Anda di halaman 1dari 3

NAMA : KUMALA DHITIYA

NIM : X1004211033
MK : EKOLOGI PANGAN DAN GIZI

TUGAS REVIEW
Kemiskinan, Kerusakan Ekologi Serta Permasalahan Pangan dan Gizi
Oleh: Prof. Dr. Ir. IkeU Tanziha, M.S

Secara histologis kemiskinan didefinisikan dalam terminology ekonomi artinya yaitu seorang
individu dikatakan miskin apabila ia tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar hidupnya seperti
pangan, pakan, maupun pakaian. Kemiskinan tersebut seringkali disebut kemiskinan absolut.
Secara absolut disebut kemiskinan apabila pendapatan perkapitanya itu dibawah garis
kemiskinan.
Di Indonesia garis kemiskinan diukur dengan pengeluaran konsumsi makanan dan nilai
pengeluaran konsumsi bahan makanan atau disebut dengan garis kemiskinan makanan dan non
makanan.
Garis kemiskinan Indonesia dan Global Poverty Line setiap tahun meningkat seiring dengan
meningkatnya harga barang dan jasa. Garis kemiskinan di Indonesia pada tahun 2008 sekitar
180.000 dan kemudian meningkat pada tahun 2015 menjadi 345.000 rupiah sedangkan dilihat
dari global poverty line pada tahun 2008 sebanyak 1,25 US DOLLAR dan kemudian terjadi
penyesuaian pada tahun 2015 menjadi 1.9 US DOLLAR .
Karena semakin kompleks factor penyebab kemiskinan dan indikator-indikator pendukungnya
maka pengertian kemiskinan tidak lagi dilihat dari prespektif ekonomi tetapi lebih meluas sampai
keprespektif social, kesehatan, pendidikan, dan politik.
Esensi kemiskinan tidak hanya kekurangan sumber daya material tetapi juga kurangnya kekuatan
dan pilihan. Kemikinan dimanifestasikan dalam berbagai hal seperti: kelaparan, kesehatan yang
buruk, ketidaktahuan, diskriminasi, penolakan martabat dan status social.
Jensen (2009) didalam bukunya “Teaching with Poverty in Mind” mengelompokan kemiskinan
menjadi 6 jenis yaitu:
1. Kemiskinan absolut
2. Kemiskinan relatif
3. Kemiskinan situasional
4. Kemiskinan generasi
5. Kemiskinan perkotaan
6. Kemiskinan pedesaan
Ada tipe kemiskinan generasi terjadi lingkaran kemiskinan yang dapat diwarikan ke anak cucu.
Pada orang miskin ditandai dengan 2 hal yaitu pendapatan yang rendah dan disisi lain
pengeluaran untuk kesehatan yang tinggi. Pada rumah tangga miskin dengan akses terhadap
pangan yang rendah akhirnya mereka mengonsumsi makanan yang relatif lebih sedikit dari
kebutuhan sehingga pada tingkat produktivitas yang rendah akan mendapatkan pendapatan yang
rendah hingga terulang kembali.
Disisi lain pada tingkat konsumsi yang dibutuhkan maka rumah tangga miskin mengalami
kejadian sakit sehingga pengeluaran untuk kesehatan menjadi lebih tinggi. Pada kedua sisi
berdampak pada terulangnya dampak kemiskinan dan terus menjadi lingkaran kemiskinan yang
akan dialihkan kepada keturunan.
Kemiskinan mendorong kepada kerusakan ekologi menurut Barbier dan Hochard (2018)
kemiskinan bergantung pada eksploitasi sumber daya alam di lingkungan sekitarnya.
Sedangkan menurut Getahun et all (2018) disebutkan bahwa kerusakan lingkungan dicirikan
dengan dua hal yaitu terjadinya degradasi lahan dan deforestation.
Menurut data Bank Dunia lebih dari 1 miliar orang di seluruh dunia bergantung pada sumber
daya hutan untuk mata pencaharian mereka.
Berdasarkan mekanisme kemiskinan dan kerusakan lingkungan dapat dilihat dari rumah tangga
miskin:
1. Sempitnya lahan pertanian
2. Peluang kerja yang rendah disekitarnya disertai keterampilan yang rendah
3. Sumber daya alam disekitarnya
Yang menyebabkan ekploitasi lahan yang menyebabkan kerusakan alam disekitarnya.
Kemiskinan sendiri menjadi determinan utama terjadinya permasalahan pangan dan gizi.
Kemiskinan ditandai dengan kekurangan, akses ekonomi terhadap pangan artinya kemiskinan
tersebut berdampak pada kerawanan pangan. Kemiskinan terbagi dua kemiskinan dengan
tingakatan rendah dan kemiskinan dengan tingkatan tinggi. Pada tingkatan rendah kemiskinan
mengalihkan dengan konsumsi pangan dengan harga murah sehingga konsumsi energy melebihi
dari kebutuhannya maka akan terjadi overnutrition pada obes apabila berulang. Pada tingakatan
masyarakat yang sangat miskin mereka melakukan pengurangan pada frekuensi konsumsiatau
bahkan tanpa makan sehingga akan mengalami kelaparan kemudian mengalami undernutrition.
Penurunan kemiskinan dan berkelnjutan ekologi dapat dilakukan dengan:
1. Adanya teknologi perbaikan dan pengelolahan lahan
2. Adanya teknologi dan meningkatkan produksi
3. Meningkatkan akses petani ke pasar
4. Mengurangi jumlah pertumbuhan populasi
Penurunan kemiskinan akan lebih cepat dengan target upaya meningkatkan kapabilitas dari
rumah tangga miskin tersebut. Kapabilitas yang ditingkatkan yaitu kapabilitas ekonomi,
individu, social budaya, politik dan kapabilitas perlindungan.
Memastikan pemanfaatan sumber daya lingkungan secara berkelanjutan dalam mengatasi
masalah kemiskinan membutuhkan pendekatan holistic yaitu kebijakan, ekonomi, teknologi,
social dan budaya.

Anda mungkin juga menyukai