemampuan
subjek pajak atau wajib pajak. Kondisi yang dimaksud seperti status kawin atau tidak kawin,
mempunyai tanggungan keluarga atau tidak. Pajak ini berlaku untuk setiap wajib pajak yang
tinggal di Indonesia. Sementara itu, WNA (Warga Negara Asing) yang tinggal di Indonesia
dikenakan wajib pajak jika memiliki keterikatan ekonomi serta bisnis dengan Indonesia. Contoh
pajak subjektif adalah pajak penghasilan dan pajak kekayaan.
2. Pajak Objektif, pajak yang diambil hanya berdasarkan kondisi objek, tanpa memperhatikan
kondisi dari wajib pajak. Pajak objektif dikenakan pada seorang WNI (Warga Negara Indonesia)
jika penghasilan yang dimiliki sudah memenuhi syarat sesuai dengan undang-undang yang
berlaku. Pajak yang masuk dalam pajak objektif adalah pajak impor, pajak kendaraan bermotor
(PKB), PPN, bea materai, serta bea masuk.
c. Menurut Kewenangan Memungut
Jika dilihat dari sudut kewenangan memungutnya, maka pajak dapat dibedakan ke dalam :
a. Pajak Pusat adalah pajak yang kewenangan memungutnya ada pada pemerintah pusat, misalnya
: Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), dan
lain-lain.
b. Pajak Daerah adalah pajak yang kewenangan memungutnya ada pada pemerintah daerah (Pajak
Propinsi & Pajak Kab/Kota), misalnya untuk Pajak Propinsi adalah Pajak Kendaraan Bermotor,
Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor,dan lain-lain, sedang untuk Pajak Daerah Kabupaten / Kota
adalah Pajak Reklame, Pajak Hotel dan Restoran, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Parkir, dan lain-
lain.

Anda mungkin juga menyukai