PERTEMUAN 9 :
ANALISA MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN
(AMDAL)
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pentingnya hubungan antara
Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) dengan pembangunan
berwawasan lingkungan. Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan :
1. Memahami tentang konsep pembangunan yang berwawasan lingkungan.
2. Memahami tentang konsep pembangunan berkelanjutan yang berwawasan
lingkungan
3. Memahami tentang konsep AMDAL.
4. Memahami tentang apa itu AMDAL dan audit lingkungan hidup wajib,
dan AMDAL dan audit lingkungan hidup sukarela.
5. Menyelesaikan soal- soal tentang hubungan antara AMDAL dan
pembangunan yang berwawasan lingkungan
B. URAIAN MATERI
Secara khusus resolusi Sidang Umum PBB No. 2657 (XXV) Tahun
1970 menugaskan kepada Panitia Persiapan untuk mencurahkan perhatian kepada
usaha “melindungi dan mengembangkan kepentingan-kepentingan negara yang
sedang berkembang” dengan menyesuaikan dan memperpadukan secara serasi
kebijakan nasional di bidang lingkungan hidup dengan rencana Pembangunan
Nasional, berikut skala prioritasnya. Amanat inilah yang kemudian dikembangkan
dan menjadi hasil dari Konferensi Stocholm yang dapat dianggap sebagai dasar-
dasar atau cikal bakal konsep “Pembangunan Berkelanjutan”.
Pengaruh Konferensi Stocholm terhadap gerakan kesadaran lingkungan
tercermin dari perkembangan dan peningkatan perhatian terhadap masalah
lingkungan dan terbentuknya perundang-undangan nasional di bidang lingkungan
hidup. Bagi Indonesia konsep ini sebenarnya merupakan suatu konsep yang relatif
baru. Menurut Emil Salim, inti pokok dari Pembangunan yang lama tidak
mempertimbangkan lingkungan, dan memandang kerusakan lingkungan sebagai
biaya yang harus dibayar.
Tap MPR No. IV/MPR/1999 tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara
tahun 1999-2004 menyebutkan bahwa Konsep Pembangunan Berkelanjutan telah
diletakkan sebagai kebijakan, namun dalam pengalaman praktek selama ini, justru
terjadi pengelolaan sumber daya alam yang tidak terkendali. Karena itu
pembangunan berkelanjutan adalah sebuah harapan yang harus kita wujudkan dan
dalam upaya mewujudkannya itu peranan hukum menjadi sangat relevan.
manfaat dari sumber daya alam sumber daya manusia, dengan menyerasikan
sumber alam dengan manusia dalam pembangunan (yayasan SPES,1992:3)
2. Ignas Kleden :
Pembangunan berkelanjutan di sini untuk sementara di definisikan sebagai
jenis pembangunan yang di satu pihak mengacu pada pemanfaatan sumber-
sumber alam maupun sumber daya manusia secara optimal, dan di lain pihak
serta pada saat yang sama memelihara keseimbangan optimal di antara
berbagai tuntutan yang saling bertentangan terhadap sumber daya tersebut .
3. Sofyan Effendi :
Pembangunan berkelanjutan adalah suatu proses pembangunan yang
pemanfaatan sumber dayanya, arah invesinya, orientasi pengembangan
teknologinya dan perubahan kelembagaannya dilakukan secara harmonis dan
dengan amat memperhatikan potensi pada saat ini dan masa depan dalam
pemenuhan kebutuhan dan aspirasi masyarakat
Analisa dampak lingkungan atau dikenal dengan nama AMDAL adalah kajian
mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang
direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan
keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan di Indonesia. DAL
ini dibuat saat perencanaan suatu proyek yang diperkirakan akan memberikan
pengaruh terhadap lingkungan hidup di sekitarnya. Yang dimaksud lingkungan
hidup di sini adalah aspek abiotik, biotik dan kultural. Dasar hukum AMDAL di
Indonesia adalah Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2012 tentang "Izin
Lingkungan Hidup" yang merupakan pengganti PP 27 Tahun 1999 tentang
Amdal. Amdal telah dilaksanakan sejak 1982 di Indonesia..
Hal-hal yang dikaji dalam proses AMDAL: aspek fisik-kimia, ekologi, sosial-
ekonomi, sosial-budaya, dan kesehatan masyarakat sebagai pelengkap studi
kelayakan suatu rencana usaha dan/atau kegiatan.
AMDAL adalah kajian mengenai dampak besar dan penting untuk pengambilan
keputusan suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan
hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang
penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan (Peraturan Pemerintah No. 27 tahun
1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan).
“…kajian dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup; dibuat pada
tahap perencanaan…”
Agar pelaksanaan AMDAL berjalan efektif dan dapat mencapai sasaran yang
diharapkan, pengawasannya dikaitkan dengan mekanisme perijinan. Peraturan
pemerintah tentang AMDAL secara jelas menegaskan bahwa AMDAL adalah
salah satu syarat perijinan, dimana para pengambil keputusan wajib
mempertimbangkan hasil studi AMDAL sebelum memberikan ijin
usaha/kegiatan. AMDAL digunakan untuk mengambil keputusan tentang
penyelenggaraan/pemberian ijin usaha dan/atau kegiatan.
3.Konsep AMDAL
Tiga dokumen (ANDAL, RKL dan RPL) diajukan bersama-sama untuk dinilai
oleh Komisi Penilai AMDAL. Hasil penilaian inilah yang menentukan apakah
rencana usaha dan/atau kegiatan tersebut layak secara lingkungan atau tidak dan
apakah perlu direkomendasikan untuk diberi ijin atau tidak.
Fungsi AMDAL
Memberi masukan untuk penyusunan disain rinci teknis dari rencana dan/atau
kegiatan
Proses penyusunan ANDAL, RKL, dan RPL. Penyusunan ANDAL, RKL, dan
RPL dilakukan dengan mengacu pada KA-ANDAL yang telah disepakati (hasil
penilaian Komisi AMDAL).
Proses penilaian ANDAL, RKL, dan RPL. Setelah selesai disusun, pemrakarsa
mengajukan dokumen ANDAL, RKL dan RPL kepada Komisi Penilai AMDAL
untuk dinilai. Berdasarkan peraturan, lama waktu maksimal untuk penilaian
ANDAL, RKL dan RPL adalah 75 hari di luar waktu yang dibutuhkan oleh
penyusun untuk memperbaiki/menyempurnakan kembali dokumennya.
Dokumen AMDAL harus disusun oleh pemrakarsa suatu rencana usaha dan/atau
kegiatan. Dalam penyusunan studi AMDAL, pemrakarsa dapat meminta jasa
konsultan untuk menyusunkan dokumen AMDAL. Penyusun dokumen AMDAL
harus telah memiliki sertifikat Penyusun AMDAL dan ahli di bidangnya.
Ketentuan standar minimal cakupan materi penyusunan AMDAL diatur dalam
Keputusan Kepala Bapedal Nomor 09/2000.
Pihak-pihak yang terlibat dalam proses AMDAL adalah Komisi Penilai AMDAL,
pemrakarsa, dan masyarakat yang berkepentingan.
Komisi Penilai AMDAL adalah komisi yang bertugas menilai dokumen AMDAL.
Di tingkat pusat berkedudukan di Kementerian Lingkungan Hidup, di tingkat
Propinsi berkedudukan di Bapedalda/lnstansi pengelola lingkungan hidup
Propinsi, dan di tingkat Kabupaten/Kota berkedudukan di Bapedalda/lnstansi
pengelola lingkungan hidup Kabupaten/Kota. Unsur pemerintah lainnya yang
berkepentingan dan warga masyarakat yang terkena dampak diusahakan terwakili
di dalam Komisi Penilai ini. Tata kerja dan komposisi keanggotaan Komisi
Penilai AMDAL ini diatur dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup,
sementara anggota-anggota Komisi Penilai AMDAL di propinsi dan
kabupaten/kota ditetapkan oleh Gubernur dan Bupati/Walikota.
Pemrakarsa adalah orang atau badan hukum yang bertanggung jawab atas suatu
rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan dilaksanakan.
Kegiatan yang tidak wajib menyusun AMDAL tetap harus melaksanakan upaya
pengelolaan lingkungan dan upaya pemantauan lingkungan. Kewajiban UKL-
UPL diberlakukan bagi kegiatan yang tidak diwajibkan menyusun AMDAL dan
Proses dan prosedur UKL-UPL tidak dilakukan seperti AMDAL tetapi dengan
menggunakan formulir isian yang berisi :
Identitas pemrakarsa
Rencana Usaha dan/atau kegiatan
Dampak Lingkungan yang akan terjadi
Program pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup
Tanda tangan dan cap
AMDAL-UKL/UPL
Rencana kegiatan yang sudah ditetapkan wajib menyusun AMDAL tidak lagi
diwajibkan menyusun UKL-UPL (lihat penapisan Keputusan Menteri LH
17/2001). UKL-UPL dikenakan bagi kegiatan yang telah diketahui teknologi
dalam pengelolaan limbahnya.
Bagi kegiatan yang telah berjalan dan belum memiliki dokumen pengelolaan
lingkungan hidup (RKL-RPL) sehingga dalam operasionalnya menyalahi
peraturan perundangan di bidang lingkungan hidup, maka kegiatan tersebut tidak
bisa dikenakan kewajiban AMDAL, untuk kasus seperti ini kegiatan tersebut
dikenakan Audit Lingkungan Hidup Wajib sesuai Keputusan Menteri Lingkungan
Hidup Nomor 30 tahun 2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Audit Lingkungan
yang Diwajibkan.
B. SOAL LATIHAN/TUGAS
1. Berikan contoh kegiatan-kegiatan usaha yang wajib memiliki dokumen
AMDAL yang ada di sekitar lingkungan anda!
2. Seberapa peran AMDAL mampu mencegah dan mengurangi kerusakan
lingkungan sekitar? Jelaskan pendapat saudara disertai dengan contoh
kongkret/nyata!
C. DAFTAR PUSTAKA