Anda di halaman 1dari 19

“KONSEP DAN TUGAS PERKEMBANGAN”

Makalah Ini Ditulis Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Perkembangan Peserta Didik

Dosen Pengampu:
Zakaria Firdaus M.Pd.I

Disusun Oleh:
1. Bahriawi
2. Inayatul Lutfiah
3. Muslikah
4. Sundusiyah

JURUSAN TARBIYAH
PRODI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM BADRUS SHOLEH
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Proses kehidupan individu terbentang dari mulai fase usia kandungan
sampai fase usia tua. Dalam menempuh setiap fase tersebut, terdapat tugas-
tugas perkembangan yang seyogianya setiap individu harus dapat
menuntaskannya. Setiap fase atau tahap pada perkembangan individu
meliputi kemampuan bertingkah laku yang seharusnya dicapai oleh anak
pada periode perkembangan tertentu. Jika setiap anak yang berada dalam
periode perkembangan itu dapat memperoleh kemampuan bertingkah laku
yang sesuai dengan ciri-ciri khas kemampuan bertingkah laku pada periode
itu, maka anak tersebut memiliki perkembangan yang sempurna.
Akan tetapi tidak setiap anak dapat mengalami perkembangan yang
sempurna, permasalahan bagi manusia akan semakin kompleks ketika
mereka menginjak usia remaja, pada masa remaja itulah mereka mulai
mengenal lingkungan atau masyarakat yang lebih luas yang selalu
dihadapkan pada permasalahan-permasalahan yang yang lebih rumit yang
memerlukan penanganan yang sangat serius. Permasalahan bagi peserta didik
usia remaja timbul baik dari intern ataupun ekstern yang keselurahannya
sangat mengganggu pada proses belajar dan pembelajaran peserta didik di
usia seperti itu. Keingin tahuan pada usia remaja sangatlah besar karena pada
masa itu mereka masih mencari jati diri dan figur yang diidolakan oleh
mereka.
Oleh karena itu, bagi seorang pendidik haruslah tahu keadaan peserta
didiknya dan harus bisa mengarahkan pada hal-hal yang positif sehingga
peserta didik pada usia remaja akan terarah pada hal-hal yang positif,
pendidik juga harus mengetahui gejala-gejala yang terdapat pada peserta
didik usia tersebut dan bisa memberikan solusi yang terbaik dalam
menghadapi keadaan peserta didik seperti itu maka oleh karena itu
diperlukan konsep dan tugas perkembangan peserta didik.

1
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang dapat diuraikan dalam pembahasan konsep dan
tugas perkembangan ini antara lain:
1. Apa yang dimaksud dengan masa remaja?
2. Bagaimana konsep dari tugas perkembangan?
3. Apa saja tugas perkembangan peserta didik pada masa remaja?
C. Tujuan dan Manfaat Pembahasan
Tujuan dan manfaat pembahasan yang dapat diuraikan dalam konsep
dan tugas perkembangan ini antara lain:
1. Untuk mengetahui definisi masa remaja.
2. Untuk memahami tentang konsep tugas perkembangan.
3. Untuk mengetahui tugas perkembangan peserta didik pada masa remaja.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Masa Remaja
Menurut Piaget secara psikologis masa remaja merupakan usia
dimana individu berintegrasi dengan masyarakat. Lazimnya masa remaja
dimulai pada saat anak matang secara seksual dan berakhir sampai ia matang
secara hukum. Penelitian tentang perubahan perilaku, sikap dan nilai-nilai
sepanjang masa remaja menunjukkan bahwa perilaku, sikap dan nilai-nilai
pada awal masa remaja berbeda dengan pada akhir masa remaja, oleh sebab
itu masa remaja masih dibedakan dalam fase-fase tertentu.
Menurut Mappiare masa remaja berlangsung antara usia 12-21 tahun
bagi wanita dan 13-22 tahun bagi pria. Rentang usia ini dapat dibagi menjadi
dua bagian: yaitu 12/13 tahun sampai 17/18 tahun disebut sebagai remaja
awal, dan 17/18 tahun sampai 21/22 tahun sebagai remaja akhir.1
Remaja ditinjau dari sudut perkembangan fisik, dalam ilmu
kedokteran istilah remaja dikenal sebagai suatu tahap perkembangan fisik di
mana alat-alat kelamin manusia mencapai kematangannya. Masa pematangan
fisik ini berjalan kurang lebih 2 tahun dan biasanya dihitung mulai
menstruasi (haid) pertama pada anak wanita (mulai umur 9 tahun) atau anak
pria mengalami mimpi basah (mengeluarkan air mani pada waktu tidur/kira-
kira usia 15 tahun) yang pertama, masa ini disebut masa pubertas.
Batasan remaja menurut WHO. Remaja adalah suatu masa
pertumbuhan dan perkembangan dimana: individu berkembang dari saat
pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya saat ia
mencapai kematangan seksual. Diantaranya: individu mengalami
perkembangan psikologi dan pola indentifikasi dari kanak-kanak menjadi
dewasa terjadi peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh
kepada keadaan yang relatif lebih mandiri.2
1
Faizah Noer Laela, Bimbingan Konseling Keluarga dan Remaja, (Surabaya: UIN Sunan Ampel
Press, 2017), hlm 127
2
Sarlito Wirawan Sarwono, Psikologi Umum, (Jakarta: Bulan Bintang, 1991), hlm 9

3
Remaja ditinjau dari faktor sosial psikologis, salah satu ciri remaja di
samping tanda-tanda seksualnya adalah perkembangan psikologis dan pada
identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa. Puncak perkembangan jiwa
itu ditandai dengan adanya proses perubahan dari kondisi “entropi” yaitu
keadaan di mana kesadaran manusia masih belum tersusun rapi, ke kondisi
“negen-tropi” yaitu keadaan dimana isi kesadaran tersusun dengan baik,
pengetahuan yang satu terkait dengan perasaan atau sikap.3
Definisi remaja menurut masyarakat Indonesia. Sebagai pedoman
umum untuk remaja Indonesia dapat digunakan batasan usia 11-24 tahun dan
belum menikah. Pertimbangan-pertimbangannya adalah sebagai berikut:
1. Usia 11 tahun adalah usia yang pada umumnya tanda-tanda seksual
sekunder mulai tampak.
2. Kebanyakan masyarakat Indonesia menganggap usia 11 tahun sudah akil
balik, baik menurut adat atau agama (criteria sosial).
3. Pada usia 11 tahun mulai ada tanda-tanda penyempurnaan perkembangan
jiwa seperti tercapainya identitas diri (ego identity), tercapainya fase
genital dari perkembangan kognitif maupun moral.
4. Usia 24 adalah batas maksimal, member peluang bagi mereka yang masih
menggantungkan pada orang lain (secara tradisi), golongan ini masih
banyak terdapat di Negara Indonesia.
5. Status pernikahan, seorang yang telah menikah di usia berapapun di
anggap dan diperlakukan sebagai seorang dewasa penuh, baik secara
hukum, maupun dalam kehidupan bermasyarakat dan keluarga.
Di Indonesia, masa remaja masih merupakan masa belajar di
sekolah, umumnya mereka masih belajar di Sekolah Menengah Pertama,
Menengah Atas atau Perguruan Tinggi. Negara Indonesia, menetapkan
batasan remaja mendekati batasan usia remaja (youth) yang ditetapkan oleh
Perserikatan Bangsa-Bangsa yaitu, usia 14-24 tahun. Usia 24 tahun
merupakan batas maksimal untuk individu yang belum dapat memenuhi
persyaratan kedewasaan secara sosial maupun psikologis. Hukum Indonesia

3
Ibid., hlm 11

4
hanya mengenal anak-anak dan dewasa, berdasarkan Undang-undang
Kesejateraan Anak (UU No. 4/1979) menganggap semua orang di bawah usia
21 tahun dan belum menikah sebagai anak-anak.
Santrock mengemukakan bahwa “Remaja (adolescence) diartikan
sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang
mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosial-emosional. Dalam
kebanyakan budaya, usiaremaja dimulai pada sekitar 10-13 tahun dan
berakhir kira-kira usia 18-22 tahun”.4
Perkembangan lebih lanjut, istilah adolescence sesungguhnya
memiliki arti yang luas, mencakup kematangan mental, emosional,sosial dan
fisik. Tidak heran jika pada masa ini, remaja umumnya mengalami masa-
masa kebingungan mengenai perkembangan dan pertumbuhan fisik secara
lebih cepat, dimana hal-hal yang sebelumnya belum pernah dirasakan kini
melanda setiap individu dan remaja lainnya yang sebaya. Seperti yang terjadi
pada remaja wanita, yaitu mulai mengalami fase menstruasi dan pada remaja
pria mulai mengalami mimpi basah. Ketika hal tersebut terjadi untuk pertama
kali, para remaja cukup mengalami kebingungan, ketakutan, dan mengalami
rasa malu. Namun, pada satu sisi mereka ingin diperhatikan dan
diperhitungkan akan eksistensinya sebagai individu yang mempunyai hak
dan kewajiban yang sama dengan anggota keluarga dan masyarakat lainnya.
Pandangan ini didukung oleh Piaget dalam Mohammad Ali dkk yang
mengemukakan bahwa secara psikologis remaja adalah suatu usia di mana
individu menjadi terintegrasi ke dalam masyarakat dewasa, suatu usia di
mana anak tidak merasa bahwa dirinya berada di bawah tingkat orang yang
lebih tua melainkan merasa sama, atau paling tidak sejajar. Memasuki
masyarakat dewasa ini mengandung banyak aspek afektif, lebih atau kurang
dari pubertas.5

4
John W. Santrock, Adolesence: Perkembangan Remaja. Alih Bahasa: Shinto B. Adelar,
Sherlysaragih, (Jakarta: Erlangga, 2003), hlm 26
5
Mohammad Ali dan Mohammad Asrori, Psikologi Remaja: Perkembangan Peserta Didik,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2010), hlm 9

5
Monks lebih lanjut mengatakan bahwa sesungguhnya remaja tidak
mempunyai tempat yang jelas, ia tidak termasuk golongan anak, tetapi tidak
termasuk golongan dewasa atau golongan tua. Remaja masih belum mampu
menguasai fungsi-fungsi fisik maupun psikisnya. Gejala psikologis yang
mencirikan remaja adalah sifat-sifat masa transisi atau peralihan, dimana
remaja belum memperoleh status sebagai orang dewasa, akan tetapi mereka
tidak lagi memiliki status masa kanak-kanak.6
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa masa remaja dimulai pada saat anak matang secara seksual dan
berakhir sampai ia matang secara hukum, rata-rata batasan usia remaja
berkisar antara usia 12 hingga 24 tahun, dengan pembagian fase remaja awal
berkisar antara usia 12-15 tahun, fase remaja madya berkisar antara usia 15-
18 tahun dan fase remaja akhir berkisar antara usia 18-21 tahun. Batasan
maksimum usia 24 tahun, untuk individu yang belum dapat memenuhi
persyaratan kedewasaan secara sosial maupun psikologis dan belum
menikah.
B. Konsep Tugas Perkembangan
Perkembangan mencakup seluruh aspek kepribadian, dan satu aspek
dengan yang lainnya saling berinteraksi. Sebagian besar dari perkembangan
aspek-aspek kepribadian itu terjadi melalui proses belajar, baik proses belajar
yang sederhana dan mudah maupun yang kompleks dan sukar. Suatu proses
perkembangan yang bersifat alami, yaitu yang berupa kematangan,
berintegrasi dengan proses penyesuaian diri dengan tuntutan dan tantangan
dari luar, tetapi keduanya masih dipengaruhi oleh kesediaan, kemauan dan
aspirasi individu untuk berkembang. Ketiganya mempengaruhi penyelesaian
tugas-tugas yang dihadapi individu dalam perkembangannya.
Havighurst mendefinisikan tugas perkembangan adalah tugas yang
muncul pada atau sekitar periode tertentu dalam kehidupan individu,
pencapaian sukses yang mengarah pada kebahagiaannya dan untuk sukses
dengan tugas selanjutnya. Sementara kegagalan mengarah pada
6
Miftahul Jannah, Remaja dan Tugas-Tugas Perkembangannya dalam Islam, Jurnal
Psikoislamedia, Vol.1 No.1, 2016, hlm 246

6
ketidakbahagiaan pada individu, ketidaksetujuan oleh masyarakat, dan
kesulitan dengan tugas-tugas selanjutnya. Bagian penting dari konsep ini,
adalah gagasan bahwa setiap tugas dikuasai secara ideal pada tahap
perkembangan tertentu, dan bahwa penguasaan tersebut diperlukan untuk
kelanjutan pengembangan yang optimal. Jadi penyelesaian tugas-tugas
perkembangan dalam suatu periode atau tahap tertentu akan mempengaruhi
penyelesaian tugas-tugas pada tahap berikutnya.7
Pembagian tugas-tugas perkembangan yang harus diselesaikan individu
pada tahap perkembangan yaitu ada empat tahap besar perkembangan
individu yaitu masa bayi dan kanak-kanak, masa anak, masa remaja, yang
terbagi lagi atas dewasa muda, dewasa, dan usia lanjut.
Tugas-tugas perkembangan ini berkaitan dengan sikap, perilaku, atau
ketrampilan yang seyogyanya dimiliki oleh individu, sesuai dengan usia atau
fase perkembangannya. Hurlock menyebut tugas-tugas perkembangan ini
sebagai social expectations. Dalam arti setiap kelompok budaya
mangharapkan anggotanya menguasai keterampilan tertentu yang penting
dan memperoleh pola perilaku yang disetujui bagi berbagai usia sepanjang
rentang kehidupan.8
Konsep Tugas Perkembangan dalam Al Qur’an
Psikologi perkembangan menurut Islam memiliki kesamaan objek studi
dengan psikologi perkembangan pada umumnya, yaitu proses pertumbuhan
dan perubahan manusia. Secara biologis pertumbuhan itu digambarkan oleh
Allah dalam Al-Qur’an sesuai firmannya pada surat Al-Mu’min ayat 67
sebagai berikut:

Artinya:
7
Nurul Azizah Kurniawati dkk, Tugas Perkembangan pada Anak Akhir, Journal of Innovative
Counseling: Theory, Practice & Research, Vol.3 No.2, 2019, hlm 87
8
Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2008), hlm 65

7
“Dia-lah yang menciptakan kamu dari tanah kemudian dari setetes
mani, sesudah itu dari segumpal darah, kemudian dilahirkannya kamu
sebagai seorang anak, kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya kamu
sampai kepada masa (dewasa), kemudian (dibiarkan kamu hidup lagi)
sampai tua, di antara kamu ada yang diwafatkan sebelum itu. (kami perbuat
demikian) supaya kamu sampai kepada ajal yang ditentukan dan supaya
kamu memahaminya.” (QS. Al-Mu’min (40): 67)
Perkembangan peserta didik berlangsung sepanjang hayat dan bersifat
dinamis. Perkembangan beberapa aspek, terutama aspek fisik pada tahap
tertentu berhenti, aspek lainnya terus malahan ada yang berkembang sampai
usia lanjut. Perkembangan dipengaruhi oleh faktor internal, eksternal, dan
kematangan.9
Pertumbuhan dan perkembangan manusia memiliki pola tertentu.
Menurut Al-Qur’an, pertumbuhan dan perkembangan manusia memiliki pola
umum yang dapat diterapkan pada manusia, meskipun terdapat perbedaan
individual. Pola yang terjadi adalah bahwa setiap individu tumbuh dari
keadaan yang lemah menuju keadaan yang kuat dan kemudian kembali
melemah. Dengan kata lain, pertumbuhan dan perkembangan, sesuai dengan
hukum alam, ada kenaikan dan penurunan. Ketika seseorang secara
berangsur-angsur mencapai puncak perkembangannya, baik fisik maupun
kognitif, dia mulai menurun berangsur-angsur. Al-Qur’an menyatakan dalam

surat Ar-Rum ayat 54 sebagai berikut:

Artinya:
"Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian
Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian
Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia

9
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2017), hlm 31-32

8
menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah yang Maha Mengetahui
lagi Maha Kuasa." (QS. Ar-Rum (30): 54)
Sumber Tugas Perkembangan
Adapun yang menjadi sumber dari pada tugas-tugas perkembangan
tersebut menurut Havighurst adalah: Kematangan fisik, tuntutan masyarakat
atau budaya dan nilai-nilai, dan aspirasi individu.10 Munculnya tugas-tugas
perkembangan bersumber pada faktor-faktor berikut:11
1. Kematangan fisik. Misalnya:
a. Belajar berjalan karena kematangan otot otot kaki, keterampilan itu
akan diperlukan untuk tahap perkembangan selanjutnya, misalnya
untuk bermain bersama teman-teman.
b. Belajar bertingkah laku bergaul dengan jenis kelamin berbeda, pada
masa remaja karena kematangan organ-organ seksual. Disini ada
tugas perkembangan untuk belajar menjaga sikap pada lawan jenis
2. Tuntutan masyarakat secara kultural. Misalnya: belajar membaca, belajar
menulis, belajar berhitung, belajar berorganisasi.
3. Tuntutan dari dororngan dan cita-cita individu sendiri. Misalnya: memilih
pekerjaan, memilih teman hidup.
4. Tuntutan norma agama. Misalnya: taat beribadah kepada Allah SWT,
berbuat pada sesama manusia.
C. Tugas Perkembangan Masa Remaja
1. Tugas Perembangan Masa Remaja
Proses perkembangan masa remaja lazimnya berlangsung selama
kurang lebih 11 tahun, mulai usia 12-21 pada wanita dan 13-22 tahun
pada pria. Masa perkembangan remaja yang panjang ini dikenal sebagai
masa yang penuh kesukaran dan persoalan, bukan saja bagi si remaja
sendiri melainkan juga bagi para orang tua, guru dan masyarakat sekitar
bahkan tak jarang para penegak hukum pun turut direpotkan oleh ulah
dan tindak tanduknya yang dianggap menyimpang.12
10
Ibid., Kurniawati dkk, Tugas Perkembangan..., hlm 87
11
Ibid., Yusuf, Psikologi Perkembangan...., hlm 66
12
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), hlm 51

9
William key mengemukakan tugas-tugas perkembangan remaja itu
sebagai berikut:13
a. Menerima fisiknya sendiri berikut keragaman kualitasnya.
b. Mencapai kemandirian emosional dari orangtua atau figur-figur yang
mempunyai otoritas.
c. Mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal dan belajar
bergaul dengan teman sebaya atau orang lain baik secara individual,
maupun kelompok.
d. Menemukan manusia model yamg dijadikan identitasnya.
e. Menerima dirinya sendiri dan memiliki kepercayaan terhadap
kemampuannya sendiri.
f. Memperkuat self-control (kemampuan mengendalikan diri) atas
dasar skala nilai, prinsip-prinsip atau falsafah hidup.
g. Mampu meninggalkan reaksi dan sikap /perilaku kekanak-kanakan.
Havigrush menjelaskan tugas-tugas perkembangan itu sebagai
berikut:14
a. Mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya;
hakikat tugas ini bertujuan untuk belajar melihat kenyataan anak
wanita sebagai wanita, dan anak pria sebagai pria, berkembang
menjadi orang dewasa diantara orang dewasa lainnya, belajar bekerja
sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan bersama, dan belajar
memimpin orang lain tanpa mendominasinya.
b. Mencapai peran sosial sebagai pria atau wanita.
c. Menerima keadaan fisik dan menggunakan secara efektif. Hakika
tugas ini adalah bertujuan agar remaja merasa bangga, atau bersifat
toleran terhadap fisiknya menggunakan dan memelihara fisiknya
efektif, dan merasa puas terhadap fisiknya sendiri tersebut.
d. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa
lainnya. Hakikat tugas ini bertujuan untuk membebaskan diri dari
13
Ibid., Yusuf, Psikologi Perkembangan...., hlm 72
14
Sunarto dan Agung Hartono, Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1999),
hlm 44

10
sikap dan perilaku yang kekanak- kanakan atau bergantung pada
orang tua, mengembangkan afeksi (cinta kasih) kepada orang tua,
tanpa bergantung kepadanya dan mengembangkan sikap respek
terhadap orang dewasa lainya tanpa bergantung kepadanya.
e. Mencapai jaminan kemandirian ekonomi hakikat tugas ini bertujuan
agar remaja mampu menciptakan suatu kehidupan (mata
pencaharian).
f. Memilih serta mempersiapkan karir (pekerjaan). hakikat tugas ini
adalah memilih suatu pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya
dan mempersiapkan diri memiliki pengetahuan dan keterampilan
untuk memasuki pekerjaan tersebut.
g. Mempersiapkan pernikahan dan hidup berkeluarga, hakikat tugas ini
adalah untuk mengembangkan sikap positif terhadap pernikahan,
hidup berkeluarga, dan memiliki anak dan memperoleh pengetahuan
yang tepat tentang pengelolaan keluargadan pemeliharaan anak.
h. Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang
diperlukan bagi warga negara. hakikat tugas ini bertujuan untuk
mengembangkan konsep-konsep hukum, pemerintahan, ekonomi,
politik, geografi, hakikat manusia dan lembaga lembaga sosial yang
cocok dengan dunia modern dan mengembangkan keterampilan
berbahasa dan kemampuan nalar yang penting bagi upaya untuk
pemecahan masalah secara efektif.
i. Mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab secara sosial.
Hakikat tugas ini adalah agar berpartisipasi sebagai oarang dewasa
yang bertanggung jawab sebagai masyarakat dan memperhitungkan
nilai-nilai sosial dalam tingkah laku dirinya.
j. Memperoleh seperangkat nilai dan sistem etika sebagai
petunjuk/pembimbing dalam bertingkah laku. Hakikat tugas ini
adalah bertujuan untuk membentuk seperangkat nilai yang mungkin
dapat direalisasikan mengembangkan kesadaran untuk
merealisasikan nilai-nilai mengembangkan kesadaran akan

11
hubungannya dengan sesama manusia dan juga alam sebagai
lingkungan tempat tinggalnya dan memahami gambaran hidup dan
nilai-nilai yang dimlikinya, sehingga dapat hidup selaras dengan
orang lain.
k. Beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha Esa
Sedangkan dalam psikologi Islam masa remaja masuk dalam fase
amrad tugas-tugas hidup manusia yang dipersiapkan pada masa amrad
adalah:15
a. Memiliki kesadaran tentang tanggung jawab semua makhluk.
b. Memiliki wawasan atau pengetahuan yang memadai tentang
makhluk hidup.
c. Memiliki pengetahuan dan keterampilan teknis dalam bidang
tertentu.
d. Memiliki kemampuan memahami diri sendiri.
e. Memelihara dan mengembangkan kekuatan dan kesehatan fisik.
f. Memiliki kemampuan mengontrol dan mengembangkan sendiri.
g. Memiliki kemampuan menjalin relasi dengan sesama manusia.
h. Membebaskan diri dari pengaruh makhluk ghoib.

Tugas perkembangan yang harus dikuasai peserta didik pada masa


remaja diantaranya yaitu:16
a. Mencapai kematangan dalam beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa
b. Mencapai kematangan berperilaku etis
c. Mencapai kematangan emosi

15
Wiji Hidayati dan Sri Purnami, Psikologi Perkembangan, (Yogyakarta: Teras, 2008), hlm 146
16
Mamat Supriatna dan Nandang Budiman, Layanan Bimbingan Karier di Sekolah Menengah
Kejuruan, (Bandung: Departemen Pendidikan Nasional Universitas Pendidikan Indonesia, 2010),
hlm 20

12
d. Mencapai kematangan intelektual
e. Mencapai kesadaran tanggung jawab sosial
f. Mencapai kematangan perkembangan pribadi
g. Mencapai kematangan hubungan dengan teman sebaya
h. Memiliki kemandirian perilaku ekonomis
i. Mencapai kematangan dalam pemilihan karir
j. Mencapai kematangan dalam kesiapan diri untuk menikah dan hidup
berkeluarga (khususnya remaja akhir).
Dalam literatur lain disebutkan, peserta didik SMA diharapkan
mampu mencapi tugas-tugas perkembangan sebagai berikut:17
a. Mencapai kematangan dalam beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa
b. Mencapai kematangan dalam hubungan teman sebaya, serta
kematangan dalam perannya sebagai pria dan wanita
c. Mencapai kematangan pertumbuhan jasmaniah yang sehat
d. Mengembangkan penguasaan ilmu, teknologi, dan kesenian sesuai
dengan program kurikulum, persiapan karir dan melanjutkan
pendidikan tinggi serta berperan dalam kehidupan masyarakat yang
lebih luas
e. Mencapai kematangan dalam pilihan karir
f. Mencapai kematangan gambaran dan sikap tentang kehidupan
mandiri secara emosional, sosial, intelektual dan ekonomi
g. Mencapai kematangan gambaran dan sikap tentang berkehidupan
berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
h. Mengembangkan kemampuan komunikasi sosial dan intelektual serta
apresiasi seni
i. Mencapai kematangan dalam sistem etika dan nilai.
2. Tujuan Tugas Perkembangan

17
Muhammad Munadi dan Suwarta, Pengembangan Spiritualitas Melalui Layanan Bimbingan
Konseling di Madrasah dan Sekolah, Jurnal Al-Takziah, Vol.9 No.2, 2020, hlm 84

13
Menurut Hurlock ada 3 macam tujuan tugas perkembangan,
yaitu:18
a. Sebagai petunjuk bagi individu untuk mengetahui apa yang
diharapkan masyarakat dari mereka pada usia-usia tertentu.
Misalnya, orang tua dari seorang anak dapat mengetahui hal-hal
mana yang harus diajarkan kepada anak itu pada usia-usia tertentu
sesuai yang diharapkan oleh masyarakat.
b. Sebagai motivasi kepada setiap individu untuk melakukan apa yang
diharapkan dari mereka oleh kelompok sosial pada usia tertentu di
sepanjang kehidupan mereka. Misalnya, setiap individu dimotivasi
untuk melaksanakan tugas perkembangan (keterampilan/pola tingkah
laku yang disetujui) sesuai dengan tingkat perkembangannya.
c. Sebagai petunjuk bagi setiap individu tentang apa yang akan mereka
hadapi dan tindakan apa yang diharapkan dari mereka, jikalau
mereka sudah sampai pada tingkat perkembangan berikutnya.
Misalnya, tiap individu akan mempunyai gambaran tentang tugas
perkembangan yang akan diemban jika ia masuk pada suatu tingkat
perkembangan tertentu dalam rentang kehidupannya.
Oleh karena penyesuaian terhadap situasi-situasi yang baru selalu
sukar dan disertai dengan ketegangan-ketegangan emosional, maka hal
tersebut dapat dikurangi dengan pengertian mengenai apa yang akan
datang. Dan dengan jalan menyiapkan diri untuk tugas-tugas
perkembangan itu setahap demi setahap.
3. Bahaya Tugas-Tugas Perkembangan
Karena tugas-tugas perkembangan memegang peranan yang
penting untuk menentukan arah perkembangan yang normal, maka
apapun yang menghalangi penguasaan sesuatu dapat dianggap sebagai
bahaya potensial. Hurlock, membagi bahaya potensial yang umum
berhubungan dengan tugas-tugas perkembangan tersebut menjadi tiga
macam, antara lain:19
18
Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak Jilid 1, (Jakarta: Erlangga, 1997), hlm 9
19
Ibid., Hurlock, Perkembangan Anak..., hlm 9

14
a. Harapan-harapan yang kurang tepat, baik individu sendiri maupun
lingkungan sosial mengharapkan perilaku yang tidak mungkin untuk
dikuasai dalam perkembangan saat itu, mungkin karena keterbatasan
kemampuan fisik atau psikologis.
b. Melangkahi tahap tertentu dalam perkembangan sebagai akibat
kegagalan menguasai tugas-tugas tertentu. Yang mungkin saja hal ini
akan membawa pada ketegangan dan tekanan-tekanan kondisional.
c. Terjadi “krisis” yang dialami individu ketika melewati satu tingkatan
ke tingkatan yang lain. Sekalipun individu berhasil menguasai tugas
pada suatu tahap secara baik, namun keharusan menguasai
sekelompok tugas-tugas baru secara tepat untuk tahap berikutnya
akan membawa ketegangan dan tekanan yang dapat membawa pada
suatu krisis. Misalnya, seseorang yang masa kerjanya akan berakhir,
sering mengalami “krisis pensiun” di mana ia merasa bahwa prestise
dan kepuasan pribadi yang berhubungan dengan pekerjaan akan
berakhir.
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penguasaan Tugas-Tugas
Perkembangan
Menurut Havighurst, tugas-tugas perkembangan yang tidak
terselesaikan pada suatu tahap, akan menghambat atau menimbulkan
kesulitan pada tahapan berikutnya. Oleh karena itu faktor-faktor yang
menghambat penguasaan tugas-tugas perkembangan harus sebisa
mungkin dihindari. Dan lebih mengoptimalkan factor yang membantu
penguasaan tugas perkembangan tersebut.20
Faktor-faktor yang menghambat penguasan tersebut adalah:
a. Tingkat perkembangan yang mundur
b. Tidak ada kesempatan untuk mempelajari tugas-tugas perkembangan
atau tidak ada bimbingan untuk dapat menguasainya
c. Tidak ada motivasi
d. Kesehatan yang buruk

20
Ibid., Hurlock, Perkembangan Anak..., hlm 11

15
e. Cacat tubuh
f. Tingkat kecerdasan yang rendah.
Faktor-faktor yang membantu penguasaan tugas-tugas
perkembangan adalah:
a. Tingkat perkembangan yang normal atau yang diakselerasikan
b. Kesempatan-kesempatan untuk mempelajari tugas-tugas dalam
perkembangan dan bimbingan untuk menguasainya
c. Adanya motivasi
d. Kesehatan yang baik dan tidak cacat tubuh
e. Tingkat kecerdasan yang tinggi
f. Kreativitas yang tinggi.

16
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Tugas-tugas perkembangan remaja yang meliputi tugas kehidupan
pribadi sebagai individu, kehidupan pendidikan dan karier, serta kehidupan
keluarga merupakan langkah awal seorang remaja dalam melaksanakan
kehidupan bermasyarakat agar diterima sebagai individu yang mandiri dan
mampu beradaptasi dengan berbagai kondisi masyarakat yang sangat
kompleks.
B. Saran
Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan para pembaca khususnya
mahasiswa calon pendidik dapat mengetahui konsep dasar Tugas
Perkembangan, Sumber tugas perkembangan, dan dapat memahami
bagaimana tugas-tugas dari perkembangan remaja.

17
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mohammad dan Asrori, Mohammad. 2010. Psikologi Remaja:
Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Bumi Aksara

Hidayati, Wiji dan Purnami, Sri. 2008. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta:


Teras

Hurlock, Elizabeth B. 1997. Perkembangan Anak Jilid 1. Jakarta: Erlangga

Laela, Faizah Noer. 2017. Bimbingan Konseling Keluarga dan Remaja. Surabaya:
UIN Sunan Ampel Press

Santrock, John W. 2003. Adolesence: Perkembangan Remaja. Alih Bahasa:


Adelar, Shinto B. Sherlysaragih. Jakarta: Erlangga

Sarwono, Sarlito Wirawan. 1991. Psikologi Umum. Jakarta: Bulan Bintang

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2017. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya

Sunarto dan Hartono, Agung. 1999. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT


Rineka Cipta

Supriatna, Mamat dan Budiman, Nandang. 2010. Layanan Bimbingan Karier di


Sekolah Menengah Kejuruan. Bandung: Departemen Pendidikan Nasional
Universitas Pendidikan Indonesia

Syah, Muhibbin. 2008. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Yusuf, Syamsu. 2008. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya

Jannah, Miftahul. 2016. Remaja dan Tugas-Tugas Perkembangannya dalam


Islam. Jurnal Psikoislamedia. Vol.1 No.1

Kurniawati, Nurul Azizah dkk. 2019. Tugas Perkembangan pada Anak Akhir.
Journal of Innovative Counseling: Theory, Practice & Research. Vol.3 No.2

Munadi, Muhammad dan Suwarta. 2020. Pengembangan Spiritualitas Melalui


Layanan Bimbingan Konseling di Madrasah dan Sekolah. Jurnal Al-
Takziah. Vol.9 No.2

18

Anda mungkin juga menyukai