Anda di halaman 1dari 355

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERANCANGAN INSTRUMEN TES UNTUK MENGUKUR


LEVEL LITERASI SAINS PESERTA DIDIK PADA
MATERI MAKROMOLEKUL

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Guru Pendidikan
Program Studi Pendidikan Kimia

Disusun oleh:

Oktrilina Amelia
NIM: 171444025

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2021
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

SKRIPSI

PERANCANGAN INSTRUMEN TES UNTUK MENGUKUR LEVEL


LITERASI SAINS PESERTA DIDIK PADA MATERI MAKROMOLEKUL

Oleh:
Oktrilina Amelia

NIM: 171444025

Telah disetujui oleh:


Dosen Pembimbing

(Risnita Vicky Listyarini, M.Sc) Tanggal: 16 Juli 2021

ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

SKRIPSI
PERANCANGAN INSTRUMEN TES UNTUK MENGUKUR LEVEL
LITERASI SAINS PESERTA DIDIK PADA MATERI MAKROMOLEKUL

Disusun oleh:
Oktrilina Amelia
NIM: 171444025

Telah dipertahankan di hadapan Panitia Penguji


Pada Tanggal: 22 Juli 2021
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat.

Susunan Panitia Penguji:

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua : Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd ...................................

Sekretaris : Drs. Tarsisius Sarkim, M.Ed., Ph.D ..................................

Anggota : Risnita Vicky Listyarini, M.Sc ...................................

Anggota : Fransisca Ditawati Nur Pamenang, S.Pd., M.sc ...................................

Anggota : Johnsen Harta, M.Pd ...................................

Yogyakarta, 22 Juli 2021


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma
Dekan,

Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si.

iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Banyaklah rancangan di hati manusia, tetapi keputusan Tuhanlah yang


terlaksana” (Amsal 19:21)

“Cita-cita seseorang bisa sangat jauh atau dekat, tetapi selama berusaha keras
maka akan ada kesempatan untuk mencapainya” (Zhong Chenle)

PERSEMBAHAN

Karya ini saya persembahkan untuk orang tua, saudara, lima keponakan, dream
dan seluruh teman-teman yang telah membimbing, mendukung, memotivasi dan
memberikan semangat sehingga saya mampu menyelesaikan skripsi ini.

iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya dari orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 16 Juli 2021


Penulis

Oktrilina Amelia

v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH


UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Oktrilina Amelia
NIM : 171444025

Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan


Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

“PERANCANGAN INSTRUMEN TES UNTUK MENGUKUR LEVEL


LITERASI SAINS PESERTA DIDIK PADA MATERI
MAKROMOLEKUL“

Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata


Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan
mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 16 Juli 2021


Penulis

Oktrilina Amelia

vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa karena berkat dan
karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Perancangan
Instrumen Tes untuk Mengukur Level Literasi sains Peserta Didik pada
Materi Makromolekul” dengan baik. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi
ini jauh dari kata sempurna. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun sehingga dapat berguna baik bagi penulis maupun pembaca.
Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis telah mendapat bantuan serta
dukungan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu, penulis ingin
menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak Drs. Tarsisius Sarkim, M.Ed., Ph.D, selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Kimia Universitas Sanata Dharma.
4. Ibu Risnita Vicky Listyarini, M.Sc, selaku dosen pembimbing yang telah
membimbing, mendukung, memotivasi dan memberikan komentar dan saran
yang bersifat membangun sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
skripsi ini.
5. Bapak Johnsen Harta, M.Pd, selaku dosen pembimbing akademik yang telah
memberikan dukungan selama saya menyusun skripsi ini.
6. Bapak Frienki Eleven, S.T, selaku guru kimia kelas X SMA Stella Duce
Bambanglipuro yang telah memberikan kesempatan untuk melaksanakan
wawancara, melaksanakan penelitian dan bersedia menjadi validator ahli.
7. Ibu Ratna Siwi Widayanti, S.Pd, selaku guru kimia SMA Pangudi Luhur
Sedayu yang bersedia menjadi validator ahli.
8. Orang Tua, saudara kandung dan lima keponakan yang sudah memberikan
dukungan, perhatian dan semangat dalam bentuk kasih sayang dan material.

vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9. Teman-teman Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sanata Dharma


Angkatan 2017 yang telah memberikan dukungan, semangat, motivasi
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini
10. Peserta didik kelas X SMA Stella Duce Bambanglipuro yang telah bersedia
membantu menjadi objek dalam penelitian ini.

Yogyakarta, 16 Juli 2021


Penulis

Oktrilina Amelia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERANCANGAN INSTRUMEN TES UNTUK MENGUKUR LEVEL


LITERASI SAINS PESERTA DIDIK PADA MATERI MAKROMOLEKUL

Oktrilina Amelia
Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma

ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi rendahnya capaian literasi sains peserta
didik di Indonesia menurut PISA sejak tahun 2006 hingga 2019. Hasil wawancara
dengan guru kimia SMA Stella Duce Bambanglipuro menyatakan bahwa guru
belum pernah mengembangkan instrumen tes untuk mengukur capaian literasi
sains peserta didik. Penelitian ini bertujuan (1) mengetahui kelayakan rancangan
instrumen tes untuk mengukur literasi sains peserta didik pada materi
makromolekul dan (2) mengetahui capaian literasi sains peserta didik kelas XII
IPA SMA Stella Duce Bambanglipuro. Metode penelitian yang digunakan yaitu
Model of Educational Recontruction (MER). Penelitian ini menggunakan sampel
sebanyak dua belas responden dalam satu kelas. Metode pengumpulan data yang
digunakan yaitu (1) wawancara, (2) angket respon peserta didik, (3) validasi
instrumen dan (4) tes. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu (1) lembar
wawancara, (2) validasi instrumen tes, butir soal, pretest dan posttest, angket
respon peserta didik, (4) instrumen tes, (5) pretest dan posttest dan (6) angket
respon peserta didik. Penelitian ini menghasilkan (1) instrumen tes layak
digunakan dengan nilai persentase validasi ahli sebesar 91%; uji validitas
menghasilkan 20 butir soal valid dengan nilai rxy lebih dari 0,40; nilai reliabilitas
sebesar 0,920; distribusi tingkat kesukaran soal yaitu sedang sebanyak 55%, susah
sebanyak 35% dan mudah sebanyak 10%; distribusi daya pembeda soal yaitu
sangat baik sebanyak 20%, baik sebanyak 15%, cukup sebanyak 55% dan jelek
sebanyak 10%; nilai N-Gain ternormalisasi menunjukkan instrumen tes dapat
meningkatkan pengetahuan peserta didik, dan (2) capaian literasi sains peserta
didik di SMA Stella Duce Bambanglipuro berada pada level rendah dengan level
tertinggi yang dapat dicapai yaitu level nominal scientific literacy.

Kata Kunci: Instrumen tes, level literasi sains, makromolekul

ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DESIGN OF TEST INSTRUMENTS TO MEASURE STUDENTS' LEVEL OF


SCIENCE LITERACY IN MACROMOLECULES TOPIC

Oktrilina Amelia
Chemistry Education Study Program, Faculty of Teacher Training and Education
Sanata Dharma University

ABSTRACT
This research was based on the low scientific literacy achievement of
students in Indonesia according to PISA from 2006 to 2019. The results of
interviews with chemistry teacher Stella Duce Bambanglipuro showed teachers
never developed test instrument to measure students' scientific literacy
achievement. This study aims to (1) determine the feasibility of test instrument
design to measure students' scientific literacy on macromolecule topic and (2)
determine the scientific literacy achievement of student’s class XII IPA SMA Stella
Duce Bambanglipuro. The research method used is Model of Educational
Reconstruction (MER). This study used sample of twelve respondents in one class.
The data collection methods used are (1) interviews, (2) student response
questionnaires, (3) instrument validation and (4) tests. The research instruments
used are (1) interview sheets, (2) validation of test instruments, items, pretest
posttest, student response questionnaires, (4) test instruments, (5) pretest posttest
and (6) student response questionnaires. This study resulted (1) test instrument
was suitable for use with an expert validation percentage value is 91%, validity
test resulted in 20 valid items with an rxy value more than 0.40; reliability value is
0.920; distribution of the level of difficulty of the questions was 55% moderate,
35% difficult and easy 10%; distribution of discriminatory power of questions
was 20%, 15% good, 55% moderate and 10% poor; normalized N-Gain value
shows test instrument can improve students' knowledge, and (2) achievement
scientific literacy students at SMA Stella Duce Bambanglipuro is at low level with
the highest level can be achieved is nominal level of scientific literacy.

Keywords: Test Instruments, level of chemical literacy, macromolecules

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................................ I


HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................................ II
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................. III
MOTO DAN PERSEMBAHAN .............................................................................. IV
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................................................V
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .............................. VI
KATA PENGANTAR ............................................................................................. VII
ABSTRAK ................................................................................................................. IX
ABSTRACT...................................................................................................................X
DAFTAR ISI ............................................................................................................. XI
DAFTAR TABEL .................................................................................................. XIII
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ XIIII
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................XV
BAB I ........................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 4
C. Tujuan Penelitian ................................................................................................. 4
D. Manfaat Penelitian ............................................................................................... 4
BAB II .......................................................................................................................... 6
KAJIAN PUSTAKA ................................................................................................... 6
A. Landasan Teori..................................................................................................... 6
B. Penelitian Relevan ............................................................................................. 15
C. Kerangka Berpikir ............................................................................................. 17
BAB III ...................................................................................................................... 19
METODE PENELITIAN.......................................................................................... 19
A. Jenis Penelitian................................................................................................... 19
B. Desain Penelitian ............................................................................................... 21
C. Variabel Penelitian............................................................................................. 24
D. Sampel Penelitian .............................................................................................. 24
E. Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................................... 24
F. Metode Pengumpulan Data ............................................................................... 24
G. Instrumen Penelitian .......................................................................................... 26
H. Metode Analisis Data ........................................................................................ 30
BAB IV ...................................................................................................................... 37
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................................................... 37
A. Penelitian Proses Mengajar dan Belajar ........................................................... 37
B. Klasifikasi dan Analisis Struktur Konten ......................................................... 38
1. Analisis Silabus dan Kisi-Kisi Instrumen Tes............................................. 38
2. Analisis Literatur dan Klasifikasi Konsep Dasar Materi Terkait ............... 40
3. Modifikasi Konsep Dasar Sesuai Kimia Kontekstual dan Literasi sains .. 40
C. Desain dan Evaluasi Proses Mengajar dan Belajar ......................................... 42
1. Perancangan Instrumen Tes.......................................................................... 42
2. Hasil Analisis Validasi Ahli ......................................................................... 43

xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

a. Analisis Validasi Instrumen Tes ............................................................. 43


b. Analisis Validasi Butir Soal .................................................................... 44
c. Analisis Validasi Lembar Pretest dan Posttest ...................................... 45
d. Analisis Validasi Lembar Angket Respon Peserta Didik ...................... 46
3. Rekonstruksi Akhir ........................................................................................ 47
a. Revisi Instrumen Tes ............................................................................... 47
b. Revisi Butir Soal ...................................................................................... 49
c. Revisi Lembar Pretest dan Posttest ........................................................ 51
d. Revisi Lembar Angket Respon Peserta Didik ........................................ 52
4. Uji Coba Terbatas .......................................................................................... 53
a. Analisis Validasi Butir Soal menggunakan Koefisien Korelasi............ 53
b. Analisis Validasi Instrumen Tes menggunakan Reliabilitas ................. 56
c. Tingkat Kesukaran ................................................................................... 57
d. Daya Pembeda .......................................................................................... 59
e. Level Literasi sains Peserta Didik ........................................................... 62
f. Hasil Pretest dan Posttest Peserta Didik................................................. 64
g. Hasil Angket Respon Peserta Didik ........................................................ 66
D. Keunggulan dan Keterbatasan Instrumen Tes yang Dikembangkan .............. 68
1. Keunggulan Instrumen Tes ...................................................................... 68
2. Keterbatasan Instrumen Tes .................................................................... 68
BAB V........................................................................................................................ 70
KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................................ 70
A. Kesimpulan ........................................................................................................ 70
B. Saran ................................................................................................................... 71
LAMPIRAN ...................................................................................................................................... 76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kriteria Penilaian Skala Likert ................................................................ 28
Tabel 3.2 Interpretasi Kriteria Nilai Persen ............................................................. 32
Tabel 3.3 Interpretasi Kriteria Validasi Aiken’s V ................................................. 32
Tabel 3.4 Interpretasi Kriteria N-gain Ternormalisasi ............................................ 33
Tabel 3.5 Interpretasi Klasifikasi Hasil Koefisien Korelasi ................................... 34
Tabel 3.6 Interpretasi Kriteria Reliabilitas .............................................................. 35
Tabel 3.7 Interpretasi Kriteria Level Kesukaran ..................................................... 35
Tabel 3.8 Interpretasi Kriteria Daya Pembeda ........................................................ 36
Tabel 3.9 Interpretasi Kriteria Level literasi sains .................................................. 37
Tabel 3.10 Interpretasi Kriteria Kepraktisan ........................................................... 37
Tabel 4.1 Hasil Analisis KI, KD dan IPK..............................................................39
Tabel 4.2 Konteks yang Digunakan Dalam Butir Soal ........................................... 41
Tabel 4.3 Sampul Depan Instrumen Tes .................................................................. 43
Tabel 4.4 Desain Lembar Soal pada Instrumen Tes................................................ 44
Tabel 4.5 Hasil Validasi Instrumen Tes ................................................................... 45
Tabel 4.6 Hasil Validasi Butir Soal dalam Instrumen Tes ..................................... 45
Tabel 4.7 Hasil Validasi Lembar Pretest dan Posttest............................................ 47
Tabel 4.8 Hasil Validasi Lembar Angket Respon Peserta Didik ........................... 47
Tabel 4.9 Komentar dan Saran Instrumen Tes ........................................................ 49
Tabel 4.10 Revisi Instrumen Tes .............................................................................. 49
Tabel 4.11 Komentar dan Saran Butir Soal dalam Instrumen Tes ......................... 50
Tabel 4.12 Revisi Butir Soal dalam Instrumen Tes ................................................ 51
Tabel 4.13 Komentar dan Saran Pada Lembar Pretest dan Posttest ...................... 52
Tabel 4.14 Revisi Pada Lembar Pretest dan Posttest ............................................. 53
Tabel 4.15 Komentar dan Saran Lembar Angket Respon Peserta Didik............... 53
Tabel 4.16 Revisi Pada Angket Respon Peserta Didik ........................................... 53
Tabel 4.17 Hasil Uji Validitas menggunakan Koefisien Korelasi (rxy) ................. 55
Tabel 4.18 Distribusi Persentase Kriteria Validitas menggunakan Koefisien
Korelasi (rxy) .............................................................................................................. 56
Tabel 4.19 Reliabilitas Instrumen Tes ..................................................................... 58
Tabel 4.20 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Butir Soal ............................................... 59
Tabel 4.21 Distribusi Persentase Kriteria Tingkat Kesukaran Butir Soal ............. 59
Tabel 4.22 Hasil Uji Daya Pembeda Soal................................................................ 61
Tabel 4.23 Distribusi Persentase Kriteria Daya Pembeda Soal .............................. 61
Tabel 4.24 Keputusan Pemilihan soal Berdasarkan Daya Pembeda ...................... 62
Tabel 4.25 Hasil Analisis dan Capaian Level literasi sains Peserta Didik ............ 63
Tabel 4.26 Contoh Pengerjaan Soal Peserta Didik ................................................. 64
Tabel 4. 27 Hasil Analisis Pretest dan Posttest Menggunakan N-gain
Ternormalisasi ........................................................................................................... 66
Tabel 4.28 Distribusi Persentase Analisis Pretest dan Posttest Menggunakan N-
gain Ternormalisasi ................................................................................................... 66
Tabel 4. 29 Hasil Analisis Kepraktisan Instrumen Tes........................................... 68
Tabel 4.30 Komentar dan Saran Peserta Didik terhadap Instrumen Tes ............... 69

xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Level literasi sains Peserta Didik Indonesia. ........................................ 2
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Penelitian ............................................................... 19
Gambar 3.1 Tiga Komponen MER .......................................................................... 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Permohonan Ijin Observasi dan Wawancara............................. 77
Lampiran 2 Surat Permohonan Ijin Penelitian dan Pengambilan Data.................. 78
Lampiran 3 Surat Keterangan Penelitian di SMA Stella Duce Bambanglipuro ... 80
Lampiran 4 Kisi-kisi Lembar Wawancara ............................................................... 81
Lampiran 5 Kisi-kisi Lembar Validasi Instrumen Tes............................................ 83
Lampiran 6 Kisi-kisi Lembar Validasi Butir Soal................................................... 84
Lampiran 7 Kisi-kisi Lembar Validasi Pretest dan Posttest .................................. 85
Lampiran 8 Kisi-kisi Lembar Validasi Angket Respon Peserta Didik .................. 86
Lampiran 9 Kisi-kisi Instrumen Tes......................................................................... 87
Lampiran 10 Skala dan Kriteria Penilaian/Penskoran ............................................ 94
Lampiran 11 Kisi-kisi Lembar Pretest dan Posttest ............................................. 123
Lampiran 12 Kisi-kisi Lembar Angket Respon Peserta Didik ............................. 124
Lampiran 13 Hasil Wawancara .............................................................................. 125
Lampiran 14 Buku Universitas dalam Analisis Literatur dan Klasifikasi Konsep
Dasar Materi ............................................................................................................ 131
Lampiran 15 Lembar Validasi Instrumen Tes ....................................................... 132
Lampiran 16 Lembar Validasi Butir Soal .............................................................. 144
Lampiran 17 Perhitungan Uji Validitas Butir Soal menggunakan Aiken’s V...... 232
Lampiran 18 Lembar Validasi Pretest dan Posttest .............................................. 252
Lampiran 19 Perhitungan Uji Validitas Pretest dan Posttest menggunakan Aiken’s
V................................................................................................................................ 264
Lampiran 20 Lembar Validasi Angket Respon Peserta Didik ............................. 265
Lampiran 21 Nilai rxy Perhitungan Pearson Product Moment SPSS Statistics 22
.................................................................................................................................. 277
Lampiran 22 Nilai Reliabilitas Cronbach Alpha IBM SPSS Statistics 22 ........... 279
Lampiran 23 Perhitungan Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda Butir Soal.... 280
Lampiran 24 Rekapitulasi Skor Peserta Didik Per Butir Soal .............................. 282
Lampiran 25 Lembar Angket Respon Peserta Didik ............................................ 283
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kimia merupakan salah satu bagian dari ilmu sains yang
mempelajari struktur, sifat, serta perubahan suatu zat yang cenderung bersifat
abstrak sehingga peserta didik perlu memiliki kemampuan berpikir tingkat
tinggi (Priyanto, dkk., 2021). Konsep kimia yang abstrak menyebabkan
peserta didik mengalami kesulitan dalam memahami konsep dan
menghubungkannya dengan berbagai fenomena yang terjadi dalam kehidupan
sehari-hari. Kemampuan peserta didik dalam memahami konsep
pembelajaran kimia sehingga mampu mengaitkannya dengan berbagai
fenomena dalam kehidupan sehari-hari berkaitan dengan level literasi sains
peserta didik. Level tersebut tidak hanya melibatkan pemahaman ilmu
pengetahuan tetapi juga level dalam mengaplikasikannya dalam kondisi nyata
permasalahan yang dihadapi di kehidupan sehari-hari (Rostikawato, 2016).
Capaian literasi peserta didik memiliki hubungan yang erat dengan
dunia sains sehingga menjadi tujuan utama dalam keberhasilan pendidikan di
sekolah (Laksono, 2018). Namun, capaian level literasi sains di Indonesia
masih tergolong rendah. Rendahnya level literasi sains di Indonesia sejak
2006 hingga 2019 tercatat dalam hasil Programme for International Student
Assessment (PISA). PISA merupakan suatu program yang tergabung dalam
Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD) guna
membantu negara-negara dalam mempersiapkan sumber daya manusia
supaya mencapai kompetensi yang diharapkan pasar internasional (Pratiwi,
2019). PISA mengevaluasi dan memonitor literasi membaca, level
matematika hingga level sains peserta didik di setiap negara yang ikut
berpartisipasi. Berdasarkan data yang ditunjukkan dalam OECD (2019),
Indonesia sudah ikut berpartisipasi sejak tahun 2001, tetapi hingga saat ini
masih belum menunjukkan hasil yang memuaskan terutama untuk level
literasi sains. Level literasi peserta didik Indonesia berada dalam 10 peringkat
terbawah yaitu peringkat 71 dari 79 negara.

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Gambar 1.1 Level literasi sains Peserta Didik Indonesia (Khurniawan &
Erda, 2019).

Gambar 1.1 menunjukkan bahwa level literasi sains peserta didik


Indonesia sejak tahun 2006 hingga 2018 berada di bawah rata-rata PISA.
Dalam evaluasi PISA yang dilakukan pada tahun 2018 juga menyatakan
bahwa hanya sebagian kecil peserta didik yang mampu untuk menerapkan
pengetahuan sains yang dimiliki ke berbagai situasi dalam kehidupan sehari-
hari. Level literasi sains peserta didik dapat diukur menggunakan alat ukur
berisi evaluasi pembelajaran berupa instrumen tes (Shwartz. et al., 2006).
Instrumen tes merupakan alat penilaian yang sangat vital dalam dunia
keguruan (Aji, 2015). Penelitian ini berfokus pada perancangan instrumen tes
untuk mengukur level literasi sains peserta didik yang dibuat dengan
mengacu pada empat domain dari Shwartz, et al,. (2006). Empat domain yang
mencakup literasi sains yaitu: (1) pengetahuan materi sains dan gagasan
ilmiah; 2) sains dalam konteks; (3) kemampuan belajar tingkat tinggi; dan (4)
aspek afektif. Menurut Shwartz, et al., (2006), terdapat lima level literasi
sains yang dapat dicapai oleh peserta didik yaitu: (1) scientific illiteracy; (2)
nominal scientific literacy; (3) functional scientific literacy;(4) conceptual
scientific literacy; dan (5) multidimensional scientific literacy.
Menurut Pratiwi, dkk., (2019), pengukuran level literasi sains
penting dilakukan untuk mengetahui ketercapaian literasi peserta didik dalam
memahami konsep sains yang sudah dipelajari. Hasil level literasi sains
peserta didik menjadi tolak ukur kualitas pendidikan di Indonesia dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

menjadi acuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Pratiwi,


dkk., (2019) memaparkan bahwa instrumen evaluasi untuk mengukur level
literasi sains peserta didik yang diadopsi dari PISA sudah ada namun
instrumen evaluasi tersebut dibuat dalam skala besar/internasional. Perlu
adanya instrumen tes untuk mengukur level literasi peserta didik dalam ruang
lingkup atau skala yang kecil. Mengukur level literasi peserta didik dalam
ruang lingkup kecil seperti mengukur level literasi peserta didik di suatu
sekolah dianggap penting karena hasil yang didapatkan dapat digunakan
sebagai bahan evaluasi proses pembelajaran.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan di SMA Stella Duce
Bambanglipuro, guru menyatakan bahwa belum memahami secara mendalam
mengenai literasi sains dan capaian level literasi sains peserta didik. Guru
juga belum pernah mengembangkan atau menggunakan instrumen tes untuk
mengukur level literasi sains peserta didik. Guru belum memahami dan
memasukkan empat domain penting literasi sains di dalam setiap soal
evaluasi, padahal hasil belajar merupakan salah satu bagian penting dalam
mengukur dan mengetahui level literasi sains peserta didik. Lebih lanjut
dalam wawancara ini, guru juga mengungkapkan bahwa evaluasi yang
dilakukan sebatas pemahaman materi tanpa menghubungkan konsep sains
yang diajarkan dengan kehidupan sehari-hari.
Salah satu konsep sains yang memiliki keterkaitan erat dalam
kehidupan sehari-hari yaitu makromolekul (Riswiyanto, 2009). Berdasarkan
hasil wawancara, pada materi makromolekul tidak dilakukan evaluasi untuk
mengetahui seberapa jauh peserta didik memahami konsep. Pada materi
makromolekul dilakukan presentasi kelompok yang hanya mampu menilai
aspek psikomotorik dan afektif. Oleh karena itu, perlu dilakukan perancangan
instrumen tes untuk mengetahui level literasi sains peserta didik pada materi
makromolekul. Pengukuran level literasi sains ini juga dianggap penting dan
membawa kebermanfaatan terutama bagi guru karena hasil penelitian yang
dilakukan dapat dijadikan evaluasi untuk merancang proses pembelajaran
yang lebih baik dan mampu meningkatkan pemahaman konsep sains peserta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

didik. Hasil wawancara tersebut memberikan dorongan bagi peneliti untuk


menjawab kebutuhan dalam perancangan instrumen tes yang dapat mengukur
level literasi sains peserta didik.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, rumusan masalah dalam
penelitian adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kelayakan produk berupa rancangan instrumen tes untuk
mengukur level literasi sains peserta didik pada materi makromolekul?
2. Bagaimana capaian level literasi sains peserta didik kelas XII IPA SMA
Stella Duce Bambanglipuro?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan penelitian yang dilakukan
adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui kelayakan produk berupa rancangan instrumen tes untuk
mengukur level literasi sains peserta didik pada materi makromolekul.
2. Mengetahui capaian level literasi sains peserta didik kelas XII IPA SMA
Stella Duce Bambanglipuro.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Menambah pengetahuan dalam bidang perancangan instrumen tes
untuk mengukur level literasi sains peserta didik pada materi
makromolekul.
b. Menjadi sumber referensi penelitian selanjutnya dalam perancangan
instrumen tes untuk mengukur level literasi sains peserta didik.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peserta Didik
Peserta didik menjadi terlatih mengerjakan instrumen tes yang
mengarah pada level literasi sains dan memahami hubungan antara
ilmu kimia dengan kehidupan sehari-hari sehingga level literasi sains
peserta didik dapat meningkat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

b. Bagi Guru Kimia


Perancangan instrumen tes ini diharapkan dapat digunakan sebagai
acuan dalam membuat dan memberikan evaluasi untuk mengetahui
level literasi sains peserta didik.
c. Bagi Sekolah
Perancangan instrumen tes dapat menjadi salah satu alternatif
sekolah dalam melakukan proses evaluasi kognitif terutama dalam
mengetahui level literasi sains peserta didik.
d. Bagi Peneliti
Peneliti memiliki pengalaman dan pengetahuan dalam perancangan
instrumen tes untuk mengukur level literasi sains peserta didik pada
materi makromolekul.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Instrumen Tes
Instrumen penelitian menurut Sugiyono (2017) merupakan alat
yang digunakan untuk mengukur fenomena yang diamati. Instrumen
digunakan sebagai alat pengumpulan data dalam melaksanakan tugas atau
mencapai tujuan supaya lebih efektif dan efisien. Salah satu bagian dalam
instrumen yaitu adanya tes yang digunakan untuk melakukan pengukuran,
penilaian dan juga evaluasi dengan cara dan aturan yang sudah ditentukan
(Arikunto, 2010). Menurut Arikunto (2011), tes merupakan suatu
percobaan atau pemberian evaluasi yang dilakukan untuk mengetahui
adanya keberhasilan. Dalam penelitian ini, instrumen tes digunakan
sebagai alat untuk mengetahui dan mengukur hasil belajar peserta didik
dalam hal kognitif, seperti pengetahuan, pemahaman, analisis, dan
evaluasi. Menurut Arikunto (2008), terdapat lima syarat yang harus
dipenuhi untuk dikatakan sebagai instrumen yang baik yaitu validitas,
reliabilitas, objektivitas, kepraktisan, dan ekonomis. Untuk memenuhi
syarat instrumen tes yang baik, perancangan instrumen tes ini memenuhi
tiga syarat yaitu validitas, reliabilitas dan kepraktisan yang dijabarkan
sebagai berikut:
a. Validitas
Suatu instrumen dapat dikatakan baik dan layak untuk digunakan jika
dinyatakan valid. Menurut Sugiyono (2017), validitas merupakan
derajat ketepatan data yang digunakan untuk menguji keabsahan
instrumen yang digunakan. Terdapat dua jenis validitas yaitu validitas
internal dan validitas eksternal. Validitas yang digunakan dalam
penelitian ini merupakan validitas internal. Menurut Sugiyono (2009),
validitas internal terbagi menjadi validitas isi dan konstruksi. Validitas
isi menunjukkan kesesuaian atau ketepatan tes yang diujikan dengan
dari materi yang disampaikan sedangkan validitas konstruksi

6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

merupakan validitas yang menunjukkan ketepatan aspek yang ingin


diukur dan memenuhi syarat penyusunan tes yang baik. Validitas isi
dan konstruksi merupakan bagian terpenting dalam proses
perancangan instrumen tes.
b. Reliabilitas
Menurut Arikunto (2010), reliabilitas digunakan untuk menunjukkan
tingkat konsistensi, keakuratan, dan ketepatan instrumen tes yang
digunakan. Instrumen tes dapat dikatakan reliabel atau dapat dipercaya
jika konsisten atau menghasilkan data sama jika digunakan beberapa
kali untuk mengukur objek yang sama (Arikunto, 2011).
c. Kepraktisan
Instrumen tes yang baik merupakan instrumen tes yang praktis dan
mudah digunakan. Menurut Arikunto (2008), praktis melingkupi
pelaksanaan atau penggunaan yang mudah, serta kelengkapan
petunjuk yang terdapat di dalamnya.
Instrumen tes yang dikembangkan dijadikan sebagai alat untuk
mengukur dan menilai kemampuan kognitif peserta didik. Menurut
Arikunto (2011), metode pendekatan dalam pengukuran data ada yang
bersifat kuantitatif dan kualitatif. Pengukuran yang bersifat kuantitatif
didapatkan dari pengumpulan data berupa angka, sedangkan pengukuran
yang bersifat kualitatif didapatkan dengan mengambil keputusan
berdasarkan data deskriptif berupa kata tertulis atau lisan dari latar
belakang ilmiah. Rahayu (2017) menyatakan bahwa penilaian yang
dilakukan dalam proses pembelajaran penting untuk dilakukan. Penilaian
tersebut dapat melalui penggunaan instrumen tes yang kemudian hasilnya
dijadikan sebagai tolak ukur ketercapaian belajar peserta didik. Penelitian
ini memfokuskan perancangan instrumen tes untuk mengukur ketercapaian
belajar peserta didik yang diinterpretasikan dalam bentuk capaian level
literasi sains peserta didik. Setiap butir soal yang terdapat dalam
perancangan instrumen tes memuat enam karakteristik soal berbasis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

literasi sains. Menurut Rustaman (2006), terdapat enam karakteristik yang


terdapat di dalam soal berbasis literasi sains dalam PISA yaitu:
a. Konsep yang digunakan lebih diperluas dari konsep yang terdapat
dalam kurikulum;
b. Informasi yang disajikan mampu dianalisis oleh peserta didik;
c. Peserta didik diminta untuk mengolah serta menghubungkan
informasi di dalam soal;
d. Pertanyaan yang membutuhkan analisis dan berisi alasan dalam
menjawab;
e. Soal berjenis pilihan ganda, isian singkat, atau esai; dan
f. Konteks yang dimuat dapat ditemukan dalam kehidupan.
Perancangan instrumen tes ini juga dirancang untuk memberikan
suatu informasi baru yang dianggap mampu untuk mendukung dan
meningkatkan hasil belajar. Instrumen tes yang dikembangkan juga diuji
efektivitasnya dalam menambah pemahaman terhadap informasi yang
telah dimiliki peserta didik atau menambah informasi baru bagi peserta
didik. Menurut Effendy (2016), hasil pretest dan postest dapat digunakan
sebagai titik penilaian seberapa jauh efektivitas instrumen tes yang
digunakan.
2. Literasi sains
Literasi sains merupakan kemampuan peserta didik dalam
memahami suatu informasi dalam ilmu pengetahuan dan mampu
menganalisis keterkaitannya dalam berbagai aspek dalam kehidupan
sehari-hari. Aspek penting dari literasi sains merupakan keterampilan dan
kemampuan dalam mengolah proses sains, pengambilan keputusan terkait
isu sosial dan ditinjau dari segi sains serta kemampuan dalam memecahkan
masalah yang muncul (Holbrook, 2007). Definisi tersebut sejalan dengan
definisi literasi sains dari PISA yang menyatakan bahwa literasi sains
memuat kemampuan peserta didik dalam memperoleh dan menggunakan
pengetahuan ilmiah yang sudah dimiliki, mengidentifikasikan sebuah
pertanyaan, menjelaskan suatu fenomena secara sains, mampu mengambil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

keputusan berdasarkan bukti secara ilmiah dalam perwujudan pemahaman


konsep sains serta mengambil kesimpulan yang berhubungan antara sains
dan fenomena sekitar. Hal tersebut menjelaskan pula alasan bahwa level
literasi sains berkaitan dengan kemampuan dalam menerapkan,
mensintesis dan mengevaluasi informasi secara efektif (Whittingham,
2013). Menurut Shwartz, et al., (2006), terdapat lima level literasi sains
yaitu :
a. Scientific illiteracy
Pada level ini, peserta didik masih belum mampu untuk
menghubungkan atau menanggapi pertanyaan terkait pengetahuan
sains. Secara kognitif, peserta didik tidak menguasai istilah, konsep
hingga konteks sehingga belum mampu untuk merespon dan
mengidentifikasi suatu pertanyaan yang diberikan.
b. Nominal scientific literacy
Pada level ini, peserta didik mampu untuk mengenali suatu konsep
sains tetapi pemahamannya masih mengalami miskonsepsi.
c. Functional scientific literacy
Pada level ini, peserta didik mampu untuk menjelaskan konsep sains
secara benar tetapi pemahaman konsepnya terbatas.
d. Conceptual scientific literacy
Pada level ini, peserta didik mampu untuk mengembangkan
pemahaman pengetahuan dari konsep sains yang dimiliki dan
merelasikannya pada pengetahuan umum.
e. Multi-dimensional scientific literacy
Pada level ini, peserta didik sudah mampu untuk memahami sains
secara luas dan melebihi konsep sains sehingga mampu
mengembangkan pengetahuan mereka. Peserta didik bahkan mampu
membuat hubungan ilmu sains dengan teknologi dan masalah-masalah
besar dan menantang dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut OECD (2013), level literasi sains berkaitan dengan
kapasitas dan kemampuan peserta didik dalam menggunakan pengetahuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

sains yang didapatkan selama proses kegiatan belajar mengajar. Level


literasi sains peserta didik menunjukkan bagaimana peserta didik secara
mandiri mampu mencapai kompetensi individu yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran sains dan menjadi unsur kecakapan yang menjadi hasil suatu
proses pembelajaran. Level literasi peserta didik dapat ditingkatkan
dengan lebih mudah jika pengetahuan sains yang didapatkan kemudian
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Melalui pengetahuan sains
dalam kehidupan sehari-hari, peserta didik diharapkan mampu
menyelesaikan masalah kehidupan sehari-hari dan memahami makna dari
pengetahuan sains. Indikator yang menyatakan jika peserta didik memiliki
literasi yang baik yaitu jika peserta didik menunjukkan kemampuan dalam
menjelaskan fenomena yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari secara
ilmiah, mampu mengevaluasi dan merancang penyelidikan secara ilmiah
dan membuktikan serta menginterpretasikan data secara ilmiah (OECD,
2013). Pakar dalam bidang sains merumuskan banyak indikator dalam
kompetensi sains tetapi aspek terpenting yang terdapat di dalamnya yaitu
memuat konsep sains dan pengaplikasiannya dalam konteks kehidupan
sehari-hari, proses inkuiri sains, pemahaman hakikat sains hingga
memahami keterkaitan antara sains, teknologi dan masyarakat (Chi Lau,
2009).
Literasi sains memiliki kaitan dengan seberapa jauh pemahaman
materi kimia dan kemampuan peserta didik dalam menjelaskan fenomena
yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari terkait ilmu kimia yang sudah
didapat. Literasi sains mengandung tiga aspek penting yaitu konten,
proses, dan konteks. Literasi kimis menurut Shwartz, et al., (2006)
mencakup empat ranah utama yaitu:
a. Pengetahuan Konten Ilmiah
Seseorang yang memiliki literasi sains yang baik menyadari dua
pemikiran yaitu ide secara umum dan ide utama. Ide secara umum
mengarah pada pemahaman sains sedangkan ide utama mengarah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

pada pemahaman kimia. Kedua ide tersebut dijelaskan sebagai


berikut:
1) Ide Umum
Seseorang menyadari bahwa ilmu kimia hadir karena para ahli
kimia melakukan penyelidikan ilmiah, membuat generalisasi dan
mengajukan suatu teori untuk menyediakan pengetahuan yang
dapat digunakan untuk menjelaskan fenomena yang terjadi.
2) Ide Utama
Seseorang yang memiliki literasi sains yang baik menyadari
bahwa ia tidak perlu menggunakan bahasa yang spesifik seperti
yang digunakan oleh ahli kimia melainkan ikut berkontribusi
dalam perancangannya. Seseorang yang memiliki literasi sains
yang baik menyadari bahwa ilmu kimia mencoba untuk
menjelaskan fenomena yang bersifat makroskopik dalam struktur
molekul, menyelidiki reaksi dan proses dinamis, menyelidiki
perubahan energi yang terjadi selama reaksi kimia hingga
memahami dan menjelaskan struktur dan proses kimia dalam
kehidupan.
b. Kimia dalam Konteks
Seseorang yang memiliki literasi sains yang baik mampu untuk
menyadari pentingnya pengetahuan kimia dalam kehidupan sehari-
hari, mampu menggunakan pemahaman tentang kimia untuk
menjelaskan setiap fenomena dalam kehidupan sehari-hari dan
menggunakan pemahaman kimianya dalam kehidupan sehari-hari
sebagai seseorang yang menggunakan produk dan teknologi hasil
inovasi di bidang kimia.
c. Keterampilan Belajar Level Tinggi
Peserta didik yang memiliki literasi kimia yang baik mampu
mengajukan pertanyaan, mencari informasi dan menghubungkannya
dengan fenomena secara ilmiah hingga mampu menganalisis manfaat
dan kerugiannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

d. Aspek Afektif
Peserta didik yang memiliki literasi sains yang baik mampu
menunjukkan minat terhadap masalah-masalah yang terkait dengan
ilmu kimia sehingga mampu memiliki pandangan yang rasional
terhadap setiap masalah yang muncul.
3. Makromolekul
Produk yang terbuat dari molekul sederhana yang bergabung
membentuk struktur sangat besar dan memiliki rantai yang panjang disebut
sebagai makromolekul banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.
a. Polimer
Makromolekul dengan bobot molekul yang besar dan unit
didalamnya berulang disebut sebagai polimer. Reaksi polimerisasi
merupakan sebuah reaksi atau proses kimia yang menggabungkan
monomer-monomer secara berulang dan membentuk polimer. Menurut
Rochmadi & Permono (2018:4), penamaan polimer dibuat berdasarkan
sumber monomer yaitu poli dan monomer. Contohnya struktur
monomer etena memiliki nama polimer yaitu polietena. Berdasarkan
asalnya, polimer dibedakan menjadi dua yaitu polimer alam dan
sintesis. Polimer alam merupakan polimer yang terjadi secara alami
seperti getah karet, sedangkan polimer sintesis merupakan polimer
yang dibuat melalui reaksi pembentukan monomer polimer. Contoh
polimer sintesis yaitu dakron, plastik dan jas hujan
Reaksi pembentukan polimer dibagi menjadi dua yaitu reaksi
polimerisasi adisi dan kondensasi. Menurut Rochmadi & Permono
(2018:4), polimerisasi adisi merupakan pembentukan polimer tanpa
disertai pelepasan molekul kecil atau tanpa ada senyawa sisa sebagai
hasil samping sedangkan polimerisasi kondensasi merupakan reaksi
pembentukan polimer melalui reaksi yang melibatkan gugus fungsi
yang memiliki kemungkinan untuk disertai atau tidak pelepasan
molekul kecil. Selama proses pembentukan polimer, perubahan sifat
secara fisik dan kimia dari suatu monomer bisa berubah. Perubahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

tersebut terjadi pada karet mentah selama reaksi vulkanisasi


berlangsung. Penambahan senyawa yang mengandung belerang dan
pemanasan akan membuat karet mentah menjadi lebih kuat dan
memiliki elastisitas yang tinggi dibandingkan sebelumnya.
b. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan senyawa organik yang banyak
terdapat di alam dan dikonsumsi oleh manusia karena berperan
sebagai sumber energi utama di dalam tubuh. Contoh karbohidrat
yaitu kentang, gandum, kedelai, jagung dan ubi. Menurut Kusnandar
(2019:9), ditinjau berdasarkan struktur penyusunnya, karbohidrat
dibagi menjadi empat yaitu monosakarida yang tersusun dari satu unit
karbohidrat; disakarida yang tersusun atas dua unit karbohidrat;
oligosakarida yang tersusun dari tiga hingga sembilan unit
karbohidrat; dan polisakarida yang tersusun dari lebih sepuluh unit
karbohidrat. Keberadaan karbohidrat dapat diketahui melalui uji
kualitatif seperti uji Barfoed, Benedict, Fehling, Molish, Iodin, dan
Seliwanof.
c. Protein
Menurut Suprayitno & Sulistiyawati (2017:26), protein
merupakan polimer yang unsur utama penyusun yaitu karbon (C),
hidrogen (H), oksigen (O) dan nitrogen (N). Protein merupakan
molekul polipetida yang berukuran besar dan disusun oleh lebih dari
100 asam amino yang terikat satu sama lain secara kovalen melalui
ikatan peptida. Reaksi pembentukan ikatan peptida yang terjadi dalam
molekul protein yaitu gugus karboksil dari suatu asam amino berikatan
dengan atom nitrogen dari asam amino yang lain. Ikatan peptida yang
terbentuk memiliki kemungkinan untuk dirusak atau diputuskan
melalui reaksi hidrolisis. Reaksi hidrolisis yang melibatkan air yang
akan menyebabkan ikatan tersebut terputus.
Menurut Marks, et al., (2000:84), protein bersifat amfoter
dikarenakan memiliki gugus yang bersifat basa yaitu gugus amino (-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

NH2) dan gugus karboksil (-COOH) sehingga menyebabkan protein


mampu bereaksi sebagai asam maupun basa dan mampu
menyumbangkan atau menerima proton (H +). Salah satu jenis protein
yang ada di dalam tubuh adalah hemoglobin yang berfungsi untuk
mengangkut dan mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh serta insulin
untuk menjaga keseimbangan kadar gula darah dalam tubuh. Struktur
protein memiliki kemungkinan untuk mengalami kerusakan atau
denaturasi. Marks, et al., (2000:85) menyatakan bahwa jenis perlakuan
yang berpotensi menyebabkan denaturasi pada telur yaitu adanya
pemanasan, penambahan asam, basa (jenis reagen khusus), dan
pengocokan.
d. Lemak
Menurut Kusnandar (2019:9-10), lemak merupakan senyawa
makromolekul yang banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari
salah satunya terkandung dalam produk rumah tangga. Lemak dan
minyak merupakan istilah untuk senyawa yang sama yaitu trigliserida.
Kusnandar (2019:10) menyatakan bahwa perbedaan antara lemak dan
minyak terletak pada wujud di suhu ruang. Lemak berbentuk padat
sedangkan minyak berbentuk cair. Minyak yang berwujud cair
memiliki kemungkinan untuk berubah menjadi margarin yang
berwujud padat. Reaksi yang terlibat dalam pembuatan margarin yaitu
reaksi hidrogenasi dengan cara meningkatkan titik lelehnya melalui
reaksi adisi yaitu dengan menambahkan atom hidrogen pada sisi ikatan
rangkap rantai karbon asam lemak sehingga membentuk ikatan jenuh.
Asam lemak dibagi menjadi dua macam yaitu asam lemak jenuh dan
asam lemak tak jenuh. Jika ditinjau berdasarkan strukturnya,
perbedaan antara struktur dari asam lemak jenuh dengan asam lemak
tak jenuh terdapat pada keberadaan ikatan rangkap di mana asam
lemak jenuh merupakan asam lemak yang tidak memiliki ikatan
rangkap pada rantai karbonnya sedangkan asam lemak tak jenuh
memiliki satu atau lebih ikatan rangkap. Subroto (2018:16)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

menyatakan bahwa minyak zaitun merupakan salah satu minyak yang


mengandung asam lemak tak jenuh yang baik bagi tubuh dan mampu
menyembuhkan beberapa penyakit seperti kanker, kolesterol tinggi,
jantung koroner, diabetes hingga asma.
B. Penelitian Relevan
Dalam proses perancangan instrumen tes ini terdapat beberapa penelitian
relevan yang mendukung perancangan instrumen tes untuk mengukur level
literasi sains peserta didik sebagai berikut:
1. Perancangan instrumen tes sebagai alat untuk mengukur level literasi sains
juga sudah dikembangkan sebelumnya oleh Yusmaita & Nasra (2018).
Perbedaan perancangan instrumen tes terletak pada materi kimia yang
digunakan dalam instrumen tes. Yusmaita & Nasra (2018) mengangkat
materi kelarutan sedangkan penelitian ini mengangkat materi
makromolekul. Persamaan penelitian terletak pada penggunaan model
penelitian yaitu menggunakan model Model Of Educational
Reconstruction (MER). Model ini melalui tiga tahapan perancangan yaitu
analisis struktur konten, studi empiris dan konstruksi instrumen. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa tujuh pertanyaan yang terdapat dalam
tes masuk kedalam kategori valid dengan nilai reliabilitas tes sebesar 0,86
dan memiliki indeks kesukaran dan daya pembeda yang baik.
2. Perancangan instrumen tes yang dilakukan oleh Wahyuni dan Yusmaina
(2020) memiliki persamaan dengan penelitian ini yaitu menggunakan
desain penelitian model MER untuk membantu peserta didik dalam
mengembangkan level literasi sains. Perbedaan antara penelitian yang
dilakukan oleh Wahyuni dan Yusmaina (2020) dengan penelitian ini
terletak pada materi kimia yang diangkat. Penelitian yang dilakukan oleh
Wahyuni dan Yusmaina (2020) mengangkat materi asam dan basa
sedangkan penelitian ini mengangkat materi makromolekul. Penelitian
tersebut hanya menggunakan dua tahapan mendasar dari tiga tahapan yang
terdapat dalam MER yaitu analisis struktur konten dan penyelidikan
empiris. Soal literasi sains yang dikembangkan terbagi menjadi 9 soal dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

dijabarkan dalam 15 butir soal. Berdasarkan hasil uji validitas konten yang
dilakukan oleh 2 dosen kimia dan 1 guru kimia, rata-rata nilai validitas
konten seluruh butir soal yaitu 0,804 dan termasuk dalam kategori valid.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Shwartz, et al., (2006) memiliki persamaan
dengan penelitian yang dilakukan yaitu bertujuan untuk menyelidiki
pencapaian literasi sains pada peserta didik tetapi melibatkan peserta didik
pada level dasar (kelas 10) dan level lanjutan (kelas 11 dan 12) sedangkan
perancangan instrumen tes ini hanya untuk peserta didik kelas XII IPA.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Shwartz, et al., (2006)
menyimpulkan bahwa peserta didik mampu mengetahui konsep kimia
dengan baik. Secara keseluruhan, level literasi sains peserta didik berada
pada level nominal. Level nominal merupakan level dimana peserta didik
sudah mampu untuk mengenali suatu konsep kimia tetapi masih
mengalami miskonsepsi. Selain itu, peserta didik menyatakan bahwa
mereka banyak mendengar dan mengetahui arti dari konsep kimia tetapi
masalah yang ditemukan yaitu peserta didik kesulitan untuk
menggabungkan antara konsep kimia yang terbaru dengan pengetahuan
kimia dasar yang sudah dimiliki. Penelitian yang dilakukan oleh Shwartz,
et al., (2006) bertujuan untuk membantu dalam proses perancangan
kurikulum baru dan peningkatan strategi pembelajaran untuk mendorong
literasi sains peserta didik.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Fahmina, dkk., (2019) memiliki kesamaan
dengan penelitian ini yaitu untuk mengetahui level literasi sains peserta
didik. Perbedaan terletak pada materi yang digunakan dalam instrumen tes.
Penelitian oleh Fahmina, dkk., (2019) mengangkat materi elektrolit dan
non elektrolit sedangkan penelitian ini mengangkat materi makromolekul.
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang
melibatkan 100 peserta didik SMA kelas XI. Instrumen yang digunakan
yaitu angket dan pertanyaan terbuka berupa wawancara. Tes yang
diberikan mengangkat materi elektrolit dan nonelektrolit. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa peserta didik mampu menjelaskan konsep kimia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

pada level makroskopis level literasi sains peserta didik berada pada level
konseptual.
5. Perancangan instrumen tes yang dilakukan oleh Muntholib, dkk., (2020)
memiliki kesamaan dengan penelitian ini yaitu untuk mengetahui level
literasi sains peserta didik namun tidak mengunakan metode
pengembangan MER. Perbedaan lain terletak pada jenis soal dan materi
yang diangkat dalam instrumen tes. Jenis soal yang dikembangkan dalam
penelitian oleh Muntholib, dkk., (2020) yaitu pilihan ganda pada materi
kimia kinetika sedangkan penelitian ini menggunakan soal uraian pada
materi makromolekul. Perancangan instrumen oleh Muntholib, dkk.,
(2020) melalui tahapan konsultasi dan penilaian ahli, validasi ahli dan uji
coba sebanyak dua kali. Hasil penelitian ini yaitu terdapat 30 butir soal
yang valid dan reliabel dengan besar koefisien Alpha Cronbach sebesar
0,744. Rata-rata skor literasi sains peserta didik yaitu 63,24 dengan
kategori memuaskan.
Berdasarkan beberapa hasil penelitian di atas, peneliti tertarik untuk
merancang instrumen tes untuk mengetahui level literasi sains peserta didik.
Peneliti memutuskan untuk menggunakan metode MER selama perancangan
instrumen tes karena berdasarkan dua hasil penelitian yang menggunakan
metode MER, hasil yang didapatkan baik. Dalam perancangan instrumen tes
untuk mengukur level literasi sains peserta didik, peneliti memilih untuk
mengangkat materi makromolekul karena sejauh ini masih belum ada
penelitian yang mengembangkan instrumen tes untuk mengukur level literasi
sains pada materi makromolekul. Pemilihan materi ini juga didukung dengan
hasil wawancara yang menyebutkan bahwa perancangan instrumen tes untuk
mengetahui level literasi sains peserta didik pada materi makromolekul perlu
untuk dikembangkan.
C. Kerangka Berpikir
Hasil tes PISA menunjukkan bahwa level literasi sains peserta didik
di Indonesia masih rendah. Hasil wawancara dengan guru kimia di SMA
Stella Duce Bambanglipuro menunjukkan bahwa perancangan instrumen tes
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

untuk mengukur level literasi sains peserta didik pada materi makromolekul
perlu dilakukan. Hal ini karena belum pernah dikembangkan sebelumnya.
Metode yang digunakan selama proses perancangan instrumen tes yaitu
MER. Hasil yang didapatkan yaitu instrumen tes untuk mengukur level
literasi sains peserta didik pada materi makromolekul. Kerangka berpikir
penelitian dijelaskan pada Gambar 1.1.

Latar belakang masalah


Hasil wawancara yang menunjukkan
Level literasi sains di bahwa evaluasi untuk mengetahui level
Indonesia masih rendah literasi sains peserta didik belum pernah
dikembangkan sebelumnya

Perlu adanya instrumen tes untuk mengukur level literasi sains peserta
didik pada materi makromolekul

Perancangan instrumen tes untuk mengukur level literasi sains peserta


didik pada materi makromolekul menggunakan Model Of Educational
Reconstruction (MER)

Instrumen tes digunakan pada uji coba terbatas untuk mengukur level
literasi sains peserta didik pada materi makromolekul

Instrumen tes yang layak digunakan untuk mengukur level literasi sains
peserta didik pada materi makromolekul
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan evaluasi
dengan acuan MER yang dikembangkan oleh Duit, et al., (2012). Model ini
digunakan karena tiga komponen yang ada di dalamnya sesuai dengan ide
tahapan perancangan instrumen tes yang dilakukan. Penelitian dan
pengembangan dengan menggunakan kerangka MER berawal dari guru di
bidang sains dari Jerman yang kemudian mulai diadopsi oleh guru sains di
tempat lain terutama di Eropa. Menurut Duit, et al., (2012), MER dirancang
sebagai kerangka dalam perancangan suatu penelitian di bidang pendidikan
sains untuk meningkatkan praktik pembelajaran. MER terdiri atas tiga
komponen yang saling berhubungan namun tidak harus berurutan. Tiga
komponen yang terdapat dalam MER disajikan pada Gambar 3.1.
(1)
Penelitian pada Proses
Mengajar dan Belajar

(3)
(2)
Desain dan Evaluasi
Klasifikasi dan Analisis
Pada Proses Mengajar
Konten Sains dan Belajar

Gambar 3.1 Tiga Komponen MER menurut Duit, et al., (2012)

Setiap komponen dalam model MER saling mempengaruhi dan


bersifat berulang (recursive) sehingga proses perancangan dapat dimulai di
komponen manapun sesuai dengan kebutuhan penelitian. Penjabaran dari tiga
komponen dalam MER menurut Duit, et al., (2012) yaitu :
1. Klarifikasi dan analisis konten sains (clarification and analysis of science
content)

19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

Tahapan ini mengandung dua hal penting yang saling berkaitan


erat yaitu klarifikasi konten sains dan juga maknanya dalam pendidikan.
Tujuan dari tahapan ini yaitu untuk memperjelas konsep sains tertentu
struktur konten dari sudut pandang pendidikan. Klarifikasi konten
mengacu pada analisis isi kualitatif buku teks yang digunakan dalam
proses perancangan. Pengetahuan sains yang terdapat dalam buku teks
biasanya disajikan secara abstrak dan dipersingkat oleh ahli sains
sehingga peserta didik sulit memahaminya. Istilah-istilah yang terdapat
dalam buku teks kebanyakan sulit dipahami sehingga memicu kesalahan
dalam pemahaman konsep. Pengetahuan sains sejak awal hanya
menunjukkan pada konsep dan prinsip yang ada dalam ilmu sains tetapi
jika dikaitkan dengan pandangan saat ini, pengetahuan sains harus
menunjukkan proses dari pengetahuan dan relevansinya dalam kehidupan
sehari-hari sehingga penyampaian konten sains tersebut harus sesuai pula
dengan makna pendidikan sains.
2. Penelitian pada proses mengajar dan belajar (research on teaching &
learning)
Proses klarifikasi dan analisis konten sains juga dilakukan
berdasarkan penelitian pada proses mengajar dan belajar. Penelitian pada
tahap ini memuat pandangan dan konsep sains yang dimiliki oleh guru,
cara belajar peserta didik, peran guru saat memulai proses pembelajaran
hingga bagaimana guru dalam mendukung proses pembelajaran. Tahapan
ini merupakan tahapan terpenting dalam penelitian di bidang pendidikan
sains. Metode yang digunakan bersifat kualitatif yaitu berasal dari hasil
wawancara guru terkait dengan proses mengajar dan belajar yang akan
diangkat menjadi ide dalam perancangan instrumen tes.
3. Desain dan evaluasi pada proses mengajar dan belajar (design and
evaluation of teaching and learning)
Tahapan selanjutnya yaitu desain bahan ajar dan evaluasi hasil
penelitian di tahap proses mengajar dan belajar. Kunci dalam tahap
desain ini yaitu menemukan potensi peserta didik dalam penguasaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

konsep kimia serta menemukan kesulitan belajar. Ada berbagai metode


yang digunakan untuk evaluasi proses mengajar dan belajar seperti
wawancara antara peserta didik dengan guru dan pemberian kuesioner
untuk mengetahui perkembangan kognitif dan afektif peserta didik.
Tahapan ini dapat terfokus pada penyusunan instrumen tes sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai yaitu mengukur level literasi peserta didik pada
materi makromolekul.
B. Desain Penelitian
Desain penelitian disajikan dalam Gambar 3.2 berikut.
(1) Tahap Penelitian Proses Mengajar dan Belajar
Penyusunan Pengambilan Pengolahan Perumusan
pedoman data data perancangan
wawancara wawancara wawancara instrumen
tes

(2) Tahap Klasifikasi dan Analisis Struktur


Konten Analisis Modifikasi
Analisis literatur dan konsep
silabus dan klarifikasi dasar sesuai
kisi-kisi konsep kimia
instrumen dasar kontekstual
tes materi dan literasi
terkait sains

(3) Tahap Desain dan Evaluasi Proses Mengajar dan Belajar


Proses
perancangan Validasi Rekonstruksi Uji coba
instrumen tes ahli akhir terbatas

Gambar 3.2 Tahapan Desain Penelitian Mengadopsi Komponen MER Duit, et


al., (2012)
Setiap tahapan yang terdapat dalam desain penelitian dijabarkan sebagai
berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

1. Tahap Penelitian Proses Mengajar dan Belajar


a. Penyusunan Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara dibuat dengan tujuan untuk mempermudah
peneliti dalam menyusun butir pertanyaan yang diajukan sehingga
dapat terarah dengan baik, sistematis dan sesuai dengan tujuan
penelitian.
b. Pengambilan Data Wawancara
Pengambilan data wawancara dilakukan di SMA Stella Duce
Bambanglipuro, Yogyakarta dengan narasumber yaitu guru kimia
kelas XII.
c. Pengolahan Data Wawancara
Hasil data wawancara yang sudah didapatkan kemudian dianalisis
dan dijadikan sebagai acuan dalam perancangan instrumen tes.
Pengolahan data wawancara dilanjutkan dengan perumusan
perancangan instrumen tes.
d. Perumusan Perancangan Instrumen Tes
Hasil analisis data wawancara yang didapatkan kemudian menjadi
ide dalam perancangan instrumen tes dalam materi kimia tertentu.
Saran serta masukan yang disampaikan oleh guru juga menjadi
pertimbangan dalam proses pembuatan instrumen tes.
2. Tahap Klasifikasi dan Analisis Struktur Konten
a. Analisis Silabus dan Kisi-Kisi Instrumen Tes
Analisis silabus dan kisi-kisi instrumen tes dilakukan dengan
mengembangkan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) dari
Kompetensi Inti (KI) yang terdapat dalam silabus Kimia SMA revisi
2017 sesuai dengan materi yang dimuat dalam instrumen tes,
menentukan indikator soal, capaian level kognitif dan capaian level
literasi sains.
b. Analisis Literatur dan Klarifikasi Konsep Dasar Materi
Analisis literatur dan klarifikasi konsep dasar materi dilakukan
dengan menggunakan buku teks universitas sebagai acuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

penyusunan konsep kimia dalam instrumen tes. Tujuan dilakukan


analisis literatur dan klasifikasi konsep dasar materi yaitu untuk
mendapatkan kebenaran konsep sains yang terdapat dalam instrumen
tes.
c. Modifikasi Konsep Dasar Sesuai Kimia Kontekstual dan literasi
sains
Tahap ini merupakan tahap analisis konteks yang digunakan dalam
setiap butir soal sesuai dengan konsep dasar kimia hasil analisis
literatur dan klarifikasi konsep dasar materi. Konteks kimia yang
dimunculkan di setiap butir soal bertujuan untuk memunculkan
penerapan dan korelasi antara konsep kimia dengan peristiwa dalam
kehidupan sehari-hari.
3. Desain dan Evaluasi Proses Mengajar dan Belajar
a. Perancangan Instrumen Tes
Tahapan penyusunan instrumen tes dimulai dengan pembuatan
kerangka rancangan dalam instrumen tes seperti konstruksi isi,
konsistensi peletakan gambar, konteks, konten dan soal berbentuk
High Order Learning Skill (HOLS). Menurut Shwartz et al. (2006),
HOLS merupakan kemampuan peserta didik dalam mengidentifikasi
suatu pertanyaan, menggali informasi serta menganalisis
permasalahan yang terjadi.
b. Validasi Ahli
Validasi dilakukan oleh empat ahli materi kimia yaitu dua dosen
Pendidikan Kimia Universitas Sanata Dharma dan dua guru kimia
SMA. Guru kimia yang menjadi validator berasal dari SMA Stella
Duce Bambanglipuro dan SMA Pangudi Luhur St. Louise Sedayu.
c. Rekonstruksi Akhir
Tahapan ini merupakan tahap revisi dari hasil validasi ahli materi.
Saran dan komentar dari validator menjadi fokus revisi instrumen tes
sebelum dilakukan uji coba terbatas.
d. Uji Coba Terbatas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

Uji coba terbatas dilakukan di SMA Stella Duce Bambanglipuro,


Bantul, Yogyakarta. Uji coba terbatas melibatkan dua belas peserta
didik kelas XII IPA.
C. Variabel Penelitian
Penelitian ini berfokus pada pengembangan produk berupa
instrumen tes untuk mengukur level literasi sains peserta didik pada materi
makromolekul. Selama uji coba terbatas, variabel yang diukur yaitu level
literasi sains peserta didik pada materi makromolekul.
D. Sampel Penelitian
Sampel penelitian adalah dua belas peserta didik SMA Stella Duce
Bambanglipuro, Kelas XII IPA tahun ajaran 2020/2021. Peserta didik kelas
XII IPA SMA Stella Duce Bambanglipuro hanya terdiri atas satu kelas dan
seluruh peserta didik menjadi sampel penelitian.
E. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
dan uji coba lapangan dilakukan di SMA Stella Duce Bambanglipuro, Bantul,
Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2020 – April
2021.
F. Metode Pengumpulan Data
1. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu metode pengumpulan data
untuk mengumpulkan permasalahan yang diteliti (Sugiyono, 2017).
Menurut Sugiyono (2017), wawancara bertujuan untuk menemukan
permasalahan yang terjadi di kelas sesuai dengan tujuan penelitian yang
dilakukan. Data yang didapatkan dari hasil wawancara yaitu penemuan
masalah yang terkait dengan belum adanya instrumen tes untuk mengukur
level literasi sains peserta didik pada materi makromolekul.
2. Lembar Validasi Produk berupa Instrumen Tes Literasi sains
Lembar validasi instrumen terdiri atas lembar validasi instrumen
tes, lembar validasi butir soal, lembar validasi pretest dan posttest serta
lembar validasi angket respon peserta didik. Lembar validasi instrumen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

diberikan kepada empat validator. Data yang didapatkan dari lembar


validasi instrumen tes yaitu skor penilaian terhadap setiap aspek
pernyataan dalam setiap lembar validasi instrumen, saran dan komentar.
Lembar validasi instrumen bertujuan untuk menilai rancangan dan
mengetahui kelayakan instrumen yang diujicobakan (Sugiyono, 2013).
3. Angket Respon Peserta Didik
Angket respon peserta didik menghasilkan data berupa penilaian,
saran dan komentar peserta didik terhadap instrumen tes yang digunakan.
Angket diberikan kepada seluruh peserta didik untuk mengetahui respon
peserta didik terhadap instrumen tes yang dikembangkan oleh peneliti.
Pemberian angket respon peserta didik bertujuan untuk mengetahui respon
peserta didik terhadap instrumen tes yang digunakan dan mengukur
kualitas instrumen tes yang dikembangkan (Sugiyono, 2013).
4. Tes
Tes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu instrumen tes yang
dikembangkan, lembar pretest dan posttest. Tes merupakan evaluasi yang
diberikan dengan tujuan untuk mengukur pengetahuan dan kemampuan
dari individu (Sugiyono, 2013). Instrumen tes yang diberikan bertujuan
untuk mengetahui level literasi sains peserta didik pada materi
makromolekul. Lembar pretest diberikan terlebih dahulu kepada peserta
didik dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik
untuk materi makromolekul sedangkan lembar posttest diberikan kepada
peserta didik setelah selesai mengerjakan soal dalam instrumen tes dengan
tujuan untuk mengetahui kemampuan akhir peserta didik (Effendy, 2016).
Data yang didapatkan dari tes yaitu kemampuan peserta didik pada materi
makromolekul, kemampuan awal peserta didik dan kemampuan akhir
peserta didik dilihat dari nilai kognitif hasil pretest dan posttest.
G. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data sehingga hasil yang didapatkan lengkap,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

baik dan sistematis (Arikunto, 2010). Berikut adalah instrumen penelitian


yang digunakan.
1. Lembar Wawancara
Lembar wawancara yang digunakan bertujuan untuk membantu
peneliti selama proses wawancara sehingga hasil yang didapatkan
sistematis dan sesuai dengan tujuan penelitian. Lembar wawancara
memuat 28 pernyataan dari 8 aspek yaitu 1) kurikulum sekolah; 2)
pengalaman mengajar guru; 3) profil peserta didik dalam menghadapi
pembelajaran; 4) pelaksanaan evaluasi; 5) instrumen tes yang digunakan;
6) pemahaman literasi sains; 7) pendekatan kontekstual guru; dan 8) materi
makromolekul yang diajarkan dalam kelas. Kisi-kisi lembar wawancara
dapat dilihat pada Lampiran 4.
2. Lembar Validasi Produk berupa Instrumen Tes Literasi sains
Lembar validasi instrumen tes bertujuan untuk mengetahui
validitas instrumen tes yang dikembangkan dari beberapa aspek
(Sugiyono, 2007). Lembar validasi instrumen tes memuat 10 pernyataan
dari 3 aspek yang diadaptasi dari Sugiyono (2013:201) dan Zunaidah dan
Amin (2016:21) yaitu 1) komponen materi; 2) grafis; dan 3) efektivitas.
Kisi-kisi lembar validasi instrumen tes dapat dilihat pada Lampiran 5.
Skala penilaian yang digunakan pada lembar validasi instrumen tes yaitu
skala Likert. Menurut Sugiyono (2017), skala Likert merupakan penilaian
untuk mengukur pendapat seseorang. Skala Likert dinilai dengan cara
pemberian checklist (√) terhadap rentang nilai yang sudah disediakan.
Rentang nilai yang terdapat dalam lembar validasi instrumen tes yaitu 1
sampai 5. Tabel 3.1 menunjukkan kriteria penilaian menggunakan skala
Likert.
Tabel 3.1 Kriteria Penilaian Skala Likert menurut Sugiyono (2017)
No Skala Kriteria
1. 5 Sangat baik
2. 4 Baik
3. 3 Cukup baik
4. 2 Kurang baik
5. 1 Tidak baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

3. Lembar Validasi Butir Soal


Lembar validasi butir soal bertujuan untuk mengetahui validitas
dari setiap butir soal yang terdapat dalam instrumen tes. Menurut Arikunto
(2011), validitas menunjukkan kelayakan dari butir soal sebelum
diujicobakan. Lembar validasi butir soal memuat 18 pernyataan dari 4
aspek yang diadaptasi dari Zahro (2020) dan Zunaidah dan Amin
(2016:21) yaitu 1) materi/isi; 2) literasi sains; 3) konstruksi; dan 4) tata
bahasa. Kisi-kisi lembar validasi butir soal dapat dilihat pada Lampiran 6.
Skala penilaian yang digunakan pada lembar validasi butir soal yaitu skala
Likert. Rentang nilai yang terdapat dalam lembar validasi butir soal yaitu 1
sampai 5. Tabel 3.1 menunjukkan kriteria penilaian untuk lembar validasi
butir soal menggunakan skala Likert.
4. Lembar Validasi Pretest dan Posttest
Lembar validasi pretest dan posttest memiliki tujuan yang sama
dengan lembar validasi instrumen lain yaitu untuk mengetahui kelayakan
dari lembar pretest dan posttest sebelum diujicobakan. Lembar validasi
pretest dan posttest memuat 8 pernyataan dari 3 aspek yang diadaptasi dari
Zunaidah dan Amin (2016:21) yaitu 1) materi/isi; 2) konstruksi; dan 3) tata
bahasa. Kisi-kisi lembar validasi pretest dan posttest dapat dilihat pada
Lampiran 7. Skala penilaian yang digunakan pada lembar validasi pretest
dan posttest yaitu skala Likert. Rentang nilai yang terdapat dalam lembar
validasi pretest dan posttest yaitu 1 sampai 5. Tabel 3.1 menunjukkan
kriteria penilaian untuk validasi pretest dan posttest menggunakan skala
Likert.
5. Lembar Validasi Angket Respon Peserta Didik
Lembar validasi angket respon peserta didik bertujuan untuk
mengetahui kelayakan dari lembar angket respon peserta didik yang
digunakan. Lembar validasi angket respon peserta didik memuat 8
pertanyaan dari 5 aspek yang diadaptasi dari Sugiyono (2013) dan
Zunaidah dan Amin (2016) yaitu 1) kejelasan; 2) ketepatan; 3) validitas; 4)
bahasa; dan 5) konstruksi. Kisi-kisi lembar validasi angket respon peserta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

didik dapat dilihat pada Lampiran 8. Skala penilaian yang digunakan pada
lembar validasi pretest angket respon peserta didik yaitu skala Likert.
Rentang nilai yang terdapat dalam lembar validasi angket respon peserta
didik yaitu 1 sampai 5. Tabel 3.1 menunjukkan kriteria penilaian untuk
lembar validasi angket respon peserta didik menggunakan skala Likert.
6. Instrumen Tes
Perancangan instrumen tes pada materi makromolekul merupakan
alat untuk mengukur level literasi sains peserta didik. Instrumen tes yang
dikembangkan berbentuk soal uraian sebanyak 20 nomor yang setiap soal
terdiri atas maksimal dua pertanyaan sehingga total butir soal yang
diberikan yaitu 39. Instrumen tes yang dirancang memuat empat materi
yaitu polimer, karbohidrat, protein dan lemak. Setiap materi tersebut akan
memuat lima soal uraian yang dibuat menyesuaikan KD dan IPK yang
dikembangkan. Kisi-kisi instrumen tes dapat dilihat pada Lampiran 9.
Skala penskoran untuk bentuk uraian menggunakan skala global (holistik).
Skala penskoran dalam butir soal menggunakan nilai 0 sampai 3 sesuai
dengan kriteria jawaban soal yang sudah ditentukan oleh peneliti. Menurut
Sumaryanta (2015), penilaian menggunakan skala global menggunakan
cara menempatkan jawaban dari peserta didik sesuai dengan kategori
kualitas pengerjaan soal yang sudah ditetapkan oleh peneliti. Kategori
tersebut kemudian diinterpetasikan dalam bentuk skor. Skala dan kriteria
penilaian dapat dilihat pada Lampiran 10.
7. Lembar Pretest dan Posttest
Lembar pretest digunakan untuk mengetahui kemampuan awal
peserta didik pada materi makromolekul. Lembar pretest diberikan terlebih
dahulu sebelum peserta didik diberikan instrumen tes untuk mengukur
pemahaman awal peserta didik pada materi makromolekul. Lembar
posttest diberikan setelah peserta didik menyelesaikan soal yang terdapat
dalam instrumen tes. Lembar posttest bertujuan untuk mengukur
pemahaman akhir peserta didik pada materi makromolekul setelah
mengerjakan instrumen tes yang dikembangkan. Lembar pretest dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

posttest memuat 20 pernyataan dari 4 materi yaitu polimer, karbohidrat,


protein dan lemak. Aspek pernyataan yang dimuat dalam lembar pretest
dan posttest yaitu 1) pemahaman konsep seperti definisi, reaksi dan
penggolongan polimer, karbohidrat, protein dan lemak; dan 2) contoh
terkait dengan polimer, karbohidrat, protein dan lemak dalam kehidupan
sehari-hari.
Lembar pretest dan posttest merupakan soal dengan tipe benar-
salah. Menurut Mondolang, dkk., (2019) bentuk soal dengan tipe benar-
salah merupakan salah satu bentuk tes objektif yang dalam proses
penyusunan dan pengolahannya tergolong mudah. Lembar pretest dan
posttest berisi 20 pernyataan dan terdiri dari kolom benar atau salah.
Peserta didik memberikan tanda (√) pada kolom benar atau salah sesuai
dengan kebenaran pernyataan yang diberikan. Total skor pretest dan
posttest dibandingkan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar peserta
didik menggunakan analisis N-gain ternormalisasi. Kisi-kisi lembar pretest
dan posttest dapat dilihat pada Lampiran 11.
8. Lembar Angket Respon Peserta Didik
Lembar angket respon peserta didik bertujuan untuk mengetahui
tanggapan peserta didik terhadap instrumen tes yang sudah diberikan.
Lembar angket respon peserta didik memuat 8 pertanyaan dari 5 aspek
yang diadaptasi dari Sugiyono (2013) dan Zunaidah dan Amin (2016)
yaitu 1) perasaan; 2) keseriusan; 3) kemudahan; 4) keefektifan; dan 5)
ketertarikan. Kisi-kisi lembar angket respon peserta didik dapat dilihat
pada Lampiran 12. Skala penilaian yang digunakan pada lembar angket
respon peserta didik yaitu yaitu skala Likert. Rentang nilai yang terdapat
dalam lembar validasi angket respon peserta didik yaitu 1 sampai 5. Tabel
3.1 menunjukkan kriteria penilaian untuk lembar validasi angket respon
peserta didik menggunakan skala Likert.
H. Metode Analisis Data
1. Analisis Hasil Wawancara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

Metode yang digunakan untuk analisis hasil wawancara adalah


analisis kualitatif. Analisis kualitatif merupakan analisis yang tidak diolah
dalam bentuk angka melainkan peneliti mendeskripsikan hasil wawancara
berdasarkan informasi yang diterima dari narasumber. Menurut Sugiyono
(2017), metode penelitian menggunakan pendekatan analisis kualitiatif
akan menjelaskan keadaan yang sebenarnya dari objek yang diteliti.
2. Analisis Hasil Validasi Produk dan Instrumen Penelitian
a. Produk Instrumen Tes dan Angket Respon Peserta Didik
Kelayakan pengembangan produk berupa instrumen tes dan
angket respon peserta didik dinyatakan dalam bentuk persentase.
Analisis dilakukan dengan menghitung total skor yang diberikan
validator pada lembar validasi instrumen tes dan angket respon peserta
didik. Jumlah skor kemudian dihitung menjadi nilai persen
menggunakan rumus berikut:
Σx
P= x 100% (3.1)
Σy

Keterangan:
P: Nilai persen kelayakan produk
Σx: Jumlah skor yang diperoleh
Σy: Jumlah skor maksimal
Adapun kriteria kelayakan instrumen tes dan kelayakan angket respon
peserta didik berdasarkan nilai persen dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Interpretasi Kriteria Nilai Persen (Akbar, 2013)
P Kriteria
85% - 100% Sangat layak
69% - 84% Layak
53% - 68% Cukup Layak
37% - 52% Kurang Layak
20% - 36% Tidak Layak

b. Butir Soal dalam Instrumen Tes dan Pretest dan Posttest


Data penilaian kelayakan butir soal dalam instrumen tes dan
pretest dan posttest oleh validator dianalisis dengan menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

Aiken’s V. Menurut Arikunto (2010), validitas instrumen bertujuan


untuk mengetahui tingkat kelayakan suatu instrumen untuk digunakan.
Menurut Arikunto (2010), rumus yang digunakan untuk mengetahui
nilai validitas menggunakan Aiken’s V sebagai berikut:
Σs
V= (3.2)
𝑛(𝑐−1)

Keterangan:
V: Indeks validitas skala Aiken V
S: (𝑟−𝑙0), skor yang ditetapkan setiap validator dikurangi skor
terendah dalam kategori yang dipakai
r: Skor yang diberikan validator
𝑙0: Skor penilaian terendah
C: Skor penilaian tertinggi
n: Jumlah validator
Adapun kriteria validitas berdasarkan nilai validasi Aiken’s V dapat
dilihat pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3 Interpretasi Kriteria Validasi Aiken V (Azwar, 2013)
V Kriteria
0,80 < V ≤ 1,00 Validitas sangat tinggi
0,60 < V ≤ 0,80 Validitas tinggi
0,40 < V ≤ 0,60 Validitas cukup
0,20 < V ≤ 0,40 Validitas rendah
0,00 < V ≤ 0,20 Validitas sangat rendah

c. Analisis Hasil Pretest dan Posttest


Hasil pretest dan posttest dianalisis untuk mengetahui
peningkatan hasil peserta didik menggunakan analisis N-gain
ternormalisasi <g> (Hake, 1999). Menurut Hake (1999), rumus yang
digunakan untuk mengetahui analisis N-gain ternormalisasi <g> sebagai
berikut:
% < 𝑆𝑓 > −% < 𝑆𝑖 >
<g>= (3.3)
% < 𝑆𝑚𝑎𝑘𝑠 > −% < 𝑆𝑖 >

Keterangan:
Sf : Skor akhir (post-test)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

Si : Skor awal (pre-test)


Smaks : Skor maksimum yang mungkin dicapai
Adapun kriteria hasil N-gain ternormalisasi dapat dilihat pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4 Interpretasi Kriteria N-gain Ternormalisasi (Hake, 1999)
<g> Kriteria
< g > ≥ 0,70 Tinggi
0, 30 ≤ < g > < 0,70 Sedang
0,00 < g > 0, 30 Rendah

d. Analisis Hasil Uji Coba Terbatas


a) Analisis Validitas menggunakan Koefisien Korelasi (rxy)
Butir soal yang terdapat dalam instrumen tes dapat dikatakan
valid atau sah dan dianggap mampu mengukur apa yang seharusnya
diukur jika memiliki nilai validitas yang sesuai dengan ketentuan.
Menurut Sugiyono (2013), pengujian untuk mengetahui validitas tiap
butir soal menggunakan analisis item yaitu dengan cara
mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan
jumlah tiap butir soal. Koefisien korelasi Pearson Product Moment
merupakan rumus yang digunakan untuk menguji korelasi tersebut
(Arikunto, 2010). Validitas item mengunakan koefisien korelasi
didapatkan melalui perhitungan pada software IBM SPSS Statistic 22.
Adapun nilai koefisien korelasi yang diperoleh dapat diinterpretasikan
ke dalam kriteria koefisien validitas menurut Suherman (2003) pada
Tabel 3.5.
Tabel 3.5 Interpretasi Klasifikasi Hasil Koefisien Korelasi
rxy Kriteria
0,90 < rxy ≤ 1,00 Validitas sangat tinggi
0,70 < rxy ≤ 0,90 Validitas tinggi
0,40 < rxy ≤ 0,70 Validitas sedang
0,20 < rxy ≤ 0,40 Validitas rendah
0,00 < rxy ≤ 0,20 Validitas sangat rendah

b) Analisis Reliabilitas
Uji reliabilitas merupakan pengujian yang digunakan untuk
mengetahui seberapa besar konsistensi instrumen tes yang akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

diujikan (Sundayana, 2015). Nilai reliabilitas didapatkan melalui


perhitungan menggunakan rumus Alpha Cronbach pada software IBM
SPSS Statistic 22. Adapun nilai reliabilitas yang diperoleh dapat
diinterpretasikan ke dalam beberapa kriteria menurut Ruseffendi
(2010) pada Tabel 3.6.
Tabel 3.6 Interpretasi Kriteria Reliabilitas
Skala Kriteria
0,80 < r11≤ 1,00 Sangat Tinggi
0,60 < r11≤ 0,80 Tinggi
0,40 < r11≤ 0,60 Sedang
0,20 < r11≤ 0,40 Rendah
-1,00 ≤ r11≤ 0,20 Sangat Rendah

c) Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal


Uji tingkat kesukaran bertujuan untuk mengetahui seberapa
besar kesukaran suatu soal (Zulaiha, 2008). Menurut Zulaiha (2008),
menghitung level kesukaran untuk soal yang berbentuk uraian
mengunakan rumus berikut:
Rata−rata
P= (3.4)
Skor maksimal

Keterangan:
P : Tingkat kesukaran
Rata-rata : Rata-rata skor seluruh peserta didik
Skor maksimal : Skor maksimal per butir soal
Adapun kriteria penilaian tingkat kesukaran dapat dilihat pada Tabel
3.7.
Tabel 3.7 Interpretasi Kriteria Level Kesukaran (Zulaiha, 2008)
P Kriteria
1,00 Sangat Mudah
0,70 < P ≤ 1,00 Mudah
0,30 < P ≤ 0,70 Sedang
0,00 < P ≤ 0,30 Susah
0,00 Sangat Susah

d) Analisis Daya Pembeda


Menurut Zulaiha (2008), daya pembeda bertujuan untuk
mengetahui kemampuan setiap butir soal dalam membedakan antara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

peserta didik yang menguasai materi yang diujikan dengan peserta


didik yang belum menguasai materi yang diujikan. Rumus yang
digunakan untuk menghitung daya pembeda soal berupa uraian
berbeda dengan soal pilihan ganda dikarenakan pada soal uraian
memiliki skor yang terendah dan tertinggi (Zulaiha, 2008). Untuk
mengetahui daya pembeda, seluruh peserta dibagi menjadi dua
kelompok berdasarkan total skor yang didapatkan setelah pengerjaan
instrumen tes. Setiap kelompok memiliki jumlah anggota yang sama.
Kelompok pertama merupakan peserta didik dengan nilai teratas
sedangkan kelompok kedua merupakan peserta didik dengan nilai
terendah. Rata-rata dari skor kelas atas dan kelas bawah penting untuk
mendapatkan nilai dari daya pembeda.
Menurut Zulaiha (2008), rumus yang digunakan untuk soal
berbentuk uraian yaitu:
(Rata−rata A) − (Rata−rata B)
D= (3.5)
Skor maksimal

Keterangan:
D : Daya pembeda
Rata-rata A : Rata-rata skor kelas atas
Rata-rata B : Rata-rata skor kelas bawah
Skor maksimal : Skor maksimal per butir soal
Adapun kriteria penilaian daya beda dapat dilihat pada Tabel 3.8.
Tabel 3.8 Interpretasi Kriteria Daya Pembeda (Zulaiha, 2008)
D Kriteria
0,70 < D ≤ 1,00 Sangat Baik
0,40 < D ≤ 0,70 Baik
0,20 < D ≤ 0,40 Cukup
0,00 < D ≤ 0,02 Jelek
D ≤ 0,00 Sangat Jelek

e) Analisis Level Literasi sains


Analisis level literasi sains peserta didik dilakukan dengan
menghitung total skor yang didapatkan peserta didik. Total skor yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

didapatkan kemudian dihitung menjadi nilai persen menggunakan


rumus berikut:
Σx
P= x 100% (3.6)
Σy

Keterangan:
P: Nilai persen
Σx: Jumlah skor yang diperoleh
Σy: Jumlah skor maksimal
Adapun kriteria level literasi sains peserta didik dapat dilihat pada
Tabel 3.9.
Tabel 3.9 Interpretasi Kriteria Level Literasi sains (Lestari, 2018)
Nilai Persen Predikat Kategori
86 - 100% Sangat baik
Tinggi
76 - 85% Baik
60 – 75% Cukup Sedang
55 – 59% Kurang
≤ 54% Kurang sekali Rendah

f) Analisis Hasil Angket Respon Peserta Didik


Analisis angket respon peserta didik dilakukan dengan
menghitung total skor pada lembar angket respon peserta didik. Total skor
yang didapatkan kemudian dihitung menjadi nilai persen menggunakan
rumus berikut:
Σx
P= x 100% (3.7)
Σy

Keterangan:
P : Nilai persen
Σx : Jumlah skor yang diperoleh
Σy : Jumlah skor maksimal
Adapun kriteria tingkat kepraktisan instrumen tes berdasarkan angket
respon peserta didik dapat dilihat pada Tabel 3.10 dibawah ini.
Tabel 3.10 Interpretasi Kriteria Kepraktisan (Akbar, 2015)
Nilai Persen Kriteria
85,01% - 100% Sangat Praktis
70,01% - 80% Praktis
50,01% - 70% Kurang praktis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

01,00% - 50% Tidak praktis


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Penelitian Proses Mengajar dan Belajar
Penelitian proses mengajar dan belajar dimulai dengan penyusunan
pedoman wawancara dan pengambilan data wawancara kemudian dilanjutkan
dengan pengolahan data wawancara. Berdasarkan hasil wawancara pada guru
kimia di SMA Stella Duce Bambanglipuro, guru menyatakan belum pernah
menggunakan atau mengembangkan instrumen tes untuk mengukur level literasi
sains peserta didik terutama pada materi makromolekul. Evaluasi pembelajaran
dengan pemberian soal latihan belum memenuhi empat aspek literasi sains yaitu
materi kimia, kimia dalam konteks, HOLS dan aspek afektif. Guru menyatakan
bahwa aspek terpenting dalam proses penyusunan instrumen tes yaitu adanya
kisi-kisi soal, keterangan dalam pemberian skor di setiap jawaban soal,
kesesuaian pengembangan IPK berdasarkan KD dan pembuatan soal
berdasarkan sumber yang terpercaya. Selama evaluasi pembelajaran yang sudah
dilakukan sebelumnya, guru menganggap bahwa keberhasilan belajar peserta
didik dapat diketahui ketika peserta didik mampu untuk menganalisis dan
menarasikan materi yang diujikan.
Makromolekul merupakan salah satu materi yang contohnya banyak
ditemukan dalam kehidupan sehari-hari namun guru belum pernah melakukan
evaluasi dalam aspek kognitif pada materi tersebut. Proses pembelajaran pada
materi makromolekul dilakukan dengan presentasi kelompok. Kegiatan
pembelajaran yang dilakukan dengan presentasi hanya mampu mengukur dua
aspek yaitu aspek afektif dan psikomotorik karena hanya menilai keterampilan
dan sikap peserta didik dalam menjelaskan dan berdiskusi sehingga guru sulit
untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman dan penguasan konsep peserta
didik pada materi makromolekul. Menurut Hutapea (2019), aspek afektif dan
psikomotorik termasuk dalam bentuk evaluasi tanpa menguji kemampuan
kognitif peserta didik karena berkaitan dengan sikap dan keterampilan. Penilaian
dalam evaluasi tersebut dilakukan dengan bentuk pengamatan peserta didik
secara langsung.

37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

Berdasarkan hasil wawancara, guru menyatakan bahwa penting untuk


merancang instrumen tes untuk mengukur level literasi sains peserta didik pada
materi makromolekul karena contoh makromolekul banyak ditemukan di dalam
kehidupan sehari-hari. Hasil wawancara ini menjadi ide utama dalam perumusan
perancangan instrumen tes. Peneliti memutuskan untuk merancang instrumen tes
untuk mengukur level literasi sains peserta didik pada materi makromolekul.
Hasil wawancara dapat dilihat pada Lampiran 13.
B. Klasifikasi dan Analisis Struktur Konten
1. Analisis Silabus dan Kisi-Kisi Instrumen Tes
Analisis silabus dan kisi-kisi instrumen tes dilakukan agar butir soal
yang termuat dalam perancangan instrumen tes sesuai dengan Kompetensi
Dasar (KD) yang terdapat dalam silabus kimia kurikulum 2013. Analisis
silabus pada materi Makromolekul memuat perumusan Indikator Pencapaian
Kompetensi (IPK) dari Kompetensi Dasar (KD) dan Kompetensi Inti (KI)
(Wahyuni & Yusmaina, 2020). Analisis silabus dilakukan untuk
menyesuaikan IPK yang dikembangkan dengan KD terkait materi
makromolekul. Analisis silabus mempermudah dalam proses pembuatan soal
dalam instrumen tes. Berdasarkan analisis silabus kimia kurikulum 2013, KI
yang digunakan merupakan KI 3 yang mengarah pada aspek kognitif dan KD
3.11. Hasil analisis silabus untuk topik Makromolekul kelas XII IPA SMA
menggunakan silabus kimia kurikulum 2013 dengan hasil perancangan IPK
sesuai KD dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Hasil Analisis KI, KD dan IPK
KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
KD 3.11 IPK
Menganalisis tata nama, sifat 3.11.1 Menganalisis struktur, tata
dan penggolongan nama, sifat dan reaksi yang terjadi
makromolekul (polimer, dalam polimer.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

karbohidrat, protein dan lemak). 3.11.2 Menganalisis struktur, uji


kualitatif dan uji gula pereduksi pada
senyawa karbohidrat.
3.11.3 Menganalisis struktur, reaksi,
dan fungsi dari protein.
3.11.4 Menganalisis struktur, reaksi,
dan fungsi dari lemak.

Kisi-kisi instrumen tes selain memuat IPK juga memuat indikator


soal, capaian level kognitif dan capaian level literasi sains. Menurut
Endaryono (2017), indikator merupakan sebuah penanda atau ciri yang
merujuk pada pemenuhan standar kompetensi yang diterapkan sehingga
indikator soal bertujuan menjadi tanda bahwa soal yang dikembangkan
memenuhi standar kompetensi dalam kurikulum yang digunakan. Setiap butir
soal yang terdapat dalam instrumen tes memiliki capaian level kognitif yang
mengikuti taksonomi Bloom. Menurut Gunawan (2012), taksonomi Bloom
merupakan klasifikasi ranah kognitif untuk tujuan pendidikan seperti dalam
penyusunan kurikulum dan evaluasi. Taksonomi Bloom dibagi menjadi enam
kategori yang diurutkan dari capaian sederhana hingga paling kompleks.
Butir soal yang dibuat dalam perancangan instrumen tes untuk
mengukur level literasi i sains peserta didik pada materi makromolekul
tersebar pada level kognitif C1 (pengetahuan) sampai C4 (analisis) dan
didominasi pada capaian level kognitif level kognitif C4 (analisis). Butir soal
dengan level kognitif pada C5 (sintesis) dan C6 (evaluasi) sulit untuk
dikembangkan karena menyesuaikan KD 3.11 pada silabus kimia kurikulum
2013 yang terfokus pada capaian level kognitif menganalisis. Menurut
Gunawan (2012), capaian analisis merupakan capaian di mana suatu konsep
atau pengertian dapat dijelaskan sehingga maknanya dan ide-idenya menjadi
lebih jelas. Kisi-kisi instrumen tes juga memuat capaian level literasi sains.
Menurut Shwartz, et al., (2006), terdapat lima capaian level literasi sains.
Dalam instrumen tes yang dikembangkan hanya memuat empat capaian level
literasi peserta didik yaitu scientific illiteracy, nominal scientific literacy,
functional scientific literacy dan conceptual scientific literacy. Menurut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

Shwartz, et al., (2006), level multi-dimensional scientific literacy merupakan


level tertinggi di mana peserta didik mampu menghubungkan ilmu sains
dengan teknologi dan masalah besar yang menantang dalam kehidupan
sehari-hari. Butir soal yang dimuat dalam instrumen tes belum mampu
mengukur level tersebut karena perancangan instrumen tes dibatasi pada
analisis konsep dasar.
2. Analisis Literatur dan Klasifikasi Konsep Dasar Materi Terkait
Analisis literatur dan klarifikasi konsep dasar materi bertujuan untuk
mengonfirmasi kebenaran dan menghindari miskonsepsi dari konsep dan
struktur konten sains pada materi makromolekul sehingga analisis ini
dilakukan dengan menggunakan beberapa buku universitas (Wahyuni &
Yusmaina, 2020). Analisis literatur dan klarifikasi konsep dasar materi
dilakukan dengan menggunakan 12 buku universitas yang sudah dipilih
karena menyesuaikan materi yang ada dalam instrumen tes. Dua belas buku
universitas yang digunakan dapat dilihat pada Lampiran 14.
3. Modifikasi Konsep Dasar Sesuai Kimia Kontekstual dan Literasi sains
Tahap modifikasi konsep dasar kimia kontekstual dan literasi sains
merupakan tahapan akhir dalam analisis konteks. Tahapan analisis konteks
berisi analisis penerapan dan korelasi antara konsep kimia dengan peristiwa
dalam kehidupan sehari-hari (Wahyuni & Yusmaina, 2020). Pada tahap ini,
konsep dasar hasil analisis literatur dan klasifikasi konsep dasar materi dari
buku universitas disesuaikan dengan konteks dalam kehidupan sehari-hari.
Konteks yang digunakan di setiap butir soal dalam instrumen tes
massesemiliki hubungan dengan konsep pembelajaran yang diberikan yaitu
makromolekul. Hasil analisis konteks yang digunakan di setiap soal dapat
dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Konteks yang Digunakan Dalam Butir Soal
No Materi Nomor Konteks yang Buku Referensi
Soal digunakan
1. Polimer 1 Kantong Plastik Rochmadi
(2018) dan
Riswiyanto
(2009)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

No Materi Nomor Konteks yang Buku Referensi


Soal digunakan
2 Getah Karet Mentah Chang (2005)
3 Getah Karet Mentah Chang (2005)
4 Pelindung Lampu Rochmadi
Kendaraan (2018) dan
Riswiyanto
(2009)
5 Dakron Kotz (2015)
2. Karbohidrat 6 Air Nira Pohon Aren Sumardjo
(2009)
7 Air Susu Ibu (ASI) Riswiyanto
(2009)
8 Sumber Karbohidrat Fessenden &
(Gandum, Jagung Fessenden
dan Ubi) (1992) dan
Sumardjo
(2009)
9 Beras Merah Fessenden &
Fessenden
(1992) dan
Sumardjo
(2009)
10 Air tebu Fessenden &
Fessenden
(1992)
3. Protein 11 Telur Fessenden &
Fessenden
(1992)
12 Ikan Salmon Suprayitno
(2017)
13 Sumber Protein Suprayitno
(Daging, Susu dan (2017)
Ikan)
14 Asam Amino dalam Marks (2000)
Hemoglobin
15 Rambut Suprayitno
(2017)
4. Lemak 16 Margarin dan Kusnandar
Minyak (2019)
17 Minyak Goreng Kusnandar
Bekas Pakai (2019)
18 Keju dan Yogurt Estiasih (2016)
19 Minyak dan Sabun Riswiyanto
(2009)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

No Materi Nomor Konteks yang Buku Referensi


Soal digunakan
20 Minyak Zaitun Subroto (2008)
C. Desain dan Evaluasi Proses Mengajar dan Belajar
1. Perancangan Instrumen Tes
Desain dari instrumen tes untuk mengukur level literasi sains peserta
didik pada materi makromolekul dibuat menggunakan Microsoft Office Word
16 dan Canva. Instrumen tes terdiri atas 42 halaman yang memuat sampul
depan, petunjuk penggunaan soal, lembar soal dan lembar jawaban. Sampul
depan instrumen tes yang dirancang memuat nama sekolah untuk uji coba
terbatas, materi yang diujikan, nama dan instansi peneliti serta kode peserta
didik. Tabel 4.3 menunjukkan sampul depan instrumen tes.
Tabel 4.3 Sampul Depan Instrumen Tes
Sampul Depan Keterangan
1. Nama sekolah untuk uji coba
1 terbatas
2
2. Materi yang diujikan
3. Nama dan instansi peneliti
3 4. Kode peserta didik

Desain lembar soal pada instrumen tes memuat beberapa komponen


yaitu judul penelitian, materi yang diujikan, KD dan IPK, nomor soal,
konteks soal, konsep, pertanyaan, keterangan gambar dan nama instansi
peneliti. Desain lembar soal mengadopsi instrumen tes yang dibuat oleh
Wahyuni dan Yusmaita (2020) yang memuat konteks, konsep dan pertanyaan
dalam bentuk HOLS. Tabel 4.4 menunjukkan desain lembar soal pada
instrumen tes.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 4.4 Desain Lembar Soal pada Instrumen Tes


Desain Lembar Soal Keterangan
2 1 1. Judul penelitian
2. Materi yang diujikan
3 8 3. KD dan IPK
4. Nomor soal
4
5. Konteks soal
5 9 6. Konsep
7. Pertanyaan HOLS
6 8. Keterangan gambar
9. Keterangan gambar
7 10. Nama dan instansi peneliti

10

Tabel 4.4 menunjukkan komponen yang terdapat dalam lembar soal


pada instrumen tes. Urutan komponen yang terdapat pada lembar soal yaitu a)
judul penelitian yang dilakukan oleh peneliti; b) materi yang diujikan
(polimer/karbohidrat/protein/lemak); c) KD dan IPK yang sesuai dengan
materi yang diujikan; d) nomor soal; e) konteks soal yang berisi
implementasi konsep dalam kehidupan sehari-hari; f) konsep atau materi
terkait pertanyaan soal; g) pertanyaan berbasis HOLS; h) keterangan gambar
yang menyesuaikan konteks soal; dan i) nama dan instansi peneliti.
2. Hasil Analisis Validasi Ahli
a. Analisis Validasi Instrumen Tes
Validasi instrumen tes oleh empat validator. Total skor yang
didapatkan dari setiap aspek kemudian dihitung dan diubah menjadi nilai
persen. Lembar validasi instrumen tes oleh empat validator dapat dilihat
pada Lampiran 15. Hasil validasi instrumen tes oleh empat validator
disajikan pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Hasil Validasi Instrumen Tes
Validator
No Aspek Penilaian
V1 V2 V3 V4
1 Komponen Materi 100% 93% 93% 87%
2 Grafis 95% 95% 90% 80%

43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

Validator
No Aspek Penilaian
V1 V2 V3 V4
3 Efektivitas 87% 87% 100% 80%
Rata-rata Persentase 94% 92% 94% 82%
Sangat Sangat Sangat
Kriteria Layak
Layak Layak Layak
Rata-rata persentase 91%
Kriteria Sangat Layak

Berdasarkan Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa hasil penilaian


empat validator terhadap perancangan instrumen tes yang kemudian
diubah menjadi nilai persen menunjukkan rata-rata nilai persentase
sebesar 91%. Rata-rata nilai persentase tersebut menunjukkan bahwa
hasil validasi instrumen tes berada pada kriteria sangat layak. Menurut
Akbar (2013), nilai rata-rata persen yang berada diatas 85% termasuk ke
dalam kriteria sangat layak sehingga dapat disimpulkan berdasarkan hasil
rata-rata persentase yang didapatkan, perancangan instrumen instrumen
tes dianggap sangat layak untuk digunakan dalam uji coba terbatas
dengan perbaikan berdasarkan saran validator.
b. Analisis Validasi Butir Soal
Total skor yang didapatkan dari setiap aspek penilaian untuk
setiap butir soal dari setiap validator dihitung dan diolah menggunakan
uji validitas skala Aiken’s V. Lembar validasi setiap butir soal oleh empat
validator dapat dilihat pada Lampiran 16. Perhitungan uji validitas skala
Aiken’s V dilakukan menggunakan Microsoft Office Excel 16 dan hasil
perhitungan setiap butir soal dapat dilihat pada Lampiran 17. Hasil
validasi setiap butir soal beserta kriterianya disajikan pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6 Hasil Validasi Butir Soal dalam Instrumen Tes
No Nomor Butir Soal Rata-rata V Kriteria
1. 1 0,896 Validitas sangat tinggi
2. 2 0,934 Validitas sangat tinggi
3. 3 0,906 Validitas sangat tinggi
4. 4 0,885 Validitas sangat tinggi
5. 5 0,899 Validitas sangat tinggi
6. 6 0,885 Validitas sangat tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

No Nomor Butir Soal Rata-rata V Kriteria


7. 7 0,892 Validitas sangat tinggi
8. 8 0,882 Validitas sangat tinggi
9. 9 0,868 Validitas sangat tinggi
10. 10 0,868 Validitas sangat tinggi
11. 11 0,899 Validitas sangat tinggi
12. 12 0,878 Validitas sangat tinggi
13. 13 0,854 Validitas sangat tinggi
14. 14 0,878 Validitas sangat tinggi
15. 15 0,875 Validitas sangat tinggi
16. 16 0,875 Validitas sangat tinggi
17. 17 0,892 Validitas sangat tinggi
18. 18 0,851 Validitas sangat tinggi
19. 19 0,872 Validitas sangat tinggi
20. 20 0,889 Validitas sangat tinggi
Rata-rata V 0,884 Validitas sangat tinggi

Berdasarkan Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa validitas di setiap


butir soal berdasarkan penilaian setiap aspek butir soal menunjukkan
kriteria validitas sangat tinggi karena nilai yang didapatkan melebihi
0,800 dengan hasil rata-rata uji validitas skala Aiken’s V sebesar 0,884.
Menurut Akbar (2013), nilai validitas skala Aiken’s V yang berada diatas
0,800 termasuk ke dalam kriteria validitas sangat tinggi dan layak untuk
digunakan dalam uji coba. Berdasarkan pernyataan tersebut dan hasil
validitas skala Aiken’s V yang menunjukkan hasil diatas 0,800 maka 20
butir soal dianggap layak untuk digunakan dalam uji coba terbatas
dengan perbaikan berdasarkan saran validator.
c. Analisis Validasi Lembar Pretest dan Posttest
Total skor dari setiap aspek penilaian dari setiap validator
dihitung dan diolah menggunakan uji validitas skala Aiken’s V. Lembar
validasi pretest dan posttest oleh empat validator dapat dilihat pada
Lampiran 18. Perhitungan uji validitas skala Aiken’s V dilakukan
menggunakan Microsoft Office Excel 16 dan hasil perhitungan setiap
aspek pretest dan posttest dapat dilihat pada Lampiran 19. Hasil validasi
lembar pretest dan posttest beserta kriterianya disajikan pada Tabel 4.7.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

Tabel 4.7 Hasil Validasi Lembar Pretest dan Posttest


No Aspek Penilaian Rata-rata V Kriteria
1. 1 0,938 Validitas sangat tinggi
2. 2 0,938 Validitas sangat tinggi
3. 3 0,875 Validitas sangat tinggi
4. 4 0,938 Validitas sangat tinggi
5. 5 0,875 Validitas sangat tinggi
6. 6 0,875 Validitas sangat tinggi
7. 7 0,813 Validitas sangat tinggi
8. 8 0,938 Validitas sangat tinggi
Rata-rata V 0,898 Validitas sangat tinggi

Berdasarkan Tabel 4.7 dapat diketahui bahwa hasil penilaian


empat validator terhadap lembar pretest dan posttest menunjukkan
kriteria validitas sangat tinggi karena nilai yang didapat melebihi 0,800
dengan hasil rata-rata uji validitas skala Aiken’s V sebesar 0,898.
Menurut Akbar (2013), nilai validitas skala Aiken’s V yang berada diatas
0,800 termasuk ke dalam kriteria validitas tinggi dan layak untuk
digunakan dalam uji coba. Berdasarkan pernyataan tersebut dan hasil
validitas skala Aiken’s V yang menunjukkan hasil diatas 0,800 dapat
disimpulkan bahwa lembar pretest dan posttest dianggap layak untuk
digunakan dalam uji coba terbatas dengan perbaikan berdasarkan saran
validator.
d. Analisis Validasi Lembar Angket Respon Peserta Didik
Total skor yang didapatkan dari setiap aspek oleh setiap
validator kemudian dihitung dan diubah menjadi nilai persen. Lembar
validasi angket respon peserta didik oleh empat validator dapat dilihat
pada Lampiran 20. Hasil validasi lembar angket respon peserta didik oleh
empat ahli materi disajikan pada Tabel 4.8.
Tabel 4.8 Hasil Validasi Lembar Angket Respon Peserta Didik
Validator
No Aspek Penilaian
V1 V2 V3 V4
1. Kejelasan 80% 93% 100% 100%
2. Ketepatan 80% 80% 100% 100%
3. Validitas 80% 80% 80% 100%
4. Bahasa 80% 90% 100% 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

Validator
No Aspek Penilaian
V1 V2 V3 V4
5. Konstruksi 80% 80% 80% 100%
Rata-rata Persentase 80% 85% 92% 100%
Sangat Sangat Sangat
Kriteria Layak
Layak Layak Layak
Rata-rata persentase 89%
Kriteria Sangat Layak

Berdasarkan Tabel 4.8 dapat diketahui bahwa hasil penilaian


empat validator terhadap lembar angket respon peserta didik yang
kemudian diubah menjadi nilai persen menunjukkan bahwa penilaian
dari validator 1 menunjukkan kriteria layak dengan nilai persen sebesar
80% sedangkan validator 2, 3 dan 4 menunjukkan kriteria sangat layak
dengan nilai persen diatas 85%. Rata-rata nilai persen untuk validasi
lembar angket respon peserta didik yaitu sebesar 91% dengan kriteria
sangat layak. Menurut Akbar (2013), nilai persen yang berada di rentang
nilai 69% sampai 84% berada pada kriteria layak sedangkan nilai persen
yang berada di rentang nilai 85% sampai 100% berada pada kriteria
sangat layak. Berdasarkan hasil rata-rata persentase yang didapatkan dari
penilaian validator dapat disimpulkan bahwa lembar angket respon
peserta didik dianggap sangat layak untuk digunakan dalam uji coba
terbatas dengan perbaikan berdasarkan saran validator.
3. Rekonstruksi Akhir
a. Revisi Instrumen Tes
Lembar validasi instrumen tes memuat komentar dan saran dari
validator terkait perancangan instrumen tes untuk mengukur level literasi
sains peserta didik pada materi makromolekul. Revisi instrumen tes
dilakukan dengan memeriksa dan memperbaiki sesuai dengan komentar
dan saran dari validator agar instrumen tes menjadi lebih baik. Komentar
dan saran dari validator dan perbaikan yang dilakukan disajikan pada
Tabel 4.9.
Tabel 4.9 Komentar dan Saran Instrumen Tes
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

No Validator Komentar dan Saran Revisi


1. Validator 1 - -
2. Validator 2 1. Indikator perlu 1. Revisi penulisan
diperjelas. indikator telah
2. Perbaikan konsistensi dilakukan.
jenis huruf, resolusi 2. Revisi pada
gambar dan sitasi jenis huruf,
gambar pada butir resolusi gambar
soal. dan penambahan
3. Nomor KD dan IPK di sitasi di setiap
setiap butir soal perlu gambar.
ditambahkan. 3. Penambahan
4. Konstruksi komponen keterangan KD
dalam aspek penilaian dan IPK disetiap
diperbaiki. butir soal.
4. Perbaikan
konstruksi
komponen
dalam aspek
penilaian.
3. Validator 3 Sudah baik dan sesuai. -
4. Validator 4 - -

Berdasarkan Tabel 4.9 dapat disimpulkan bahwa komentar dan


saran dari validator 2 dalam revisi instrumen tes terletak pada konsistensi
jenis huruf, resolusi gambar dan sitasi gambar serta keterangan KD dan
IPK yang perlu ditambahkan di setiap soal. Revisi instrumen tes sesuai
dengan komentar dan saran oleh validator 2 ditunjukkan dalam Tabel
4.10.
Tabel 4.10 Revisi Instrumen Tes
No Sebelum Revisi Sesudah Revisi
1.

2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

No Sebelum Revisi Sesudah Revisi


3.

Berdasarkan Tabel 4.10, nomor 1 menunjukkan revisi pada


konsistensi huruf yang digunakan dan perubahan komponen nama SMA
menjadi status pendidikan, nomor 2 menunjukkan revisi pada
penambahan sitasi pada setiap gambar di butir soal dan nomor 3
menunjukkan revisi pada penambahan keterangan KD dan IPK di setiap
soal.
b. Revisi Butir Soal
Lembar validasi butir soal memuat komentar dan saran dari
validator untuk setiap butir soal yang terdapat dalam perancangan
instrumen tes untuk mengukur level literasi sains peserta didik. Revisi
butir soal dilakukan dengan memeriksa dan memperbaiki sesuai dengan
komentar dan saran dari validator agar butir soal menjadi lebih baik.
Komentar dan saran dari validator disajikan pada Tabel 4.11.
Tabel 4.11 Komentar dan Saran Butir Soal dalam Instrumen Tes
No Validator Butir Komentar dan Saran Revisi
Soal
1. Validator 1 2, 3, 4 Terdapat kesalahan Revisi pada
penulisan kata. struktur
kalimat
kesalahan
penulisan
kata.
2. Validator 2 1 Revisi konstruksi soal. Revisi pada
2 Revisi istilah dalam konstruksi
butir soal. soal, sitasi,
3 Revisi konstruksi soal. hubungan
4, 9, Revisi konstruksi soal, konteks,
12 hubungan konteks dan gambar
HOLS. yang tidak
5, 11, Revisi sitasi, gambar sesuai,
14, 16, dan konstruksi soal. HOLS dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

No Validator Butir Komentar dan Saran Revisi


Soal
17, 20 gambar.
6,7,8, Revisi konstruksi soal,
10, sitasi, hubungan
13,15 konteks dan HOLS.
18 Revisi gambar.
19 Revisi sitasi.
3. Validator 3 1 - 20 Baik. -
4. Validator 4 - - -

Berdasarkan Tabel 4.11, komentar dan saran dari validator 1 dan


2 didominasi oleh revisi pada konstruksi soal, penambahan sitasi di setiap
keterangan gambar, hubungan konteks dan pertanyaan serta gambar yang
perlu diperjelas. Contoh revisi di beberapa soal sesuai dengan komentar
dan saran dari validator 1 dan 2 disajikan pada Tabel 4.12.
Tabel 4.12 Revisi Butir Soal dalam Instrumen Tes
No Sebelum Revisi Sesudah Revisi
1.

2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

Berdasarkan Tabel 4.12, contoh nomor 1 menunjukkan revisi


soal yang terletak pada penambahan keterangan KD dan IPK,
penambahan sitasi di keterangan gambar dan konstruksi konteks. Contoh
nomor 2 menunjukkan revisi soal pada penambahan keterangan KD dan
IPK, penambahan sitasi di keterangan gambar dan revisi gambar
menyesuaikan contoh pada konsep yang diberikan.
c. Revisi Lembar Pretest dan Posttest
Lembar validasi pretest dan posttest memuat komentar dan
saran dari validator terkait lembar pretest dan posttest yang diberikan ke
peserta didik. Revisi lembar pretest dan posttest dilakukan dengan
memeriksa dan memperbaiki sesuai dengan komentar dan saran dari
validator agar lembar pretest dan posttest menjadi lebih baik. Komentar
dan saran dari validator disajikan pada Tabel 4.13.
Tabel 4.13 Komentar dan Saran Pada Lembar Pretest dan Posttest
No Validator Komentar dan Saran Revisi
1. Validator 1 Kuesioner sudah baik -
2. Validator 2 Konstruksi kalimat perlu Revisi pada
diperbaiki. konstruksi kalimat.
3. Validator 3 Sudah sangat baik -
4. Validator 4 - -

Berdasarkan Tabel 4.13 dapat disimpulkan bahwa komentar dan


saran dari validator 2 dalam lembar pretest dan posttest terletak pada
konstruksi kalimat. Revisi yang dilakukan pada lembar pretest dan
posttest disajikan pada Tabel 4.14.
Tabel 4.14 Revisi Pada Lembar Pretest dan Posttest
No Sebelum Revisi Sesudah Revisi
1. 1. Bahan pembuatan perahu 1. Bahan pembuatan perahu
karet terbuat dari getah karet terbuat dari getah
pohon karet yang proses pohon karet yang terjadi
pembuatannya melalui melalui reaksi vulkanisasi.
reaksi vulkanisasi.
2. Asam lemak dibagi 2. Asam lemak terbagi ke
menjadi 2 jenis yaitu dalam 2 jenis yaitu asam
asam lemak jenuh dan lemak jenu h dan asam
asam lemak tak jenuh. lemak tak jenuh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

d. Revisi Lembar Angket Respon Peserta Didik


Lembar validasi angket respon peserta didik memuat komentar
dan saran dari validator terkait lembar angket respon yang diberikan ke
peserta didik. Revisi lembar angket respon peserta didik dilakukan
dengan memeriksa dan memperbaiki sesuai dengan komentar dan saran
dari validator agar lembar angket respon peserta didik menjadi lebih baik.
Komentar dan saran dari validator disajikan pada Tabel 4.15.
Tabel 4.15 Komentar dan Saran Lembar Angket Respon Peserta Didik
No Validator Komentar dan Saran Revisi
1. Validator 1 - -
2. Validator 2 Perlu adanya revisi konstruksi Revisi pada
pertanyaan. konstruksi
pertanyaan.
3. Validator 3 Angket mudah dipahami dan -
jelas
4. Validator 4 - -

Berdasarkan Tabel 4.16 dapat disimpulkan bahwa komentar dan


saran dari validator 2 terletak pada revisi konstruksi pernyataan yang
lebih spesifik untuk topik makromolekul dan diarahkan pada
ketercapaian level literasi sains. Revisi yang dilakukan pada angket
respon peserta didik sesuai dengan saran oleh validator 2 disajikan pada
Tabel 4.16.
Tabel 4.16 Revisi Pada Angket Respon Peserta Didik
No Sebelum Revisi Sesudah Revisi
1. Saya merasa senang Saya merasa senang
mengerjakan instrumen mengerjakan butir soal dalam
tes. instrumen tes makromolekul.
2. Saya mendapat ilmu baru Saya mendapat pengetahuan baru
sehubungan dengan dari informasi dalam instrumen
pengantar pada setiap soal. tes makromolekul.
3. Instrumen tes menjadikan Butir soal dalam instrumen tes
saya berpikir lebih kritis. makromolekul menjadikan saya
mampu mengembangkan
pemahaman suatu konsep dan
menghubungkannya dalam
kehidupan sehari-hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

Berdasarkan Tabel 4.16 menunjukkan bahwa revisi sesuai


dengan komentar dan saran dari validator 2 telah membuat pernyataan
menjadi lebih spesifik pada materi makromolekul dan menunjukkan
ketercapaian level literasi sains.
4. Uji Coba Terbatas
Uji coba terbatas menghasilkan data untuk mengetahui kualitas dari
perancangan instrumen tes untuk mengukur level literasi sains peserta didik.
Menurut Nuswowati, dkk., (2010), instrumen tes yang dirancang dapat
dikatakan baik jika valid, reliabel, memiliki daya pembeda dan tingkat
kesukaran soal yang baik.
a. Analisis Validasi Butir Soal menggunakan Koefisien Korelasi
Uji validitas koefisien korelasi (rxy) bertujuan untuk mengetahui
validitas setiap butir soal yang terdapat dalam perancangan instrumen tes
untuk mengukur level literasi sains peserta didik. Nilai validitas koefisien
korelasi dapat diketahui melalui perhitungan Pearson Product Moment
menggunakan software IBM SPSS Statistics 22. Uji validitas ini
menganalisis validitas setiap butir soal dengan cara mengkorelasikan
skor dari tiap butir soal dengan skor total seluruh butir soal (Sugiyono,
2013). Nilai rxy hasil perhitungan Pearson Product Moment
menggunakan software IBM SPSS Statistics 22 dapat dilihat pada
Lampiran 21. Berdasarkan hasil perhitungan Pearson Product Moment
menggunakan software IBM SPSS Statistics 22, nilai rxy yang didapatkan
memiliki sebaran antara validitas sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah
dan sangat rendah. Menurut Guilford dalam Suherman (2003), validitas
sangat tinggi memiliki rentang nilai rxy diatas 0,90; validitas tinggi antara
0,70 sampai 0,90; validitas sedang antara 0,40 sampai 0,70; validitas
rendah antara 0,20 sampai 0,40; dan validitas sangat rendah di bawah
0,20. Hasil uji validitas menggunakan koefisien korelasi (rxy) beserta
kriterianya disajikan pada Tabel 4.17.
Tabel 4.17 Hasil Uji Validitas menggunakan Koefisien Korelasi (rxy)
No Nomor Butir Materi Rxy Kriteria Validitas
Soal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

No Nomor Butir Materi Rxy Kriteria Validitas


Soal
1. 1a 0,634 Tinggi
2. 1b 0,841 Sangat Tinggi
3. 2a 0,502 Sedang
4. 2b 0,797 Tinggi
5. 3a 0,224 Rendah
Polimer
6. 3b 0,526 Sedang
7. 4a 0,857 Sangat Tinggi
8. 4b 0,498 Sedang
9. 5a 0,481 Sedang
10. 5b 0,505 Sedang
11. 6a 0,890 Sangat Tinggi
12. 6b 0,433 Sedang
13. 7a 0,187 Sangat Rendah
14. 7b 0,314 Rendah
15. 8a 0,433 Sedang
Karbohidrat
16. 8b 0,371 Rendah
17. 9a 0,259 Rendah
18. 9b 0,204 Rendah
19. 10a 0,303 Rendah
20. 10b 0,268 Rendah
21. 11a 0,650 Tinggi
22. 11b 0,364 Rendah
23. 12a 0,433 Sedang
24. 12b 0,433 Sedang
25. 13a 0,433 Sedang
Protein
26. 13b 0,433 Sedang
27. 14a 0,189 Sangat Rendah
28. 14b 0,394 Rendah
29. 15a 0,212 Rendah
30. 15b 0,211 Rendah
31. 16a 0,303 Rendah
32. 16b 0,298 Rendah
33. 17a 0,184 Sangat Rendah
34. 17b 0,252 Rendah
35. 18 Lemak 0,204 Rendah
36. 19A 0,890 Sangat Tinggi
37. 19B 0,927 Sangat Tinggi
38. 20A 0,432 Sedang
39. 20B 0,308 Rendah

Menurut Sudijono (2012), validitas butir soal merupakan bagian


dari validitas isi karena butir soal digunakan sebagai alat ukur untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

mengetahui hasil belajar. Suatu alat ukur yang digunakan untuk


mengetahui hasil belajar dapat dikatakan valid jika sesuai dengan isi
kurikulum yang ingin diukur. Djiwandono (1996) mengungkapkan
bahwa validitas isi mengharuskan adanya kesesuaian antara alat tes yang
digunakan sebagai alat ukur dengan kemampuan yang ingin diukur.
Berdasarkan Tabel 4.17, setiap soal yang terdapat dalam instrumen tes
memiliki kriteria validitas beragam dari validitas sangat tinggi hingga
sangat rendah. Distribusi presentase kriteria validitas butir soal
berdasarkan nilai koefisien korelasi (rxy) disajikan pada Tabel 4.18.
Tabel 4.18 Distribusi Persentase Kriteria Validitas menggunakan
Koefisien Korelasi (rxy)
Kriteria Jumlah Soal Persentase
Validitas sangat tinggi 5 12,8%
Validitas tinggi 3 7,7%
Validitas sedang 12 30,8%
Validitas rendah 16 41%
Validitas sangat rendah 3 7,7%
Total 39 100%

Ada 20 nomor soal yang terdapat dalam instrumen tes,


terdapat 19 nomor soal yang didalamnya memuat 2 butir soal dan 1
nomor soal yang memuat hanya 1 butir soal sehingga total jumlah butir
soal yang terdapat dalam 20 nomor soal yaitu 39 butir soal. Tabel 4.18
menunjukkan terdapat 16 soal yang berada di kriteria rendah dan 3 soal
berada di kriteria sangat rendah. Kriteria soal tersebut dalam perancangan
instrumen tes termasuk tidak valid sehingga tidak digunakan dalam
perancangan instrumen tes. Ada 5 soal dengan kriteria sangat tinggi, 3
soal dengan kriteria tinggi dan 12 soal dengan kriteria sedang termasuk
ke dalam kategori soal yang valid. Menurut Solichin (2017), sebuah
instrumen alat tes dapat dikatakan valid jika pengembangan tes tersebut
tepat dapat mengukur sesuatu yang ingin diukur sehingga dalam sebuah
tes perlu untuk mengetahui kualitas butir soal yang memiliki validitas
rendah. Soal secara keseluruhan dapat dinyatakan jelek jika mengandung
butir soal dengan validitas rendah. Alpuri (2014) juga menyatakan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

soal yang dapat digunakan sebagai alat ukur untuk suatu penelitian dan
layak digunakan untuk pengambilan data penelitian hanya soal yang
termasuk ke dalam kategori valid. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat
disimpulkan bahwa berdasarkan hasil analisis uji validitas menggunakan
koefisien korelasi (rxy), terdapat total 20 butir soal dari 12 nomor soal
yang termasuk dalam kriteria validitas sedang, validitas tinggi dan
validitas sangat tinggi yang layak digunakan dalam uji coba terbatas
sebagai alat ukur untuk mengetahui level literasi sains peserta didik.
b. Analisis Validasi Instrumen Tes menggunakan Reliabilitas
Analisis reliabilitas dilakukan untuk menunjukkan konsistensi
hasil pengukuran walaupun dilakukan beberapa kali pada objek yang
sama (Arikunto, 2011). Nilai reliabilitas didapatkan melalui perhitungan
menggunakan rumus Alpha Cronbach pada software IBM SPSS
Statistics 22. Nilai reliabilitas menunjukkan bahwa instrumen dapat
digunakan sebagai alat untuk menghasilkan suatu data karena instrumen
yang dikembangkan baik (Arikunto, 2008). Menurut Arifin (2017),
konsistensi ini memberikan makna bahwa walaupun butir soal yang
diberikan berbeda dan korektor soal berbeda, karakteristik dari hasil
pengukuran tetap sama. Hasil pengukuran yang didapatkan pada
penelitian ini adalah level literasi sains peserta didik. Arikunto (2011),
menyatakan bahwa suatu alat mampu untuk mengukur kemampuan
tertentu jika soal yang diberikan termasuk valid. Berdasarkan pernyataan
tersebut dapat disimpulkan bahwa soal yang masuk dalam analisis
reliabilitas hanya soal yang termasuk kriteria valid.
Berdasarkan hasil analisis uji validitas menggunakan koefisien
korelasi (rxy), terdapat 20 soal yang valid sehingga nilai reliabilitas
dihitung hanya pada soal yang valid. Nilai reliabilitas instrumen tes
beserta nilai Alpha Cronbach untuk 20 butir soal hasil perhitungan
menggunakan rumus Alpha Cronbach pada software IBM SPSS
Statistics 22 dapat dilihat pada Lampiran 22. Tabel 4.19 menunjukkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

nilai reliabilitas instrumen tes untuk 20 butir soal yang digunakan dalam
uji coba terbatas.

Tabel 4.19 Reliabilitas Instrumen Tes


Cronbach Alpha N Item Soal
0,920 20

Menurut Basuki & Hariyanto (2014), nilai Alpha Cronbach


menunjukkan reliabel atau tidak reliabel suatu instrumen di mana jika
nilai Alpha Cronbach berada di antara 0,60 dan 1, maka instrumen
tersebut reliabel dan memiliki korelasi yang tinggi. Tabel 4.19
menunjukkan bahwa nilai Alpha Cronbach pada instrumen tes sebesar
0,920. Nilai reliabilitas tersebut menunjukkan bahwa instrumen reliabel
dan memiliki korelasi yang tinggi. Dalam skala interpretasi Ruseffendi
(2010), nilai reliabilitas yang berada di skala 0,80 sampai 1 termasuk ke
dalam kriteria tinggi. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan
bahwa 20 butir soal yang terdapat dalam instrumen tes reliabel dan
memiliki kriteria reliabilitas tinggi sehingga mampu menunjukkan
konsistensi hasil pengukuran walaupun dilakukan beberapa kali.
c. Tingkat Kesukaran
Analisis tingkat kesukaran soal dilakukan pada 20 butir soal
yang termasuk ke dalam kriteria valid karena dianggap mampu untuk
digunakan sebagai alat ukur mengukur level literasi sains peserta didik
pada materi makromolekul. Analisis tingkat kesukaran bertujuan untuk
mengetahui tingkat kesukaran soal (Zulaiha, 2008). Hasil perhitungan
tingkat kesukaran butir soal menggunakan Microsoft Office Excel 16
dapat dilihat pada Lampiran 23. Hasil uji tingkat kesukaran beserta
kriterianya disajikan pada Tabel 4.20.
Tabel 4.20 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Butir Soal
No Nomor Butir Soal Materi P Kriteria
1. 1a 0,92 Mudah
2. 1b 0,50 Sedang
3. 2a 0,33 Sedang
4. 2b 0,83 Mudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

No Nomor Butir Soal Materi P Kriteria


5. 3b Polimer 0,50 Sedang
6. 4a 0,42 Sedang
7. 4b 0,28 Susah
8. 5a 0,67 Sedang
9. 5b 0,39 Sedang
10. 6a 0,50 Sedang
11. 6b Karbohidrat 0,17 Susah
12. 8a 0,17 Susah
13. 11a 0,59 Sedang
14. 12a 0,17 Susah
15. 12b Protein 0,17 Susah
16. 13a 0,17 Susah
17. 13b 0,17 Susah
18. 19A 0,33 Sedang
19. 19B Lemak 0,47 Sedang
20. 20A 0,50 Sedang

Berdasarkan Tabel 4.20, setiap butir soal yang termasuk valid


memiliki kriteria tingkat kesukaran beragam yaitu susah, sedang dan
mudah. Distribusi presentase kriteria tingkat kesukaran butir soal yang
didapat disajikan pada Tabel 4.21.
Tabel 4.21 Distribusi Persentase Kriteria Tingkat Kesukaran Butir Soal
Kriteria Jumlah Soal Persentase
Susah 7 35%
Sedang 11 55%
Mudah 2 10%
Total 20 100%

Menurut Dwipayani (2013), proporsi tingkat kesukaran soal


seharusnya tersebar untuk memperoleh prestasi belajar yang baik.
Proporsi tersebut dapat diatur sebagai berikut: 1) soal sukar 25%, soal
sedang 50%, soal mudah 25%; 2) soal sukar 20%, soal sedang 60%, soal
mudah 20%; atau 3) soal sukar 15%, soal sedang 70%, soal mudah 15%.
Berdasarkan Tabel 4.21, distribusi kriteria tingkat kesukaran soal
didominasi oleh kriteria soal sedang sebanyak 55% diikuti kriteria susah
sebanyak 35% dan kriteria mudah sebanyak 10%. Proporsi yang
ditunjukkan pada Tabel 4.21 jika dibandingkan dengan proporsi menurut
Dwipayani (2013) memiliki kesamaan yaitu proporsi soal dengan kriteria
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

sedang lebih besar dibandingkan kriteria sukar dan mudah. Hal tersebut
menunjukkan bahwa proporsi soal dengan kriteria sedang sudah
memenuhi proporsi yang baik. Untuk soal dengan kriteria sukar dan
mudah belum memenuhi proporsi yang baik sesuai dengan proporsi
menurut Dwipayani (2013) karena proporsi antara soal kriteria sukar dan
mudah yang belum seimbang. Berdasarkan hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa proporsi soal dengan kriteria sukar dan mudah belum
memenuhi proporsi tingkat kesukaran soal yang seharusnya tersebar
untuk memperoleh prestasi belajar yang baik.
d. Daya Pembeda
Analisis daya pembeda soal bertujuan untuk menunjukkan
kemampuan butir soal dalam membedakan peserta didik yang termasuk
kelompok berkemampuan tinggi dan rendah (Fatimah & Alfath, 2019).
Daya pembeda soal membandingkan peserta didik yang sudah menguasai
atau belum menguasai materi (Arifin, 2017). Daya pembeda dapat
diketahui dengan cara membagi sampel menjadi dua kelas yang terbagi
sama besar yaitu kelas atas dan kelas bawah (Fatimah & Alfath, 2019).
Hasil yang didapatkan dalam uji coba terbatas kemudian diurutkan dari
peserta didik yang memperoleh hasil tertinggi ke hasil terendah.
Sebanyak 50% peserta didik dengan hasil tertinggi masuk kelas atas
sedangkan sebanyak 50% peserta didik dengan hasil rendah masuk ke
kelas rendah. Pembagian kelompok menjadi kelas atas dan kelas bawah
serta hasil perhitungan daya pembeda soal menggunakan Microsoft
Office Excel 16 dapat dilihat pada Lampiran 24. Hasil uji daya pembeda
soal beserta kriterianya disajikan pada Tabel 4.22.
Tabel 4.22 Hasil Uji Daya Pembeda Soal
No Nomor Butir Soal Materi DP Kriteria
1. 1a 0,06 Jelek
2. 1b 0,33 Cukup
3. 2a 0,00 Jelek
4. 2b 0,33 Cukup
5. 3b Polimer 0,20 Cukup
6. 4a 0,83 Sangat Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

No Nomor Butir Soal Materi DP Kriteria


7. 4b 0,56 Baik
8. 5a 0,67 Baik
9. 5b 0,78 Sangat Baik
10. 6a 1,00 Sangat Baik
11. 6b Karbohidrat 0,33 Cukup
12. 8a 0,33 Cukup
13. 11a 0,26 Cukup
14. 12a 0,33 Cukup
15. 12b Protein 0,33 Cukup
16. 13a 0,33 Cukup
17. 13b 0,33 Cukup
18. 19A 0,67 Baik
19. 19B Lemak 0,94 Sangat Baik
20. 20A 0,33 Cukup

Jika dilihat berdasarkan Tabel 4.22, setiap butir soal memiliki


kriteria daya pembeda soal yang beragam yaitu jelek, cukup, baik dan
sangat baik. Distribusi presentase kriteria daya pembeda soal yang
didapat disajikan pada Tabel 4.23.
Tabel 4.23 Distribusi Persentase Kriteria Daya Pembeda Soal
Kriteria Jumlah Soal Persentase
Sangat Baik 4 20%
Baik 3 15%
Cukup 11 55%
Jelek 2 10%
Total 20 100%

Berdasarkan Tabel 4.23 dapat diketahui bahwa daya pembeda


soal didominasi dengan kriteria cukup sebesar 55%. Menurut Supandi &
Farikhah (2015), soal-soal yang boleh digunakan dalam uji coba tidak
harus berada di kategori kriteria daya pembeda yang baik. Soal yang
berada di kriteria cukup dengan besar koefisien 0,2 sampai 0,4 masih
layak untuk digunakan. Terdapat dua butir soal yang berada dalam
kriteria daya pembeda jelek. Pengambilan keputusan butir soal yang
harus ditolak, direvisi atau diterima dapat diketahui berdasarkan
koefisien daya pembeda yang didapatkan. Tabel 4.22 dan Tabel 4.23
menunjukkan bahwa 20 butir soal memiliki kriteria yang bervariasi dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

jelek, cukup, baik dan sangat baik. Keputusan dalam pemilihan soal
untuk ditolak, direvisi atau diterima berdasarkan koefisien daya pembeda
dapat dilihat pada Tabel 4.24.

Tabel 4.24 Keputusan Pemilihan soal Berdasarkan Daya Pembeda


(Surapranata, 2009)
Koefisien Keputusan
> 0,30 Diterima
0,10 - 0,29 Direvisi
< 0,10 Ditolak

Berdasarkan keputusan dalam pemilihan soal pada Tabel 4.23


dapat diketahui bahwa terdapat dua butir soal yang berada pada
keputusan untuk direvisi dan dua butir soal yang ditolak. Jika dilakukan
kembali pengambilan data, dua butir soal tersebut harus direvisi karena
koefisien berada di bawah 0,29 yaitu soal 3b dengan koefisien pembeda
sebesar 0,20 dan soal 11a dengan koefisien pembeda sebesar 0,26. Dua
butir soal yang ditolak karena koefisien daya pembeda berada di bawah
0,10 yaitu soal 1a dengan koefisien pembeda sebesar 0,06 dan soal 2a
dengan koefisien pembeda sebesar 0,00. Jika ada butir soal yang ditolak,
butir soal dapat dibuang atau diganti dengan butir soal yang baru (Arifin,
2017). Daya pembeda soal yang baik dapat diketahui dari proporsi
kriteria soal. Menurut Riyani, dkk (2017), jika proporsi soal yang
memiliki koefisien daya pembeda > 0,40 sebanyak ≥ 50% atau berada di
kriteria baik keatas sebanyak ≥ 50% maka soal dikatakan memiliki daya
pembeda yang baik. Dari hasil uji daya pembeda soal, soal yang berada
pada kriteria sangat baik sebesar 20% dan baik sebesar 15% sehingga
jika dijumlahkan, proporsi soal yang berada di kriteria baik ke atas belum
mencapai 50%. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
daya pembeda soal dalam perancangan instrumen tes untuk mengukur
level literasi sains peserta didik masih kurang baik sehingga sebagai
tindak lanjut maka soal yang termasuk ke dalam kriteria cukup dan
memiliki nilai koefisien di bawah 0,29 dilakukan revisi sesuai dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

keputusan pada Tabel 4.24 dengan tujuan dapat membantu meningkatkan


proporsi soal yang berada di kriteria baik ke atas hingga mencapai 50%.
e. Level Literasi sains Peserta Didik
Level literasi sains peserta didik dapat diketahui berdasarkan skor
akhir pengerjaan instrumen tes. Total skor yang didapatkan dari kemudian
dihitung dan diubah menjadi nilai persen. Lembar rekapitulasi skor yang
didapatkan peserta didik pada setiap butir soal dapat dilihat pada Lampiran
25. Nilai persen dari setiap peserta didik kemudian ditafsirkan menjadi
kriteria capaian level literasi sains peserta didik. Interpretasi kriteria level
literasi sains peserta didik berdasarkan nilai persen yang didapatkan
disajikan pada Tabel 4.25.
Tabel 4.25 Hasil Analisis dan Capaian Level Literasi sains Peserta Didik
No Kode Peserta Didik Skor Akhir Persentase Level
1. 1A 35 58% Rendah
2. 2A 22 38% Rendah
3. 3A 29 48% Rendah
4. 4A 29 48% Rendah
5. 5A 20 33% Rendah
6. 6A 28 47% Rendah
7. 7A 6 10% Rendah
8. 8A 7 12% Rendah
9. 9A 10 17% Rendah
10. 10A 3 5% Rendah
11. 11A 2 3% Rendah
12. 12A 3 5% Rendah
Rata-rata persentase 27% Rendah

Berdasarkan Tabel 4.25 menunjukkan bahwa hasil analisis level


literasi seluruh peserta didik pada materi makromolekul sesuai dengan skor
akhir yang didapatkan masih tergolong rendah. Jika ditinjau dari persentase
yang didapat, seluruh peserta didik dengan kode 1A hingga 12A berada di
level rendah. Hal tersebut dikarenakan hasil persentase berdasarkan skor
akhir pengerjaan soal dalam instrumen tes berada di bawah 60%. Dalam
interpretasi kriteria level literasi kimia menurut Lestari (2018), nilai persen
yang berada di rentang 59% ke bawah termasuk ke dalam level rendah
sehingga dapat disimpulkan bahwa peserta didik kode 1A hingga 12A
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

berada di level rendah karena nilai persentase yang didapatkan di bawah


59%.
Rostikawato (2016) menyatakan bahwa level literasi peserta didik
menunjukkan seberapa jauh pemahaman ilmu pengetahuan dan kemampuan
peserta didik dalam mengaplikasikan ilmu tersebut dalam setiap aspek
dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat
disimpulkan bahwa capaian level literasi peserta didik dengan kode 1A
hingga 12A yang berada pada level rendah menunjukkan bahwa
pemahaman pengetahuan dan kemampuan peserta didik dalam
mengaplikasikan pemahaman ke dalam aspek kehidupan sehari-hari masih
sangat rendah. Jika dilihat dari instrumen tes yang sudah dikerjakan, banyak
peserta didik yang tidak menjawab soal, jawaban yang diberikan salah atau
jawaban miskonsepsi. Hal lain yang ditemukan adalah jawaban yang
diberikan benar namun singkat. Contoh hasil pengerjaan peserta didik
disajikan pada Tabel 4.26.
Tabel 4.26 Contoh Pengerjaan Soal Peserta Didik
No Nomor Soal Pengerjaan Soal
1. Soal 2

2. Soal 6

Berdasarkan hasil pengerjaan soal pada Tabel 4.27, pengerjaan soal


nomor 2 pada gambar nomor 1 menunjukkan bahwa peserta didik tidak
menjawab soal bagian a sedangkan pada bagian b jawaban yang diberikan
singkat dan benar. Hasil pengerjaan soal di nomor 2b yaitu semakin banyak
terbentuk ikatan maka terjadi sifat fisik karet yaitu menjadi lebih elastis dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

kuat. Pengerjaan soal nomor 6 pada gambar nomor 2, peserta didik


menjawab benar pada bagian a sedangkan pada bagian b salah. Hasil
pengerjaan soal di nomor 6b yaitu sukrosa yang terkandung dalam gula tebu
disebut sebagai gula inversi karena gula tersebut terbentuk dari gula 1 dan 2
yang digabungkan. Contoh pengerjaan tersebut banyak terjadi pada
pengerjaan soal lainnya sehingga berdasarkan hasil pengerjaan soal peneliti
menyimpulkan bahwa level tertinggi yang dicapai peserta didik yaitu level
nominal scientific literacy. Pada level tersebut, peserta didik mampu
mengenali suatu konsep sains, dapat menjawab soal dengan singkat dan
benar tetapi pemahamannya masih terbatas dan mengalami miskonsepsi
(Wahyuni & Yusmaina, 2020).
f. Hasil Pretest dan Posttest Peserta Didik
Instrumen tes yang dikembangkan dilengkapi dengan lembar
pretest dan posttest. Menurut Effendy (2016), lembar pretest dan posttest
dapat digunakan untuk mengetahui efektivitas instrumen tes. Sejalan
dengan pernyataan tersebut, lembar pretest dan posttest dalam penelitian
ini menunjukkan efektivitas instrumen tes yang diujicobakan.
Berdasarkan nilai N-gain ternormalisasi, nilai N-gain ternormalisasi
memberikan informasi tentang peningkatan hasil belajar setelah
mengerjakan instrumen tes. Efektifitas instrumen tes yang digunakan
tidak hanya untuk mengetahui pencapaian pembelajaran tetapi sekaligus
untuk memberikan informasi baru sebagai proses pengembangan
pengetahuan peserta didik.
Analisis N-gain ternormalisasi merupakan analisis hasil pretest
dan posttest untuk mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik
(Hake, 1999). Pretest dan posttest yang diberikan ke peserta didik
merupakan 20 pernyataan terkait materi makromolekul. Hasil analisis
pretest dan posttest menggunakan N-gain Ternormalisasi beserta
kriterianya disajikan pada Tabel 4.27.
Tabel 4. 27 Hasil Analisis Pretest dan Posttest Menggunakan N-gain
Ternormalisasi
No Kode Skor N-Gain Kriteria
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

Peserta Pretest Posttest Ternomalisasi


Didik
1. 1A 15 19 0,8 Tinggi
2. 2A 16 19 0,8 Tinggi
3. 3A 16 19 0,8 Tinggi
4. 4A 15 19 0,8 Tinggi
5. 5A 14 19 0,8 Tinggi
6. 6A 15 16 0,2 Rendah
7. 7A 16 17 0,3 Rendah
8. 8A 14 19 0,8 Tinggi
9. 9A 12 16 0,5 Sedang
10. 10A 14 15 0,2 Rendah
11. 11A 18 18 0,0 Rendah
12. 12A 15 17 0,4 Sedang

Berdasarkan Tabel 4.27 dapat diketahui bahwa peningkatan hasil


belajar peserta didik berada pada kriteria yang bervariasi yaitu tinggi,
sedang dan rendah. Skor pretest dan posttest menunjukkan peningkatan
kecuali pada peserta didik dengan kode 11A. Skor pretest peserta didik
dengan kode 11A merupakan skor tertinggi dari 12 peserta didik yaitu
sebesar 18 dari skor maksimal sebesar 20. Dalam Effendy (2016), skor
pretest menunjukkan sejauh mana materi yang dikuasai oleh peserta
didik sehingga jika dilihat berdasarkan hasil pretest peserta didik dengan
kode 11A menunjukkan bahwa kemampuan awalnya sudah baik
meskipun hasil skor antara pretest dan posttest tidak mengalami
peningkatan. Peserta didik yang lain mengalami peningkatan beragam.
Distribusi presentase kriteria hasil analisis pretest dan posttest
menggunakan N-gain Ternormalisasi disajikan pada Tabel 4.28.
Tabel 4.28 Distribusi Persentase Analisis Pretest dan Posttest
Menggunakan N-gain Ternormalisasi
Kriteria Jumlah Soal Persentase
Tinggi 6 50%
Sedang 2 17%
Rendah 4 33%
Total 12 100%

Berdasarkan Tabel 4.29 dapat diketahui bahwa distribusi N-gain


Ternormalisasi terbanyak berada pada kriteria tinggi yaitu sebesar 50%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

Ada dua peserta didik berada di kriteria sedang dan empat peserta didik
berada di kriteria rendah. Menurut Warda & Sudibyo (2018), persentase
tertinggi yang masuk ke dalam kriteria N-gain tinggi menunjukkan
bahwa peserta didik mengalami peningkatan kemampuan yang tinggi
ditinjau dari hasil pretest dan posttest. Berdasarkan pernyataan tersebut
dapat disimpulkan bahwa peserta didik yang mendapat kriteria N-gain
rendah menunjukkan bahwa peserta didik tersebut mengalami
peningkatan kemampuan yang tergolong rendah. Berdasarkan penelitian
tersebut dan hasil N-gain Ternormalisasi yang juga menunjukkan
peningkatan berdasarkan hasil skor pretest dan posttest dapat
disimpulkan bahwa instrumen tes efektif untuk digunakan mampu
meningkatkan pengetahuan awal peserta didik.
g. Hasil Angket Respon Peserta Didik
Angket respon peserta didik digunakan untuk mengetahui
respon peserta didik terhadap instrumen tes yang dikembangkan
(Sugiyono, 2013). Hasil dari angket respon peserta didik juga dapat
dilihat untuk menentukan kepraktisan instrumen yang dikembangkan
(Puspaningtyas & Rachmadiatri, 2018). Kepraktisan dapat dilihat dari
angket respon peserta didik karena menunjukkan penilaian peserta didik
terhadap kemenarikan instrumen tes, kemudahan dalam penggunaan
instrumen tes dan kejelasan petunjuk pengerjaan instrumen tes (Arikunto,
2011). Total skor yang didapatkan dari setiap peserta didik kemudian
dihitung dan diubah menjadi nilai persen. Lembar angket respon peserta
didik dapat dilihat pada Lampiran 26. Menurut Akbar (2015), nilai
persen yang berada di rentang nilai 70,01% sampai 85,0% berada pada
kriteria praktis sedangkan nilai persen yang berada di rentang nilai
85,01% sampai 100% berada pada kriteria sangat praktis. Tabel 4.29
dibawah ini menunjukkan persentase dan kategori berdasarkan hasil
analisis angket respon peserta didik.
Tabel 4.29 Hasil Analisis Kepraktisan Instrumen Tes
Kode Peserta Skor
No Persentase Kriteria
Didik Akhir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

Kode Peserta Skor


No Persentase Kriteria
Didik Akhir
1. 1A 29 73% Praktis
2. 2A 27 68% Praktis
3. 3A 36 90% Sangat Praktis
4. 4A 32 80% Praktis
5. 5A 29 73% Praktis
6. 6A 30 75% Praktis
7. 7A 33 83% Praktis
8. 8A 29 73% Praktis
9. 9A 35 88% Sangat Praktis
10. 10A 33 83% Praktis
11. 11A 36 90% Sangat Praktis
12. 12A 29 73% Praktis
Rata-rata persentase 79% Praktis

Berdasarkan Tabel 4.29, rata-rata persentase kepraktisan


instrumen tes yang didapatkan yaitu sebesar 79% dan termasuk kriteria
praktis. Hasil analisis lembar angket respon peserta didik memiliki
kriteria praktis yang menunjukkan bahwa instrumen tes yang
dikembangkan menarik dan mudah untuk digunakan. Dalam penelitian
yang dilakukan oleh Rahayu, dkk (2020), hasil analisis terhadap lembar
angket respon peserta didik yang berada pada kategori praktis
menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran yang dikembangkan
memenuhi kriteria kepraktisan. Instrumen tes yang dikembangkan
dianggap praktis dan menarik digunakan untuk mengukur level literasi
sains peserta didik. Lembar angket respon peserta didik memuat
komentar dan saran dari peserta didik. Komentar dan saran dari peserta
didik disajikan pada Tabel 4.30.
Tabel 4.30 Komentar dan Saran Peserta Didik terhadap Instrumen Tes
Kode Peserta
No Komentar dan Saran
Didik
1. 1A Saya dapat mengetahui atau memperdalam
materi makromolekul dan pengetahuan baru.
2. 2A -
3. 3A -
4. 4A Bagus. Saya dapat memahami soal-soal yang
sebelumnya kurang saya pahami.
5. 5A Saya dapat mengetahui dan mendapatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

Kode Peserta
No Komentar dan Saran
Didik
banyak pengetahuan baru dari informasi
dalam instrumen tes makromolekul.
6. 6A Dari keseluruhan soal sebenarnya mudah
tetapi ada beberapa materi yang saya kurang
paham. Untuk saran, untuk beberapa soal
mohon diberi petunjuk jawaban.
7. 7A Kata kunci dalam soal instrumen tes
makromolekul ditambahkan sedikit.
8. 8A Bagus. Saya dapat memperdalam materi yang
saya pelajari setelah mengerjakan soal.
9. 9A -
10. 10A Ya sangat bagus untuk mengembangkan
pengetahuan saya yang tadinya tidak tahu
menjadi tahu. Saran saya soal jangan sulit dan
banyak.
11. 11A -
12. 12A -

Berdasarkan komentar dan saran yang diberikan oleh peserta


didik dapat disimpulkan bahwa pengembangan instrumen tes untuk
mengukur level literasi sains pada materi makromolekul dapat
menambah pengetahuan, praktis dan menarik untuk digunakan. Peserta
didik juga memberikan saran terhadap instrumen yang dikembangkan
yaitu pertanyaan soal yang lebih diperjelas dan tidak terlalu banyak.
Saran perbaikan tersebut dapat diterima sebagai umpan balik untuk
peneliti. Saran dan komentar peserta didik kurang berkaitan dengan
perbaikan konstruksi soal sehingga tidak dilakukan revisi instrumen tes
setelah uji coba terbatas. Saran perbaikan dan rekonstruksi soal sudah
dilakukan sesuai dengan komentar dan saran yang diberikan ahli materi
sebelum uji coba terbatas dilakukan.
D. Keunggulan dan Keterbatasan Instrumen Tes yang Dikembangkan
1. Keunggulan Instrumen Tes
a. Bentuk soal uraian pada instrumen tes memberikan kesempatan bagi
peserta didik untuk mengemukakan dan menjelaskan pengetahuan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

dimiliki sehingga guru dapat mengetahui kedalaman pengetahuan peserta


didik pada materi makromolekul dan capaian literasi sains peserta didik.
b. Instrumen tes dapat digunakan sebagai referensi guru dalam membuat
soal untuk mengukur level literasi sains dan bahan evaluasi pembelajaran
pada materi makromolekul.
2. Keterbatasan Instrumen Tes
a. Uji coba lanjutan dengan tempat dan jumlah sampel yang lebih banyak
perlu dilakukan untuk meningkatkan kelayakan dan efektivitas dari
instrumen tes yang dirancang.
b. Tingkat kesukaran soal yang tersebar pada kriteria sukar, sedang dan
mudah masih belum memenuhi proporsi tingkat kesukaran soal yang
baik.
c. Hasil analisis daya pembeda soal yang menunjukkan daya pembeda
masih kurang baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan, kesimpulan pada penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Rancangan instrumen tes untuk mengukur level literasi sains peserta
didik pada materi makromolekul layak untuk digunakan dengan hasil
validasi ahli terhadap instrumen tes menghasilkan rata-rata nilai
persentase sebesar 91% dengan kriteria sangat layak. Hasil validasi ahli
terhadap butir soal dalam instrumen tes menghasilkan rata-rata uji
validitas skala Aiken’s V sebesar 0,884 dengan kriteria validitas sangat
tinggi. Uji validitas instrumen tes menghasilkan 20 butir soal yang valid
dengan nilai koefisien korelasi lebih dari 0,40 dengan 30,8% memiliki
kriteria validitas sedang, 7,7% memiliki kriteria tinggi dan 12,8%
memiliki kriteria sangat tinggi. Uji reliabilitas menunjukkan bahwa
instrumen tes reliabel dan memiliki korelasi yang tinggi dengan nilai
Cronbach Alpha instrumen tes sebesar 0,920. Distribusi tingkat
kesukaran soal memiliki proporsi kriteria soal sedang sebanyak 55%,
kriteria susah sebanyak 35% dan kriteria mudah sebanyak 10%.
Distribusi daya pembeda soal memiliki proporsi kriteria soal sangat baik
sebanyak 20%, kriteria baik sebanyak 15%, kriteria cukup sebanyak 55%
dan kriteria jelek sebanyak 10%. Hasil pretest dan posttest menunjukkan
peningkatan dengan nilai N-Gain ternormalisasi yang digunakan sebagai
meningkatkan pengetahuan awal peserta didik dan hasil angket respon
peserta didik terhadap instrumen tes memiliki rata-rata persentase sebesar
79% pada kriteria praktis.
2. Level literasi sains peserta didik kelas XII IPA SMA Stella Duce
Bambanglipuro berada pada level rendah dengan capaian level tertinggi
yang dapat dicapai yaitu level nominal scientific literacy.

70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

B. Saran
Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian yaitu perancangan
instrumen tes untuk mengukur level literasi sains peserta didik yaitu:
a. Pengembangan instrumen tes sebaiknya tidak hanya pada materi
makromolekul supaya level literasi sains peserta didik pada materi kimia
lain juga dapat terukur.
b. Uji coba lapangan tidak hanya dilakukan di satu tempat dengan jumlah
responden yang sedikit agar didapatkan hasil kelayakan dan efektivitas
instrumen tes yang akurat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, S. (2013). Instrumen Perangkat Pembelajaran. Bandung: Rosdakarya.


Akbar, S. (2015). Instrumen Perangkat Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosda
Karya.
Arifin, Z. (2017). Kriteria Instrumen dalam Suatu Penelitian. Jurnal THEOREMS
(The Original Research of Mathematics) , 28-36.
Arikunto. (2008). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Bumi
Aksara.
Arikunto. (2011). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Azwar, S. (2013). Validitas dan Reliabilitas Ed.4. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Chang, R. (2005). Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti. Edisi Ketiga (Jilid 2).
Jakarta: Erlangga.
Chi Lau, K. (2009). A critical examination of PISA's Assesment on Scientific
Literacy. International Journal of Mathematics and Science Education,
1061-1088.
Djiwandono, S. (1996). Tes Bahasa dalam Pengajaran. Bandung: Penerbit ITB.
Duit, R., Harald, G., Kattmann, U., Komorek, M., & Ilka, P. (2012). The Model of
Educational Reconstruction-A Framework for Improving Teaching and
Learning Science. Science Education.
Dwipayani, S. (2013). ANALISIS VALIDITAS DAN RELIABILITAS BUTIR
SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER BIDANG STUDI BAHASA
INDONESIA KELAS X.D SMA N 1 TERHADAP PENCAPAIAN
KOMPETENSI. Jurnal Universitas Pendidikan Ganesha, 1-18.
EB, J. (2020). Contextual Teaching and Learning: What It is and Why It’s Here to
Stay. California: Corwin Press, Inc. .
Effendy, I. (2016). Pengaruh Pemberian Pre-test dan Post-test terhadap Hasil
Belajar Mata Diklat HWD.DEV.100.2.A Pada Siswa SMK Negeri 2
Lubuk Basung. Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Elektro, 81-88.
Endaryono, B., & Djuhartono, T. (2017). Indikator Pembangunan Pendidikan
Untuk Masyarakat Berkelanjutan Dengan Pendidikan Berkarakter di
Indonesia. Jurnal Ilmiah Kependidikan, 301-306.
Estiasih, T., Waziiroh, E., & Fibrianto, K. (2016). Kimia dan Fisik Pangan.
Jakarta: Bumi Aksara.
Fahmina, S., Indriyanti, N., Setyowati, W., Masyukuri, M., & Yamtinah, S.
(2019). Dimension of Chemical Literacy and its Influence in Chemistry
Learning. IOP Conf. Series: Journal of Physics: (pp. 1-8). Surakarta: IOP
Publishing.
Fatimah, L., & Alfath, K. (2019). Analisis Kesukaran Soal, Daya Pembeda dan
Fungsi Distraktor. Jurnal Komunikasi dan Pendidikan Islam, 37-64.
Fessenden, R., & Fessenden, J. (1992). Kimia Organik, Jilid 2, Edisi Ketiga.
Jakarta: Erlangga.
Hake, R. R. (1999). Analyzing Change/ Gain Score. Retrieved Mei 10, 2021, from
Analyzing Change/ Gain Score:
https://web.physics.indiana.edu/sdi/AnalyzingChange-Gain.pdf

72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

Hariyanto, I. (2017). Asesmen Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.


Holbrook, J. &. (2007). The nature of science Education for enhancing scientific
literacy. . International Journal of Science Education, 1347-1362.
Khurniawan, A. W., & Erda, G. (2019). Evaluasi Capaian PISA 2018 : Indonesia
Perlu Segera Berbenah. Jakarta: Vocation Education Policy.
Kotz, J., Treichel, P., Townsend, J., & Treichel, D. (2015). Chemistry & Chemical
Reactivity, Ninth Edition. USA: Cengage Learning.
Kusnandar, F. (2019). Kimia Pangan Komponen Makro. Jakarta: Bumi Aksara.
Laksono, P. J. (2018). Studi Kemampuan Literasi sains Mahasiswa Pendidikan
Kimia Pada Materi Pengelolaan Limbah. Jurnal Pendidikan Kimia, 1-12.
Lestari, S. P. (2018). Analisis Literasi sains Mahasiswa Program Studi Pendidikan
Biologi. Skripsi, 72.
Marks, D. B., Marks, A. D., & Smith, A. M. (2000). Biokimia Kedokteran Dasar :
Sebuah Pendekatan Klinis. Jakarta: EGC.
Muntholib, Ibnu, S., Rahayu, S., Fajaroh, F., Kusairi, S., & Kuswandi, B. (2020).
Chemical Literacy: Performance of First Year Chemistry Students on
Chemical Kinetics. Indones. J. Chem, 468 - 482.
OECD. (2013). PISA 2015: Draft science framework. New York: OECD Printing
Office.
OECD. (2019). PISA 2018 Result (Volume I) : What Students Know and Can Do.
Paris: OECD Publishing.
Pratiwi, I. (2019). EFEK PROGRAM PISA TERHADAP KURIKULUM DI
INDONESIA. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 51-71.
Pratiwi, S., Cari, C., & Aminah, N. (2019). Pembelajaran IPA Abad 21 dengan
Literasi sains Siswa. Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika (JMPF), 34-
42.
Priyanto, S., Nurhadi, M., & Usman. (2021). Pengembangan Indikator Universal
Alami dan Perangkat Pembelajaran Kimia pada Materi Larutan Asam-
Basa. Neo-Jer: North Borneo Journal of Education Research, 13-19.
Puspaningtyas, A., & Rachmadiatri, F. (2018). Validitas dan Kepraktisan Buku
Ajar IPA SMP Berbasis Etnosains untuk Meningkatkan Keterampilan
Klasifikasi Siswa SMP. ejournal-pensa, 18-22.
Rahayu, S. (2017). Mengoptimalkan Aspek Literasi Dalam Pembelajaran Kimia
Abad 21. Prosiding Seminar Nasional Kimia UNY 2017 (pp. 1-16).
Yogyakarta: Sinergi Penelitian dan Pembelajaran untuk Mendukung
Pengembangan Literasi sains pada Era Global.
Rahayu, Setyawan, A. A., & Wahyuni, P. (2020). Pengembangan Perangkat
Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Matematika Realistik
Berbasis Kuliner Melayu Riau di Sekolah Dasar. AKSIOMATIK, 77-82.
Riswiyanto. (2009). Kimia Organik. Jakarta: Erlangga.
Riyani, R., Maizora, S., & Hanifah. (2017). Uji Validitas Pengembangan Tes
Untuk Mengukur Kemampuan Pemahaman Relasional Pada Materi
Persamaan Kuadrat Siswa Kelas VIII SMP. Jurnal Penelitian
Pembelajaran Matematika Sekolah, 60-65.
Rochmadi, & Permono, A. (2018). Mengenal Polimer dan Polimerisasi.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

Rostikawato, D. (2016). Rekonstruksi Bahan Ajar dengan Konteks Socio-


Scientific Issues pada Materi Zat Aditif Makanan untuk Mengingkatkan
Literasi sains Siswa. Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, 156-164.
Ruseffendi, E. (2010). Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Non-
Eksakta Lainnya. Bandung: Tarsito.
Rustaman, N. (2006). Literasi sains Anak Indonesia 2000 & 2003. Bandung:
Diklat Guru.
Shwartz, Y., Ben-Zvi, R., & A., H. (2006). The use of scientific literacy taxonomy
for assessing the development of chemical literacy among high-school
students. The Royal Society of Chemistry, 203–225.
Solichin, M. ( 2017). ANALISIS DAYA BEDA SOAL, TARAF KESUKARAN,
VALIDITAS BUTIR TES, INTERPRETASI HASIL TES DAN
VALIDITAS RAMALAN DALAM EVALUASI PENDIDIKAN.
JURNAL MANAJEMEN & PENDIDIKAN ISLAM, 192-213.
Subroto, M. (2008). Real Food True Health. Jakarta: AgroMedia Pustaka.
Sudijono, A. (2012). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Sudiyanto, Kartowagiran, B., & Muhyadi. (2015). PENGEMBANGAN MODEL
ASSESSMENT AS LEARNING PEMBELAJARAN AKUNTANSI DI
SMK. Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, 189-201.
Sugiyono. (2007). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono.(2009). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R& D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods). Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta, CV.
Suherman, E. (2003). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Sumardjo, D. (2009). Pengantar Kimia. Jakarta: EGC.
Sumaryanta. (2015). Pedoman Penskoran. Indonesian Digital Journal of
Mathematics and Education, 181-190.
Sundayana, R. (2015). Statistika Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Supandi, & Farikhah, L. (2015). Analisis Butir Soal Matematika Pada Instrumen
Uji Coba Materi Segitiga.
Suprayitno, E., & Sulistiyawati, T. D. (2017). Metabolisme Protein. Malang: UB
Press.
Surapranata, S. (2009). Analisis, validitas, reliabilitas, dan interpretasi hasil tes
implementasi kurikulum 2004. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Utami, B., Saputro, S., Ashadi, & Masykuri, M. (2016). SCIENTIFIC
LITERACY IN SCIENCE LESSON. PROSIDING ICTTE FKIP UNS
2015 (pp. 125-133). Surakarta: ICTTE FKIP UNS.
Wahyuni, A., & Yusmaina, E. (2020). Perancangan Instrumen Tes Literasi sains
pada Materi Asam dan Basa Kelas XII SMA/MA. Edukimia, 106-111.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

Warda, A., & Sudibyo, E. (2018). Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Dalam
Implementasi Model Discovery Learning Pada Sub Materi Pemanasan
Global. E- Journal Pensa, 238-242.
Whittingham, J. H. (2013). Technological tools for the literacy classroom.
Hershey: IGI Global.
Yusmaita, E., & Nasra, E. (2018). Design of Chemical Literacy Assessment by
Using Model of Educational Reconstruction (MER) on Solubility Topic.
IOP Conf. Series: Materials Science and Engineering (pp. 1-7). Padang:
IOP Publishing.
Zulaiha, R. (2008). Analisis Soal Secara Manual. Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Penilaian Pendidikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Permohonan Ijin Observasi dan Wawancara

76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

Lampiran 2 Surat Permohonan Ijin Penelitian dan Pengambilan Data


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

Lampiran 3 Surat Keterangan Penelitian di SMA Stella Duce Bambanglipuro


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 4 Kisi-kisi Lembar Wawancara

No Aspek Indikator No. Jumlah


item
1. Kurikulum Sekolah Kurikulum yang digunakan dalam pembelajaran Kimia di SMA Stella Duce Bambanglipuro. 1 2
Penerapan kurikulum yang digunakan. 2
2. Pengalaman Lama pengalaman mengajar. 3
Mengajar Pengalaman mengajar kimia di kelas (Pernah mengajar di kelas X. XI atau XII). 4 3
Saat ini mengajar Kimia di kelas berapa. 5
3. Profil Peserta Didik Model dan metode pembelajaran yang digunakan. 6
dalam Menghadapi Motivasi peserta didik dalam belajar kimia. 7 3
Pembelajaran Hasil belajar peserta didik. 8
4. Pelaksanaan Evaluasi Pelaksanaan evaluasi pembelajaran kimia. 9
di Sekolah Evaluasi dilakukan disetiap K.D. 10 3
Metode evaluasi yang dilakukan. 11
5. Instrumen Tes Pengetahuan dasar pendidik mengenai instrumen tes. 12
Instrumen tes yang digunakan untuk mengetahui keberhasilan belajar peserta didik. 13
Aspek penting dalam instrumen tes. 14 4
Kriteria instrumen tes yang baik digunakan utnuk mengukur keberhasilan belajar peserta
15
didik.
6. Pemahaman Literasi Pengetahuan dasar pendidik mengenai Literasi sains. 16
sains Pendapat pendidik mengenai pentingnya Literasi sains. 17
4
Pendidik sudah memenuhi empat aspek dalam Literasi sains. 18
Pendapat pendidik mengenai Literasi sains peserta didik. 19
7. Pendekatan Pengetahuan dasar guru mengenai pendekatan kontekstual. 20 4

80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

No Aspek Indikator No. Jumlah


item
Kontekstual Pendekatan kontekstual yang digunakan pendidik. 21
Pendapat pendidik mengenai perlunya pengembangan instrumen tes berbasis pendekatan
22
kontekstual.
Pendapat pendidik mengenai pentingnya pengembangan instrumen tes berbasis pendekatan
23
kontekstual.
8. Makromolekul Proses pembelajaran dan evaluasi pembelajaran materi makromolekul. 24
Kesulitan atau kendala proses pembelajaran dan evaluasi untuk materi makromolekul. 25
Pendapat pendidik mengenai perlunya pengembangan instrumen tes berbasis pendekatan
kontekstual dalam materi makromolekul untuk mengukur kemampuan Literasi sains peserta 26
didik.
5
Pendapat pendidik mengenai pentingnya pengembangan instrumen tes berbasis pendekatan
kontekstual dalam materi makromolekul untuk mengukur kemampuan Literasi sains peserta 27
didik.
Saran dalam pengembangan instrumen tes tes berbasis pendekatan kontekstual dalam materi
28
makromolekul untuk mengukur kemampuan Literasi sains peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

Lampiran 5 Kisi-kisi Lembar Validasi Instrumen Tes

KISI-KISI LEMBAR VALIDASI INSTRUMEN TES


Kisi-Kisi Lembar Validasi Perancangan Instrumen Tes untuk Mengukur Kemampuan Literasi sains Peserta Didik pada Materi
Makromolekul

Aspek Penilaian Jumlah Nomor


No Aspek Indikator Pernyataan
Keteraturan dalam susunan penyajian materi 1
1. Komponen materi Penyajian materi mudah dipahami 3 2
Gambar yang disajikan berhubungan dan mendukung konsep 3
Desain instrumen tes menarik 4
Pemilihan jenis huruf sesuai mudah dibaca peserta didik 5
2. Grafis Kejelasan gambar pada instrumen tes 4 6
Kejelasan petunjuk penggunaan instrumen tes 7
Instrumen tes dapat membuat rasa senang bagi peserta didik 8
3. Efektifitas Instrumen tes dapat menumbuhkan motivasi peserta didik 3 9
Instrumen tes dapat memunculkan kemampuan berpikir kritis peserta didik 10
(Adaptasi Zunaidah dan Amin, 2016:21 & Sugiyono, 2013:201)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

Lampiran 6 Kisi-kisi Lembar Validasi Butir Soal


KISI-KISI LEMBAR VALIDASI BUTIR SOAL PADA INSTRUMEN TES
Kisi-Kisi Lembar Validasi Butir Soal Pada Perancangan Instrumen Tes untuk Mengukur Kemampuan Literasi sains Peserta Didik
pada Materi Makromolekul

Aspek Penilaian Jumlah Nomor


No Aspek Indikator Pernyataan
1. Materi/Isi Kesesuaian butir soal dengan KD yang dicapai 1
Kesesuaian butir soal yang dikembangkan sesuai dengan IPK yang diukur 2
Kesesuaian antara konteks dan konsep yang diberikan 3
Kebenaran konsep kimia yang disajikan 8 4
Keterkaitan konteks dan konsep kimia yang disajikan 5
Kebenaran penulisan sitasi rujukan 6
Mendukung pemahaman konsep kimia 7
Mampu merekonstruksi dan membangun konsep kimia sebelumnya 8
2. Literasi sains Kesesuaian butir soal dengan level capaian Literasi sains 9
Kesesuaian butir soal dengan konteks untuk menggambarkan fenomena secara 4 10
ilmiah
Kebenaran konteks yang dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari 11
Butir soal yang dikembangkan mampu mengukur kemampuan Literasi sains 12
3. Konstruksi Butir soal dirumuskan dengan jelas 13
Butir soal yang dikembangkan dilengkapi petunjuk soal yang jelas 3 14
Gambar yang disajikan berkaitan dengan soal 15
4. Tata Bahasa Kalimat jelas dan mudah dipahami 16
Kalimat sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) 3 17
Konsistensi dalam struktur kalimat yang digunakan 18
(Adaptasi Zunaidah dan Amin, 2016:21 & Zahro, 2020)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 7 Kisi-kisi Lembar Validasi Pretest dan Posttest


KISI-KISI LEMBAR VALIDASI PRETEST DAN POSTTEST

Aspek Penilaian Jumlah Pernyataan Nomor


No Aspek Indikator
1. Materi/Isi Kesesuaian butir pernyataan dengan tujuan yang ingin dicapai 1
Butir pernyataan mampu menguji konsep dasar peserta didik 4 2
Butir pernyataan sesuai dengan soal yang diujikan 3
Konteks di butir pernyataan dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari 4
2. Konstruksi Butir pernyataan dirumuskan dengan jelas 2 5
Butir pernyataan yang dikembangkan dilengkapi petunjuk soal yang jelas 6
3. Tata bahasa Kalimat jelas dan mudah dipahami 2 7
Kalimat sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) 8
(Adaptasi Zunaidah dan Amin, 2016:21)

84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 8 Kisi-kisi Lembar Validasi Angket Respon Peserta Didik


KISI-KISI LEMBAR VALIDASI ANGKET RESPON PESERTA DIDIK
Kisi-Kisi Lembar Validasi Angket Respon Peserta Didik Terhadap Perancangan Instrumen Tes untuk Mengukur
Kemampuan Literasi sains Peserta Didik pada Materi Makromolekul

Aspek Penilaian Jumlah Nomor


No Aspek Indikator Pernyataan
1. Kejelasan Kejelasan judul angket respon 1
Kejelasan butir pernyataan 3 2
Kejelasan petunjuk pengisian angket 3
2. Ketepatan Ketepatan pernyataan dengan jawaban yang diharapkan 1 4
3. Validitas Pernyataan mengungkapkan informasi yang benar 1 5
Bahasa Kalimat yang digunakan mudah dipahami 6
4. Kalimat yang digunakan sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia 2
(PUEBI) 7
5. Konstruksi Kelengkapan instrumen 1 8
(Adaptasi Zunaidah dan Amin, 2016:21 & Sugiyono, 2013:201)

85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

Lampiran 9 Kisi-kisi Instrumen Tes

KISI-KISI INSTRUMEN TES MATA PELAJARAN KIMIA


SMA/MA KELAS XII SEMESTER II
MAKROMOLEKUL
(Polimer, Karbohidrat, Protein & Lemak)

Kompetensi Inti :KI-3: Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dengan wawasan kemanu-siaan, kebangsaan, kenega-raan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah.
Kompetensi Dasar :3.11 Menganalisis tata nama, sifat dan penggolongan makromolekul (polimer, karbohidrat, protein dan lemak)
IPK :3.11.1 Menganalisis struktur, tata nama, sifat dan reaksi yang terjadi dalam polimer.
3.11.2 Menganalisis struktur, uji kualitatif dan uji gula pereduksi pada senyawa karbohidrat.
3.11.3 Menganalisis struktur, reaksi, dan fungsi dari protein.
3.11.4 Menganalisis struktur, reaksi, dan fungsi dari lemak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KISI – KISI INSTRUMEN TES


MAKROMOLEKUL

Level No Bentuk
No Indikator Pencapaian Materi Indikator Soal Level Literasi sains
Kognitif Soal soal
1. 3.11.1 Menganalisis Polimer Diberikan contoh hasil reaksi polimerisasi C1, C2 1. Scientific illiteracy 1 Uraian
struktur, tata nama, sifat dan monomer dari reaksi adisi beserta dan C4 2. Nominal scientific
dan reaksi yang terjadi penjelasan singkat mengenai reaksi literacy
dalam polimer. polimer. Peserta didik diminta untuk 3. Functional
menjelaskan penamaan dan menganalisis scientific literacy
pengaruh penambahan atom pada sifat 4. Conceptual
molekul. scientific literacy
2. 3.11.1 Menganalisis Polimer Diberikan contoh benda yang berasal dari C2 dan 1. Scientific illiteracy 2 Uraian
struktur, tata nama, sifat getah karet mentah dan ditampilkan reaksi C3 2. Nominal scientific
dan reaksi yang terjadi vulkanisasi beserta penjelasan singkat yang literacy
dalam polimer. terjadi pada reaksi vulkanisasi karet 3. Functional
mentah. Peserta didik diminta untuk scientific literacy
menganalisis perubahan struktur setelah 4. Conceptual
proses vulkanisadi dan pengaruhnya ke scientific literacy
sifat fisik.
3. 3.11.1 Menganalisis Polimer Diberikan contoh hasil reaksi polimerisasi C1, C2 1. Scientific illiteracy 3 Uraian
struktur, tata nama, sifat dan monomer yang terdapat pada getah dan C4 2. Nominal scientific
dan reaksi yang terjadi pohon karet. Peserta didik diminta untuk literacy
dalam polimer. menyebutkan penamaan dan membedakan 3. Functional
dua struktur berdasarkan isomernya. scientific literacy
4. Conceptual
scientific literacy
4. 3.11.1 Menganalisis Polimer Diberikan contoh hasil reaksi polimerisasi C1, C2, 1. Scientific illiteracy 4 Uraian

87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

Level No Bentuk
No Indikator Pencapaian Materi Indikator Soal Level Literasi sains
Kognitif Soal soal
struktur, tata nama, sifat adisi beserta penjelasan singkat mengenai C3 dan 2. Nominal scientific
dan reaksi yang terjadi polimer adisi. Peserta didik diminta untuk C4 literacy
dalam polimer. menerangkan rumus molekul polimer yang 3. Functional
terbentuk dan menyebutkan tahapan reaksi scientific literacy
yang terjadi. 4. Conceptual
scientific literacy
5. 3.11.1 Menganalisis Polimer Diberikan contoh benda dan ditampilkan C1, C2 1. Scientific illiteracy 5 Uraian
struktur, tata nama, sifat reaksi kondensasi yang terjadi pada dakron dan C4 2. Nominal scientific
dan reaksi yang terjadi beserta penjelasan dari reaksi kondensasi literacy
dalam polimer. dakron. Peserta didik diminta untuk 3. Functional
menunjukan senyawa yang berperan dalam scientific literacy
reaksi tersebut dan menjelaskan gugus apa 4. Conceptual
yang ikut bereaksi didalamnya. scientific literacy
6. 3.11.2 Menganalisis Karbohidrat Diberikan contoh yang mengandung C1, C2 1. Scientific illiteracy 6 Uraian
struktur, uji kualitatif senyawa sukrosa dan struktur dari sukrosa dan C4 2. Nominal scientific
dan uji gula pereduksi beserta penjelasannya. Peserta didik literacy
pada senyawa diminta untuk menyebutkan monomer 3. Functional
karbohidrat. penyusun sukrosa dan menganalisis scientific literacy
penyebab sukrosa disebut sebagai gula 4. Conceptual
inversi. scientific literacy
7. 3.11.2 Menganalisis Karbohidrat Diberikan contoh yang mengandung gula C1, C2 1. Scientific illiteracy 7 Uraian
struktur, uji kualitatif laktosa beserta penjelasan singkat dan C4 2. Nominal scientific
dan uji gula pereduksi mengenai gula laktosa. Peserta didik literacy
pada senyawa diminta untuk menyebutkan unit penyusun 3. Functional
karbohidrat. laktosa dan menganalisis uji yang scientific literacy
digunakan untuk mendeteksi keberadaan 4. Conceptual
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

Level No Bentuk
No Indikator Pencapaian Materi Indikator Soal Level Literasi sains
Kognitif Soal soal
gula pereduksi. scientific literacy
8. 3.11.2 Menganalisis Karbohidrat Diberikan contoh makanan yang C2 dan 1. Scientific illiteracy 8 Uraian
struktur, uji kualitatif mengandung senyawa amilum beserta C4 2. Nominal scientific
dan uji gula pereduksi dengan penjelasan struktur kimia amilum. literacy
pada senyawa Peserta didik diminta untuk menjelaskan 3. Functional
karbohidrat. uji kualitatif yang cocok dan menganalisis scientific literacy
hasil pengujian beberapa makanan. 4. Conceptual
scientific literacy
9. 3.11.2 Menganalisis Karbohidrat Diberikan contoh makanan yang termasuk C1, C2 1. Scientific illiteracy 9 Uraian
struktur, uji kualitatif golongan karbohidrat dan penjelasan dan C4 2. Nominal scientific
dan uji gula pereduksi singkat mengenai unsur penyusun literacy
pada senyawa karbohidrat. Peserta didik diminta untuk 3. Functional
karbohidrat. menyebutkan golongan dan struktur scientific literacy
penyusunnya serta menganalisis manakah 4. Conceptual
gula yang termasuk gula sederhana. scientific literacy
10. 3.11.2 Menganalisis Karbohidrat Diberikan contoh makanan yang C2 dan 1. Scientific illiteracy 10 Uraian
struktur, uji kualitatif mengandung sukrosa dan laktosa beserta C4 2. Nominal scientific
dan uji gula pereduksi kesamaan antara sukrosa dan laktosa. literacy
pada senyawa Peserta didik diminta untuk menganalisis 3. Functional
karbohidrat. perbedaan antara sukrosa dan laktosa serta scientific literacy
menganalisis manakah gula yang termasuk 4. Conceptual
gula pereduksi. scientific literacy
11. 3.11.3 Menganalisis Protein Diberikan contoh makanan yang C2 dan 1. Scientific illiteracy 11 Uraian
struktur, reaksi, dan mengandung protein dan penjelasan bahwa C4 2. Nominal scientific
fungsi dari protein. struktur dan bentuk telur berpotensi untuk literacy
mengalami denaturasi. Peserta didik 3. Functional
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

Level No Bentuk
No Indikator Pencapaian Materi Indikator Soal Level Literasi sains
Kognitif Soal soal
diminta untuk menganalisis jenis pelakuan scientific literacy
yang berpotensi menyebabkan denaturasi. 4. Conceptual
scientific literacy
12. 3.11.3 Menganalisis Protein Diberikan contoh makanan yang C2 dan 1. Scientific illiteracy 12 Uraian
struktur, reaksi, dan mengandung protein beserta penjelasan C4 2. Nominal scientific
fungsi dari protein. mengenai protein. Peserta didik diminta literacy
untuk menganalisis penyebab sifat amfoter 3. Functional
pada protein dan menjelaskan struktur scientific literacy
sekunder protein. 4. Conceptual
scientific literacy
13. 3.11.3 Menganalisis Protein Diberikan contoh makanan yang menjadi C2 dan 1. Scientific illiteracy 13 Uraian
struktur, reaksi, dan sumber protein beserta penjelasan singkat C4 2. Nominal scientific
fungsi dari protein. mengenai struktur protein. Peserta didik literacy
diminta untuk menjelaskan reaksi 3. Functional
pembentukan dan ikatan peptida pada scientific literacy
protein dan menganalisis kemungkinan 4. Conceptual
terjadinya pemutusan ikatan peptida. scientific literacy
14. 3.11.3 Menganalisis Protein Diberikan penjelasan mengenai protein C2 dan 1. Scientific illiteracy 14 Uraian
struktur, reaksi, dan beserta contoh protein yang terdapat di C4 2. Nominal scientific
fungsi dari protein. dalam tubuh. Peserta didik diminta untuk literacy
memprediksi fungsi antibodi dan insulin 3. Functional
dalam tubuh dan menganalisis mekanisme scientific literacy
protein yang terdapat dalam insulin. 4. Conceptual
scientific literacy
15. 3.11.3 Menganalisis Protein Diberikan contoh mengenai protein yang C2 dan 1. Scientific illiteracy 15 Uraian
struktur, reaksi, dan terdapat di tubuh manusia disertai dengan C4 2. Nominal scientific
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

Level No Bentuk
No Indikator Pencapaian Materi Indikator Soal Level Literasi sains
Kognitif Soal soal
fungsi dari protein. penjelasan mengenai denaturasi protein. literacy
Peserta didik diminta untuk menganalisisis 3. Functional
terjadinya denaturasi pada pengeritingan scientific literacy
rambut. 4. Conceptual
scientific literacy
16. 3.11.4 Menganalisis Lemak Diberikan contoh bahan makanan yang C2 dan 1. Scientific illiteracy 16 Uraian
struktur, reaksi, dan mengandung lipid dan penjelasan singkat C4 2. Nominal scientific
fungsi dari lemak. mengenai perbedaan lemak dan minyak. literacy
Peserta didik diminta untuk menganalisis 3. Functional
kemungkinan perubahan struktur sehingga scientific literacy
terjadi perubahan secara fisik pada minyak. 4. Conceptual
scientific literacy
17. 3.11.4 Menganalisis Lemak Diberikan contoh dan penjelasan singkat C2 dan 1. Scientific illiteracy 17 Uraian
struktur, reaksi, dan denaturasi pada minyak goreng. Peserta C4 2. Nominal scientific
fungsi dari lemak. didik diminta untuk menganalisis reaksi literacy
yang terjadi pada minyak dan ikatan yang 3. Functional
terputus. scientific literacy
4. Conceptual
scientific literacy
18. 3.11.4 Menganalisis Lemak Diberikan contoh makanan yang C2 dan 1. Scientific illiteracy 18 Uraian
struktur, reaksi, dan mengandung asam lemak beserta C4 2. Nominal scientific
fungsi dari lemak. penjelasannya. Peserta didik diminta untuk literacy
menjelaskan perbedaan struktur antara 3. Functional
asam lemak jenuh dan tak jenuh. scientific literacy
4. Conceptual
scientific literacy
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

Level No Bentuk
No Indikator Pencapaian Materi Indikator Soal Level Literasi sains
Kognitif Soal soal
19. 3.11.4 Menganalisis Lemak Diberikan contoh benda yang mengandung C2 dan 1. Scientific illiteracy 19 Uraian
struktur, reaksi, dan lipid. Peserta didik diminta untuk C4 2. Nominal scientific
fungsi dari lemak. menjelaskan reaksi dalam pembuatan literacy
sabun dan menganalisis gugus yang 3. Functional
terdapat dalam struktur di dalam sabun. scientific literacy
4. Conceptual
scientific literacy
20. 3.11.4 Menganalisis Lemak Diberikan contoh minyak yang membawa C2 dan 1. Scientific illiteracy 20 Uraian
struktur, reaksi, dan manfaat bagi tubuh dan sering C4 2. Nominal scientific
fungsi dari lemak. ditambahkan ke dalam makanan. Peserta literacy
didik diminta untuk menjelaskan asam 3. Functional
lemak esensial dan pengaruhnya ke tubuh scientific literacy
serta manfaat minyak zaitun bagi tubuh. 4. Conceptual
scientific literacy
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 10 Skala dan Kriteria Penilaian/Penskoran


PEDOMAN PENSKORAN

No Soal Jawaban Soal Hasil Pengerjaan Skor Level Literasi


Soal Soal sains
1. Konteks a) Penamaan polimer Jika peserta didik
Kantong plastik yang sering digunakan untuk berdasarkan sumber yaitu tidak menjawab 0 Scientific Illiteracy
membungkus merupakan salah satu hasil reaksi Poli + Monomer maka soal atau salah
polimerisasi. Kantong plastik ini memiliki sifat untuk etena, nama Jika peserta didik
yang ringan, elastis, tetapi mudah robek. berdasarkan sumber yaitu menjawab singkat 1 Nominal Scientific
polietena (Rochmadi, 2018) atau miskonsepsi. Literacy
Jika peserta didik
b) Bertambahnya atom C akan menjawab benar 2 Functional
mengubah struktur dari tetapi pemahaman Scientific Literacy
etena menjadi butana. terbatas.
Selain itu, bertambahnya Jika peserta didik
atom C akan membuat mampu menjawab 3 Conceptual
molekul semakin besar dan benar dan mampu Scientific Literacy
Gambar 1. Kantong Plastik semakin berat sehingga menghubungkan
(Afifa, 2019) bentuknya akan lebih dengan konsep
Konten kental atau menuju padat
Reaksi polimerisasi merupakan sebuah reaksi (Riswiyanto,2009).
atau proses kimia yang menggabungkan
monomer-monomer secara berulang dan
membentuk polimer. Reaksi polimerisasi yang
terjadi dalam proses pembuatan kantong plastik
merupakan reaksi adisi dari monomer
etena/etilena.

93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

No Soal Jawaban Soal Hasil Pengerjaan Skor Level Literasi


Soal Soal sains

Gambar 2. Struktur Etena


(Anonim, 2021)
Pertanyaan soal (High Order Learning
Skill / HOLS)
a) Sebutkan nama polimer yang terbentuk
dari struktur monomer etena?
b) Molekul etena berwujud gas pada suhu
kamar. Jika atom C pada molekul etena
digandakan menjadi empat, apakah
strukturnya dan fasenya akan berubah?
Jelaskan dari segi berat molekul!
2. Ban, perahu karet dan jas hujan merupakan a) Perubahan struktur fisik Jika peserta didik
benda yang sering kita temukan dalam kimia yaitu terjadi tidak menjawab 0 Scientific Illiteracy
kehidupan sehari-hari. Benda-benda tersebut pembentukan ikatan silang soal atau salah
berasal dari bahan utama yaitu getah yang antar atom belerang di antara Jika peserta didik
diekstrak dari pohon karet. Kelebihan dari dua rantai polimer menjawab singkat 1 Nominal Scientific
barang tersebut yang elastis dan tahan lama. poliisoprena (Chang, 2005). atau miskonsepsi. Literacy
b) Banyaknya ikatan silang Jika peserta didik
yang terjadi pada karet alam menjawab benar 2 Functional
akan menyebabkan tetapi pemahaman Scientific Literacy
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

No Soal Jawaban Soal Hasil Pengerjaan Skor Level Literasi


Soal Soal sains
perubahan fisik dari karet terbatas.
alam yaitu menjadi lebih kuat Jika peserta didik
dan memiliki elastisitas lebih mampu menjawab 3 Conceptual
tinggi dibandingkan benar dan mampu Scientific Literacy
sebelumnya (Chang, 2005). menghubungkan
dengan konsep.

Gambar 3. Getah Karet Mentah


(Etalaseinfo, 2020)
Konten :
Karet dalam keadaan mentah memiliki sifat
fisik yang tidak kuat dan tidak elastis karena
bisa kembali ke bentuk yang semula. Karet
mentah harus dimatangkan dahulu melalui
reaksi vulkanisasi. Dalam reaksi vulkanisasi
terjadi pemanasan karet mentah dengan
belerang dalam suhu yang tinggi dan
berpengaruh pada sifat fisik dan kimia. Reaksi
vulkanisasi yang terjadi pada karet mentah
sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96

No Soal Jawaban Soal Hasil Pengerjaan Skor Level Literasi


Soal Soal sains

Gambar 4. Reaksi Vulkasinasi pada Karet


Mentah
Pertanyaan soal (High Order Learning
Skill / HOLS)
a) Bagaimana perubahan struktur dari sifat
kimia yang terjadi pada karet mentah
setelah proses vulkanisasi?
b) Bagaimana pengaruh perubahan sifat kimia
terhadap sifat fisik dari karet mentah?
3. Konteks a) Dua penamaan polimer Jika peserta didik
Karet alam merupakan polimer alami yang berdasarkan monomer tidak menjawab 0 Scientific Illiteracy
didapatkan dari getah pohon karet seperti Hevea sumbernya struktur yaitu soal atau salah
blasiliensis dan banyak dimanfaatkan sebagai poli-cis-isopropena dan Jika peserta didik
bahan dasar berbagai produk industri dan rumah poli-trans-isopropena menjawab singkat 1 Nominal Scientific
tangga seperti ban, selang, mainan dan sarung (Chang, 2005). atau miskonsepsi. Literacy
tangan. Jika peserta didik
b) Perbedaan terletak pada menjawab benar 2 Functional
letak gugus CH2 dimana tetapi pemahaman Scientific Literacy
pada isomer cis, kedua terbatas.
gugus berada pada sisi yang Jika peserta didik
sama dengan ikatan C=C mampu menjawab 3 Conceptual
sedangkan pada isomer benar dan mampu Scientific Literacy
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97

No Soal Jawaban Soal Hasil Pengerjaan Skor Level Literasi


Soal Soal sains
trans, gugus saling menghubungkan
berseberangan (Chang, dengan konsep.
2005).

Gambar 5. Karet Alam dari Pohon Karet


(Anonim, 2018)
Konten
Struktur monomer isopropena yang terdapat
dalam getah pohon Hevea blasiliensis yaitu:

Gambar 6. Struktur Isopropena


(Anonim, 2021)

Setelah memasuki tahap reaksi adisi, monomer


isopropena akan menghasilkan dua
kemungkinan struktur dengan bentuk isomer
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98

No Soal Jawaban Soal Hasil Pengerjaan Skor Level Literasi


Soal Soal sains
yang berbeda yaitu isomer cis dan isomer trans.
Pertanyaan soal (High Order Learning
Skill / HOLS)
a) Sebutkan dua nama polimer berdasarkan
struktur monomer isoprena yang terdapat
pada karet alam!
b) Bagaimana perbedaan struktur antara
isomer cis dan trans yang terdapat pada
monomer isoprena ? Jelaskan!
4. Konteks a) Rumus molekul polimer yangJika peserta didik
Pelindung lampu kendaraan merupakan salah terbentuk sama dengan tidak menjawab 0 Scientific Illiteracy
satu contoh produk polimer yang kuat dan penjumlahan monomer soal atau salah.
transparan. Jenis polimer tersebut adalah karena polimer yangJika peserta didik
polimetil metakrilat (PPMA) yang merupakan terbentuk merupakan unit menjawab singkat 1 Nominal Scientific
hasil dari reaksi polimerisasi adisi. pengulangan monomer atau miskonsepsi. Literacy
penyusunnya Jika peserta didik
(Rochmadi,2018). menjawab benar 2 Functional
tetapi pemahaman Scientific Literacy
b) Inisiasi (awal), propagasi terbatas.
(perambatan/pertumbuhan Jika peserta didik
rantai) dan terminasi mampu menjawab 3 Conceptual
(pengakhiran) (Riswiyanto, benar dan mampu Scientific Literacy
2009). menghubungkan
dengan konsep.
Gambar 7. Pelindung Lampu pada
Kendaraan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99

No Soal Jawaban Soal Hasil Pengerjaan Skor Level Literasi


Soal Soal sains
(Nurdin, 2018)
Konten
Polimerisasi adisi merupakan penggabungan
monomer membentuk polimer tanpa disertai
dengan pelepasan molekul kecil atau tanpa ada
senyawa sisa sebagai hasil samping. Reaksi
polimerisasi adisi biasanya terjadi pada
monomer yang mengandung ikatan karbon
rangkap dua.
Pertanyaan soal (High Order Learning
Skill / HOLS)
a) Bagaimana menentukan rumus molekul
polimer yang terbentuk dari reaksi
polimerisasi adisi pada pelindung lampu
kendaraan?
b) Sebutkan mekanisme/tahapan dari reaksi
polimerisasi adisi pada pelindung lampu
kendaraan!
5. Konteks Jika peserta didik
Dakron merupakan salah satu produk industri tidak menjawab 0 Scientific Illiteracy
a)
yang digunakan sebagai bahan pengisi pada Asam tereftalat + etilena soal atau salah.
boneka, bantal dan guling. Kelebihan dari glikol
dakron adalah ringan, tahan lama dan bisa Jika peserta didik
dicuci berulang kali tanpa merusak bentuk menjawab singkat 1 Nominal Scientific
aslinya. atau miskonsepsi. Literacy
Jika peserta didik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100

No Soal Jawaban Soal Hasil Pengerjaan Skor Level Literasi


Soal Soal sains
Polietilena tereftalat + air menjawab benar 2 Functional
(Kotz dkk, 2015). tetapi pemahaman Scientific Literacy
terbatas.
b) Gugus karboksil (COO-) dari Jika peserta didik
asam tereftalat bereaksi mampu menjawab 3 Conceptual
dengan gugus OH dari etilena benar dan mampu Scientific Literacy
glikol dan menghasilkan menghubungkan
senyawa sampingan berupa dengan konsep.
Gambar 8. Dakron H2O (Kotz dkk, 2015).
(Anonim, 2021)
Konten
Dakron merupakan polimer yang berasal serat
poliester dari PET (Polietilena tereftalat) dalam
reaksi kondensasi antara etilena glikol dan
asam tereftalat. Asam tereftalat yang
mengandung dua gugus asam karboksilat ketika
bereaksi dengan etilena glikol yang
mengandung dua gugus alkohol akan
membentuk ikatan ester dan air.
Berikut adalah reaksi yang terjadi :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101

No Soal Jawaban Soal Hasil Pengerjaan Skor Level Literasi


Soal Soal sains
Gambar 9. Reaksi Kondensasi pada Dakron
(Kotz dkk, 2015)
Pertanyaan soal (High Order Learning
Skill / HOLS)
a) Berdasarkan reaksi di atas, tunjukkan
manakah yang merupakan senyawa
polietilena tereftalat, asam tereftalat dan
etilena glikol!
b) Reaksi di atas melibatkan reaksi esterifikasi
dalam tahap pembentukan polimer.
Jelaskan gugus fungsi apa yang terlibat
dalam reaksi pembentukan dakron!
6. Konteks Jika peserta didik
Tanaman aren merupakan salah satu tanaman tidak menjawab 0 Scientific Illiteracy
Indonesia yang menghasilkan air aren (air nira) soal atau salah.
dan mengandung sukrosa. Jika peserta didik
Air aren banyak dimanfaatkan sebagai pemanis menjawab singkat 1 Nominal Scientific
dan menjadi bahan utama dalam pembuatan a) atau miskonsepsi. Literacy
gula merah. Glukosa Fruktosa Jika peserta didik
(Sumardjo, 2009). menjawab benar 2 Functional
tetapi pemahaman Scientific Literacy
b) Campuran antara fruktosa terbatas.
dan glukosa (sukrosa) Jika peserta didik
mampu mengubah perputaran mampu menjawab 3 Conceptual
cahaya terpolarisasi ke arah benar dan mampu Scientific Literacy
kanan (+66,5°) tetapi karena menghubungkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102

No Soal Jawaban Soal Hasil Pengerjaan Skor Level Literasi


Soal Soal sains
adanya reaksi hidrolisis atau dengan konsep.
reaksi yang melibatkan
penambahan air, pemutaran
bidang cahaya terpolariasi ke
arah kiri. Fruktosa memutar
cahaya terpolarisasi ke arah
kiri (-92,4°) sedangkan
glukosa memutar cahaya
Gambar 10. Air Nira dari Pohon Aren terpolarisasi ke arah kanan
(+52,7°) (Sumardjo, 2009).
(Anonim, 2020)
Konten
Sukrosa termasuk jenis disakarida dengan
rumus molekul C12H22O11. Sukrosa dibuat dari
reaksi kondensasi antar dua molekul
monosakarida dan mengeliminasi satu molekul
air.

Gambar 11. Struktur Sukrosa


(Sumardjo, 2009).

Pertanyaan soal (High Order Learning


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103

No Soal Jawaban Soal Hasil Pengerjaan Skor Level Literasi


Soal Soal sains
Skill / HOLS)
a) Gambakan dan sebutkan struktur monomer
yang membentuk sukrosa dalam gula tebu!
b) Mengapa sukrosa yang terkandung dalam
gula tebu disebut sebagai gula inversi?
7. Konteks a) Gula yang menjadi unit Jika peserta didik
Air Susu Ibu atau yang sering dikenal sebagai penyusun laktosa yaitu D- tidak menjawab 0 Scientific Illiteracy
ASI merupakan makanan terbaik yang galaktosa dan D-glukosa soal atau salah.
dikonsumsi bayi. ASI mengandung banyak jenis dengan ikatan yang terdapat
Jika peserta didik
nutrisi yang bermanfaat bagi bayi seperti di dalamnya yaitu mata rantai
menjawab singkat 1 Nominal Scientific
vitamin, mineral dan gula laktosa. 𝛽, 1  4’ (Riswiyanto, atau miskonsepsi. Literacy
2009). Jika peserta didik
menjawab benar 2 Functional
b) Uji Barfoed  Pereaksi tetapi pemahaman Scientific Literacy
Barfoed  Endapan merah terbatas.
Uji Benedict  Pereaksi Jika peserta didik
Benedict  Endapan merah mampu menjawab 3 Conceptual
Uji Fehling  Pereaksi benar dan mampu Scientific Literacy
Fehling  Endapan merah menghubungkan
(Riswiyanto, 2009). dengan konsep.
Gambar 12. Air Susu Ibu (ASI)
(Murray, 2020)
Konten
Gula laktosa merupakan salah satu jenis gula
disakarida dan termasuk dalam golongan gula
pereduksi. Keberadaan laktosa sebagai gula
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

104

No Soal Jawaban Soal Hasil Pengerjaan Skor Level Literasi


Soal Soal sains
pereduksi bisa diketahui melalui uji kualitatif.
Pertanyaan soal (High Order Learning
Skill / HOLS)
a) Apa jenis gula yang menjadi unit penyusun
laktosa dan ikatan apa yang terdapat di
dalam struktur laktosa pada ASI?
b) Sebutkan uji kualitatif yang digunakan
untuk menguji gula pereduksi beserta
pereaksi yang digunakan dan ciri yang
menandakan keberadaan gula pereduksi
dalam ASI?
8. Konteks a) Uji kualitatif yang cocok Jika peserta didik
Kentang, gandum, jagung dan ubi merupakan digunakan yaitu uji Molish,
tidak menjawab 0 Scientific Illiteracy
sumber utama pati. Pati yang terkandung di uji iodin, uji Benedict, dan
soal atau salah.
dalamnya berfungsi sebagai cadangan makanan uji Seliwanof karena
Jika peserta didik
dalam bentuk karbohidrat. Bagi tubuh manusia, makanan yang diujikan
menjawab singkat 1 Nominal Scientific
makanan tersebut merupakan sumber kalori merupakan karbohidrat
atau miskonsepsi. Literacy
sehingga mampu menambah energi dalam (Fessenden, 1992). Jika peserta didik
tubuh. menjawab benar 2 Functional
tetapi pemahaman Scientific Literacy
b) Makanan yang mengandung terbatas.
amilum yaitu roti, kedelai Jika peserta didik
dan nasi (Sumardjo, 2009). mampu menjawab 3 Conceptual
benar dan mampu Scientific Literacy
menghubungkan
dengan konsep.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105

No Soal Jawaban Soal Hasil Pengerjaan Skor Level Literasi


Soal Soal sains

Gambar 13. Sumber Karbohidrat


(Anggraini, 2020)
Konten
Pati atau amilum merupakan bagian dari
tumbuhan yang mengandung glukosa. Senyawa
amilum merupakan polisakarida yang
mengandung amilosa dan amilopektin. karena
struktur kimia amilum yang memiliki rantai
tidak bercabang dan tersusun dari satuan ∝-D-
Glukopiranosa dengan glikosidik 1,4.
Pertanyaan soal (High Order Learning
Skill / HOLS)
a) Uji kualitatif apakah yang dapat dilakukan
untuk mengetahui kandungan amilum
dalam makanan seperti kentang, beras dan
ubi?
b) Berikut merupakan hasil pengujian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

106

No Soal Jawaban Soal Hasil Pengerjaan Skor Level Literasi


Soal Soal sains
kandungan amilum pada beberapa
makanan.
Jenis bahan Hasil pengujian
makanan
Kentang Biru gelap
Tahu Putih kecoklatan
Kedelai Biru kehitaman
Nasi Biru
Putih telur Jingga kecoklatan
Berdasakan hasil pengujian tersebut, manakah
bahan makanan yang mengandung amilum?
9. Konteks a) Golongan karbohidrat : Jika peserta didik
Beras merah merupakan salah satu bahan  Monosakarida : 1 unit tidak menjawab 0 Scientific Illiteracy
pangan yang mengandung karbohidrat. karbohidrat soal atau salah.
Karbohidrat merupakan senyawa organik yang  Disakarida : 2 unit Jika peserta didik Nominal Scientific
banyak terdapat di alam dan dikonsumsi oleh karbohidrat menjawab singkat 1 Literacy
manusia karena berperan sebagai sumber energi  Oligosakarida : 3 – 9 atau miskonsepsi.
utama di dalam tubuh. unit karbohidrat Jika peserta didik
 Polisakarida : lebih menjawab benar 2 Functional
dari 10 unit sakarida. tetapi pemahaman Scientific Literacy
(Riswiyanto, 2009). terbatas.
b) Monosakarida merupakan Jika peserta didik
jenis gula sederhana karena mampu menjawab 3
struktur yang terkandung di benar dan mampu Conceptual
dalamnya tidak bisa lagi menghubungkan Scientific Literacy
terhidrolisis menjadi bentuk dengan konsep.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

107

No Soal Jawaban Soal Hasil Pengerjaan Skor Level Literasi


Soal Soal sains
yang lebih sederhana
(Fessenden, 1992).

Gambar 14. Beras Merah


(Larissa, 2020)

Konten
Karbohidrat tersusun dari karbon, hidrogen dan
oksigen dan memiliki rumus empiris CH2O.
Karbohidrat diklasifikasikan menjadi dua
kelompok besar yaitu karbohidrat sederhana dan
karbohidrat kompleks.
Pertanyaan soal (High Order Learning
Skill / HOLS)
a) Ada beberapa golongan karbohidrat
sebagai salah satu kandungan yang terdapat
dalam beras merah. Jika ditinjau
berdasarkan jumlah unit dari struktur
penyusunnya, sebutkan apa saja golongan
karbohidrat!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

108

No Soal Jawaban Soal Hasil Pengerjaan Skor Level Literasi


Soal Soal sains
b) Dari golongan karbohidrat tersebut,
manakah yang merupakan gula sederhana?
Jelaskan alasannya!
10. Konteks a) Struktur sukrosa dan laktosaJika peserta didik
Terdapat beberapa jenis gula yang kita berbeda karena berbeda tidak menjawab 0 Scientific Illiteracy
konsumsi sehari-hari seperti gula jagung, gula monomer pembentuknya. soal atau salah.
pasir dan gula tebu. Gula tebu mengandung  Sukrosa : Gula tebu Jika peserta didik
gula sukrosa yang termasuk ke dalam salah satu dengan monomer menjawab singkat 1 Nominal Scientific
jenis gula disakarida yang biasa ditambahkan ke pembentuk yaitu 1atau miskonsepsi. Literacy
dalam makanan atau minuman yang molekul glukosa dan 1 Jika peserta didik
mengandung sukrosa. Contoh gula lain yang molekul fruktosa. menjawab benar 2 Functional
termasuk ke dalam golongan disakarida adalah  Laktosa : Susu dengan tetapi pemahaman Scientific Literacy
laktosa. monomer pembentuk terbatas.
yaitu 1 molekul glukosa Jika peserta didik
dan 1 molekul galaktosa.mampu menjawab 3 Conceptual
(Fessenden, 1992). benar dan mampu Scientific Literacy
menghubungkan
b) Laktosa merupaka gula dengan konsep.
pereduksi karena ikatan D-
galaktosa dan D-glukosa
membentuk ikatan ∝ (1  4)
Gambar 15. Tebu Air glikosida laktosa dan
(Ahra, 2019) mempunyai atom karbon
Konten hemiasetal (Fessenden,
Sukrosa dan laktosa memiliki kesamaan yaitu 1992).
termasuk dalam jenis disakarida yang mudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

109

No Soal Jawaban Soal Hasil Pengerjaan Skor Level Literasi


Soal Soal sains
terlarut di dalam air. Sukrosa dan laktosa dibuat
berdasarkan reaksi kondensasi antara dua
molekul monosakarida dan disertai dengan
pelepasan satu molekul air.
Pertanyaan soal (High Order Learning
Skill / HOLS)
a) Jika ditinjau dari monomer pembentuknya,
apakah perbedaan antara sukrosa yang
terkandung dalam gula tebu dan laktosa?
b) Di antara sukrosa dan laktosa, manakah
yang termasuk gula pereduksi? Jelaskan!
11. Konteks a) Perlakuan yang berpotensi Jika peserta didik
Telur merupakan jenis makanan yang baik di menyebabkan telur tidak menjawab 0 Scientific Illiteracy
konsumsi manusia karena mengandung protein mengalami denaturasi yaitu soal atau salah.
yang dibutuhkan oleh tubuh selama masa adanya pemanasan, Jika peserta didik
pertumbuhan. penambahan asam, basa menjawab singkat 1 Nominal Scientific
(jenis reagen khusus), dan atau miskonsepsi. Literacy
pengocokan (Fessenden, Jika peserta didik
1992). menjawab benar 2 Functional
tetapi pemahaman Scientific Literacy
b) Kondisi awal telur tidak bisa terbatas.
kembali setelah diberikan Jika peserta didik
perlakuan karena struktur mampu menjawab 3 Conceptual
protein dalam telur sudah benar dan mampu Scientific Literacy
Gambar 16. Telur berubah (Fessenden, 1992). menghubungkan
(Widiastuti, 2019) dengan konsep.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

110

No Soal Jawaban Soal Hasil Pengerjaan Skor Level Literasi


Soal Soal sains
Konten
Secara fisik, struktur dan bentuk dari telur bisa
mengalami kerusakan atau denaturasi
dikarenakan beberapa perlakuan. Denaturasi
terjadi jika susunan ruang atau rantai dari
polipeptida suatu molekul mengalami
perubahan.
Pertanyaan soal (High Order Learning
Skill / HOLS)
a) Apakah jenis pelakuan yang berpotensi
menyebabkan denaturasi pada telur?
b) Apakah telur yang sudah mengalami
denaturasi memiliki kemungkinan untuk
kembali ke kondisi awal? Jika iya,
mengapa?
12. Konteks a) Protein memiliki gugus Jika peserta didik
Semua jenis ikan mengandung protein. Ikan yang bersifat basa yaitu tidak menjawab 0 Scientific Illiteracy
salmon merupakan salah satu jenis ikan yang amino (-NH2) dan gugus soal atau salah.
kaya akan kandungan protein dan disarankan asam atau karboksilat (- Jika peserta didik
untuk dikonsumsi oleh anak ketika masih COOH) sehingga menjawab singkat 1 Nominal Scientific
berada di fase tumbuh kembang. menyebabkan protein atau miskonsepsi. Literacy
mampu bereaksi sebagai Jika peserta didik
asam maupun basa dan menjawab benar 2 Functional
mampu menyumbangkan tetapi pemahaman Scientific Literacy
atau menerima proton (H+) terbatas.
(Suprayitno, 2017). Jika peserta didik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

111

No Soal Jawaban Soal Hasil Pengerjaan Skor Level Literasi


Soal Soal sains
mampu menjawab 3 Conceptual
b) Struktur sekunder dari benar dan mampu Scientific Literacy
protein terbentuk karena menghubungkan
adanya ikatan hidrogen atau dengan konsep.
hidrogen amida antara atom
O dari gugus karbonil
(C=O) dengan atom H pada
gugus amino (N-H) pada
Gambar 17. Ikan Salmon ikatan polipeptida dan
(Ustman, 2019) berbentuk konformasi spiral
Konten yang disebut heliks
Protein merupakan polimer yang tersusun dari (Suprayitno, 2017).
beberapa asam amino dan unsur utama
penyusun protein yaitu karbon (C), hidrogen
(H), oksigen (O) dan nitrogen (N). Protein
memiliki struktur kompleks yang berpengaruh
pada sifat protein dikarenakan memiliki
kemungkinan untuk tersusun dari 20 jenis asam
amino yang berbeda. Salah satu sifat protein
yaitu bersifat amfoter.
Pertanyaan soal (High Order Learning
Skill / HOLS)
a) Mengapa kandungan protein yang terdapat
dalam ikan bersifat amfoter? Gugus fungsi
apakah yang mempengaruhi sifat amfoter
tersebut?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

112

No Soal Jawaban Soal Hasil Pengerjaan Skor Level Literasi


Soal Soal sains
b) Bagaimana struktur sekunder dari protein
yang terbentuk dari gugus karbonil dan
gugus amino?
13. Konteks a) Reaksi pembentukan ikatan Jika peserta didik
Bahan pangan hewani seperti telur, daging, peptida yang terjadi dalam tidak menjawab 0 Scientific Illiteracy
susu, dan ikan mengandung protein yang tinggi. molekul protein yaitu gugus soal atau salah.
karboksil dari suatu asam Jika peserta didik
amino berikatan dengan menjawab singkat 1 Nominal Scientific
atom nitrogen dari asam atau miskonsepsi. Literacy
amino yang lain Jika peserta didik
(Suprayitno, 2017). menjawab singkat 2 Functional
dan miskonsepsi. Scientific Literacy
b) Ikatan peptida yang Jika peserta didik
terbentuk memiliki mampu menjawab 3 Conceptual
Gambar 18. Makanan yang Menjadi Sumber kemungkinan untuk dirusak benar dan mampu Scientific Literacy
Protein atau diputuskan melalui menghubungkan
(Anonim, 2016) reaksi hidrolisis. Reaksi dengan konsep.
Konten hidrolisis yang melibatkan
Protein merupakan molekul polipetida yang air yang akan menyebabkan
berukuran besar dan disusun oleh lebih dari 100 ikatan tersebut terputus
asam amino yang terikat satu sama lain secara (Suprayitno, 2017).
kovalen melalui ikatan peptida.
Pertanyaan soal (High Order Learning
Skill / HOLS)
a) Bagaimana reaksi pembentukan ikatan
peptida yang terjadi pada protein dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

113

No Soal Jawaban Soal Hasil Pengerjaan Skor Level Literasi


Soal Soal sains
bahan pangan hewani?
b) Apakah ada kemungkinan ikatan peptida
pada protein tersebut putus? Jelaskan!
14. Konteks a) Antibodi di dalam tubuh akan Jika peserta didik
Dalam tubuh kita terdapat banyak jenis protein bereaksi dengan antigen dan tidak menjawab 0 Scientific Illiteracy
yang memiliki peranan masing-masing. Protein berfungsi untuk melawan soal atau salah.
terbentuk dari 20 jenis asam amino yang infeksi sedangkan insulin Jika peserta didik
berbeda. merupakan hormon yang menjawab singkat 1 Nominal Scientific
berfungsi untuk menjaga atau miskonsepsi. Literacy
keseimbangan kadar gula Jika peserta didik
darah dalam tubuh (Marks, menjawab benar 2 Functional
2000). tetapi pemahaman Scientific Literacy
terbatas.
Gambar 19. Asam Amino dalam
b) Protein yang terdapat dalam Jika peserta didik
Hemoglobin
antibodi akan mengenal mampu menjawab 3 Conceptual
(Arnaud, 2018)
kemudian menempel dan benar dan mampu Scientific Literacy
Konten
mengikat benda asing seperti menghubungkan
Salah satu jenis protein yang ada di dalam tubuh
virus dan bakteri yang masuk dengan konsep.
adalah hemoglobin yang berfungsi untuk
ke dalam tubuh dan
mengangkut dan mengedarkan oksigen ke
mematikan benda asing
seluruh tubuh. Jenis protein lain yang terdapat
tersebut (Marks, 2000).
di dalam tubuh manusia yaitu antibodi dan
insulin.

Pertanyaan soal (High Order Learning


Skill / HOLS)
a) Apakah fungsi dari antibodi dan insulin bagi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

114

No Soal Jawaban Soal Hasil Pengerjaan Skor Level Literasi


Soal Soal sains
tubuh?
b) Bagaimana protein yang terdapat di antibodi
dalam membunuh virus atau bakteri?
15. Konteks a) Proses denaturasi pada Jika peserta didik
Rambut merupakan salah satu bagian tubuh protein rambut terjadi selama tidak menjawab 0 Scientific Illiteracy
yang mengandung banyak protein. Salah satu penambahan bahan pereduksi soal atau salah.
proses yang menyebabkan denaturasi pada karena bahan pereduksi yang Jika peserta didik
protein dalam rambut adalah pengeritingan. akan memutuskan ikatan menjawab singkat 1 Nominal Scientific
disulfida (Suprayitno, 2017). atau miskonsepsi. Literacy
b) Denaturasi yang terjadi pada Jika peserta didik
rambut bersifat reversibel menjawab benar 2 Functional
karena rambut bisa kembali tetapi pemahaman Scientific Literacy
ke struktur yang semula terbatas.
(Suprayitno, 2017). Jika peserta didik
mampu menjawab 3 Conceptual
benar dan mampu Scientific Literacy
menghubungkan
Gambar 20. Rambut adalah Bagian dengan konsep.
Tubuh yang Mengandung Protein
(Anonim, 2020)
Konten
Protein yang ada dalam rambut yaitu keratin
mengandung struktur ikatan disulfida. Rambut
yang ditata di salon dengan berbagai jenis
model rambut biasanya ditambahkan bahan
pereduksi terlebih dahulu kemudian diberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

115

No Soal Jawaban Soal Hasil Pengerjaan Skor Level Literasi


Soal Soal sains
pengoksidasi ringan supaya ikatan disulfida
timbul kembali.

Pertanyaan soal (High Order Learning


Skill / HOLS)
a) Jika dilihat dari proses yang terjadi selama
pengeritingan rambut, pada tahap manakah
protein pada rambut mengalami denaturasi?
b) Apakah denaturasi yang terjadi pada
pengeritingan rambut bersifat irreversible
(tidak bisa kembali)?
16. Konteks a) Minyak yang berwujud cair Jika peserta didik
Minyak goreng dan margarin merupakan lipid memiliki kemungkinan untuk tidak menjawab 0 Scientific Illiteracy
yang terkandung di bahan makanan dan dapat berubah menjadi margarin soal atau salah.
ditemukan dengan mudah di kehidupan sehari- yang berwujud padat dengan Jika peserta didik
hari. cara meningkatkan titik menjawab singkat 1 Nominal Scientific
lelehnya melalui reaksi adisi atau miskonsepsi. Literacy
yaitu dengan menambahkan Jika peserta didik
atom hidrogen pada sisi menjawab benar 2 Functional
ikatan rangkap rantai karbon tetapi pemahaman Scientific Literacy
asam lemak sehingga terbatas.
membentuk ikatan jenuh Jika peserta didik
(Kusnandar, 2019). mampu menjawab 3 Conceptual
b) Reaksi yang terlibat dalam benar dan mampu Scientific Literacy
pembuatan margarin yaitu menghubungkan
reaksi hidrogenasi dengan konsep.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

116

No Soal Jawaban Soal Hasil Pengerjaan Skor Level Literasi


Soal Soal sains
Gambar 21. Margarin dan Minyak (Kusnandar, 2019).
(Yanti, 2013)
Konten
Lemak dan minyak merupakan istilah untuk
senyawa yang sama yaitu trigliserida. Perbedaan
antara lemak dan minyak terletak pada wujud di
suhu ruang. Lemak berbentuk padat sedangkan
minyak berbentuk cair.
Pertanyaan soal (High Order Learning
Skill / HOLS)
a) Apakah mungkin mengubah minyak yang
berwujud cair menjadi margarin yang
berwujud padat?
b) Reaksi apakah yang terlibat dalam
pembuatan margarin?
17. Konteks a) Reaksi yang terjadi pada Jika peserta didik
Minyak goreng merupakan salah satu bahan minyak sehingga mengalami tidak menjawab 0 Scientific Illiteracy
kebutuhan rumah tangga yang digunakan untuk kerusakan yaitu reaksi soal atau salah.
menggoreng berbagai jenis makanan. oksidasi (Kusnandar, 2019). Jika peserta didik
Penggunaan minyak goreng berulang akan b) Ikatan rangkap pada asam menjawab singkat 1 Nominal Scientific
membuat minyak berubah warna menjadi coklat lemak yang bersifat reaktif atau miskonsepsi. Literacy
kegelapan dan memiliki bau tengik. dan mudah mengalami reaksi Jika peserta didik
oksidasi (Kusnandar, 2019). menjawab benar 2 Functional
tetapi pemahaman Scientific Literacy
terbatas.
Jika peserta didik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

117

No Soal Jawaban Soal Hasil Pengerjaan Skor Level Literasi


Soal Soal sains
mampu menjawab 3 Conceptual
benar dan mampu Scientific Literacy
menghubungkan
dengan konsep.

Gambar 22. Minyak goreng yang sudah


lama digunakan
(Lyliana, 2020)
Konten
Minyak yang berubah warna menjadi coklat
kegelapan dan memiliki bau tengik menandakan
bahwa minyak sudah mengalami kerusakan.
Kerusakan atau degradasi yang terjadi pada
minyak dikarenakan adanya pemanasan yang
tinggi.

Pertanyaan soal (High Order Learning


Skill / HOLS)
a) Reaksi apakah yang terjadi saat minyak
mengalami kerusakan?
b) Ikatan apakah yang akan terputus ketika
terpapar dengan oksigen yang bersifat
reaktif?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

118

No Soal Jawaban Soal Hasil Pengerjaan Skor Level Literasi


Soal Soal sains
18. Konteks Asam lemak jenuh merupakan Jika peserta didik
Keju dan yoghurt merupakan olahan dari susu asam lemak yang tidak memiliki tidak menjawab 0 Scientific Illiteracy
yang banyak dijual di pasaran. Kedua bahan ini ikatan rangkap pada rantai soal atau salah.
mengandung asam lemak. karbonnya sedangkan asam Jika peserta didik
lemak tak jenuh memiliki 1 atau menjawab singkat 1 Nominal Scientific
lebih ikatan rangkap (Estiasih, atau miskonsepsi. Literacy
2016). Jika peserta didik
menjawab benar 2 Functional
tetapi pemahaman Scientific Literacy
terbatas.
Jika peserta didik
mampu menjawab 3
benar dan mampu Conceptual
menghubungkan Scientific Literacy
Gambar 23. Keju dan Yogurt dengan konsep.
(Henneman, 2020)
Konten
Asam lemak merupakan asam monokarboksilat
alifatik yang dihasilkan dari hasil hidrolisis
lemak. Asam lemak merupakan titik awal dari
struktur lipid sehingga menentukan sifat dari
lipid. Asam lemak terbagi ke dalam dua jenis
yaitu asam lemak jenuh dan asam lemak tak
jenuh.
Pertanyaan soal (High Order Learning
Skill / HOLS)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

119

No Soal Jawaban Soal Hasil Pengerjaan Skor Level Literasi


Soal Soal sains
Jika ditinjau berdasarkan strukturnya,
deskripsikan perbedaan antara struktur dari
asam lemak jenuh dalam olehan susu dengan
asam lemak tak jenuh!
19. Konteks a) Reaksi yang berperan dalam Jika peserta didik
Di dalam kehidupan sehari-hari, sabun pembuatan sabun yaitu reaksi tidak menjawab 0 Scientific Illiteracy
merupakan salah satu kebutuhan rumah tangga saponifikasi dimana reaksi soal atau salah.
yang umum digunakan sebagai pembersih. hidrolisis lipid dengan basa Jika peserta didik
Sabun memiliki beberapa bentuk antara lain kuat yang ditambahkan ke menjawab singkat 1 Nominal Scientific
sabun padat/batangan dan sabun cair. dalamnya akan menghasilkan atau miskonsepsi. Literacy
gliserol dan garam asam Jika peserta didik
lemak (sabun) (Riswiyanto, menjawab benar 2 Functional
2009). tetapi pemahaman Scientific Literacy
terbatas.
b) Sabun mengandung gugus Jika peserta didik
polar dan non polar sehingga mampu menjawab 3 Conceptual
efektif untuk membersihkan benar dan mampu Scientific Literacy
kotoran yang bersifat menghubungkan
lipofilik dan hidrofilik dengan konsep.
(Riswiyanto, 2009).
Gambar 24. Minyak dan Sabun
(Anggraini, 2020)
Konten
Sabun dibuat dari bahan utama lipid yaitu
minyak. Selama proses pembuatan sabun,
senyawa lipid akan mengalami reaksi ketika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

120

No Soal Jawaban Soal Hasil Pengerjaan Skor Level Literasi


Soal Soal sains
ditambahkan basa kuat.
Pertanyaan soal (High Order Learning
Skill / HOLS)
a) Reaksi apakah yang terlibat selama proses
pembuatan sabun? Jelaskan!
b) Gugus apakah yang membuat sabun efektif
dalam membersihkan?
20. Konteks a) Asam lemak esensial Jika peserta didik
Minyak zaitun merupakan jenis minyak yang merupakan asam lemak yang tidak menjawab 0 Scientific Illiteracy
memiliki banyak manfaat dan menyehatkan dibutuhkan oleh tubuh soal atau salah.
bagi tubuh, meskipun harganya tergolong namun tidak dapat disintesis Jika peserta didik
mahal. Minyak zaitun umumnya ditambahkan oleh tubuh sehingga menjawab singkat 1 Nominal Scientific
ke dalam olahan makanan seperti salad dalam didapatkan melalui makanan atau miskonsepsi. Literacy
jumlah yang terbatas. (Subroto, 2008). Jika peserta didik
menjawab benar 2 Functional
b) Penyakit yang mampu tetapi pemahaman Scientific Literacy
disembuhkan oleh minyak terbatas.
zaitun yaitu kanker, Jika peserta didik
kolesterol tinggi, jantung mampu menjawab 3 Conceptual
koroner, diabetes hingga benar dan mampu Scientific Literacy
asma (Subroto, 2008). menghubungkan
Gambar 25. Minyak Zaitun dengan konsep.
(Trifiana, 2019)
Konten
Minyak zaitun merupakan sumber dari asam
oleat, vitamin E dan asam lemak tak jenuh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

121

No Soal Jawaban Soal Hasil Pengerjaan Skor Level Literasi


Soal Soal sains
Asam lemak yang mengandung banyak ikatan
rangkap disebut sebagai Poly Unsaturated Fatty
Acid (PUFA) atau yang dikenal sebagai lemak
esensial. Minyak zaitun bahkan mengandung
beragam antioksidan yang cukup tinggi dan
dapat menyembuhkan beberapa penyakit.
Pertanyaan soal (High Order Learning
Skill / HOLS)
a) Apakah yang dimaksud dengan asam
lemak esensial?
b) Apa saja manfaat minyak zaitun untuk
kesehatan?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 11 Kisi-kisi Lembar Pretest dan Posttest

Kisi-Kisi Pretest dan Posttest Konsep Kimia Peserta Didik


No Materi Aspek Pernyataan Jumlah Pernyataan Nomor
1. Polimer Konsep (definisi) 1
Konsep (reaksi vulkanisasi) 2
Contoh terkait dengan polimer dalam kehidupan sehari-hari 5 3
Contoh terkait dengan polimer dalam kehidupan sehari-hari 4
Contoh terkait dengan polimer dalam kehidupan sehari-hari 5
2. Karbohidrat Konsep (definisi) 6
Konsep (penggolongan) 7
Contoh terkait dengan karbohidrat dalam kehidupan sehari-hari 5 8
Contoh terkait dengan karbohidrat dalam kehidupan sehari-hari 9
Contoh terkait dengan karbohidrat dalam kehidupan sehari-hari 10
3. Protein Konsep (definisi) 11
Konsep (reaksi) 12
Contoh terkait dengan protein dalam kehidupan sehari-hari 5 13
Contoh terkait dengan protein dalam kehidupan sehari-hari 14
Contoh terkait dengan protein dalam kehidupan sehari-hari 15
4. Lemak Konsep umum (penggolongan) 16
Konsep umum (definisi) 17
Contoh terkait dengan lemak dalam kehidupan sehari-hari 5 18
Contoh terkait dengan lemak dalam kehidupan sehari-hari 19
Contoh terkait dengan lemak dalam kehidupan sehari-hari 20

122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 12 Kisi-kisi Lembar Angket Respon Peserta Didik

KISI-KISI LEMBAR ANGKET RESPON PESERTA DIDIK


Kisi-Kisi Lembar Angket Respon Peserta Didik Terhadap Perancangan Instrumen Tes untuk Mengukur Kemampuan Literasi
sains Peserta Didik pada Materi Makromolekul

Aspek Penilaian Jumlah Pernyataan Nomor


No Aspek Indikator
1. Perasaan Peserta didik senang dalam mengerjakan instrumen tes 1 1
2. Keseriusan Peserta didik serius dalam mengerjakan instrumen tes 1 2
3. Kemudahan Peserta didik mudah memahami materi dan soal pada instrumen tes 2 3
Peserta didik mudah dalam menggunakan instrumen tes 4
4. Keefektifan Peserta didik mendapatkan ilmu baru dengan adanya informasi kontekstual 2 5
Peserta didik menjadi lebih berfikir kritis dalam mengerjakan instrumen tes 6
5. Ketertarikan Peserta didik merasa instrumen tes tidak membosankan 2 7
Peserta didik tertarik untuk megerjakan instrumen tes 8
(Adaptasi Zunaidah dan Amin, 2016:21 & Sugiyono, 2013:201)

123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 13 Hasil Wawancara

Narasumber : Guru Kimia Kelas XII SMA Stella Duce, Bambanglipuro

Instansi : SMA Stella Duce, Bambanglipuro

Hari/Tanggal : Jumat, 06 November 2020

1. Pertanyaan : Kurikulum apa yang digunakan dalam pembelajaran Kimia di SMA Stella Duce Bambanglipuro ?
Jawaban : Biasanya menggunakan kurikulum 2013 tetapi selama pandemi mengalami penyesuaian dengan kurikulum darurat
yang dikeluarkan oleh Menteri Pendidikan sekitar bulan Juli. Kurikulum darurat sendiri secara keseluruhan lebih sederhana
untuk beberapa K.D.
2. Pertanyaan : Bagaimana penerapan kurikulum yang digunakan ?
Jawaban : Secara keseluruhan masih menggunakan kurikulum 2013 dikarenakan kurikulum darurat yang keluar agak terlambat
dan sudah menggunakan kurikulum 2013. Selain itu, kurikulum darurat juga dirasa kurang mendalam jika dibandingkan
kurikulum 2013. Dimulai sekitar bulan Agustus, kurikulum dikombinasikan antara kurikulum 2013 dan kurikulum darurat dan
penerapan kurikulum yang dikombinasikan berjalan dengan baik.
3. Pertanyaan : Sudah berapa lama Bapak mengajar Kimia ?
Jawaban : Mengajar formal di sekolah sudah 4 tahun (3 tahun di SMA Stella Duce Bambanglipuro) dan untuk nonformal sudah
sekitar 8 tahun.
4. Pertanyaan : Pernah mengajar Kimia di kelas berapa saja ?
Jawaban : Mengajar di kelas X, XI dan XII.
5. Pertanyaan : Sekarang mengajar Kimia di kelas berapa ?
Jawaban : Mengajar di kelas X, XI dan XII.
6. Pertanyaan : Bagaimana model dan metode pembelajaran yang Bapak gunakan ?
Apakah model dan metode yang digunakan berjalan dengan baik ?
Jawaban : Terus terang, tidak mengenal begitu jauh mengenai model dan metode pembelajaran tetapi selama ini menggunakan
model pembelajaran Discovery Learning dimana memberikan penyampaian materi dulu kemudian peserta didik diberi

124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

125

kesempatan untuk bertanya. Penerapan model pembelajaran Discovery Learning di kelas XII agak susah dilaksanakan karena
peserta didik yang terkesan pasif dan kurang ingin tahu. Untuk metode pembelajaran sendiri menggunakan PPT, video
pembelajaran dan ilustrasi.
7. Pertanyaan : Bagaimana motivasi peserta didik dalam belajar Kimia ?
Jawaban : Motivasi belajar peserta didik di kelas XII masih kurang. Kemampuan kognitif dari kelas XII beragam, dari level
rendah ke tinggi. Keberagaman segi kognitif itu juga memberikan pengaruh pada motivasi belajar peserta didik di kelas. Ketika
mengajar, mengikuti kemampuan kognitif peserta didik yang berada di level sedang dan membuat peserta didik yang berada di
level rendah dan tinggi kurang termotivasi dan kurang sesuai dengan level kognitif yang mereka miliki. Antar peserta didik
masih sungkan untuk bertanya dan berdiskusi seputar materi yang dipelajari.
8. Pertanyaan : Bagaimana hasil belajar dari peserta didik ?
Jawaban : Hasil belajar dari peserta didik berbanding lurus dengan motivasi. Jika dibeberapa K.D tidak termotivasi, pasti has il
belajar yang didapat juga jelek. Cara yang digunakan untuk mengantisipasi peserta didik mendapatkan hasil belajar yang baik
yaitu dengan membuat kelompok belajar dan saling berdiskusi namun kembali lagi, hanya beberapa siswa yang mendapatkan
hasil belajar baik. Namun secara keseluruhan, hasil belajar ini bergantung pada proses pembelajaran. Hasil pembelajaran ketika
antar peserta didik saling berdiskusi lebih baik jika dibandingan dengan Discovery Learning, meskipun tidak semua peserta
didik mendapat hasil yang baik.
9. Pertanyaan : Bagaimana pelaksanaan evaluasi dalam pembelajaran Kimia yang selama ini Bapak lakukan ?
Jawaban : Lebih banyak menggunakan evaluasi tertulis seperti portofolio dan tugas-tugas. Selama daring, lebih banyak
menggunakan evaluasi tertulis dalam bentuk portofolio dan lebih ke arah menganalisis. Dengan evaluasi tertulis dan soal-soal
yang diberikan dalam bentuk analisis, pendidik menyadari bahwa sebenarnya peserta didik mampu dan kemampuan analisanya
sangat baik hanya saja tidak termotivasi.
10. Pertanyaan : Apakah setiap K.D dilakukan evaluasi ?
Jawaban : Setidaknya ada satu evaluasi dalam satu K.D. Namun jika K.D terlalu panjang, maka dibagi-bagi menyesuaikan
kemampuan analisis peserta didik.
11. Pertanyaan : Evaluasi seperti apa yang biasa Bapak lakukan ?
Jawaban : Evaluasi yang biasa digunakan yaitu ulangan harian, portofolio dan penugasan dan untuk beberapa K.D dibuat
penugasan kelompok.
12. Pertanyaan : Apakah yang Bapak ketahui tentang instrumen tes ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

126

Jawaban : Instrumen tes ada berbagai macam dan penggunaan menyesuaikan dengan kondisi pembelajaran siswa karena
dengan mengobservasi dan mengamati sudah termasuk di dalam instrumen tes.
13. Pertanyaan : Apakah selama ini Bapak menggunakan instrumen tes untuk mengetahui keberhasilan belajar peserta didik ?
*Jika Ya
 Instrumen tes seperti apa yang Bapak gunakan ?
 Sumber referensi apa yang Bapak gunakan sebagai instrumen tes?
Jawaban : Secara keseluruhan, instrumen tes dijadikan patokan untuk mengetahui keberhasilan belajar peserta didik dan
instrumen tes yang paling mudah digunakan adalah tes tertulis. Ada beberapa instrumen tes yang dibuat sendiri seperti soal
analisis karena tidak dapat ditemukan dalam kumpulan soal dalam buku tetapi ada beberapa juga yang langsung diambil dari
buku.
14. Pertanyaan : Menurut Bapak, apakah aspek penting yang harus ada di dalam setiap instrumen tes ?
Jawaban : Aspek penting yang harus ada di instrumen tes yaitu kisi soal, poin-poin yang dinilai, K.D yang ingin dinilai dan
kunci jawaban karena ada beberapa soal dalam bentuk uraian sifatnya subjektif.
15. Pertanyaan : Menurut Bapak, instrumen tes seperti apa yang baik digunakan sehingga bisa mengukur keberhasilan belajar dari
peserta didik ?
Jawaban : Instrumen tes yang baik digunakan yaitu ketika peserta didik sudah mampu menganalisis dan bahkan bercerita
tentang materi yang terkait. Dari situ bisa terlihat seberapa jauh tingkat pemahaman peserta didik.
16. Pertanyaan : Apakah yang Bapak ketahui tentang Literasi sains ?
Jawaban : Saya belum pernah mendengar mengenai Literasi sains.
17. Pertanyaan : Menurut penelitian yang dilakukan oleh PISA, Literasi sains merupakan bagian dari literasi sains yang dianggap
penting dalam menentukan tingkat keberhasilan belajar peserta didik.
Menurut Bapak, mengapa Literasi sains dianggap penting ?
Jawaban : Karena tadi disebutkan kalau Literasi sains merupakan bagian dari literasi sains yang berarti lebih ke arah analitis
dan berfikir kreatif dan kritis dan dari hal tersebut sudah muncul alasan mengapa Literasi sains itu dianggap penting untuk
peserta didik.
18. Pertanyaan : Menurut Shwartz et al, (2006), terdapat 4 aspek dalam Literasi sains yaitu pengetahuan materi kimia, kimia dalam
konteks, keterampilan belajar tingkat tinggi dan aspek afektif.
Apakah selama ini instrumen tes yang Bapak gunakan/kembangkan sudah memenuhi ke empat aspek tersebut ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

127

Jawaban : Instrumen tes yang saya gunakan masih belum memenuhi ke empat aspek tersebut terutama untuk aspek afektif yang
masih sulit untuk diimplementasikan. Untuk kimia di dalam konteks hanya beberapa karena ada bagian yang harus saya
kembali pelajari dan mengingat bahwa dasar ilmu saya yang sebenarnya bukanlah kimia tetapi fisika.
19. Pertanyaan : Selama ini, bagaimana Bapak menilai bahwa peserta didik memiliki Literasi sains yang baik ?
Jawaban : Paling dasar dan sebagai aspek paling rendah yaitu ketika peserta didik mampu menjawab seperti pengertian tetapi
yang utama yaitu ketika peserta didik mampu mengaitkan dengan konsep.
20. Pertanyaan : Apa yang Bapak ketahui mengenai pendekatan kontekstual ?
Jawaban : Pendekatan kontekstual yaitu konteks yang ada di dalam kehidupan sehari-hari. Ketika pandemi Covid 19, soal kimia
dikaitkan dengan pembersih. Ketika membuat pembersih, ada materi pengenceran yang berkaitan dengan kimia. Selain itu juga
artikel tentang penggaraman yang kemudian mereka coba kritisi.
21. Pertanyaan : Apakah selama ini instrumen tes yang bapak gunakan/kembangkan menggunakan pendekatan kontestual ?
* Jika ya
Pendekatan kontestual seperti apa yang harus ada dalam instrumen tes yang Bapak gunakan/kembangkan ?
Jawaban : Kebanyakan instrumen tes digunakan tidak menggunakan pendekatan kontekstual dan pendekatan kontekstual yang
seharusnya ada dalam instrumen tes yaitu yang dapat ditemukan dengan mudah di dalam keseharianan peserta didik.
Kurikulum lama banyak memberikan target yang sulit untuk dilakukan dalam segi waktu dan pencapaian sehingga sulit untuk
mengolah apa yang seharusnya diberikan kepada peserta didik.
22. Pertanyaan : Menurut Bapak, apakah perlu untuk mengembangkan instrumen tes berbasis pendekatan kontestual untuk
mengukur kemampuan Literasi sains peserta didik ?
Jawaban : Jika menggunakan skala 1-10, maka diberikan skala 8.
23. Pertanyaan : Menurut Bapak, seberapa penting untuk mengembangkan instrumen tes berbasis pendekatan kontestual untuk
mengukur kemampuan Literasi sains peserta didik ?
Jawaban : Meskipun pada akhirnya peserta didik tidak mendalami ilmu kimia, setidaknya jika menemukan sesuatu yang
berkaitan dengan kimia, peserta didik mampu mengkritisi dan mengaitkan dengan ilmu kimia yang sudah didapat sebelumnya.
24. Pertanyaan : Makromolekul adalah materi kimia dengan lingkup yang luas dan bentuk nyata dari makromolekul bisa ditemukan
di dalam kehidupan sehari-hari.
Bagaimana proses pembelajaran dan evaluasi pembelajaran untuk materi makromolekul ?
Jawaban : Selama dua tahun, proses pembelajaran untuk makromolekul dilakukan dalam bentuk presentasi dan saling tanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

128

jawab. Hal ini dikarenakan untuk materi makromolekul lebih diarahkan untuk mencari sendiri namun jika ada yang
menyimpang, perlu untuk diperjelas dan diluruskan untuk mengindari kesalahpahaman. Untuk evaluasi tidak dilakukan ulangan
harian, hanya presentasi dan makalah. Kemudian ketika dilakukan persentasi, sebenarnya tidak terlalu dilihat ke kimia tetapi
dinilai dari aspek sikap seperti cara penyampaian selama presentasi, cara bertanya dan menjawab. Tidak harus benar-benar
betul, setidaknya peserta didik sudah berani untuk mencoba menjawab maka ada poin tersendiri.
25. Pertanyaan : Apakah selama ini ada kesulitan atau kendala dalam proses pembelajaran dan evaluasi pembelajaran untuk materi
makromolekul ?
*Jika ya
Di bagian mana merasa ada kesulitan atau kendala selama proses pembelajaran makromolekul ?
Jawaban : Secara keseluruhan tidak ada, hanya saja ada saat dimana peserta didik yang bertanya melewati batas dan lepas dari
materi yang sedang dibahas.
26. Pertanyaan : Menurut Bapak, apakah perlu untuk mengembangkan instrumen tes berbasis pendekatan kontestual dalam materi
makromolekul untuk mengukur kemampuan Literasi sains peserta didik ?
Jawaban : Perlu.
27. Pertanyaan : Menurut Bapak, seberapa penting untuk mengembangkan instrumen tes berbasis pendekatan kontestual dalam
materi makromolekul untuk mengukur kemampuan Literasi sains peserta didik ?
Jawaban : Makromolekul adalah materi yang sering ditemukan di dalam kehidupan sehari-hari seperti protein dan lemak dan
bisa dihubungkan dengan mata pelajaran lain seperti biologi. Bagus sekali jika ada pendekatan kontekstual didalamnya.
28. Pertanyaan : Apabila dikembangkan instrumen tes berbasis pendekatan kontestual dalam materi makromolekul untuk mengukur
kemampuan Literasi sains peserta didik, apakah ada saran untuk pengembangan instrumen tersebut ?
Jawaban : Sarannya, jika memang instrumen itu dibuat untuk sifatnya regional (daerah tertentu) maka dibuat pendekatan
kontekstual yang dibuat disesuai dengan daerah terkait.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dokumentasi Wawancara

Dokumentasi Pengambilan Data

129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 14 Buku Universitas dalam Analisis Literatur dan Klasifikasi Konsep Dasar Materi

No Materi Acuan Buku Universitas


1. Polimer Chang, R. (2005). Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti. Edisi Ketiga (Jilid 2). Jakarta : Erlangga
Kotz, J.C., Treichel, P.M., Townsend, J.R., Treichel, D.A. (2015). Chemistry & Chemical Reactivity, Ninth Edition.
USA : Cengage Learning
Rochmadi., Permono, A. (2018). Mengenal Polimer dan Polimerisasi. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press
Riswiyanto. (2009). Kimia Organik. Jakarta : Erlangga
2. Karbohidrat Fessenden, R. J., Fessenden, J. S. (1992), Kimia Organik, Jilid 2, Edisi ketiga. Jakarta : Penerbit Erlangga
Riswiyanto. (2009). Kimia Organik. Jakarta : Erlangga
Sumardjo, D. (2009). Pengantar Kimia. Jakarta : EGC
3. Protein Fessenden, R. J., Fessenden, J. S. (1992), Kimia Organik, Jilid 2, Edisi ketiga. Jakarta : Penerbit Erlangga
Marks, D.B., Marks, A.D, Smith, A.M. (2000). Biokimia Kedokteran Dasar : Sebuah Pendekatan Klinis. Jakarta :
EGC
Suprayitno, E., Sulistiyawati, T.D. (2017). Metabolisme Protein. Malang : UB Press
4. Lemak Estiasih, T. H., Waziiroh, E., Fibrianto, K., (2016). Kimia dan Fisik Pangan. Jakarta : Bumi Aksara.
Kusnandar, F. (2019). Kimia Pangan Komponen Makro. Jakarta : Bumi Aksara
Riswiyanto. (2009). Kimia Organik. Jakarta : Erlangga
Subroto, M.A., (2008). Real Food True Health. Jakarta : AgroMedia Pustaka.

130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 15 Lembar Validasi Instrumen Tes

131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

142
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 16 Lembar Validasi Butir Soal

143
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

144
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

145
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

146
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

147
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

148
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

149
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

150
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

151
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

152
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

153
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

154
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

155
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

156
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

157
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

158
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

159
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

160
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

161
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

162
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

163
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

164
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

165
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

166
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

167
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

168
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

169
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

170
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

171
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

172
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

173
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

174
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

175
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

176
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

177
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

178
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

179
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

180
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

181
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

182
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

183
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

184
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

185
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

186
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

187
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

188
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

189
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

190
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

191
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

192
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

193
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

194
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

195
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

196
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

197
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

198
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

199
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

200
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

201
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

202
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

203
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

204
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

205
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

206
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

207
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

208
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

209
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

210
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

211
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

212
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

213
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

214
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

215
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

216
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

217
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

218
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

219
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

220
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

221
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

222
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

223
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

224
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

225
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

226
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

227
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

228
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

229
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

230
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

231

Lampiran 17 Perhitungan Uji Validitas Butir Soal menggunakan Aiken’s V


Soal 1 Item 1 Item 2 Item 3 Item 4 Item 5 Item 6 Item 7 Item 8 Item 9 Item 10
Validator
V1 V2 V3 V4 Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s
4 5 5 4 V1 4 3 4 3 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4
4 5 5 4 V2 5 4 5 4 4 3 5 4 5 4 4 3 5 4 5 4 5 4 5 4
5 4 4 4 V3 5 4 5 4 4 3 4 3 5 4 5 4 4 3 5 4 5 4 5 4
5 5 4 4 V4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3
5 5 5 4 ∑s 14 14 13 14 15 14 14 15 15 15
5 4 5 4 n(c-1) 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16
5 5 4 4 V 0,875 0,875 0,8125 0,875 0,938 0,875 0,875 0,938 0,938 0,938
5 5 5 4
5 5 5 4 Item 11 Item 12 Item 13 Item 14 Item 15 Item 16 Item 17 Item 18 Rata-rata
5 5 5 4 V
Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s
5 5 4 4
5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 3 4 3 4 3
5 5 5 4
5 4 5 4 4 3 4 3 5 4 4 3 5 4 5 4
5 4 5 5
5 4 5 5 4 3 5 4 5 4 5 4 4 3 5 4 5 4 4 3
5 5 4 5 4 3 4 3 5 4 5 4 5 4 5 4 4 3 4 3 0,896
4 4 5 5 14 15 15 15 15 14 14 13
4 5 5 4 16 16 16 16 16 16 16 16
4 5 4 4 0,875 0,938 0,938 0,938 0,938 0,875 0,875 0,813
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

232

Soal 2 Item 1 Item 2 Item 3 Item 4 Item 5 Item 6 Item 7 Item 8 Item 9 Item 10
Validator
V1 V2 V3 V4 Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s
5 5 5 5 V1 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4
5 5 5 4 V2 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 3 5 4 5 4 5 4 5 4
5 5 4 4 V3 5 4 5 4 4 3 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4
5 5 5 4 V4 5 4 4 3 4 3 4 3 4 3 5 4 4 3 4 3 4 3 5 4
5 5 5 4 ∑s 16 15 14 15 15 15 15 15 15 16
5 4 5 5 n(c-1) 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16
5 5 5 4 V 1 0,9375 0,875 0,9375 0,9375 0,9375 0,9375 0,9375 0,9375 1
5 5 5 4
5 5 5 4
5 5 5 5 Item 11 Item 12 Item 13 Item 14 Item 15 Item 16 Item 17 Item 18 Rata-rata
Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s V
5 5 5 5
5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 3 4 3 4 3
5 5 5 4 5 4 5 4 5 4 4 3 5 4 5 4 5 4 5 4
5 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 3 5 4 5 4 5 4 5 4
5 5 5 4 5 4 5 4 4 3 4 3 4 3 5 4 4 3 4 3 0,934
4 5 5 5 16 16 15 13 15 15 14 14
4 5 5 4 16 16 16 16 16 16 16 16
4 5 5 4 1 1 0,9375 0,8125 0,9375 0,9375 0,875 0,875
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

233

Soal 3 Item 1 Item 2 Item 3 Item 4 Item 5 Item 6 Item 7 Item 8 Item 9 Item 10
Validator
V1 V2 V3 V4 Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s
5 5 5 5 V1 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4
5 5 5 4 V2 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 3 5 4 5 4 5 4 5 4
5 5 5 4 V3 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4
5 5 5 4 V4 5 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 5 4 5 4
5 5 5 4 ∑s 16 15 15 15 15 14 15 15 16 16
5 4 5 4 n(c-1) 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16
5 5 5 4 V 1 0,9375 0,9375 0,9375 0,9375 0,875 0,9375 0,9375 1 1
5 5 5 4
5 5 5 5 Item 11 Item 12 Item 13 Item 14 Item 15 Item 16 Item 17 Item 18 Rata-rata
5 5 5 5 Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s V
5 5 5 5 5 4 5 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3
5 5 4 5 5 4 5 4 4 3 4 3 5 4 4 3 5 4 5 4
4 4 4 4 5 4 4 3 4 3 5 4 4 3 4 3 5 4 5 4
4 4 5 4 5 4 5 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 0,906
4 5 4 4 16 15 12 13 13 12 14 14
4 4 4 4 16 16 16 16 16 16 16 16
4 5 5 4 1 0,9375 0,75 0,8125 0,8125 0,75 0,875 0,875
4 5 5 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

234

Soal 4 Item 1 Item 2 Item 3 Item 4 Item 5 Item 6 Item 7 Item 8 Item 9 Item 10
Validator
V1 V2 V3 V4 Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s
5 5 5 4 V1 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4
5 5 5 4 V2 5 4 5 4 4 3 5 4 4 3 4 3 5 4 5 4 5 4 4 3
5 4 5 4 V3 5 4 5 4 5 4 4 3 5 4 5 4 4 3 4 3 5 4 5 4
5 5 4 4 V4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 5 4 5 4
5 4 5 4 ∑s 15 15 14 14 14 14 14 14 16 15
5 4 5 4 n(c-1) 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16
5 5 4 4 V 0,9375 0,9375 0,875 0,875 0,875 0,875 0,875 0,875 1 0,9375
5 5 4 4
5 5 5 5
Item 11 Item 12 Item 13 Item 14 Item 15 Item 16 Item 17 Item 18 Rata-rata
5 4 5 5 V
Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s
5 5 5 5
5 4 5 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3
5 5 4 5
5 4 5 4 4 3 4 3 4 3 4 3 5 4 5 4
4 4 5 4 5 4 4 3 5 4 4 3 5 4 4 3 5 4 5 4
4 4 4 4
5 4 5 4 4 3 4 3 4 3 5 4 4 3 4 3 0,885
4 4 5 4
16 15 13 12 13 13 14 14
4 4 4 5
16 16 16 16 16 16 16 16
4 5 5 4
1 0,9375 0,8125 0,75 0,8125 0,8125 0,875 0,875
4 5 5 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

235

Soal 5 Item 1 Item 2 Item 3 Item 4 Item 5 Item 6 Item 7 Item 8 Item 9 Item 10
Validator
V1 V2 V3 V4 Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s
5 5 5 4 V1 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4
5 5 5 5 V2 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 3 5 4 5 4 5 4 5 4
5 5 5 4 V3 5 4 5 4 5 4 4 3 4 3 5 4 4 3 5 4 4 3 5 4
5 5 4 4 V4 4 3 5 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 5 4 5 4
5 5 4 4 ∑s 15 16 15 14 14 14 14 15 15 16
5 4 5 4 n(c-1) 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16
5 5 4 4 V 0,9375 1 0,9375 0,875 0,875 0,875 0,875 0,9375 0,9375 1
5 5 5 4
5 5 4 5 Item 11 Item 12 Item 13 Item 14 Item 15 Item 16 Item 17 Item 18 Rata-rata
5 5 5 5 Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s V
5 5 5 5 5 4 5 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3
5 5 4 5 5 4 5 4 4 3 4 3 5 4 4 3 5 4 5 4
4 4 5 4 5 4 4 3 5 4 5 4 5 4 4 3 5 4 5 4
4 4 5 4 5 4 5 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 0,899
4 5 5 4 16 15 13 13 14 12 14 14
4 4 4 4 16 16 16 16 16 16 16 16
4 5 5 4 1 0,9375 0,8125 0,8125 0,875 0,75 0,875 0,875
4 5 5 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

236

Soal 6 Item 1 Item 2 Item 3 Item 4 Item 5 Item 6 Item 7 Item 8 Item 9 Item 10
Validator
V1 V2 V3 V4 Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s
5 5 5 4 V1 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4
5 5 5 4 V2 5 4 5 4 4 3 5 4 4 3 4 3 5 4 5 4 5 4 4 3
5 4 5 4 V3 5 4 5 4 5 4 4 3 5 4 5 4 4 3 4 3 4 3 5 4
5 5 4 4 V4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 5 4 4 3 4 3 4 3 5 4
5 4 5 4 ∑s 15 15 14 14 14 15 14 14 14 15
5 4 5 5 n(c-1) 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16
5 5 4 4 V 0,9375 0,9375 0,875 0,875 0,875 0,9375 0,875 0,875 0,875 0,9375
5 5 4 4
5 5 4 4 Item 11 Item 12 Item 13 Item 14 Item 15 Item 16 Item 17 Item 18 Rata-rata
5 4 5 5 Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s V
5 5 5 5 5 4 5 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3
5 5 5 5 5 4 5 4 4 3 4 3 5 4 4 3 5 4 5 4
4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 3 5 4 4 3 5 4 5 4
4 4 4 4 5 4 5 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 0,885
4 5 5 4 16 16 13 12 14 12 14 14
4 4 4 4 16 16 16 16 16 16 16 16
4 5 5 4 1 1 0,8125 0,75 0,875 0,75 0,875 0,875
4 5 5 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

237

Soal 7 Item 1 Item 2 Item 3 Item 4 Item 5 Item 6 Item 7 Item 8 Item 9 Item 10
Validator
V1 V2 V3 V4 Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s
5 5 5 4 V1 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4
5 5 5 4 V2 5 4 5 4 4 3 5 4 4 3 4 3 5 4 5 4 5 4 5 4
5 4 5 4 V3 5 4 5 4 5 4 5 4 4 3 4 3 4 3 4 3 5 4 5 4
5 5 5 4 V4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 5 4 4 3 4 3 5 4 5 4
5 4 4 4 ∑s 15 15 14 15 13 14 14 14 16 16
5 4 4 5 n(c-1) 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16
5 5 4 4 V 0,9375 0,9375 0,875 0,9375 0,8125 0,875 0,875 0,875 1 1
5 5 4 4
5 5 5 5 Item 11 Item 12 Item 13 Item 14 Item 15 Item 16 Item 17 Item 18 Rata-rata
5 5 5 5 Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s V
5 5 4 5 5 4 5 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3
5 5 5 5 5 4 5 4 4 3 4 3 5 4 4 3 5 4 5 4
4 4 5 4 4 3 5 4 5 4 5 4 4 3 5 4 5 4 5 4
4 4 5 4 5 4 5 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 0,892
4 5 4 4 15 16 13 13 13 13 14 14
4 4 5 4 16 16 16 16 16 16 16 16
4 5 5 4 0,9375 1 0,8125 0,8125 0,8125 0,8125 0,875 0,875
4 5 5 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

238

Soal 8 Item 1 Item 2 Item 3 Item 4 Item 5 Item 6 Item 7 Item 8 Item 9 Item 10
Validator
V1 V2 V3 V4 Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s
5 5 5 4 V1 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4
5 3 5 4 V2 5 4 3 2 5 4 5 4 5 4 4 3 5 4 5 4 3 2 5 4
5 5 5 4 V3 5 4 5 4 5 4 4 3 4 3 5 4 5 4 5 4 4 3 5 4
5 5 4 4 V4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 5 4 4 3 4 3 5 4 5 4
5 5 4 4 ∑s 15 13 15 14 14 15 15 15 13 16
5 4 5 5 n(c-1) 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16
5 5 5 4 V 0,9375 0,8125 0,9375 0,875 0,875 0,9375 0,9375 0,9375 0,8125 1
5 5 5 4
5 3 4 5 Item 11 Item 12 Item 13 Item 14 Item 15 Item 16 Item 17 Item 18 Rata-rata
5 5 5 5 Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s V
5 5 4 5 5 4 5 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3
5 3 5 5 5 4 3 2 4 3 4 3 5 4 4 3 5 4 5 4
4 4 5 4 4 3 5 4 5 4 4 3 5 4 5 4 5 4 5 4
4 4 4 4 5 4 5 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 0,882
4 5 5 4 15 14 13 12 14 13 14 14
4 4 4 4 16 16 16 16 16 16 16 16
4 5 4 4 0,9375 0,875 0,8125 0,75 0,875 0,8125 0,875 0,875
4 5 4 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

239

Soal 9 Item 1 Item 2 Item 3 Item 4 Item 5 Item 6 Item 7 Item 8 Item 9 Item 10
Validator
V1 V2 V3 V4 Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s
5 5 5 4 V1 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4
5 5 4 4 V2 5 4 5 4 4 3 4 3 4 3 4 3 5 4 5 4 4 3 4 3
5 4 4 4 V3 5 4 4 3 4 3 5 4 5 4 4 3 5 4 5 4 5 4 5 4
5 4 5 4 V4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 2 4 3 4 3 4 3 5 4
5 4 5 4 ∑s 15 14 13 14 14 12 15 15 14 15
5 4 4 4 n(c-1) 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16
5 5 5 4 V 0,9375 0,875 0,8125 0,875 0,875 0,75 0,9375 0,9375 0,875 0,9375
5 5 5 4
5 4 5 4
Item 11 Item 12 Item 13 Item 14 Item 15 Item 16 Item 17 Item 18 Rata-rata
5 4 5 5 V
Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s
5 5 4 5 5 4 5 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3
5 5 5 5 5 4 5 4 4 3 4 3 5 4 4 3 5 4 5 4
4 4 4 4 4 3 5 4 4 3 4 3 4 3 5 4 5 4 5 4
4 4 4 4 5 4 5 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 0,868
4 5 4 4 15 16 12 12 13 13 14 14
4 4 5 4 16 16 16 16 16 16 16 16
4 5 5 4 0,9375 1 0,75 0,75 0,8125 0,8125 0,875 0,875
4 5 5 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

240

Soal 10 Item 1 Item 2 Item 3 Item 4 Item 5 Item 6 Item 7 Item 8 Item 9 Item 10
Validator
V1 V2 V3 V4 Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s
5 5 4 4 V1 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4
5 5 4 4 V2 5 4 5 4 4 3 4 3 4 3 4 3 5 4 5 4 4 3 4 3
5 4 5 4 V3 4 3 4 3 5 4 5 4 5 4 4 3 5 4 5 4 5 4 5 4
5 4 5 4 V4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 5 4 4 3 4 3 4 3 4 3
5 4 5 4 ∑s 14 14 14 14 14 14 15 15 14 14
5 4 4 5 n(c-1) 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16
5 5 5 4 V 0,875 0,875 0,875 0,875 0,875 0,875 0,9375 0,9375 0,875 0,875
5 5 5 4
5 4 5 4
Item 11 Item 12 Item 13 Item 14 Item 15 Item 16 Item 17 Item 18 Rata-rata
5 4 5 4 V
Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s
5 5 4 4
5 4 5 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3
5 4 5 4
5 4 4 3 4 3 4 3 5 4 4 3 5 4 5 4
4 4 5 4 4 3 5 4 5 4 5 4 5 4 4 3 5 4 5 4
4 4 5 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 0,868
4 5 5 4 14 14 13 13 14 12 14 14
4 4 4 4 16 16 16 16 16 16 16 16
4 5 5 4 0,875 0,875 0,8125 0,8125 0,875 0,75 0,875 0,875
4 5 5 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

241

Soal 11 Item 1 Item 2 Item 3 Item 4 Item 5 Item 6 Item 7 Item 8 Item 9 Item 10
Validator
V1 V2 V3 V4 Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s
5 5 5 4 V1 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4
5 5 5 4 V2 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 3 5 4 5 4 5 4 5 4
5 5 4 4 V3 5 4 5 4 4 3 5 4 4 3 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4
5 5 5 4 V4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 5 4 4 3 4 3 4 3 5 4
5 5 4 4 ∑s 15 15 14 15 14 15 15 15 15 16
5 4 5 5 n(c-1) 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16
5 5 5 4 V 0,9375 0,9375 0,875 0,9375 0,875 0,9375 0,9375 0,9375 0,9375 1
5 5 5 4
5 5 5 4 Item 11 Item 12 Item 13 Item 14 Item 15 Item 16 Item 17 Item 18 Rata-rata
5 5 5 5 Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s V
5 5 5 5 5 4 5 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3
5 5 4 5 5 4 5 4 4 3 4 3 5 4 4 3 5 4 5 4
4 4 4 4 5 4 4 3 4 3 4 3 5 4 4 3 5 4 5 4
4 4 4 4 5 4 5 4 4 3 4 3 4 3 5 4 4 3 4 3 0,899
4 5 5 4 16 15 12 12 14 13 14 14
4 4 4 5 16 16 16 16 16 16 16 16
4 5 5 4 1 0,9375 0,75 0,75 0,875 0,8125 0,875 0,875
4 5 5 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

242

Soal 12 Item 1 Item 2 Item 3 Item 4 Item 5 Item 6 Item 7 Item 8 Item 9 Item 10
Validator
V1 V2 V3 V4 Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s
5 5 5 4 V1 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4
5 5 5 4 V2 5 4 5 4 4 3 5 4 4 3 4 3 5 4 5 4 5 4 4 3
5 4 5 4 V3 5 4 5 4 5 4 4 3 4 3 5 4 5 4 4 3 5 4 5 4
5 5 4 4 V4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 5 4 4 3 4 3 4 3 5 4
5 4 4 4 ∑s 15 15 14 14 13 15 15 14 15 15
5 4 5 5 n(c-1) 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16
5 5 5 4 V 0,9375 0,9375 0,875 0,875 0,8125 0,9375 0,9375 0,875 0,9375 0,9375
5 5 4 4
5 5 5 4 Item 11 Item 12 Item 13 Item 14 Item 15 Item 16 Item 17 Item 18 Rata-rata
5 4 5 5 Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s V
5 5 4 5 5 4 5 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3
5 5 5 4 5 4 5 4 4 3 4 3 5 4 4 3 5 4 5 4
4 4 5 4 4 3 5 4 5 4 5 4 4 3 4 3 4 3 4 3
4 4 5 4 5 4 4 3 4 3 4 3 5 4 4 3 4 3 4 3 0,878
4 5 4 4 15 15 13 13 14 12 13 13
4 4 4 5 16 16 16 16 16 16 16 16
4 5 4 4 0,9375 0,9375 0,8125 0,8125 0,875 0,75 0,8125 0,8125
4 5 4 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

243

Soal 13 Item 1 Item 2 Item 3 Item 4 Item 5 Item 6 Item 7 Item 8 Item 9 Item 10
Validator
V1 V2 V3 V4 Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s
5 5 4 4 V1 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4
5 5 4 4 V2 5 4 5 4 4 3 4 3 4 3 4 3 5 4 5 4 5 4 4 3
5 4 5 4 V3 4 3 4 3 5 4 5 4 5 4 4 3 5 4 5 4 4 3 4 3
5 4 5 4 V4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3
5 4 5 4 ∑s 14 14 14 14 14 13 15 15 14 13
5 4 4 4 n(c-1) 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16
5 5 5 4 V 0,875 0,875 0,875 0,875 0,875 0,8125 0,9375 0,9375 0,875 0,8125
5 5 5 4
5 5 4 4 Item 11 Item 12 Item 13 Item 14 Item 15 Item 16 Item 17 Item 18 Rata-rata
5 4 4 4 Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s V
5 4 5 4 5 4 5 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3
5 5 5 4 4 3 5 4 4 3 4 3 5 4 4 3 5 4 5 4
4 4 5 3 5 4 5 4 5 4 5 4 4 3 5 4 5 4 5 4
4 4 5 4 4 3 4 3 3 2 4 3 3 2 3 2 4 3 4 3 0,854
4 5 4 3 14 15 12 13 12 12 14 14
4 4 5 3 16 16 16 16 16 16 16 16
4 5 5 4 0,875 0,9375 0,75 0,8125 0,75 0,75 0,875 0,875
4 5 5 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

244

Soal 14 Item 1 Item 2 Item 3 Item 4 Item 5 Item 6 Item 7 Item 8 Item 9 Item 10
Validator
V1 V2 V3 V4 Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s
5 5 5 4 V1 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4
5 5 4 4 V2 5 4 5 4 4 3 5 4 5 4 4 3 5 4 5 4 5 4 5 4
5 4 4 4 V3 5 4 4 3 4 3 5 4 5 4 5 4 5 4 4 3 5 4 5 4
5 5 5 4 V4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 5 4
5 5 5 4 ∑s 15 14 13 15 15 14 15 14 15 16
5 4 5 4 n(c-1) 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16
V 0,9375 0,875 0,8125 0,9375 0,9375 0,875 0,9375 0,875 0,9375 1
5 5 5 4
5 5 4 4
5 5 5 4 Item 11 Item 12 Item 13 Item 14 Item 15 Item 16 Item 17 Item 18 Rata-rata
5 5 5 5 Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s V
5 5 4 5 5 4 5 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3
5 5 5 5 5 4 5 4 4 3 4 3 4 3 4 3 5 4 4 3
4 4 5 4 4 3 5 4 5 4 4 3 4 3 4 3 5 4 5 4
4 4 4 4 5 4 5 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 0,878
4 4 4 4 15 16 13 12 12 12 14 13
4 4 4 4 16 16 16 16 16 16 16 16
4 5 5 4 0,9375 1 0,8125 0,75 0,75 0,75 0,875 0,8125
4 4 5 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

245

Soal 15 Item 1 Item 2 Item 3 Item 4 Item 5 Item 6 Item 7 Item 8 Item 9 Item 10
Validator
V1 V2 V3 V4 Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s
5 5 5 4 V1 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4
5 3 5 4 V2 5 4 3 2 5 4 5 4 5 4 4 3 5 4 5 4 3 2 5 4
5 5 5 4 V3 5 4 5 4 5 4 4 3 5 4 5 4 5 4 4 3 5 4 4 3
5 5 4 4 V4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 5 4
5 5 5 4 ∑s 15 13 15 14 15 14 15 14 13 15
5 4 5 4 n(c-1) 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16
5 5 5 4 V 0,9375 0,8125 0,9375 0,875 0,9375 0,875 0,9375 0,875 0,8125 0,9375
5 5 4 4
5 3 5 4 Item 11 Item 12 Item 13 Item 14 Item 15 Item 16 Item 17 Item 18 Rata-rata
5 5 4 5 Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s V
5 5 5 5 5 4 5 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3
5 3 5 5 5 4 3 2 4 3 4 3 5 4 4 3 5 4 4 3
4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 3 5 4 5 4
4 4 5 4 5 4 5 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 0,875
4 5 5 4 16 14 13 13 14 12 14 13
4 4 4 4 16 16 16 16 16 16 16 16
4 5 5 4 1 0,875 0,8125 0,8125 0,875 0,75 0,875 0,8125
4 4 5 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

246

Soal 16 Item 1 Item 2 Item 3 Item 4 Item 5 Item 6 Item 7 Item 8 Item 9 Item 10
Validator
V1 V2 V3 V4 Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s
5 5 5 4 V1 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4
5 5 5 4 V2 5 4 5 4 4 3 5 4 4 3 4 3 5 4 5 4 5 4 5 4
5 4 4 4 V3 5 4 4 3 5 4 5 4 5 4 4 3 5 4 5 4 5 4 4 3
5 5 4 4 V4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 5 4 4 3 4 3 4 3 4 3
5 4 5 4 ∑s 15 14 14 15 14 14 15 15 15 14
5 4 5 5 n(c-1) 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16
5 5 5 4 V 0,9375 0,875 0,875 0,9375 0,875 0,875 0,9375 0,9375 0,9375 0,875
5 5 5 4
5 5 5 4
Item 11 Item 12 Item 13 Item 14 Item 15 Item 16 Item 17 Item 18 Rata-rata
5 5 5 4
Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s V
5 5 5 4
5 4 5 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3
5 5 4 4
5 4 5 4 5 4 4 3 4 3 4 3 5 4 4 3
4 5 4 4
4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 3 4 3 4 3 5 4 5 4
4 4 5 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 0,875

4 4 5 4 15 15 14 12 12 12 14 13
4 5 5 4 16 16 16 16 16 16 16 16
4 4 5 4 0,9375 0,9375 0,875 0,75 0,75 0,75 0,875 0,8125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

247

Soal 17 Item 1 Item 2 Item 3 Item 4 Item 5 Item 6 Item 7 Item 8 Item 9 Item 10
Validator
V1 V2 V3 V4 Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s
5 5 5 4 V1 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4
5 5 4 4 V2 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 3 5 4 5 4 5 4 5 4
5 5 5 4 V3 5 4 4 3 5 4 5 4 5 4 4 3 5 4 5 4 5 4 4 3
5 5 5 4 V4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 5 4
5 5 5 4 ∑s 15 14 15 15 15 13 15 15 15 15
n(c-1) 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16
5 4 4 4
V 0,9375 0,875 0,9375 0,9375 0,9375 0,8125 0,9375 0,9375 0,9375 0,9375
5 5 5 4
5 5 5 4
5 5 5 4 Item 11 Item 12 Item 13 Item 14 Item 15 Item 16 Item 17 Item 18 Rata-rata
5 5 4 5 Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s V
5 5 5 5 5 4 5 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3
5 5 5 5 5 4 5 4 4 3 4 3 5 4 4 3 5 4 5 4
4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 3 4 3 4 3 5 4 5 4
4 4 4 4 5 4 5 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 0,892
4 5 4 4 16 16 13 12 13 12 14 14
4 4 4 4 16 16 16 16 16 16 16 16
4 5 5 4 1 1 0,8125 0,75 0,8125 0,75 0,875 0,875
4 5 5 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

248

Soal 18 Item 1 Item 2 Item 3 Item 4 Item 5 Item 6 Item 7 Item 8 Item 9 Item 10
Validator
V1 V2 V3 V4 Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s
5 5 5 4 V1 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4
5 4 5 4 V2 5 4 4 3 4 3 5 4 4 3 4 3 5 4 5 4 4 3 5 4
5 4 5 4 V3 5 4 5 4 5 4 4 3 5 4 5 4 4 3 5 4 4 3 5 4
5 5 4 4 V4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3
5 4 5 4 ∑s 15 14 14 14 14 14 14 15 13 15
5 4 5 4 n(c-1) 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16
5 5 4 4 V 0,9375 0,875 0,875 0,875 0,875 0,875 0,875 0,9375 0,8125 0,9375
5 5 5 4
5 4 4 4 Item 11 Item 12 Item 13 Item 14 Item 15 Item 16 Item 17 Item 18 Rata-rata
5 5 5 4 Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s V
5 5 4 4 5 4 5 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3
5 4 4 4 5 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 5 4 5 4
4 4 5 4 4 3 4 3 5 4 5 4 5 4 5 4 4 3 5 4
4 4 5 3 4 3 4 3 4 3 3 2 4 3 4 3 3 2 3 2 0,851
4 4 5 4 14 13 13 12 13 13 12 13
4 4 5 4 16 16 16 16 16 16 16 16
4 5 4 3 0,875 0,8125 0,8125 0,75 0,8125 0,8125 0,75 0,8125
4 5 5 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

249

Soal 19 Item 1 Item 2 Item 3 Item 4 Item 5 Item 6 Item 7 Item 8 Item 9 Item 10
Validator
V1 V2 V3 V4 Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s
5 5 5 4 V1 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4
5 5 5 4 V2 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 3 5 4 5 4 5 4 5 4
5 5 5 4 V3 5 4 5 4 5 4 4 3 4 3 4 3 5 4 5 4 5 4 5 4
5 5 4 4 V4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3
5 5 4 4 ∑s 15 15 15 14 14 13 15 15 15 15
5 4 4 4 n(c-1) 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16
5 5 5 4 V 0,9375 0,9375 0,9375 0,875 0,875 0,8125 0,9375 0,9375 0,9375 0,9375
5 5 5 4
5 5 5 4
Item 11 Item 12 Item 13 Item 14 Item 15 Item 16 Item 17 Item 18 Rata-rata
5 5 5 4 V
Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s
5 5 4 4
5 4 5 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3
5 5 5 4
5 4 5 4 5 4 4 3 5 4 5 4 5 4 5 4
4 5 5 3
4 3 5 4 5 4 4 3 5 4 5 4 5 4 5 4
4 4 4 3
4 3 4 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 0,872
4 5 5 3
14 15 13 11 13 13 13 13
4 5 5 3
16 16 16 16 16 16 16 16
4 5 5 3
0,875 0,9375 0,8125 0,6875 0,8125 0,8125 0,8125 0,8125
4 5 5 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

250

Soal 20 Item 1 Item 2 Item 3 Item 4 Item 5 Item 6 Item 7 Item 8 Item 9 Item 10
Validator
V1 V2 V3 V4 Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s
5 5 5 4 V1 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4
5 5 5 4 V2 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 3 5 4 5 4 5 4 5 4
5 5 4 4 V3 5 4 5 4 4 3 5 4 4 3 5 4 5 4 5 4 4 3 5 4
5 5 5 4 V4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 5 4 4 3 5 4 4 3 4 3
5 5 4 4 ∑s 15 15 14 15 14 15 15 16 14 15
5 4 5 5 n(c-1) 16 16 16 16 16 16 16 16 16 16
5 5 5 4 V 0,9375 0,9375 0,875 0,9375 0,875 0,9375 0,9375 1 0,875 0,9375
5 5 5 5
5 5 4 4 Item 11 Item 12 Item 13 Item 14 Item 15 Item 16 Item 17 Item 18 Rata-rata
5 5 5 4 Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s V
5 5 5 5 5 4 5 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3
5 5 4 5 5 4 5 4 4 3 4 3 5 4 4 3 5 4 4 3
4 4 5 4 5 4 4 3 5 4 4 3 4 3 5 4 5 4 4 3
4 4 4 4 5 4 5 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 0,889
4 5 4 4 16 15 13 12 13 13 14 12
4 4 5 4 16 16 16 16 16 16 16 16
4 5 5 4 1 0,9375 0,8125 0,75 0,8125 0,8125 0,875 0,75
4 4 4 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

251

Lampiran 18 Lembar Validasi Pretest dan Posttest


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

252
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

253
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

254
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

255
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

256
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

257
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

258
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

259
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

260
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

261
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

262
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 19 Perhitungan Uji Validitas Pretest dan Posttest menggunakan Aiken’s V


Uji Validitas Pretest dan Posttest menggunakan Aiken’s V
Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Aspek 4 Aspek 5 Aspek 6 Aspek 7 Aspek 8
Validator
Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s Skor s
V1 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 4
V2 4 3 5 4 5 4 5 4 4 3 5 4 4 3 5 4
V3 5 4 5 4 4 3 5 4 5 4 4 3 4 3 5 4
V4 5 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3
∑s 15 15 14 15 14 14 13 15
n(c-1) 16 16 16 16 16 16 16 16
V 0,938 0,938 0,875 0,938 0,875 0,875 0,813 0,938
Rata-rata
0,898
Aiken’s V

263
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

264

Lampiran 20 Lembar Validasi Angket Respon Peserta Didik


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

265
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

266
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

267
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

268
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

269
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

270
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

271
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

272
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

273
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

274
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

275
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

276

Lampiran 21 Nilai r xy Perhitungan Pearson Product Moment SPSS Statistics 22


Correlations

Item_1a Item_1b Item_2a Item_2b Item_3a Item_3b


Total_skor Pearson Correlation ,634* ,841** ,502 ,797** ,224 ,526
Sig. (2-tailed) ,027 ,001 ,096 ,002 ,484 ,079
N 12 12 12 12 12 12

Item_4a Item_4b Item_5a Item_5b Item_6a Item_6b


** **
Total_skor Pearson Correlation ,857 ,498 ,481 ,505 ,890 ,433
Sig. (2-tailed) ,000 ,099 ,114 ,094 ,000 ,160
N 12 12 12 12 12 12

Item_7a Item_7b Item_8a Item_8b Item_9a Item_9b


Total_skor Pearson Correlation ,187 ,314 ,433 ,371 ,259 ,204
Sig. (2-tailed) ,561 ,321 ,160 ,236 ,417 ,525
N 12 12 12 12 12 12

Item_10a Item_10b Item_11a Item_11b Item_12a


Total_skor Pearson Correlation ,303 ,268 ,650* ,364 ,433
Sig. (2-tailed) ,339 ,399 ,022 ,244 ,160
N 12 12 12 12 12

Item_12b Item_13a Item_13b Item_14a Item_14b


Total_skor Pearson Correlation ,433 ,433 ,433 ,189 ,394
Sig. (2-tailed) ,160 ,160 ,160 ,557 ,204
N 12 12 12 12 12

Item_15a Item_15b Item_16a Item_16b Item_17a


Total_skor Pearson Correlation ,212 ,211 ,303 ,298 ,184
Sig. (2-tailed) ,508 ,511 ,339 ,347 ,568
N 12 12 12 12 12

Item_17b Item_18 Item_19a Item_19b Item_20a


** **
Total_skor Pearson Correlation ,252 ,204 ,890 ,927 ,432
Sig. (2-tailed) ,430 ,524 ,000 ,000 ,160
N 12 12 12 12 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Item_20b Total_skor
Total_skor Pearson Correlation ,308 1
Sig. (2-tailed) ,330
N 12 12

Lampiran 22 Nilai Reliabilitas Cronbach Alpha IBM SPSS Statistics 22

277
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

278

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,920 20

Item-Total Statistics
Corrected Item- Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Total Correlation Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Deleted
Item_1a 14,08 129,538 ,615 ,916
Item_1b 15,08 128,447 ,893 ,909
Item_2a 15,83 143,061 ,535 ,918
Item_2b 14,17 124,697 ,767 ,911
Item_3b 14,92 138,811 ,492 ,918
Item_4a 14,92 120,992 ,897 ,907
Item_4b 15,75 140,750 ,437 ,919
Item_5a 15,08 127,720 ,607 ,917
Item_5b 15,58 132,811 ,625 ,915
Item_6a 14,92 118,083 ,868 ,908
Item_6b 16,08 146,265 ,467 ,920
Item_8a 16,08 147,356 ,309 ,921
Item_11a 14,50 137,727 ,617 ,916
Item_12a 16,08 146,265 ,467 ,920
Item_12b 16,08 147,356 ,309 ,921
Item_13a 16,08 146,265 ,467 ,920
Item_13b 16,08 146,265 ,467 ,920
Item_19A 15,33 128,061 ,879 ,909
Item_19B 14,75 116,568 ,947 ,905
Item_20A 15,75 144,750 ,187 ,924
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 23 Perhitungan Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda Butir Soal menggunakan Microsoft Office Excel
Kode Skor Per Butir Soal
Kategori
PS 1a 1b 2a 2b 3b 4a 4b 5a 5b 6a
A1 3 2 1 3 3 3 1 3 2 3
A3 3 2 0 3 2 2 2 0 0 3
A4 3 2 1 3 2 3 0 3 2 3
Kelas Atas
A2 3 2 0 3 1 2 0 0 0 3
A6 2 2 1 3 1 2 0 3 3 3
A5 3 2 0 3 0 3 2 3 0 0
Rata-rata 2,83 2,00 1,00 3,00 1,80 2,50 1,67 3,00 2,33 3,00
A9 3 0 1 3 1 0 0 0 0 0
A12 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
Kelas A10 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
Bawah A7 2 1 0 0 2 0 0 1 0 0
A11 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
A8 3 0 0 2 1 0 0 0 0 0
Rata-rata 2,67 1,00 1,00 2,00 1,20 0,00 0,00 1,00 0,00 0,00
Daya Pembeda (D) 0,06 0,33 0,00 0,33 0,20 0,83 0,56 0,67 0,78 1,00
Sangat Sangat Sangat
Kategori Jelek Cukup Jelek Cukup Cukup Baik Baik
Baik Baik Baik
Tingkat Kesukaran
0,92 0,50 0,33 0,83 0,50 0,42 0,28 0,67 0,39 0,50
(P)
Kategori Mudah Cukup Cukup Mudah Cukup Cukup Susah Cukup Cukup Cukup

279
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

280

Skor Per Butir Soal


Kategori Kode PS
6b 8a 11a 12a 12b 13a 13b 19a 19b 20a
A1 1 0 2 1 0 1 1 2 3 0
A3 0 1 2 0 1 0 0 2 3 3
A4 0 0 2 0 0 0 0 2 3 0
Kelas Atas
A2 0 0 2 0 0 0 0 2 3 1
A6 0 0 3 0 0 0 0 2 3 0
A5 0 0 2 0 0 0 0 0 2 0
Rata-rata 1,00 1,00 2,17 1,00 1,00 1,00 1,00 2,00 2,83 2,00
A9 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0
A12 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1
A10 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0
Kelas Bawah
A7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
A11 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
A8 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
Rata-rata 0,00 0,00 1,40 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 1,00
Daya Pembeda (D) 0,33 0,33 0,26 0,33 0,33 0,33 0,33 0,67 0,94 0,33
Kategori Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Baik Sangat Baik Cukup

Tingkat Kesukaran (P) 0,17 0,17 0,59 0,17 0,17 0,17 0,17 0,33 0,47 0,50

Kategori Susah Susah Cukup Susah Susah Susah Susah Cukup Cukup Cukup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 24 Rekapitulasi Skor Peserta Didik Per Butir Soal

Nomor Kategori Kode Peserta Didik


Soal Soal A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9 A10 A11 A12
1a Polimer 3 3 3 3 3 2 2 3 3 0 0 0
1b 2 2 2 2 2 2 1 0 0 0 0 0
2a 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0
2b 3 3 3 3 3 3 0 2 3 0 1 0
3b 3 1 2 2 0 1 2 1 1 1 0 1
4a 3 2 2 3 3 2 0 0 0 0 0 0
4b 1 0 2 0 2 0 0 0 0 0 0 0
5a 3 0 0 3 3 3 1 0 0 0 0 0
5b 2 0 0 2 0 3 0 0 0 0 0 0
6a Karbohidrat 3 3 3 3 0 3 0 0 0 0 0 0
6b 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8a 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11a Protein 2 2 2 2 2 3 0 1 2 2 1 1
12a 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12b 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
13a 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
13b 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
19A Lemak 2 2 2 2 0 2 0 0 0 0 0 0
19B 3 3 3 3 2 3 0 0 0 0 0 0
20A 0 1 3 0 0 0 0 0 0 0 0 1
Total skor 35 22 29 29 20 28 6 7 10 3 2 3
Skor Maksimal 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Skor Akhir 58% 37% 48% 48% 33% 47% 10% 12% 17% 5% 3% 5%
Level Literasi sains RENDAH RENDAH RENDAH RENDAH RENDAH RENDAH RENDAH RENDAH RENDAH RENDAH RENDAH RENDAH

281
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 25 Lembar Angket Respon Peserta Didik

282
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

283
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

284
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

285
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

286
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

287
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

288
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

289
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

290
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

291
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

292
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

293
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

294
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

SPESIFIKASI PRODUK

PERANCANGAN INSTRUMEN TES UNTUK MENGUKUR LEVEL


LITERASI SAINS PESERTA DIDIK PADA MATERI MAKROMOLEKUL

Oleh:
Oktrilina Amelia
NIM: 171444025

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN GURU KIMIAAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2021
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

SPESIFIKASI PRODUK

PERANCANGAN INSTRUMEN TES UNTUK MENGUKUR LEVEL


LITERASI SAINS PESERTA DIDIK PADA MATERI MAKROMOLEKUL

1. Deskripsi Produk
Produk yang dikembangkan merupakan instrumen tes untuk mengukur level
literasi sains peserta didik pada materi makromolekul (polimer, karbohidrat,
protein dan lemak). Instrumen tes dibuat sesuai dengan Kompetensi Dasar
(KD) yang terdapat dalam silabus kimia kurikulum 2013 dengan sebaran
level kognitif C1 (pengetahuan) sampai C4 (analisis). Kisi-kisi instrumen
tes memuat KD, Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK), indikator soal,
capaian level kognitif dan capaian level literasi kimia.
2. Tahapan Pengembangan Produk
Perancangan instrumen tes untuk mengukur level literasi sains peserta didik
pada materi makromolekul menggunakan metode pengembangan evaluasi
dengan acuan Model Of Educational Reconstruction (MER) yang
dikembangkan oleh Duit et al. (2012). MER dirancang sebagai kerangka
penelitian di bidang pendidikan sains untuk meningkatkan praktik
pembelajaran. MER terdiri dari tiga komponen yang saling berhubungan
namun tidak harus berurutan dan bersifat berulang (recursive). Tiga
komponen tersebut yaitu: (1) tahap penelitian proses mengajar dan belajar
(research on teaching & learning), (2) tahap klasifikasi dan analisis struktur
konten (clarification and analysis of science content), dan (3) desain dan
evaluasi proses mengajar dan belajar (design and evaluation of teaching and
learning).
3. Isi
Instrumen tes untuk mengukur level literasi sains peserta didik pada materi
makromolekul terdiri atas 42 halaman yang memuat sampul depan,
petunjuk penggunaan soal, lembar soal dan lembar jawaban. Setiap butir
soal dalam instrumen tes memuat konteks soal, konsep, pertanyaan High
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Order Learning Skill (HOLS) dan keterangan gambar yang dijabarkan


sebagai berikut:
a) Konteks soal merupakan penerapan konten yang terdapat dalam
kehidupan sehari-hari.
b) Konsep merupakan materi yang digunakan berdasarkan hasil analisis
literatur dari beberapa buku kimia universitas.
c) Pertanyaan HOLS merupakan pertanyaan yang menguji kemampuan
peserta didik untuk mengidentifikasi pertanyaan, memahami,
menganalisis dan mencari informasi terkait permasalahan yang terjadi.
Berikut adalah salah satu pertanyaan HOLS yang terdapat dalam
instrumen tes yang dikembangkan.

Instrumen tes yang dikembangkan memuat empat capaian level literasi


peserta didik menurut Shwartz et al. (2006) yang dijabarkan sebagai berikut:
a) Scientific illiteracy merupakan level dimana peserta didik masih belum
mampu untuk menghubungkan atau menanggapi pertanyaan terkait
pengetahuan sains. Secara kognitif, peserta didik tidak menguasai
istilah, konsep hingga konteks sehingga belum mampu untuk merespon
dan mengidentifikasi suatu pertanyaan yang diberikan.
b) Nominal scientific literacy merupakan level dimana peserta didik
mampu untuk mengenali suatu konsep sains tetapi pemahamannya
masih mengalami miskonsepsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

c) Functional scientific literacy merupakan level dimana peserta didik


mampu untuk menjelaskan konsep sains secara benar tetapi
pemahaman konsepnya terbatas.
d) Conceptual scientific literacy merupakan level dimana peserta didik
mampu untuk mengembangkan pemahaman pengetahuan dari konsep
sains yang dimiliki dan merelasikannya pada pengetahuan umum.
4. Daftar Pustaka
Duit, R., Harald, G., Kattmann, U., Komorek, M., & Ilka, P. (2012). The
Model of Educational Reconstruction-A Framework for Improving
Teaching and Learning Science. Science Education.
Shwartz, Y., Ben-Zvi, R., & A., H. (2006). The use of scientific literacy
taxonomy for assessing the development of chemical literacy among
high-school students. The Royal Society of Chemistry, 203–225.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Instrumen Tes untuk Mengukur Level Literasi Sains Peserta Didik pada Materi Makromolekul

SMA STELLA DUCE BAMBANGLIPURO, YOGYAKARTA

MAKROMOLEKUL
Polimer, Karbohidrat, Protein & Lemak
OKTRILINA AMELIA – UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

Kode Peserta Didik :

OKTRILINA AMELIA – UNIVERSITAS SANATA DHARMA 1


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Instrumen Tes untuk Mengukur Level Literasi Sains Peserta Didik pada Materi Makromolekul

LEMBAR SOAL
Mata Pelajaran : Kimia
Status Pendidikan : SMA
Hari/Tanggal : Rabu, 07 Maret 2021

Petunjuk Pengerjaan Soal :


1. Soal terdiri atas 4 jenis sub-materi yang terdapat di dalam materi Makromolekul yaitu
Polimer, Karbohidrat, Protein dan Lemak. Masing-masing sub-materi memiliki 5 butir soal
uraian.
2. Perhatikan setiap butir soal dengan baik dan jawablah sesuai dengan soal yang ditanyakan.
3. Tulis jawaban secara sistematis/berurutan dan jelas.
4. Jangan lupa untuk menuliskan “Nama” di bagian awal halaman sebelum mengerjakan soal.
5. Teliti dan periksa kembali jawaban sebelum dikumpulkan.

SELAMAT MENGERJAKAN

OKTRILINA AMELIA – UNIVERSITAS SANATA DHARMA 2


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Instrumen Tes untuk Mengukur Level Literasi Sains Peserta Didik pada Materi Makromolekul

POLIMER
KD : 3.11 IPK : 3.11.1

Soal 1

Kantong plastik yang sering digunakan untuk membungkus


merupakan salah satu hasil reaksi polimerisasi. Kantong plastik ini
memiliki sifat yang ringan, elastis, tetapi mudah robek.

Gambar 1. Kantong Plastik


(Afifa, 2019)

Reaksi polimerisasi merupakan sebuah reaksi atau proses kimia


yang menggabungkan monomer-monomer secara berulang dan
membentuk polimer. Reaksi polimerisasi yang terjadi dalam proses
pembuatan kantong plastik merupakan reaksi adisi dari monomer
etena/etilena.
Gambar 2. Struktur Etena
(Anonim, 2021)

a) Sebutkan nama polimer yang terbentuk dari struktur monomer etena!


b) Molekul etena berwujud gas pada suhu kamar. Jika atom C pada molekul etena digandakan menjadi
empat sehingga menjadi molekul butena, apakah strukturnya dan fasenya akan berubah? Jelaskan
dari segi berat molekul!

OKTRILINA AMELIA – UNIVERSITAS SANATA DHARMA 3


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Instrumen Tes untuk Mengukur Level Literasi Sains Peserta Didik pada Materi Makromolekul

Jawaban :

OKTRILINA AMELIA – UNIVERSITAS SANATA DHARMA 4


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Instrumen Tes untuk Mengukur Level Literasi Sains Peserta Didik pada Materi Makromolekul

POLIMER
KD : 3.11 IPK : 3.11.1

Soal 2

Ban perahu karet dan jas hujan merupakan benda yang sering kita
temukan dalam kehidupan sehari-hari. Benda-benda tersebut
berasal dari bahan utama yaitu getah yang diekstrak dari pohon
karet. Kelebihan dari barang tersebut elastis dan tahan lama.

Gambar 3. Getah Karet Mentah


(Etalaseinfo, 2020)

Karet dalam keadaan mentah memiliki sifat fisik yang tidak kuat dan tidak elastis karena bisa kembali ke
bentuk yang semula. Karet mentah harus dimatangkan dahulu melalui reaksi vulkanisasi. Dalam reaksi
vulkanisasi terjadi pemanasan karet mentah dengan belerang dalam suhu yang tinggi dan berpengaruh
pada sifat fisik dan kimia. Reaksi vulkanisasi yang terjadi pada karet mentah sebagai berikut :

Gambar 4. Reaksi Vulkanisasi pada Karet Mentah

a) Bagaimana perubahan struktur dari sifat kimia yang terjadi pada karet mentah setelah proses
vulkanisasi?
b) Bagaimana pengaruh perubahan sifat kimia terhadap sifat fisik dari karet mentah ?

OKTRILINA AMELIA – UNIVERSITAS SANATA DHARMA 5


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Instrumen Tes untuk Mengukur Level Literasi Sains Peserta Didik pada Materi Makromolekul

Jawaban :

OKTRILINA AMELIA – UNIVERSITAS SANATA DHARMA 6


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Instrumen Tes untuk Mengukur Level Literasi Sains Peserta Didik pada Materi Makromolekul

POLIMER
KD : 3.11 IPK : 3.11.1

Soal 3

Karet alam merupakan polimer alami yang didapatkan dari getah


pohon karet seperti Hevea blasiliesis dan banyak dimanfaatkan
sebagai bahan dasar berbagai produk industri dan rumah tangga
seperti ban, selang, mainan dan sarung tangan.

Struktur monomer isopropena yang terdapat dalam getah pohon


Hevea blasiliensis yaitu:
Gambar 5. Getah Karet Mentah
(Anonim, 2018)

Gambar 6. Struktur Isopropena


(Anonim, 2021)

Setelah memasuki tahap reaksi adisi, monomer isopropena akan


menghasilkan dua kemungkinan struktur dengan bentuk isomer
yang berbeda yaitu isomer cis dan isomer trans.

a) Sebutkan dua nama polimer berdasarkan struktur monomer isoprena yang terdapat pada karet
alam!
b) Bagaimana perbedaan struktur antara isomer cis dan trans yang terdapat pada monomer
isoprena? Jelaskan!

OKTRILINA AMELIA – UNIVERSITAS SANATA DHARMA 7


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Instrumen Tes untuk Mengukur Level Literasi Sains Peserta Didik pada Materi Makromolekul

Jawaban :

OKTRILINA AMELIA – UNIVERSITAS SANATA DHARMA 8


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Instrumen Tes untuk Mengukur Level Literasi Sains Peserta Didik pada Materi Makromolekul

POLIMER
KD : 3.11 IPK : 3.11.1

Soal 4

Pelindung lampu kendaraan merupakan salah satu contoh produk


polimer yang kuat dan transparan. Jenis polimer tersebut adalah
polimetil metakrilat (PPMA) yang merupakan hasil dari reaksi
polimerisasi adisi.

Gambar 7. Pelindung Lampu pada


Polimerisasi adisi merupakan penggabungan monomer
Kendaraan
membentuk polimer tanpa disertai dengan pelepasan molekul (Nurdin, 2018)
kecil atau tanpa ada senyawa sisa sebagai hasil samping. Reaksi
polimerisasi adisi biasanya terjadi pada monomer yang
mengandung ikatan karbon rangkap dua.

a) Bagaimana menentukan rumus molekul polimer yang terbentuk dari reaksi polimerisasi adisi
pada pelindung lampu kendaraan?
b) Sebutkan mekanisme/tahapan dari reaksi polimerisasi adisi pada pelindung lampu kendaraan!

OKTRILINA AMELIA – UNIVERSITAS SANATA DHARMA 9


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Instrumen Tes untuk Mengukur Level Literasi Sains Peserta Didik pada Materi Makromolekul

Jawaban :

OKTRILINA AMELIA – UNIVERSITAS SANATA DHARMA 10


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Instrumen Tes untuk Mengukur Level Literasi Sains Peserta Didik pada Materi Makromolekul

POLIMER
KD : 3.11 IPK : 3.11.1

Soal 5

Dakron merupakan salah satu produk industri yang digunakan


sebagai bahan pengisi pada boneka, bantal dan guling. Kelebihan
dari dakron adalah ringan, tahan lama dan bisa dicuci berulang
kali tanpa merusak bentuk aslinya.

Dakron merupakan polimer yang berasal serat poliester dari PET


Gambar 8. Dakron
(Polietilena tereftalat) dalam reaksi kondensasi antara etilena
(Anonim, 2021)
glikol dan asam tereftalat. Asam tereftalat yang mengandung dua
gugus asam karboksilat ketika bereaksi dengan etilena glikol
yang mengandung dua gugus alkohol akan membentuk ikatan
ester dan air.
Berikut adalah reaksi yang terjadi :

Gambar 9. Reaksi Kondensasi pada Dakron


(Kotz dkk, 2015)

a) Berdasarkan reaksi di atas, tunjukkan manakah yang merupakan senyawa polietilena tereftalat,
asam tereftalat dan etilena glikol!
b) Reaksi di atas melibatkan reaksi esterifikasi dalam tahap pembentukan polimer. Jelaskan gugus
fungSi apa yang terlibat dalam reaksi pembentukan dakron!

OKTRILINA AMELIA – UNIVERSITAS SANATA DHARMA 11


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Instrumen Tes untuk Mengukur Level Literasi Sains Peserta Didik pada Materi Makromolekul

Jawaban :

OKTRILINA AMELIA – UNIVERSITAS SANATA DHARMA 12


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Instrumen Tes untuk Mengukur Level Literasi Sains Peserta Didik pada Materi Makromolekul

Karbohidrat
KD : 3.11 IPK : 3.11.2

Soal 6

Tanaman aren merupakan salah satu tanaman Indonesia yang


menghasilkan air aren (air nira) dan mengandung sukrosa. Air
aren banyak dimanfaatkan sebagai pemanis dan menjadi bahan
utama dalam pembuatan gula merah.

Gambar 10. Air Nira dari Pohon Aren


(Anonim, 2020)

Sukrosa termasuk jenis disakarida dengan rumus molekul


C12H22O11. Sukrosa dibuat dari reaksi kondensasi antar dua
molekul monosakarida dan mengeliminasi satu molekul air.

Gambar 11. Struktur Sukrosa


(Sumardjo, 2009)

a) Gambarkan dan sebutkan struktur monomer yang membentuk sukrosa dalam gula tebu!
b) Mengapa sukrosa yang terkandung dalam gula tebu disebut sebagai gula inversi?

OKTRILINA AMELIA – UNIVERSITAS SANATA DHARMA 13


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Instrumen Tes untuk Mengukur Level Literasi Sains Peserta Didik pada Materi Makromolekul

Jawaban :

OKTRILINA AMELIA – UNIVERSITAS SANATA DHARMA 14


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Instrumen Tes untuk Mengukur Level Literasi Sains Peserta Didik pada Materi Makromolekul

Karbohidrat
KD : 3.11 IPK : 3.11.2

Soal 7

Air Susu Ibu atau yang sering dikenal sebagai ASI merupakan
makanan terbaik yang dikonsumsi bayi. ASI mengandung banyak
jenis nutrisi yang bermanfaat bagi bayi seperti vitamin, mineral dan
gula laktosa.

Gula laktosa merupakan salah satu jenis gula disakarida dan


termasuk dalam golongan gula pereduksi. Keberadaan laktosa Gambar 12. Air Susu Ibu (ASI)
sebagai gula pereduksi bisa diketahui melalui uji kualitatif. (Murray, 2020)

a) Apa jenis gula yang menjadi unit penyusun laktosa dan ikatan apa yang terdapat di dalam
struktur laktosa pada ASI?
b) Sebutkan uji kualitatif yang digunakan untuk menguji gula pereduksi beserta pereaksi yang
digunakan dan ciri yang menandakan keberadaan gula pereduksi dalam ASI?

OKTRILINA AMELIA – UNIVERSITAS SANATA DHARMA 15


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Instrumen Tes untuk Mengukur Level Literasi Sains Peserta Didik pada Materi Makromolekul

Jawaban :

OKTRILINA AMELIA – UNIVERSITAS SANATA DHARMA 16


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Instrumen Tes untuk Mengukur Level Literasi Sains Peserta Didik pada Materi Makromolekul

Karbohidrat
KD : 3.11 IPK : 3.11.2

Soal 8

Gandum, jagung dan ubi merupakan sumber utama pati. Pati yang
terkandung di dalamnya berfungsi sebagai cadangan makanan
dalam bentuk karbohidrat. Bagi tubuh manusia, makanan tersebut
merupakan sumber kalori sehingga mampu menambah energi
dalam tubuh.

Gambar 13. Sumber Karbohidrat


Pati atau amilum merupakan bagian dari tumbuhan yang (Anggraini, 2020)
mengandung glukosa. Senyawa amilum merupakan polisakarida
yang mengandung amilosa dan amilopektin karena struktur kimia
amilum yang memiliki rantai tidak bercabang dan tersusun dari
satuan ∝-D-Glukopiranosa dengan glikosidik 1,4.

a) Uji kualitatif apakah yang dapat dilakukan untuk mengetahui kandungan amilum dalam
makanan seperti kentang, beras dan ubi?
b) Berikut merupakan hasil pengujian kandungan amilum pada beberapa makanan.
Jenis bahan makanan Hasil pengujian
Kentang Biru gelap
Tahu Putih kecoklatan
Kedelai Biru kehitaman
Nasi Biru
Putih telur Jingga kecoklatan
Berdasarkan hasil pengujian tersebut, manakah bahan makanan yang mengandung amilum?

OKTRILINA AMELIA – UNIVERSITAS SANATA DHARMA 17


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Instrumen Tes untuk Mengukur Level Literasi Sains Peserta Didik pada Materi Makromolekul

Jawaban :

OKTRILINA AMELIA – UNIVERSITAS SANATA DHARMA 18


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Instrumen Tes untuk Mengukur Level Literasi Sains Peserta Didik pada Materi Makromolekul

Karbohidrat
KD : 3.11 IPK : 3.11.2

Soal 9

Beras merah merupakan salah satu bahan pangan yang


mengandung karbohidrat. Karbohidrat merupakan senyawa organik
yang banyak terdapat di alam dan dikonsumsi oleh manusia karena
berperan sebagai sumber energi utama di dalam tubuh.

Karbohidrat tersusun dari karbon, hidrogen dan oksigen dan


Gambar 14. Beras Merah
memiliki rumus empiris CH2O. Karbohidrat diklasifikasikan (Larissa, 2020)
menjadi dua kelompok besar yaitu karbohidrat sederhana dan
karbohidrat kompleks.

a) Jika ditinjau berdasarkan jumlah unit dari struktur penyusunnya, sebutkan apa saja golongan
karbohidrat yang terkandung di dalam beras merah!
b) Dari golongan karbohidrat tersebut, manakah yang merupakan gula sederhana? Jelaskan
alasannya!

OKTRILINA AMELIA – UNIVERSITAS SANATA DHARMA 19


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Instrumen Tes untuk Mengukur Level Literasi Sains Peserta Didik pada Materi Makromolekul

Jawaban :

OKTRILINA AMELIA – UNIVERSITAS SANATA DHARMA 20


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Instrumen Tes untuk Mengukur Level Literasi Sains Peserta Didik pada Materi Makromolekul

Karbohidrat
KD : 3.11 IPK : 3.11.2

Soal 10

Terdapat beberapa jenis gula yang kita konsumsi sehari-hari seperti


gula jagung, gula pasir dan gula tebu. Gula tebu mengandung gula
sukrosa yang termasuk ke dalam salah satu jenis gula disakarida
yang biasa ditambahkan ke dalam makanan atau minuman yang
mengandung sukrosa. Contoh gula lain yang termasuk ke dalam
golongan disakarida adalah laktosa. Gambar 15. Tebu Air
(Ahra, 2019)

Sukrosa dan laktosa memiliki kesamaan yaitu termasuk dalam


jenis disakarida yang mudah terlarut di dalam air. Sukrosa dan
laktosa dibuat berdasarkan reaksi kondensasi antara dua molekul
monosakarida dan disertai dengan pelepasan satu molekul air.

a) Jika ditinjau dari monomer pembentuknya, apakah perbedaan antara sukrosa yang terkandung
dalam gula tebu dan laktosa?
b) Di antara sukrosa dan laktosa, manakah yang termasuk gula pereduksi? Jelaskan!

OKTRILINA AMELIA – UNIVERSITAS SANATA DHARMA 21


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Instrumen Tes untuk Mengukur Level Literasi Sains Peserta Didik pada Materi Makromolekul

Jawaban :

OKTRILINA AMELIA – UNIVERSITAS SANATA DHARMA 22


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Instrumen Tes untuk Mengukur Level Literasi Sains Peserta Didik pada Materi Makromolekul

Protein
KD : 3.11 IPK : 3.11.3

Soal 11

Telur merupakan jenis makanan yang baik di konsumsi manusia


karena mengandung protein yang dibutuhkan oleh tubuh selama
masa pertumbuhan.

Secara fisik, struktur dan bentuk dari telur bisa mengalami


Gambar 16. Telur
kerusakan atau denaturasi dikarenakan beberapa perlakuan. (Widiastuti, 2019)
Denaturasi terjadi jika susunan ruang atau rantai dari polipeptida
suatu molekul mengalami perubahan.

a) Apakah jenis pelakuan yang berpotensi menyebabkan denaturasi pada telur?


b) Apakah telur yang sudah mengalami denaturasi memiliki kemungkinan untuk kembali ke kondisi
awal? Jika iya, mengapa?

OKTRILINA AMELIA – UNIVERSITAS SANATA DHARMA 23


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Instrumen Tes untuk Mengukur Level Literasi Sains Peserta Didik pada Materi Makromolekul

Jawaban :

OKTRILINA AMELIA – UNIVERSITAS SANATA DHARMA 24


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Instrumen Tes untuk Mengukur Level Literasi Sains Peserta Didik pada Materi Makromolekul

Protein
KD : 3.11 IPK : 3.11.3

Soal 12

Semua jenis ikan mengandung protein. Ikan salmon merupakan


salah satu jenis ikan yang kaya akan kandungan protein dan
disarankan untuk dikonsumsi oleh anak ketika masih berada di fase
tumbuh kembang.

Gambar 17. Ikan Salmon


Protein merupakan polimer yang tersusun dari beberapa asam (Ustman, 2019)

amino dan unsur utama penyusun protein yaitu karbon (C),


hidrogen (H), oksigen (O) dan nitrogen (N). Protein memiliki
struktur kompleks yang berpengaruh pada sifat protein
dikarenakan memiliki kemungkinan untuk tersusun dari 20 jenis
asam amino yang berbeda. Salah satu sifat protein yaitu bersifat
amfoter.

a) Bagaimana gugus fungsi yang terdapat di dalam protein pada ikan mampu menyebabkan protein
bersifat amfoter dan gugus fungsi apa yang terlibat didalamnya?
b) Bagaimana struktur sekunder dari protein yang terbentuk dari gugus karbonil dan gugus amino?

OKTRILINA AMELIA – UNIVERSITAS SANATA DHARMA 25


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Instrumen Tes untuk Mengukur Level Literasi Sains Peserta Didik pada Materi Makromolekul

Jawaban :

OKTRILINA AMELIA – UNIVERSITAS SANATA DHARMA 26


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Instrumen Tes untuk Mengukur Level Literasi Sains Peserta Didik pada Materi Makromolekul

Protein
KD : 3.11 IPK : 3.11.3

Soal 13

Bahan pangan hewani seperti telur, daging, susu, dan ikan


mengandung protein yang tinggi.

Protein merupakan molekul polipetida yang berukuran besar dan


disusun oleh lebih dari 100 asam amino yang terikat satu sama lain
secara kovalen melalui ikatan peptida.
Gambar 18. Makanan yang Menjadi
Sumber Protein
(Anonim, 2016)

a) Bagaimana reaksi pembentukan ikatan peptida yang terjadi pada protein dalam bahan pangan
hewani ?
b) Apakah ada kemungkinan ikatan peptida pada protein tersebut putus? Jelaskan!

OKTRILINA AMELIA – UNIVERSITAS SANATA DHARMA 27


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Instrumen Tes untuk Mengukur Level Literasi Sains Peserta Didik pada Materi Makromolekul

Jawaban :

OKTRILINA AMELIA – UNIVERSITAS SANATA DHARMA 28


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Instrumen Tes untuk Mengukur Level Literasi Sains Peserta Didik pada Materi Makromolekul

Protein
KD : 3.11 IPK : 3.11.3

Soal 14
Dalam tubuh kita terdapat banyak jenis protein yang memiliki
peranan masing-masing. Protein terbentuk dari 20 jenis asam
amino yang berbeda.

Salah satu jenis protein yang ada di dalam tubuh adalah Gambar 19. Asam Amino dalam
Hemoglobin
hemoglobin yang berfungsi untuk mengangkut dan mengedarkan
(Arnaud, 2018)
oksigen ke seluruh tubuh. Jenis protein lain yang terdapat di
dalam tubuh manusia yaitu antibodi dan insulin.

a) Apakah fungsi dari antibodi dan insulin bagi tubuh?


b) Bagaimana cara protein yang terdapat dalam antibodi dalam membunuh virus dan bakteri?

OKTRILINA AMELIA – UNIVERSITAS SANATA DHARMA 29


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Instrumen Tes untuk Mengukur Level Literasi Sains Peserta Didik pada Materi Makromolekul

Jawaban :

OKTRILINA AMELIA – UNIVERSITAS SANATA DHARMA 30


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Instrumen Tes untuk Mengukur Level Literasi Sains Peserta Didik pada Materi Makromolekul

Protein
KD : 3.11 IPK : 3.11.3

Soal 15
Rambut merupakan salah satu bagian tubuh yang mengandung
banyak protein. Salah satu proses yang menyebabkan denaturasi
pada protein dalam rambut adalah pengeritingan.

Protein yang ada dalam rambut yaitu keratin mengandung struktur


ikatan disulfida. Rambut yang ditata di salon dengan berbagai jenis Gambar 20. Rambut adalah Bagian

model rambut biasanya ditambahkan bahan pereduksi terlebih Tubuh yang Mengandung Protein
(Anonim, 2020)
dahulu kemudian diberikan pengoksidasi ringan sehingga model
rambut yang baru dapat bertahan lama.

a) Jika dilihat dari proses yang terjadi selama pengeritingan rambut, pada tahap manakah protein
pada rambut mengalami denaturasi?
b) Apakah denaturasi yang terjadi pada pengeritingan rambut bersifat irreversible (tidak bisa
kembali)?

OKTRILINA AMELIA – UNIVERSITAS SANATA DHARMA 31


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Instrumen Tes untuk Mengukur Level Literasi Sains Peserta Didik pada Materi Makromolekul

Jawaban :

OKTRILINA AMELIA – UNIVERSITAS SANATA DHARMA 32


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Instrumen Tes untuk Mengukur Level Literasi Sains Peserta Didik pada Materi Makromolekul

Lemak
KD : 3.11 IPK : 3.11.4

Soal 16
Minyak goreng dan margarin merupakan lipid yang terkandung di
bahan makanan dan dapat ditemukan dengan mudah di kehidupan
sehari-hari.

Lemak dan minyak merupakan istilah untuk senyawa yang sama


yaitu trigliserida. Perbedaan antara lemak dan minyak terletak
Gambar 21. Margarin dan Minyak
pada wujud di suhu ruang. Lemak berbentuk padat sedangkan
(Yanti,2013)
minyak berbentuk cair.

a) Apakah mungkin mengubah minyak yang berwujud cair menjadi margarin yang berwujud
padat?
b) Reaksi apakah yang terlibat dalam pembuatan margarin?

OKTRILINA AMELIA – UNIVERSITAS SANATA DHARMA 33


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Instrumen Tes untuk Mengukur Level Literasi Sains Peserta Didik pada Materi Makromolekul

Jawaban :

OKTRILINA AMELIA – UNIVERSITAS SANATA DHARMA 34


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Instrumen Tes untuk Mengukur Level Literasi Sains Peserta Didik pada Materi Makromolekul

Lemak
KD : 3.11 IPK : 3.11.4

Soal 17
Minyak goreng merupakan salah satu bahan kebutuhan rumah
tangga yang digunakan untuk menggoreng berbagai jenis makanan.
Penggunaan minyak goreng berulang akan membuat minyak
berubah warna menjadi coklat kegelapan dan memiliki bau tengik.

Gambar 22. Minyak Goreng yang


Minyak yang berubah warna menjadi coklat kegelapan dan
Sudah Lama Digunakan
memiliki bau tengik menandakan bahwa minyak sudah mengalami
(Lyliana, 2020)
kerusakan. Kerusakan atau degradasi yang terjadi pada minyak
dikarenakan adanya pemanasan yang tinggi.

a) Reaksi apakah yang terjadi pada minyak saat minyak mengalami kerusakan?
b) Ikatan apakah yang akan terputus ketika terpapar dengan oksigen yang bersifat reaktif?

OKTRILINA AMELIA – UNIVERSITAS SANATA DHARMA 35


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Instrumen Tes untuk Mengukur Level Literasi Sains Peserta Didik pada Materi Makromolekul

Jawaban :

OKTRILINA AMELIA – UNIVERSITAS SANATA DHARMA 36


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Instrumen Tes untuk Mengukur Level Literasi Sains Peserta Didik pada Materi Makromolekul

Lemak
KD : 3.11 IPK : 3.11.4

Soal 18

Keju dan yoghurt merupakan olahan dari susu yang banyak dijual di
pasaran. Kedua bahan ini mengandung asam lemak.

Asam lemak merupakan asam monokarboksilat alifatik yang


dihasilkan dari hasil hidrolisis lemak. Asam lemak merupakan
titik awal dari struktur lipid sehingga menentukan sifat dari lipid.
Asam lemak terbagi ke dalam dua jenis yaitu asam lemak jenuh Gambar 23. Keju dan Yogurt

dan asam lemak tak jenuh. (Henneman, 2020)

Jika ditinjau berdasarkan strukturnya, deskripsikan perbedaan antara struktur dari asam lemak
jenuh dalam olahan susu dengan asam lemak tak jenuh!

OKTRILINA AMELIA – UNIVERSITAS SANATA DHARMA 37


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Instrumen Tes untuk Mengukur Level Literasi Sains Peserta Didik pada Materi Makromolekul

Jawaban :

OKTRILINA AMELIA – UNIVERSITAS SANATA DHARMA 38


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Instrumen Tes untuk Mengukur Level Literasi Sains Peserta Didik pada Materi Makromolekul

Lemak
KD : 3.11 IPK : 3.11.4

Soal 19
Di dalam kehidupan sehari-hari, sabun merupakan salah satu
kebutuhan rumah tangga yang umum digunakan sebagai
pembersih. Sabun memiliki beberapa bentuk antara lain sabun
padat/batangan dan sabun cair.

Sabun dibuat dari bahan utama lipid yaitu minyak. Selama proses
Gambar 24. Minyak dan Sabun
pembuatan sabun, senyawa lipid akan mengalami reaksi ketika (Anggraini, 2020)
ditambahkan basa kuat.

a) Reaksi apakah yang terlibat selama proses pembuatan sabun? Jelaskan!


b) Gugus apakah yang membuat sabun efektif dalam membersihkan?

OKTRILINA AMELIA – UNIVERSITAS SANATA DHARMA 39


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Instrumen Tes untuk Mengukur Level Literasi Sains Peserta Didik pada Materi Makromolekul

Jawaban :

OKTRILINA AMELIA – UNIVERSITAS SANATA DHARMA 40


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Instrumen Tes untuk Mengukur Level Literasi Sains Peserta Didik pada Materi Makromolekul

Lemak
KD : 3.11 IPK : 3.11.4

Soal 20
Minyak zaitun merupakan jenis minyak yang memiliki banyak
manfaat dan menyehatkan bagi tubuh, meskipun harganya
tergolong mahal. Minyak zaitun umumnya ditambahkan ke dalam
olahan makanan seperti salad dalam jumlah yang terbatas.

Gambar 25. Minyak Zaitun


Minyak zaitun merupakan sumber dari asam oleat, vitamin E dan
(Trifiana, 2019).
asam lemak tak jenuh. Asam lemak yang mengandung banyak
ikatan rangkap disebut sebagai PUFA (Poly Unsaturated Fatty
Acid) atau yang dikenal sebagai lemak esensial. Minyak zaitun
bahkan mengandung beragam antioksidan yang cukup tinggi dan
dapat menyembuhkan beberapa penyakit.

a) Apakah yang dimaksud dengan asam lemak esensial?


b) Apa saja manfaat minyak zaitun untuk kesehatan?

OKTRILINA AMELIA – UNIVERSITAS SANATA DHARMA 41


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Instrumen Tes untuk Mengukur Level Literasi Sains Peserta Didik pada Materi Makromolekul

Jawaban :

OKTRILINA AMELIA – UNIVERSITAS SANATA DHARMA 42

Anda mungkin juga menyukai