Anda di halaman 1dari 12

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NASIONAL

A. Pengertian Ideologi Nasional

Istilah ideologi berasal dari kata idea, yang artinya gagasan, konsep, pengertian dasar, cita-cita; dan logos yang berarti ilmu.
Ideologi secara etimologis, artinya ilmu tentang ideide (the science of ideas), atau ajaran tentang pengertian dasar (Kaelan, 2013: 60-61).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, ideologi didefinisikan sebagai kumpulan konsep bersistem yang dijadikan asas pendapat yan g
memberikan arah dan tujuan untuk kelangsungan hidup. Ideologi juga diartikan sebagai cara berpikir seseorang atau suatu golongan.
Ideologi dapat diartikan paham, teori, dan tujuan yang merupakan satu program sosial politik (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008:
517). Dalam pengertian tersebut, Anda dapat menangkap beberapa komponen penting dalam sebuah ideologi, yaitu sistem, arah, tujuan,
cara berpikir, program, sosial, dan politik.
Sejarah konsep ideologi dapat ditelusuri jauh sebelum istilah tersebut digunakan Destutt de Tracy pada penghujung abad kedelapan
belas. Tracy menyebut ideologi sebagai science of ideas, yaitu suatu program yang diharapkan dapat membawa perubahan institusional
bagi masyarakat Perancis. Namun, Napoleon mengecam istilah ideologi yang dianggapnya suatu khayalan belaka, yang tidak mempunyai
arti praktis. Hal semacam itu hanya impian belaka yang tidak akan ditemukan dalam kenyataan (Kaelan,2003: 113).
Berdasarkan penjelasan di atas, ideologi mula-mula berarti: (1) ‘ilmu tentang (terjadinya) cita-cita, gagasan atau buah pikiran’; (2)
kemudian diubah oleh Marxisme yang berarti pandangan hidup yang dikembangkan berdasarkan kepentingan golongan atau kelas sosial
tertentu dalam bidang politik atau sosial; (3) dalam sosiologi tentang ilmu-ilmu, ideologi biasanya diartikan sebagai pra-penilaian dari
kesadaran yang timbul karena pengaruh lingkungan hidup, ideologi mencerminkan latar belakang sosial seseorang dan karena itu ikut
mewarnai pandangan bahkan objektivitas ilmu pengertahuan sesorang yang bersangkutan; (4) orang menganut ideologi tertentu sebagai
pandangan yang lebih sesuai dengan keinginan daripada dengan kenyataan; dan (5) ideologi adalah sistem dasar seseorang tentang nilai-
nilai dan tujuan-tujuan serta sarana-sarana pokok untuk mencapainya (Heuken, dkk., 1983).
Menurut Sudono, dkk. (2008) ideologi berarti: (1) sekumpulan konsep bersistem; (2) cara berpikir seseorang atau suatu golongan
manusia; dan (3) paham, teori, dan tujuan yang berpadu merupakan satu program sosial politik. Sedangkan menurut Moeliono, dkk. (1998:
319-400) yang hampir sama dengan pengertian di atas, yang menjelaskan bahwa ideologi berarti: (1) kumpulan konsep bersistem yang
dijadikan asas pendapat (kejadian) yang memberikan arah dan tujuan untuk kelangsungan hidup; (2) cara berpikir seseorang atau suatu
golongan; (3) paham, teori, dan tujuan yang berpadu merupakan satu program sosial politik.
Sementara itu Soegito dkk. (2003) mengemukakan bahwa pokok- pokok pikiran yang perlu dikemukakan mengenai ideologi
adalah sebagai berikut.
1) Bahwa ideologi merupakan sistem pemikiran yang erat kaitannya dengan perilaku manusia. Kecuali itu, ideologi merupakan
1
serangkaian pemikiran yang berkaitan dengan tertib sosial dan politik yang ada dan berupaya untuk merubah atau mempertahankan tertib
sosial dan politik yang bersangkutan.
2) Bahwa ideologi, disamping mengemukakan program juga menyertakan strategi guna merealisasikannya.
3) Bahwa ideologi dapat dipandang sebagai serangkaian pemikiran yang dapat mempersatukan manusia, kelompok, atau
masyarakat, yang selanjutnya diarahkan pada terwujudnya partisipasi secara efektif dalam kehidupan sosial politik.
4) Bahwa yang bisa merubah suatu pemikiran menjadi ideologi adalah fungsi pemikiran itu dalam berbagai lembaga politik dan
kemasyarakatan.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa ideologi adalah suatu sistem nilai sekaligus kebulatan ajaran yang memberikan motivasi
yang mengandung konsep dasar tentang kehidupan yang dicita-citakan oleh suatu bangsa. Keampuhan ideologi bergantung pada rangkaian
nilai yang dikandungnya yang dapat memenuhi dan menjamin segala aspirasi dalam kehidupan manusia. Dengan demikian, ideologi
memiliki sifat futuristik, dalam artian, ideologi merupakan suatu konsep yang mendalam mengenai kehidupan yang dicita-citakan serta
yang ingin diperjuangkan dalam kehidupan nyata.

B. Pancasila Ideologi Nasional

Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa sebenarnya merupakan perwujudan dari nilai-nilai budaya milik bangsa sendiri yang
diyakini kebenarannya. Pancasila digali dari budaya bangsa yang sudah ada, tumbuh, dan berkembang berabad-abad lamanya. Oleh karena
itu, Pancasila adalah khas milik bangsa Indonesia sejak keberadaannya sebagai sebuah bangsa. Pancasila merangkum nilai-nilai yang
sama yang terkandung dalam adat-istiadat, kebudayaan, dan agama yang ada di Indonesia. Dengan demikian, Pancasila sebagai pandangan
hidup mencerminkan jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia.
Pancasila adalah ideologi dasar bangsa Indonesia, yaitu sebagai nilai-nilai yang mendasari segala aspek kehidupan bermasyarakat
rakyat Indonesia. Pancasila terdiri dari lima sendi utama, yaitu: (1) Ketuhanan Yang Maha Esa; (2) Kemanusiaan yang adil dan beradab;
(3) Persatuan Indonesia; (4) Kerakyatan yang dipimpin oleh khidmat kebijaksaan dalam permusyawaratan perwakilan; dan (5) Keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Kita semua mengetahui bahwa pancasila merupakan pedoman hidup rakyat Indonesia. Tapi, tidak sedikit dari kita mengetahui
darimanakah ide PANCASILA itu muncul di permukaan bumi indonesia. Lalu apa arti dari PANCASILA sebagai ideologi nasional?
Kumpulan nilai-nilai dari kehidupan lingkungan sendiri dan yang diyakini kebenarannya kemudian digunakan untuk mengatur
masyarakat, inilah yang disebut dengan ideologi.
Seperti yang dikatakan oleh Jorge Larrain bahwa ideology as a set of beliefs yang berarti setiap individu atau kelompok masyarakat
memiliki suatu sIstem kepercayaan mengenai sesuatu yang dipandang bernilai dan yang menjadi kekuatan motivasional bagi perila ku
individu atau kelompok. Nilai-nilai itu dipandang sebagai cita-cita dan menjadi landasan bagi cara pandang, cara berpikir dan cara
bertindak seseorang atau suatu bangsa dalam memecahkan setiap persoalan yang dihadapinya.
2
Begitu pula dengan pancasila sebagai ideologi nasional yang artinya Pancasila merupakan kumpulan atau seperangkat nilai yang
diyakini kebenaranya oleh pemerintah dan rakyat Indonesia dan digunakan oleh bangsa Indonesia untuk menata/mengatur masyarakat
Indonesia atau berwujud Ideologi yang dianut oleh negara (pemerintah dan rakyat) indonesia secara keseluruhan, bukan milik
perseorangan atau golongan tertentu atau masyarakat tertentu saja, namun milik bangsa Indonesia secara keseluruhan. Ideologi Pancasila
ditetapkan sebagai dasar negara juga sekaligus ideologi nasional.
Makna Pancasila sebagai ideologi nasional bangsa Indonesia adalah bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam ideologi Pancasila
itu menjadi cita-cita normatif bagi penyelenggaraan bernegara.Dengan kata lain, visi atau arah dari penyelenggaraan kehidupan berbangsa
dan bernegara Indonesia adalah terwujudnya kehidupan yang berketuhanan, yang berkemanusiaan, yang bersatu, yang berkerakyatan, dan
yang berkeadilan. Dalam Pancasila terkandung nilai-nilai luhur dan cita-cita bangsa Indonesia. Pancasila diangkat dari nilai-nilai, adat
istiadat, kebudayaan, nilai-nilai moralitas yang terdapat dalam pandangan hidup bangsa Indonesia. Dengan demikian, Pancasila sebagai
ideologi bangsa dan negara Indonesia berakar dari pandangan hidup dan budaya bangsa.
Pancasila sebagai ideologi nasional berupa kumpulan pikiran-pikiran rakyat yang mengandung pandangan tentang keadaan
bangsa, memuat perspektif atau harapan masa depan bangsa dan memberi arah serta dorongan bagi seluruh kegiatan manusia. Istilah
nasional disini dapat diartikan kumpulan masyarakat yang telah menetap dalam suatu negara. Sementara menurut Lemhannas dirumuskan
bahwa Sebagai perangkat prinsip pengarahan yang dijadikan dasar serta memberikan arah dan tujuan untuk dicapai di dalam
melangsungkan dan mengembangkan hidup dan kehidupan nasional suatu bangsa dan negara. Menurut Koento Wibisono Pancasila
sebagai ideologi terbuka memiliki unsur:
1. Unsur Keyakinan -> Setiap ideologi selalu memuat konsep-konsep dasar yang menggambarkan seperangkat keyakinan yang
diorientasikan kepada tingkah laku para pendukungnya untuk mencapai suatu tujuan yang dicita-citakan. Pancasila merupakan
seperangkat nilai-nilai luhur yang diyakini kebenarannya.
2. Unsur Mitos -> Setiap ideologi selalu memitoskan suatu ajaran dari seseorang atau beberapa orang, sebagai kesatuan , yang
secara fundamental mengajarkan suatu cara bagaimana sesuatu hal yang ideal itu pasti akan dapat dicapai. Pancasila yang diagungkan
dari ajaran PPKI bukan konsep orang perorang.
3. Unsur Loyalitas -> Setiap ideologi selalu menuntut adanya kesetiaan serta keterlibatan optimal para pendukungnya. Pendukung
Pancasila setia, karena dapat menyatukan bangsa yang majemuk, dapat dipikirkan, diwujudkan dalam kehidupan, serta sesuai dengan
keadaban.

Pancasila sebagai ideologi nasional dapat diklasifikasikan melalui :

1.Dilihat dari kandungan muatan suatu ideologi, setiap ideologi mengandung di dalamnya sistem nilai yang diyakini sebagai sesuatu yang
baik dan benar. Nilai-nilai itu akan merupakan cita- cita yang memberi arah terhadap perjuangan bangsa dan negara.
2.Sistem nilai kepercayaan itu tumbuh dan dibentuk oleh interaksinya dengan berbagai pandangan dan aliran yang berlingkup mondial
3
dan menjadi kesepakatan bersama dari suatu bangsa.
3.Sistem nilai itu teruji melalui perkembangan sejarah secara terus-menerus dan menumbuhkan konsensus dasar yang tercermin dalam
kesepakatan para pendiri negara (the fouding father).
4.Sistem nilai itu memiliki elemen psikologis yang tumbuh dan dibentuk melalui pengalaman bersama dalam suatu perjalanan seja rah
bersama, sehingga memberi kekuatan motivasional untuk tunduk pada cita-cita bersama.
5.Sistem nilai itu telah memperoleh kekuatan konstitusional sebagai dasar negara dan sekaligus menjadi cita-cita luhur bangsa dan negara.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pancasila ideologi nasional dipahami dalam perspektif kebudayaan bangsa dan bukan dalam perpektif
kekuasaan, sehingga bukan sebagai alat kekuasaan.

3. Selaku Ideologi Nasional, Pancasila Memiliki Beberapa Dimensi :

a.Dimensi Idealitas artinya ideologi Pancasila mengandung harapan-harapan dan cita-cita di berbagai bidang kehidupan yang ingin
dicapai masyarakat.
b.Dimensi Realitas artinya nilai-nilai dasar yang terkandung di dalamnya bersumber dari nilai- nilai yang hidup dalam masyarakat
penganutnya, yang menjadi milik mereka bersama dan yang tak asing bagi mereka.
c.Dimensi normalitas artinya Pancasila mengandung nilai-nilai yang bersifat mengikat masyarakatnya yang berupa norma-norma atauran-
aturan yang harus dipatuhi atau ditaati yang sifatnya positif.
d.Dimensi Fleksilibelitas artinya ideologi Pancasila itu mengikuti perkembangan jaman, dapat berinteraksi dengan perkembangan jaman,
dapat mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi, bersifat terbuka dan demokratis.

4. Pancasila merupakan Ideologi terbuka


Pancasila dapat menerima dan mengembangkan ideologi baru dari luar, dapat berinteraksi dengan perkembangan/perubahan
zaman dan lingkungannya, bersifat demokratis dalam arti membuka diri akan masuknya budaya luar dan dapat menampung pengaruh
nilai-nilai dari luar yang kemudian diinkorporasi, untuk memperkaya aneka bentuk dan ragam kehidupan bermasyarakat di Indonesia juga
memuat empat dimensi secara menyeluruh.
Setiap negara memiliki ideologi tersendiri. Ada yang memiliki ideologi individualistik yang memandang manusia dari sisi hak
asasinya, ideologi komunistik yang memendasarkan diri pada premise bahwa semua materi berkembang mengikuti hukum kontradiksi,
dengan menempuh proses dialektik yang mana di dalam diri manusia tidak ada yang permanen sehingga kontradiksi terhadap lingkungan
selalu menghasilkan perubahan yang menentukan diri manusia dan faham agama yang bersumber dari falsafah agama yang termuat dalam
kiblat suci agama. Indonesia sendiri menganut ideologi pancasila yang memandang manusia selaku makhluk sosial yang tidak dapat hidup
sendiri dan selalu membutuhkan yang lain.
Pancasila dan kelima silanya merupakan kesatuan yang bulat dan utuh, sehingga pemahaman dan pengalamannya harus mencakup
4
semua nilai yang terkandung di dalamnya.
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, mengandung nilai sprituil yang memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada semua pemeluk
agama dan kepercayaan terhadap Tuhan YME sehingga atheis tidak berhak hidup di bumi Indonesia.
Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, mengandung nilai satu derajat, sama hak dan kewajiban, serta bertoleransi dan saling
mencintai.
Sila Persatuan Indonesia, mengandung nilai kebersamaan, bersatu dalam memerangi penjajah dan bersatu dalam mengembangkan
negara Indonesia.
Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, mengandung nilai kedaulatan
berada di tangan rakyat atau demokrasi yang dijelmakan oleh persatuan nasional yang rill dan wajar.
Sila Keadiilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, mengandung sikap adil, menghormati hak orang lain dan bersikap gotong
royong yang menjadi kemakmuran masyarakat secara menyeluruh dan merata.

Pancasila Sebagai Ideologi Negara


Dunia berkembang dan berubah dengan sangat cepat, dan perubahan yang terjadi itu ikut mewarnai kehidupan bangsa kita secara
fundamental. Ada beberapa penulis buku yang melalui konsep-konsepnya telah berhasil memotret realitas zaman yang sedang kita jalani
ini. Di antaranya adalah Rowan Gibson (1997) yang menyatakan bahwa The road stop here. Masa di depan kita nanti akan sangat lain
dari masa lalu, dan karenanya diperlukan pemahaman yang tepat tentang masa depan itu.
New time call for new organizations, dengan tantangan yang berbeda diperlukan bentuk organisasi yang berbeda, dengan ciri
efisiensi yang tinggi. Where do we go next; dengan berbagai perubahan yang terjadi, setiap organisasi-termasuk organisasi negara-perlu
merumuskan dengan tepat arah yang ingin dituju. Peter Senge (1994) mengemukakan bahwa ke depan terjadi perubahan dari detail
complexity menjadidynamic complexitycosmopolitan, dan karenanya setiap pelakunya, termasuk pelaku bisnis dan politik dituntut
memiliki 4 C, yaitu concept, competence, connection, dan confidence. yang membuat interpolasi menjadi sulit. Perubahan-perubahan
terjadi sangat mendadak dan tidak menentu. Rossabeth Moss Kanter (1994) juga menyatakan bahwa masa depan akan didominasi oleh
nilai-nilai dan pemikiran

C. Perbandingan Ideologi Pancasila dengan Paham Ideologi Besar Dunia

Ideologi Pancasila

Ideologi pada suatu bangsa pada hakikatnya memiliki ciri khas serta karakteristik masing-
masing sesuai dengan sifat dan ciri khas bangsa itu sendiri. Ideologi Pancasila sebagai sebagai ideologi
bangsa dan negara Indonesia berkembang melalui suatu proses yang cukup panjang. Nilai-nilai
5
Pancasila berasal dari nilai-nilai pandangan hidup bangsa telah diyakini kebenarannya kemudian di
angkat oleh bangsa Indonesia sebagai dasar filsafat negara dan kemudian menjadi ideologi bangsa dan
negara. Oleh karena itu ideologi Pancasila ada pada kehidupan bangsa dan terletak pada kelangsungan
hidup bangsa dalam rangka bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.Dalam ideologi Pancasila
menyakini atas kebenaran dan kemerdekaan individu, namun dalam hidup bersama juga harus mengakui
hak dan kebebasan orang lain secara bersama sehingga dengan demikian harus mengakui hak-hak
masyarakat.
Negara Pancasila
Manusia dalam merealisasikan dan meningkatkan harkat dan martabatnya tidaklah mungkin
untuk dipenuhinya sendiri, oleh sebab itu manusia sebagai makhluk sosial senantiasa membutuhkan
orang lain dalam hidupnya. Berdirinya negara di dunia memiliki suatu ciri khas yaitu dengan
mengangkat nilai-nilai yang telah dimilikinya sebelum membentuk suatu negara modren. Nilai-nilai
tersebut adalah berupa nilai-nilai adat istiadat kebudayaan, serta nilai religius yang kemudian
dikristalisasikan menjadi suatu sistem nilai yang di sebut Pancasila. Bangsa Indonesia mendirikan suatu
negara memiliki suatu karakteristik, ciri khas tertentu yang karena di tentukan oleh keanekaragaman,
sifat dan karakteristiknya, maka bangsa ini mendirikan suatu negara berdasarkan filsafat Pancasila yaitu
suatu persatuan, suatu negara kebangsaan serta suatu negara yang bersifat integralistis.
Dasar antologis negara kebangsaan Indonesia yang berdasarkan Pancasila adalah hakikat
manusia “monopluralis” manusia secara filosofis memiliki unsur “unsur kodrat” jasmani (raga) dan
rohani (jiwa), sifat kodrat sebagai makhluk individu dan makhluk sosial, serta “kedudukan kodrat”
sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa serta sebagai makhluk pribadi. Sesuai dengan makna negara
kebangsaan Indonesia yang berdasarkan maka memiliki sifat kebersamaan, kekeluargaan serta
religiusitas. Dalam pengertian inilah maka negara Pancasila pada hakikatnya adalah negara kebangsaan
yang Ber-Ketuhanan Yang Maha Esa. Oleh karena itu setiap individu yang hidup dalam suatu negara
sebagai totalitas yang integral adalah Ber-Ketuhanan, demikian pula setiap warganya juga Ber-
Ketuhanan Yang Maha Esa. Rumusan Ketuhanan Yang Maha Esa sebagaimana terdapat dalam
pembukaan UUD 1945, telah memberikan sifat yang khas kepada negara kebangsaan Indonesia, yaitu
bukan merupakan negara sekuler yang memisahkan antara agama dengan negara demikian juga bukan
merupakan negara agama yaitu negara yang mendasarkan atas agama tertentu.
Negara tidak memaksa dan tidak memaksakan agama karena agama adalah merupakan suatu
keyakinan batin yang tercermin dalam hati sanubari dan tidak dapat dipaksakan.
Kebebasan beragama dan kebebasan agama adalah merupakan hak asasi manusia yang paling
6
mutlak, karena langsung bersumber pada martabat manusia yang berkedudukan kodrat sebagai pribadi
dan sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.
Sila pertama Pancasila sebagai dasar filsafat negara adalah “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Oleh
karena sebagai dasar negara maka sila tersebut merupakan sumber nilai, dan sumber norma dalam setiap
aspek penyelenggaraan negara, baik yang bersifat material maupun spiritual, bahwa segala aspek
penyelenggaraan negara harus sesuai degnan hakekat nilai-nilai yang berasal dari Tuhan baik material
maupun spiritual. Adapun yang bersifat spiritual antara lain moral agama dan moral penyenggaraan
negara.
Hal ini ditegaskan oleh Moh. Hatta, bahwa sila “Ketuhanan Yang Maha Esa” merupakan dasar
yang memimpin cita-cita kenegaraan kita untuk menyelenggarakan yang baik bagi masyarakat dan
penyelenggaraan negara, sila ini yang menjadi dasar yang memimpin kerohanian arah jalan kebenaran,
keadilan, kebaikan, kejujuran, dan persaudaraan (Hatta, Panita Lima, 1980).
Hakikat “Ketuhanan Yang Maha Esa” secara ilmiah filosofis mengandung makna terhadap
kesesuaian hubungan seban akibat antara Tuhan, manusi dengan negara. Adapun

kedudukan kodrat manusia adalah sebagai makhluk pribadi dan sebagai makhluk Tuhan Yang
Maha Esa. Oleh karena itu antara negara dengan Tuhan terdapat hubungan sebab akibat yang tidak
langsung. Konsekuensinya negara kebangsaan menurut Pancasila adalah negara kebangsaan yang Ber-
Ketuhanan Yang Maha Esa.

Untuk mengetahui posisi ideologi Pancasila di antara ideologi besar dunia,maka Anda perlu
mengenal beberapa jenis ideologi dunia sebagai berikut:

a.Marxisme-Leninisme; suatu paham yang meletakkan ideologi dalam perspektif evolusi sejarah
yang didasarkan pada dua prinsip; pertamapenentu akhir dari perubahan sosial adalah perubahan dari
cara produksi; kedua, proses perubahan sosial bersifat dialektis. Ideologi komunisme mendasarkan pada
suatu keyakinan bahwa manusia pada hakikatnya adalah hanya makhluk sosial saja. Manusia pada
hakikatnya adalah merupakan sekumpulan relasi, sehingga yang mutlak adalah komunitas dan bukanlah
individualitas.

b.Sosialisme; suatu paham yang meletakkan ideologi dalam perspektif kepentingan masyarakat,
artinya negara wajib menyejahterakan seluruh masyarakat atau yang dikenal dengan kosep welfare state.
7
Paham ini adalah sebagai bentuk reaksi dasar perkembangan masyarakat kapitalis sebagai hasil dari
ideologi liberal. Berkembangnya paham individualisme liberalisme yang munculnya masyarakat
kapitalis menurut paham yang mengakibatkan penderitaan rakyat kecil oleh kalangan kapitalis yang
didukung pemerintah

c.Liberalisme; suatu paham yang meletakkan ideologi dalam perspektif kebebasan individual,
artinya lebih mengutamakan hak-hak individu. Pada paham liberalisme berkembang dari akar-akar
Rasionalisme yaitu paham yang meletakkan rasio sebagai sumber kebenaran tertinggi, inpirisme ang
mendasarkan atas kebenaran fakta empiris (yang dapat di tangkap dengan indra manusia). Serta
individualisme yang meletakkan nilai dan kebebasan individu sebagai nilai tertinggi dalam kehidupan
masyarakat dan negara.
Berdasarkan latar belakang timbulnya paham liberalisme yang merupakan sintesa dari beberapa
paham antara lain paham, materialisme, impirisme, dan individualisme maka dalam penerapan serta
paham-paham tersebut secara keseluruhan.

d.Kapitalisme; suatu paham yang memberi kebebasan kepada setiap individu untuk menguasai
sistem pereknomian dengan kemampuan modal yang ia miliki (Sastrapratedja, 2001: 50 – 69).Suatu
ideologi pada suatu bangsa pada hakikatnya memiliki ciri khas serta karakteristik masimg-masing sesuai
dengan sifat dan ciri khas bangsa itu sendiri. Namun demikian itu dapat terjadi bahwa ideologi pada
suatu bangsa datang dari luar dan dipaksakan keberlakuaannya pada bangsa tersebut sehingga tidak
mencerminkan kepribadian dan karakteristik tersebut.
Ideologi Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia berkembang melalui suatu proses yang
cukup panjang. Pada awalnya secara kausalitas bersumber dari niali-nilai yang dimiliki oleh bangsa
Indonesia yaitu dalam adat-istiadat, serta dalam agama-agama bangsa Indonesia sebagai pandangan
hidup bangsa.
Ideologi Pancasila berbeda dengan ideologi liberalisme, Komunisme, Sekulerisme, dan ideologi-
ideologi keagamaan. Perbedaan tersebut dapat dilihat dalam beberapa hal berikut ini ;
1) Dalam sejarah kelahirannnya Pancasila digali dan nilai-nilai sosial budaya bangsa Indonesia,
sehingga Pancasila merupakan kristalisasi dari nilai-nilai sosial budaya bangsa Indonesia. Pancasila
dirancang dan dirumuskan dalam suatu proses oleh para pendiri negara Indonesia merdeka.
2) Ideologi Pancasila mengarah kepada keseimbangan antara kepentingan kehidupan duniawi dengan
kehidupan akhirat, antara kepentingan individu dengan kepentingan masyarakat. Ideologi lain
8
cenderung kepada salah satu aspek kehidupan saja, misalnya Liberalisme lebih mengutamakan
kebebasan individu, Komunisme mengutamakan masyarakat dan kurang memperhatikan hak-hak
individu. Sekularisme memisahkan kehidupan agama dengan kehidupan negara yang berarti
mengutamakan duniawi. Ideologi agama dapat diterima oleh penganut agama yang bersangkutan, tetapi
kurang diterima oleh penganut agama lain. Jadi, ideologi keagamaan sukar diterapkan dalam masyarakat
yang menganut berbagai agama.
3) Dalam bidang ekonomi, ideologi Pancasila menghendaki kesejahteraan bersama dengan mengakui
hak-hak individu dan berasaskan kekeluargaan. Liberalisme menuju kepada Kapitalisme, Komunisme
berusaha mewujudkan sama-rata sama rasa. Hak-hak individu diserahkan kepada negara dan negara
yang mengaturnya.
4) Ideologi Pancasila bersifat terbuka, sedangkan ideologi lain tertutup.
5) Ideologi Pancasila melindungi semua penganut agama dan memberikan jaminan terhadap agama
yang bersangkutan untuk eksis dalam negara. Liberalisme menyerahkan semua urusan agama kepada
individu. Komunisme tidak mengakui agarna bahkan agama dianggap racun dalam kehidupan
masyarakat. Sekularisme memisahkan urusan agama dengan urusan negara.
6) Ideologi Pancasila berusaha mewujudkan masyarakat Pancasila yaitu masyarakat yang menjiwai dan
mengamalkan nilai-nilai Pancasila, Liberalisme melahirkan Individualisme, dan Komunisme ingin
mewujudkan masyarakat komunis.
Berikut ini dijelaskan dalam bentuk tabel perbandingan ideologi Pancasila dengan paham ideologi besar
lainnya di dunia. Ideologi Pancasila dibandingkan dengan ideologi Liberalisme, Komunisme, dan
Sosialisme sebagaimana dikemukakan oleh Yadi Ruyadi yang dikutip oleh Setiadi (2003).

IDEOLOGI
LIBERALISME KOMUNISME SOSIALISME PANCASILA
ASPEK

9
POLITIK HUKUM - Demokrasi Liberal - Demokrasi rakyat - Demokrasi untuk - Demokrasi Pancasila
kolektivitas
- Hukum untuk - Berkuasa mutlak satu - Hukum untuk
melindungi individu parpol - Diutamakan menjunjung tinggi
kebersamaan keadilan dan
- Dalam politik - Hukum untuk
keberadaban individu
mementingkan individu melanggengkan - Masyarakat sama dan masyarakat
komunis dengan negara
EKONOMI - Peran negara kecil - Peran negara dominan - Peran negara ada - Peran negara ada untuk
untuk pemerataan tidak terjadi monopoli, dll.
- Swasta mendominasi - Demi kolektivitas yang merugikan rakyat
berarti demi negara - Keadilan distributif
- Kapitalisme
yang diutamakan
- Monopoli negara
- Monopolisme
- Persaingan bebas
AGAMA - Agama urusan pribadi - Agama candu - Agama harus - Bebas memilih salah
masyarakat mendorong satu agama
- Bebas beragam berkembangnya
- Agama harus kebersamaan - Agama harus menjiwai
- Bebas memilih
dijauhkan dari dalam kehidupan
- Bebas tidak beragama masyarakat bermasyarakat
berbangsa dan bernegara
- - Atheis

10
PANDANGAN - Individu lebih panting - Individu tidak penting - Masyarakat lebih - Individu diakui
TERHADAP daripada masyarakat penting daripada keberadaannya
INDIVIDU DAN - Masyarakat tidak individu
MASYARAKAT - Masyarkat diabdikan penting - Masyarakat diakui
bagi individu keberadaannya
- Kolektivitas yang
dibentuk negara lebih - Hubungan individu dan
penting masyarakat dilandasi 3S
(Selaras, Serasi, dan
Seimbang)
CIRI KHAS - Penghargaan atas HAM - Atheisme - Kebersamaan - Keselarasan,
keseimbangan, dan
- Demokrasi - Dogmatis - Akomodasi keserasian dalam setiap
- Negara hukum - Otoriter - Jalan tengah aspek kehidupan

- Menolak dogmatis - Ingkar HAM


- Reaksi tehadap - Reaksi terhadap
absolutisme liberalisme dan
kapitalisme

11
12

Anda mungkin juga menyukai