1. Pembeli telah mengetahui keadaan dan letak tanah dan bangunan tersebut dan menyatakan
setuju nutk mempergunakan tanah dan bangunan tersebut sesuai dengan fungsinya (rumah
tinggal untuk rumah tinggal, dan toko/ruko untuk kegiatan usaha), tidak untuk fungsi lain di luar
2. Uang tanda jadi (UTJ) dengan sendirinya akan menjadi milik PT Griya Satria sebagai sanksi
pembatalan apabila dalam waktu 14 (empat belas) hari sejak pembayaran UTJ tidak ada
3. Harga jual beli+PPN yang tertera dalam lampiran kesepakatan jual beli ini belum termasuk
BPHTB, biaya AJB PPAT/Notaris, biaya balik nama SHGB, dan biaya-biaya tambahan lain yang
mungkin timbul di kemudian hari akibat peraturan dan/atau kebijakan baru pemerintah di bidang
moneter dan/atau perpajakan.
4. Pembayaran senilai yang tertera dalam lampiran kesepakatan jual beli ini dapat dilakukan
dengan cara:
a. Uang tanda jadi (UTJ) maksimal Rp.5.000.000,- (lima juta rupiah) sebagai tanda jadi dapat
dibayar secara tunai di tempat kedudukan penjual melalui kasir (senin s.d sabtu).
b. Pembayaran selanjutnya (angsuran uang muka s.d pelunasan) tidak bisa dilakukan secara
tunai di tempat kedudukan penjual, tetapi wajib disetor/ditransfer langsung ke rekening bank
penjual
5. Untuk setiap hari keterlambatan pembayaran angsuran, seperti yang telah disepakati dalam
kesepakatan jual beli ini, pembeli akan dikenakan denda sebesar 0,2% (dua permil) per hari dari
6. Apabila pembeli secara sepihak membatalkan pembelian ini atau tidak melakukan pembayaran
sesuai jadwal yang tertera dalam kesepakatan jual beli ini selambat-lambatnya 30 (tiga puluh)
hari kalender terhitung sejak tanggal jatuh tempo dan/atau pembeli 1 (satu) kali menunggak
pembayaran angsuran, maka pembeli dianggap telah membatalkan pembelian tanah dan
a. Penjual berhak untuk menjual tanah dan bangunan kepada pihak lain tanpa
Rp.5.000.000,- (lima juta rupiah), maka seluruh uang yang telah dibayarkan dengan
c. Apabila pembayaran yang telah dilakukan oleh pembeli kepada penjual sudah melebihi
Rp.5.000.000,- (lima juta rupiah), maka 50% (lima puluh persen) dari jumlah yang terbayar
atau minimal Rp.5.000.000,- (lima juta rupiah), tergantung mana yang lebih besar, dengan
sendirinya menjadi milik penjual sebagai sanksi pembatalan, dan pengembalian baru akan
dilakukan setelah tanah dan bangunan yang telah dibatalkan tersebut terjual kembali karena
dibeli oleh pihak lain, dan pembayaran pembeli baru kepada penjual telah mencapai minimal
sejumlah uang yang harus dikembalikan kepada pembeli sebelumnya, atau selambat-
d. Pengembalian akan dilakukan setelah dipotong denda dan lain-lain yang terhutang
7. Apabila terjadi keputusan pemerintah yang menyebabkan penjual tidak dapat melaksanakan
penjualan tersebut di atas maka pembeli setuju bahwa penjual hanya mengembalikan uang
yang telah pembeli bayarkan kepada penjual dan tidak menuntut ganti rugi dalam bentuk
apapun juga kepada penjual.
8. Apabila pembeli melakukan pelunasan pembayaran jual beli ini dengan cara KPR maka:
a. Pengurusan KPR dengan bank sepenuhnya merupakan tanggung jawab pembeli, dimana
penjual hanya membantu sebagai fasilitator yang tidak bisa menjamin bahwa permohonan
b. Apabila pengajuan KPR yang disetujui oleh bank kurang dari nilai plafon kredit yang
diajukan, pembeli setuju untuk membayar selisih nilai tersebut sebagai penambahan uang
c. Penundaan pelaksanaan akad kredit lebih dari 14 (empat belas) hari sejak ada
pemberitahuan tertulis dari penjual kepada pembeli akibat alasan sepihak dari pihak
pembeli, akan dikenakan denda keterlambatan 0,2% (dua permil) per hari dari nilai plafon
d. Biaya-biaya maupun pajak-pajak yang timbul dalam proses pengurusan KPR sepenuhnya
e. Pembatalan akibat permohonan KPR tidak disetujui oleh bank akan dikenakan sanksi
pembatalan sejumlah Rp.5.000.000,- (lima juta rupiah) apabila pembangunan fisik belum
dimulai, atau sejumlah Rp.10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) apabila pembangunan fisik
pembayaran (termasuk biaya pengelolaan lingkungan untuk 3 bulan pertama) telah diselesaikan
10. Apabila dalam waktu 14 (empat belas) hari sejak jadwal serah terima tanah dan bangunan,
pembeli tidak bersedia menerima penyerahan tersebut atau tidak hadir maka pembeli tetap
dianggap telah menerima dengan baik tanah dan bangunan dalam kondisi layak untuk dihuni,
dan pembayaran tagihan biaya lingkungan, rekening listrik dan rekening air sudah menjadi
kewajiban pembeli.
11. Masa pemeliharaan bangunan disepakati kedua belah pihak selama 30 (tigapuluh) hari
12. Apabila terjadi keterlambatan serah terima tanah dan bangunan dari penjual ke pembeli maka
pembeli setuju memberikan tambahan waktu kepada penjual selama 90 (sembilan puluh) hari
13. Apabila setelah 90 (sembilan puluh) hari tambahan waktu penjual belum juga dapat
menyerahkan tanah dan bangunan kepada pembeli, maka penjual dikenakan denda sebesar
10% per tahun dari jumlah uang yang telah dibayarkan terhitung dari habisnya tambahan waktu
90 (sembilan puluh) hari tersebut di atas.
14. Apabila setelah 1 (satu) tahun terhitung dari habisnya tambahan waktu 90 (sembilan puluh) hari
penjual belum juga dapat menyerahkan tanah dan bangunan kepada pembeli, maka penjual
wajib mengembalikan seluruh uang yang telah dibayarkan ditambah denda sesuai item nomor
13.
15. Apabila terjadi keterlambatan penyerahan tanah dan bangunan yang disebabkan hal-hal di luar
kekuasaan manusia (force majeur) termasuk di bidang moneter, maka jadwal serah terima akan
diundur sesuai dengan keadaan force majeur tersebut tanpa ada denda apapun yang harus
16. Kelebihan atau kekurangan luas tanah akan diperhitungkan hanya apabila luas tanah yang
tertera dalam surat tanda bukti hak (SHGB) ternyata lebih besar atau sama dengan 3% (tiga
persen) dari luas tanah yang tercantum dalam kesepakatan ini, dan perhitungan akan dilakukan
17. Peralihan hak kepada pihak ketiga hanya dapat dilakukan dengan persetujuan dari penjual dan
membayar biaya administrasi peralihan hak sebesar 2% dari harga jual beli sebelum pajak
kepada penjual, kecuali peralihan hak dilakukan antara suami-istri, anak-orangtua, kakak-adik
18. Lampiran kesepakatan jual beli, gambar siteplan, denah, dan tampak bangunan, serta
spesifikasi bangunan merupakan bagian yang melekat dan tidak terpisahkan dari kesepakatan
setelah ada pemberitahuan secara tertulis dari penjual kepada pembeli dan penandatanganan
tersebut, maka segala resiko yang mungkin timbul akibat tertundanya penandatanganan akta
jual beli tersebut menjadi tanggung jawab pembeli dan membebaskan penjual dari segala resiko
20. Surat pernyataan tunduk terhadap peraturan lingkungan dan pembangunan merupakan bagian
21. Apabila terjadi perubahan spesifikasi atas bangunan yang disebabkan oleh kejadian di luar
kekuasan penjual seperti aturan pemerintah yang menyangkut pendistribusian air (PDAM) dan
listrik (PLN) maka resiko berupa selisih biaya yang timbul atas perubahan tersebut menjadi
beban pembeli dan untuk itu tidak ada denda apapun yang harus dibayar oleh penjual.
22. Apabila tanah dan/atau bangunan yang dipesan ternyata tidak dapat dijual, maka pembeli setuju
untuk pindah ke kaveling lainnya dengan tanpa denda serta kompensasi apapun dari penjual
kepada pembeli.
23. Dengan ditandatanganinya kesepakatan jual beli ini maka pihak pembeli dan penjual menyetujui
24. Hal-hal lain yang belum ditetapkan dalam kesepakatan jual beli ini akan disepakati bersama
25. Apabila terjadi perselisihan antara penjual dan pembeli yang tidak bisa diselesaikan secara
mufakat, maka keduanya sepakat untuk menyelesaikannya melalui kedudukan hukum yang
...............................,....
Pembeli, Penjual,
PT Griya Satria
__________________________ _______________________
Keterangan:
Lembar 1 materai di pihak pembeli, untuk arsip divisi pemasaran
Lembar 2 materai di pihak penjual, untuk diserahkan kepada pembeli
Lembar 3 tanpa materai, untuk arsip divisi keuangan
Lembar 1 materai di pihak pembeli, untuk arsip divisi pemasaran
Lembar 2 materai di pihak penjual, untuk diserahkan kepada pembeli
Lembar 3 tanpa materai, untuk arsip divisi keuangan