Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

MATA KULIAH EVALUASI PENDIDIKAN

DOSEN PENGAMPU :

Amelia Vinayastri., S.Psi., M.Pd

Oleh :

Sintia Dwi Apriyani

NIM 1901095057

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF.DR.HAMKA

JAKARTA

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan

rahmat-Nya maka kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah

Penulisan makalah merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata

pelajaran Bahasa Indonesia.

Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik

pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki.

Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi

penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini kami menyampaikan ucapan terima kasih yang tak

terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini,

Evaluasi Pendidikan yang sudah memberikan tugas makalah materi bebas ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan

serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.semoga Allah

memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan,

dan Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amiin Yaa Robbal

„Alamiin.

Jakarta,1 november 2021


Penulis

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran merupakan investasi yang paling utama bagi setiap

bangsa apalagi bagi bangsa yang sedang berkembang yang giat membangun

negaranya. Pembangunan hanya dapat dilakukan oleh manusia yang

dipersiapkan melalui pembelajaran, guna mencapai esensi kemanusiaan yaitu

sebagai khalifah di atas bumi. Pengembangan pembelajaran tidak terlepas dari

tanggung jawab seorang pendidik, bagaimana pendidik tersebut melakukan

transformasi ilmu yang dimiliki dengan bahan ajar yang telah ada, serta

dengan memperhatikan metode-metode pengajar yang mudah diterima oleh

peserta didik sehingga tujuan tercapai sesuai dengan apa yang diharapkan.

Tujuan yang hendak dicapai tersebut, maka dalam proses

pembelajaran guru harus melakukan suatu kegiatan yang dinamakan dengan


evaluasi. Evaluasi merupakan bagian dari proses pembelajaran yang secara

keseluruhan tidak dapat dipisahkan dari kegiatan mengajar, melaksanakan

evaluasi yang dilakukan dalam kegiatan pendidikan mempunyai arti yang

sangat utama, karena evaluasi merupakan alat ukur atau proses untuk

mengetahui tingkat pencapaian keberhasilan yang telah dicapai peserta didik

atas bahan ajar atau materi-materi yang telah disampaikan, sehingga dengan

adanya evaluasi maka tujuan dari pembelajaran akan terlihat secara akurat dan

meyakinkan. Evaluasi sebagai bagian dari program pembelajaran perlu

dioptimalkan, karena bukan hanya bertumpu pada penilaian hasil belajar,

tetapi juga perlu penilaian terhadap input, proses, dan out put.

Salah satu faktor yang penting untuk efektivitas pembelajaran adalah

faktor evaluasi baik terhadap proses belajar maupun terhadap hasil

pembelajaran. Evaluasi merupakan kegiatan pengumpulan kenyataan

mengenai proses pembelajaran secara sistematis untuk menetapkan apakah

terjadi perubahan terhadap peserta didik dan sejauh manakah perubahan

tersebut mempengaruhi kehidupan peserta didik. Evaluasi dapat mendorong

peserta didik untuk lebih giat belajar secara terus menerus dan juga

mendorong guru untuk lebih meningkatkan kualitas proses pembelajaran serta

mendorong pengelola pendidikan untuk lebih meningkatkan fasilitas dan

kualitas belajar peserta didik. Sehubungan dengan hal tersebut, optimalisasi

sistem evaluasi memiliki dua makna, pertama adalah sistem evaluasi yang
memberikan informasi yang optimal. Kedua adalah manfaat yang dicapai dari

evaluasi.

Manfaat yang utama dari evaluasi adalah meningkatkan kualitas

pembelajaran. Hal tersebut menunjukkan bahwa keberhasilan program

pembelajaran selalu dilihat dari aspek hasil belajar yang dicapai. Di sisi lain

evaluasi pada program pembelajaran membutuhkan data tentang pelaksanaan

pembelajaran dan tingkat ketercapaian tujuan pembelajaran. Kondisi yang

demikian tidak hanya terjadi pada jenjang pendidikan tinggi, tetapi juga

terjadi dijenjang pendidikan dasar dan menengah. Keberhasilan program

pembelajaran selalu dilihat dari aspek hasil belajar, sementara implementasi

program pembelajaran di kelas atau kualitas proses pembelajaran itu

berlangsung jarang tersentuh kegiatan penilaian. Dengan demikian evaluasi

sangat dibutuhkan dalam berbagai kegiatan kehidupan manusia sehari-hari,

karena disadari atau tidak disadari, sebenarnya evaluasi sudah sering

dilakukan, baik untuk diri sendiri maupun kegiatan sosial lainnya. Hal ini

dapat dilihat mulai dari berpakaian, setelah berpakaian ia berdiri dihadapan

cermin apakah penampilannya sudah wajar atau belum, sampai pada hal-hal

yang lebih besar dalam kehidupan manusia. Contohnya ketika seorang pejabat

negara berakhir masa jabatannya, maka orang lain yang ada disekitarnya akan

melakukan penilaian atau evaluasi terhadap kinerjanya selama masa

kepemimpinannya
B. Tujuan Penyusunan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud evaluasi pendidikan.

2. Untuk mengetahui ruang lingkup evaluasi pendidikan.

3. untuk mengetahuimetode yang digunakan dalam evaluasi pendidikan.


BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian evaluasi pendidikan

Secara etimologi “ evaluasi” berasal dari bahasa Inggris yaitu

evaluation dari akar kata value yang berarti nilai atau harga. Nilai dalam

bahasa Arab disebut al-qiamah atau al- taqdir‟ yang bermakna penilaian

(evaluasi). Sedangkan secara harpiah, evaluasi pendidikan dalam bahasa Arab

sering disebut dengan al-taqdiraltarbiyah yang diartikan sebagai penilaian

dalam bidang pendidikan atau penilaian mengenai hal-hal yang berkaitan

dengan kegiatan pendidikan . Secara terminologi, beberapa ahli memberikan

pendapat tentang pengertian evaluasi diantaranya: Edwind dalam Ramayulis

mengatakan bahwa evaluasi mengandung pengertian suatu tindakan atau

proses dalam menentukan nilai sesuatu.

Sedangkan M.Chabib Thoha, mendefinisikan evaluasi merupakan

kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan objek dengan

menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolok ukur untuk

memperoleh kesimpulan Pengertian evaluasi secara umum dapat diartikan

sebagai proses sistematis untuk menentukan nilai sesuatu (ketentuan,


kegiatan, keputusan, unjuk-kerja, proses, orang, objek dan yang lainnya)

berdasarkan kriteria tertentu melalui penilaian.

Untuk menentukan nilai sesuatu dengan cara membandingkan dengan

kriteria, evaluator dapat langsung membandingkan dengan kriteria umum,

dapat pula melakukan pengukuran terhadap sesuatu yang dievaluasi kemudian

membandingkan dengan kriteria tertentu.9 Dalam pengertian lain antara

evaluasi, pengukuran, dan penilaian merupakan kegiatan yang bersifat hirarki.

Artinya ketiga kegiatan tersebut dalam kaitannya dengan proses pembelajaran

tidak dapat dipisahkan satu sama lain dan dalam pelaksanaannya harus

dilaksanakan secara berurutan. Dalam kaitan ini ada dua istilah yang hampir

sama tetapi sesungguhnya berbeda, yaitu penilaian dan pengukuran.

Pengertian pengukuran terarah kepada tindakan atau proses untuk menentukan

kauntitas sesuatu, karena itu biasanya diperlukan alat bantu. Sedangkan

penilaian atau evaluasi terarah pada penentuan kualitas atau nilai sesuatu

Istilah evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang berarti

tindakan atau proses untuk menentukan nilai sesuatu (Arikunto, 1993:1).

Sesuai dengan pendapat tersebut, menurut Wand dan Brown (dalam

Nurkancana, 1986:1), evaluasi pendidikan dapat diartikan sebagai suatu

tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai segala sesuatu dalam dunia

pendidikan atau segala sesuatu yang ada hubungannya dengan dunia

pendidikan. Dalam bahasa Arab, evaluasi dikenal dengan istilah imtihan yang

berarti ujian, dan dikenal pula dengan istilah khataman sebagai cara menilai
hasil akhir dari proses pendidikan. Selain istilah evaluasi, terdapat pula istilah

lain yang hampir sama, yaitu pengukuran dan penilaian. Sementara orang

lebih cenderung mengartikan ketiga kata tersebut sebagai suatu pengertian

yang sama. Dan untuk memahami apa perbedaan, persamaan, ataupun

hubungan antara ketiganya, menurut (Arikunto, 1993:1). dapat dipahami

melalui contoh-contoh ,Apabila ada orang yang akan memberi sebatang pensil

kepada kita dan kita disuruh memilih antara dua pensil yang tidak sama

panjang, maka tentu kita akan memilih yang panjang. Kita tidak memilih yang

pendek kecuali ada alasan yang sangat khusus.

Evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang berarti penilaian.

Evaluasi diartikan sebagai suatu proses penilaian untuk mengambil keputusan

yang menggunakan seperangkat hasil pengukuran dan berpatokan kepada

tujuan yang telah dirumuskan. Ada beberapa definisi evaluasi menurut para

ahli, diantaranya,

1. Blom et. al (1971) (dalam Daryanto, 1999:1) “Evaluation, as we see it, is

the systematic collection of evidence to determine whether in fact certain

changes are taking place in the learnes as well as to determine the amount or

degree of change in individual students.” Artinya: Evaluasi, sebagaimana kita

lihat, adalah pengumpulan kenyataan secara sistematis untuk menetapkan

apakah dalam kenyataannya terjadi perubahan dalam diri siswa dan

menetapkan mana tingkat perubahan dalam pribadi siswa.


2. Stufflebeam et. al (1971) (dalam Daryanto, 1999:1) “Evaluation is the

process of delineating, obtaining, and providing useful information for

judging decision alternatives.

Artinya: Evaluasi merupakan proses menggambarkan, memperoleh dan

menyajikan informasi yang berguna untuk menilai alternatif keputusan.

3. Robert L. Thorndike dan Elizabeth Hagen (1961) (dalam Iskandar, 2011),

menjelaskan evaluasi tersebut dengan mengatakan bahwa evaluasi itu

berhubungan dengan pengukuran. Dalam beberapa hal evaluasi lebih luas,

karena dalam evaluasi juga termasuk penilaian formal dan penilaian intuitif

mengenai kemajuan peserta didik. Evaluasi juga mencakup penilaian tentang

apa yang baik dan apa yang diharapkan. Dengan demikian hasil pengukuran

yang benar merupakan dasar yang kokoh untuk melakukan evaluasi.

Dari beberapa definisi ahli diatas dapat disimpulkan pengertian

evaluasi sebagai kegiatan identifikasi untuk melihat apakah suatu program

yang telah direncanakan telah tercapai atau belum, berharga atau tidak

berharga, dan dapat pula untuk melihat tingkat efisiensi pelaksanaannya

2. Manfaat evaluasi

proses dan hasil pembelajaran ada beberapa hal, diantaranya yang penting

adalah: 1. Memperoleh pemahaman pelaksanaan dan hasil pembelajaran yang

telah berlangsung/dilaksanakan pendidik, 2. Membuat keputusan berkenaan

dengan pelaksanaan dan hasil pembelajaran, dan 3. Meningkatkan kualitas


proses dan hasil pembelajaran dalam rangka upaya meningkatkan kualitas

keluaran. Evaluasi untuk suatu tujuan tertentu penting, tetapi ada

kemungkinan tidak menjadi bermanfaat lagi untuk tujuan lain. Oleh karena

itu, seorang guru harus mengenal beberapa macam tujuan evaluasi dan syarat-

syarat yang harus dipenuhi agar mereka dapat merencana dan melakukan

evaluasi dengan bijak dan tepat. Suatu evaluasi perlu memenuhi beberapa

syarat sebelum diterapkan kepada siswa yang kemudian direfleksikan dalam

bentuk tingkah laku (Sukardi, 2011: 8). Evaluasi yang baik harus memiliki

syarat seperti berikut:

1. Valid Suatu alat ukur dikatakan valid atau mempunyai validitas yang tinggi

apabila alat ukur itu betul-betul mengukur apa yang ingin diukur.

2. Andal

3. Objektif

3. Tujuan Evaluasi Dalam Pendidikan

Evaluasi sebagai suatu proses pendidikan memiliki beberapa fungsi yaitu:

1. Untuk memberikan umpan balik (feed back) kepada guru sebagai dasar

untuk memperbaiki proses belajar mengajar.

2. Untuk menentukan angka kemampuan/hasil belajar masingmasing murid

yang antara lain diperlukan kenaikan kelas dan penentuan lulus tidaknya

murid.
3. Untuk menentukan murid dalam situasi belajar mengajar yang tepat, sesuai

dengan tingkat kemampuannya.

4 Untuk mengenal latar belakang (psikologi fisik dan lingkungan) murid yang

mengalami kesulitan belajar (Shaleh, 2000:76). Sehubungan dengan keempat

fungsi yang dikemukakan di atas, evaluasi Hasil Belajar (EHB) dapat

digolongkan ke dalam empat jenis:

1. Evaluasi Formatif: Evaluasi yang dilaksanakan untuk mengetahui hasil

belajar yang dicapai oleh anak didik setelah menyelesaikan program dalam

satuan bahan pelajaran pada bidang studi tertentu (Ramayulis, 1994: 102).

2. Evaluasi Sumatif: Evaluasi yang dilakukan terhadap hasil belajar murid

yang telah selesai mengikuti pelajaran dalam satu catur wulan, semester atau

akhir tahun (Ramayulis, 1994:103). 3. Evaluasi Penempatan: Yang

dilaksanakan untuk keperluan menempatkan murid pada situasi belajar

mengajar yang tepat, sesuai dengan tingkat kemampuan/karakteristik lain

yang dimilikinya ( Shaleh, 2000:77).

4. Evaluasi Diagnostik: Yang dilaksanakan untuk keperluan mengenal latar

belakang (psikologi fisik, lingkungan) dar murid yang mengalami kesulitan-

kesulitan belajar. Menurut Muzayyin (dalam Arikunto, 1993:1)., meskipun

sumber ilmu pendidikan Islam, klasifikasi jenis evaluasi di atas tidak kita

temukan secara eksplisit, namun dalam praktek dapat diketahui bahwa pada

prinsipnya jenis evaluasi seperti ini sering sekali


Tujuan evaluasi pendidikan terbagi atas tujuan umum dan khusus, dimana

dijelaskan sebagai berikut.

1. Tujuan Umum Secara umu, tujuan evaluasi dalam bidang pendidikan ada

dua, yaitu:

a) Untuk menghimpun bahan-bahan keterangan yang akan dijadikan

sebgai bukti mengenai taraf perkembangan atau taraf kemajuan yang

dialami oleh para peserta didik, setelah mereka mengikuti proses

pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. Dengan kata lain tujuan umum

dari evaluasi dalam pendidikan adalah untuk memperoleh data

pembuktian, yang akan menjadi petunjuk sampai dimana tingkat

kemampuan dan tingkat keberhasilan peserta didik dalam pencapaian

tujuan-tujuan kurikuler, setelah mereka menempuh proses pembelajaran

dalam jangka waktu yang telah ditentukan.

b) Untuk mengukur dan menilai sejauh mana efektivitas mengajar dan

metode-metode mengajar yang telah diterapkan atau dilaksanakan oleh

pendidik, serta kegiatan belajar yang dilaksanakan oleh pesesrta didik.

2. Tujuan Khusus Adapun tujuan khusus dari kegiatan evaluasi dalam bidang

pendidikan adalah sebagai berikut:

a) Untuk merangsang kegiatan peserta didik dalam menempuh program

pendidikan. Tanpa adanya evaluasi maka tidak mungkin timbul kegairahan


atau rangsangan pada diri peserta didik utnuk memperbaiki dan meningkatkan

prestasinya masingmasing

4. Obyek dan Subyek Evaluasi Pendidikan

1. Obyek Evaluasi Pendidikan Obyek atau sasaran evaluasi pendidikan ialah

segala sesuatu yang bertaliasn dengan kegiatan atau proses pendidikan, yang

dijadikan titik pusat perhatian atau pengamatan, karena pihak penilai

(evaluator) ingin memperoleh informasi tentang kegiatan atau proses

pendidikan tersebut. Salah satu cara untuk mengenal atau mengetahui obyek

evaluasi pendidikan adalah dengan jalan menyorotinya dari tiga segi, yaitu

dari segi input, transormasi dan output, dimana input kita anggap sebagai

“bahan mentah yang akan diolah”, transformasi kita anggap sebagai “dapur

tempat mengolah bahan mentah”, dan output kita anggap sebagai “hasil

pengolahan yang dilakukan di dapur dan siap untuk dipakai”. Dalam dunia

pendidikan, khususnya dalam proses pembelajaran di sekolah, input adalah

para calon peserta didik, transformasi adalah sekolah tempat kita mendidik

calon peserta didik, dan output adalah peserta didik yang telah berhasil

menimba ilmu disekolah tersebut. Dari segi Evaluasi Pendidikan input,maka

obyek evaluasi pendidikan meliputi tiga aspek, yaitu:

a) Aspek Kemampuan Untuk dapat diterima sebagai calon peserta didik dalam

rangka mengikuti program pendidikan tertentu, maka para calon peserta didik
itu harus memiliki kemampuan yang sesuai atau memadai, sehingga dalam

mengikuti proses pembelajaran pada program pendidikan tertentu itu

nantinya, peserta didik tidak akan mengalami banyak hambatan atau kesulitan.

b) Aspek Kepribadian Sebelum mengikuti program pendidikan tertentu, para

calon peserta didik perlu terlebih dahulu dievaluasi kepribadiannya masing-

masing, sebab baik buruknya kepribadian mereka secara psikologis akan

dapat memperngaruhi keberhasilan mereka dalam mengikuti program

pendidikan tertentu. Evaluasi yang dapat dilakukan untuk mengetahui

kepribadian seseorang adalah dengan jalan menggunakan tes kepribadian

(personality test).

c) Aspek Sikap Sikap, pada dasarnya adalah merupakan bagian dari tingkah

laku manusia. Aspek sikap perlu dinilai atau dievaluasi terlebih dahulu bagi

para calon peserta didik sebelum mengikuti program pendidikan tertentu.

Untuk menilai sikap tersebut digunakan alat berupa tes sikap


BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan pada uraian pembahasan tersebut di atas maka penulis dapat

menarik kesimpulan sebagai berikut:

Evaluasi merupakan suatu kegiatan mengumpulkan data dan informasi

mengenai kemampuan belajar peserta didik, untuk menilai sudah

sejauhmana program (pengembangan sistem instruksional) telah berjalan,

dan juga sebagai suatu alat untuk menentukan apakah tujuan pendidikan

dan proses pembelajaran dalam mengembangkan ilmu pengetahuan telah

berlangsung sebagaimana mestinya.

Evaluasi bertujuan untuk mengetahui tingkat pencapaian peserta didik

dalam suatu proses pembelajaran, sekaligus untuk memahami peserta

didik tentang sejauhmana dapat memberikan bantuan terhadap

kekurangan-kekurangan peserta didik, dengan tujuan menempatkan

peserta didik pada situasi pembelajaran yang lebih tepat sesuai dengan
tingkat kemampuan yang dimilikinya. Sedangkan fungsi evaluasi untuk

membantu proses, kemajuan dan perkembangan hasil belajar peserta didik

secara berkesinambungan, dan sekaligus dapat mengetahui kemampuan

dan kelemahan peserta didik pada bidang studi tertentu, sekaligus dapat

memberikan informasi kepada orang tua /wali peserta didik mengenai

penentuan kenaikkan kelas atau penentuan kelulusan peserta didik.

Syarat alat evaluasi yaitu memiliki Validitas, Efektifitas, Beda Butir

dan Obyektifitas. Suatu tes dikatakan valid, efektif apabila pelaksanaan tes

tersebut tidak membutuhkan ongkos/biaya yang mahal, tenaga yang

banyak dan waktu yang lama. Dan juga dikatakan praktis apabila penilaian

itu mudah pengadimistrasiannya dan mudah dilaksanakan, mudah

memeriksanya, dan dilengkapi dengan petunjuk-petunjuk yang jelas

sehingga dapat diberikan/ diawali oleh orang lain dan teknik evaluasi

melalui dua cara yaitu melaui tes dan non tes dan acuan norma dan acuan

kreteria.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. Suharsimi. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:

Bumi Aksara Caesar.

Arihdya. 2012. Pengertian Evaluasi dan Evaluasi Pendidikan. Tersedia

pada: http://arihdyacaesar.wordpress.com/2012/01/13/ pengertian-

evaluasi-dan-evaluasi-pendidikan/. Diakses pada 30 Desember 2013

Daryanto. 2001. Evaluasi pendidikan. Jakarta: PT Asdi Mahasatya

Sudjana, Nana.1989. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:

PT Remaja Rosdakarya

http://www.umpalangkaraya.ac.id/dosen/suniati/wp-

content/uploads/2015/05/EVALUASI-PENDIDIKAN-DSBY.pdf

https://ejournal.stitpn.ac.id/index.php/bintang/article/download/986/68

0/#:~:text=Manfaat%20dilaksanakannya%20evaluasi,-

proses%20dan%20hasil&text=1.-

,Memperoleh%20pemahaman%20pelaksanaan%20dan%20hasil%20pemb

elajaran%20yang%20telah%20berlangsung%2Fdilaksanakan,rangka%20u

paya%20meningkatkan%20kualitas%20keluaran.
https://journal.uny.ac.id/index.php/jpep/article/download/10725/10213

Anda mungkin juga menyukai