NIM : 1801414345
Kelas : 7A PGSD
Mata Kuliah Pendidikan Anti Korupsi
Review
Macam-Macam Dampak Korupsi :
A. Dampak Korupsi di Bidang Ekonomi
1. Penurunan Produktivitas
Produktivitas pada setiap industri dan produksi akan menurun karena dampak dari
korupsi ini. Produktivitas dari perusahaan-perusahaan akan terhambat dan tidak
bisa berkembang lebih maju lagi. Hal ini dapat menyebabkan pengurangan jumlah
karyawan atau PHK, lalu aku banyak pengangguran yang menyebabkan angka
kemiskinan meningkat.
2. Menurunnya Pendapatan Negara dari Pajak
APBN dibiayai oleh pajak sebesar 70%. Pajak Penghasilan (PPh) dan Pajak
Pertambahan Nilai (PPN) adalah jenis pajak yang paling banyak menyumbang untuk
pendapatan negara.
Penurunan pendapatan ini karena kenyataan bahwa banyak oknum pegawai pajak
yang memanfaatkan kesempatan buruk ini untuk memperkaya dirinya sendiri. Hal
ini juga mengakibatkan ketidakpercayaan masyarakat terhadap pegawai pajak, dan
tentunya akan menghambat proses pembangunan dan merugikan masyarakat.
3. Meningkatkan Utang Negara
Korupsi tentunya akan memperburuk keuangan negara. Selain sebelumnya negara
memang sudah punya hutang dengan negara lain, dengan adanya korupsi justru
hutang itu akan semakin bertambah. Para maling uang rakyat ini tidak sadar diri
bahwa apa yang ia lakukan dapat memperburuk keadaan negara. Mereka hanya
memikirkan keuntungan pribadi.
4. Menurunnya Pertumbuhan Ekonomi dan Investasi
Dengan adanya tindak korupsi di suatu negara akan menyebabkan para investor
dari luar negeri tidak percaya lagi dengan kepastian hukum dalam tindak korupsi
untuk menanamkan modal di industri suatu negara. Kondisi ini mempersulit
pembangunan ekonomi.
Dalam sektor privat ini, korupsi merugikan pada sektor niaga karena kerugian dari
pembayaran ilegal, risiko pembatalan perjanjian karena penyelidikan, dan ongkos
manajemen dalam negosiasi dengan pejabat.
5. Rendahnya Kualitas Barang dan Jasa
Korupsi juga akan menghambat pertumbuhan negara sendiri karena uang negara
dibuat untuk memperkaya diri sendiri. Kualitas barang dan jasa menjadi rendah dan
tidak layak digunakan untuk publik.
Beras dengan kualitas buruk yang tidak layak untuk dimakan, terhambatnya
perbaikan untuk jembatan dan bangunan yang ambruk, tabung gas yang tidak layak
berpotensi meledak dan merusak fasilitas umum dan pribadi masyarakat.
Korupsi juga akan menurunkan kualitas pondasi dari proyek pembangunan, karena
di dalamnya terdapat suap, pengurangan bahan untuk dikorupsi. Semua itu
dilakukan untuk menguntungkan diri sendiri.
6. Menambah Beban dalam Transaksi Ekonomi
Adanya suap, pungli, penyelewengan dana dalam sebuah perekonomian membuat
biaya transaksi akan semakin besar. Besarnya biaya transaksi akan menyebabkan
tidak e sien dalam perekonomian seperti, penggunaan sumber daya untuk
penciptaan, penggunaan, pemeliharaan, perubahan, dan sebagainya.
Sistem kelembagaan akan lebih e sien jika biaya transaksi rendah, namun jika
sebaliknya maka sistem kelembagaan tidak akan efektif. Sudah bukan menjadi
rahasia lagi bahwa Indonesia biasa melakukan pungli dalam pembuatan berbagai
dokumen seperti, akta kelahiran, Surat Izin Mengemudi (SIM), dan lain-lain. Ini
menyebabkan besarnya biaya transaksi dan sistem kelembagaan menjadi buruk.
7. Ketimpangan Pendapatan
Tindakan korupsi ini menyebabkan perpindahan sumber daya untuk publik ke
tangan pelaku. Hal ini membuat uang pembelanjaan pemerintah menjadi berkurang.
Dengan adanya tindakan korupsi ini ketimpangan pendapatan akan terjadi antara
elit koruptor dengan masyarakat karena pindahnya sumber daya untuk publik tadi.
Beberapa negara pasti selalu berupaya untuk mengurangi tindakan korupsi untuk
mencegah ketimpangan pendapatan karena koruptor mengeruk uang publik untuk
kepentingan pribadi. Namun Unslaner (2011) menyatakan bahwa dampak dari
korupsi terhadap ketimpangan pendapatan bersifat timbal balik. Artinya korupsi
menyebabkan ketimpangan pendapatan, dan ketimpangan pendapatan juga
menyebabkan korupsi.
8. Meningkatkan Kemiskinan
fi
fi
Badan pusat statistik membagi kemiskinan menjadi empat kategori yaitu:
1. Kemiskinan absolut, artinya seseorang yang memiliki kondisi di bawah garis
kemiskinan atau dapat dikatakan tidak dapat memenuhi kebutuhan sandang,
pangan, kesehatan, dan pendidikan untuk hidup dan bekerja dengan layak.
2. Kemiskinan relatif, artinya kemiskinan karena pengaruh kebijakan yang
menyebabkan ketimpangan pendapatan. Standar kemiskinan ini relatif
ditentukan oleh pandangan subyektif masyarakat.
3. Kemiskinan kultural, artinya kemiskinan yang disebabkan oleh faktor budaya
yang membuat seseorang terbelenggu dalam kondisi miskin.
4. Kemiskinan struktural, artinya kemiskinan yang terjadi karena
ketidakberdayaan seseorang atau sekelompok masyarakat terhadap kebijakan
tertentu dan membuat sistem yang tidak adil, sehingga terjebak dalam
kemiskinan.
Korupsi ini menjadi penyebab kemiskinan masyarakat. Selain menimbulkan efek
langsung, korupsi juga menimbulkan efek tidak langsung terhadap kemiskinan. Alur
korupsi ini awalnya memberikan dampak penurunan pertumbuhan perekonomian
yang akhirnya menyebabkan angka kemiskinan yang naik.
Masyarakat yang mengalami kemiskinan akan merasakan mahalnya harga
pelayanan publik, rendahnya kualitas pelayanan, akses air, kesehatan, dan
pendidikan.
Harga bahan pokok juga tidak dapat dijangkau oleh masyarakat miskin, rumah
layak huni, kesehatan dan lain-lain sangat sulit untuk diakses karena informasi
hukum yang tidak berpihak pada masyarakat miskin.
Dengan naiknya angka kemiskinan tentunya angka kriminalitas juga akan naik.
Masyarakat kecil juga akan melakukan korupsi, tidak hanya pejabat tinggi. Sesuai
dengan paparan mengenai ketimpangan pendapatan yang memiliki timbal balik,
dalam hal ini akan terjadi. Di mana masyarakat miskin akan melakukan segala cara
untuk tetap hidup, salah satunya dengan korupsi
Walaupun kasus seperti ini terkesan kecil bagi lembaga seperti Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk ikut terjun dan menindak, namun dampak
terhadap perekonomian besar sekali. Bayangkan apabila dwelling time dapat
ditekan, maka pemasukan negara juga berpotensi meningkat. Harga barang-barang
dapat ditekan karena biaya yang berkurang sehingga Indonesia akan menjadi lebih
kompetitif. Pada akhirnya apabila upaya-upaya perbaikan ini diperluas ke berbagai
sektor dalam perekonomian, daya saing perusahaan-perusahaan Indonesia akan
membaik.
Disinilah perlu dibangun pandangan bahwa suap dan korupsi adalah musuh
bersama yang harus dihilangkan dari bumi Indonesia. Hal-hal sekecil apapun yang
menyangkut suap, seperti sekedar memberikan uang pelicin, harus dihilangkan.
Dengan demikian, akan terbentuk masyarakat yang anti korupsi (anti-corruption
society). Dalam buku Corruption and Government (1999) karya Susan-Rose
Ackerman, diuraikan bahwa korupsi terkait erat dengan pertumbuhan ekonomi
suatu negara; sebuah negara secara umum miskin jika tingkat korupsinya tinggi; dan
fi
fi
negara bisa terperangkap dalam jebakan korupsi, di mana korupsi mendorong
timbulnya lebih banyak lagi korupsi serta mengurangi investasi bisnis yang resmi.