MAKALAH PKN
demokrasi.jpg
Disusun Oleh :
XI MIA 6
DAFTAR ISI
Kata Pengantar 3
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 4
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan 4
D. Manfaat 4
BAB 2 PEMBAHASAN
A. Pembahasan Pertama 5
B. Pembahasan Kedua 8
BAB 3 PENUTUP
A. Kesimpulan 13
B. Saran 13
C. Daftar Pustaka 14
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan
Karunia-Nya sehingga saya dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas
“Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia pada periode 1945-1949 dan Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia
pada periode 1949-1950”
Dalam penyusunan makalah ini, saya banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi dengan
bantuan dari berbagai pihak, tantangan itu bisa teratasi. Olehnya itu, saya mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini,
semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan
maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan
makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dewasa ini, semakin banyak jiwa-jiwa yang tak kenal lagi akan demokrasi. Demokrasi yang mengandung
begitu banyak arti, hanya digunakan untuk sebuah kebebasan untuk bertindak. Sebaiknya kita
mengambil tolak ukurnya dari pelaksanaan demokrasi di Indonesia sejak kita merdeka.
Pelaksanaan demokrasi pada masa lalu bisa kita jadikan sebagai panduan kita untuk menjadi lebih baik
lag di kemudian hari. Semga makalah ini sangat berguna bagi para pembaca, khususnya bagi para pelajar
Indonesia.
B. RUMUSAN MASALAH
3. Untuk menjadikan panduan untuk menuju masyarakat madani yang lebih baik
D. MANFAAT
BAB 2
PEMBAHASAN
Pembahasan Pertama :
Periode pertama pemerintahan negara Indonesia adalah periode kemerdekaan. Para penyelenggara
negara pada awal periode kemerdekaan mempunyai komitmen yang sangat besar dalam mewujudkan
demokrasi politik di Indonesia.
Pertama, polittical franchise yang menyeluruh. Para pembentuk negara, sudah sejak semula,
mempunyai komitmen yang sangat besar terhadap demokrasi.
Kedua, Presiden yang secara konstitusional memiliki peluang untuk menjadi seorang diktator, dibatasi
kekuasaannya ketika Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) dibentuk untuk menggantikan parlemen.
Ketiga, dengan maklumat wakil presiden, dimungkinkan terbentuknya sejumlah partai politik, yang
kemudian menjadi peletak dasar bagi sistem kepartaian di Indonesia untuk masa-masa selanjutnya
dalam sejarah kehidupan politik di tanah air.
Pada periode ini mengindikasikan keinginan kuat dari para pemimpin negara untuk membentuk
pemerintahan demokratis. Namun karena Indonesia harus berjuang untuk mempertahankan
kemerdekaan maka belum bisa sepenuhnya mewujudkan pemerintahan demokratis sesuai dengan UUD
1945. Bahkan terjadi penyimpangan (demi kepentingan NKRI) terhadap UUD 1945 yaitu :
1. Maklumat Pemerintah no X tanggal 16 Oktober 1945 tentang perubahan fungsi KNIP (pembantu
Pres) menjadi Fungsi parlementer (legislatif)
2. Maklumat Pemerintah tanggal 3 November 1945 mengenai pembentukan Partai politik (Sebelumnya
hanya ada 1 partai yaitu PNI)
Berdasarkan UUD 1945, Bentuk negara kesatuan, bentuk pemerintahan Republik, sistem pemerintahan
Presidensial
Negara kesatuan adalah negara berdaulat yang diselenggarakan sebagai satu kesatuan tunggal, di mana
pemerintah pusat adalah yang tertinggi dan satuan-satuan subnasionalnya hanya menjalankan
kekuasaan-kekuasaan yang dipilih oleh pemerintah pusat untuk didelegasikan. Bentuk pemerintahan
kesatuan diterapkan oleh banyak negara di dunia.
2. Bentuk Pemerintahan Republik
Dalam pelaksaannya bentuk pemerintahan republik dapat dibedakan menjadi republik absolut, republik
konstitusional, dan republik parlementer.
a. Republik Absolut
Dalam sistem republik absolut, pemerintahan bersifat diktator tanpa ada pembatasan kekuasaan.
Penguasa mengabaikan konstitusi dan untuk melegitimasi kekuasaannya digunakanlah partai politik.
Dalam pemerintahan ini, parlemen memang ada, namun tidka berfungsi.
b. Republik Konstitusional
Dalam sistem republik konstitusional, presiden memegang kekuasaan kepala negara dan kepala
pemerintahan. Namun, kekuasaan presiden dibatasi oleh konstitusi. Di samping itu, pengawasan yang
efektif dilakukan oleh parlemen.
c. Republik Parlementer
Dalam sistem republik parlementer, presiden hanya sebagai kepala negara. Namun, presiden tidak dapat
diganggu-gugat. Sedangkan kepala pemerintahan berada di tangan perdana menteri yang
bertanggungjawab kepada parlementer. Alam sistem ini, kekuasaan legislatif lebih tinggi daripada
kekuasaan eksekutif.
Ciri utama sebuah Negara dengan sistem pemerintahan Presidensial seperti Indonesia adalah dimana
Presiden memiliki dua wajah, yaitu sebagai Kepala Negara dan juga sebagai Kepala pemerintahan.
Sistem Pemerintahan Presidensial adalah sistem pemerintahan dimana Kepala Pemerintahan dan Kepala
Negara berada di tangan Presiden.
Pembahasan Kedua :
Pelaksanaan”
Delegasi RI dipimpin oleh Drs. Moh. Hatta, Delegasi BFO (Bijeenkomst voor Federale Overleg)
dipimpin oleh Sultan Hamid Alkadrie dan delegasi Belanda dipimpin olah Van Harseveen.
Adapun tujuan diadakannya KMB tersebut itu ialah untuk meyelesaikan persengketaan Indonesia dan
Belanda selekas-lekasnya dengan cara yang adil dan pengakuan kedaulatan yang nyata, penuh dan
tanpa syarat kepada Republik Indonesia Serikat (RIS).
Demikianlah pada tanggal 27 Desember 1949 Ratu Juliana menandatangani Piagam Pengakuan
Kedaulatan RIS di Amesterdam. yang terdiri atas Mukadimah berisi 4 alinea, Batang Tubuh yg berisi 6
bab dan 197 pasal, serta sebuah lampiran. Piagam Konstitusi RIS ditandatangani oleh para Pimpinan
Negara/Daerah dari 16 Negara/Daerah Bagian RIS, yaitu :
1. Mr. Susanto Tirtoprodjo dari Negara Republik Indonesia menurut perjanjian Renville.
Bila kita tinjau isinya konstitusi itu jauh menyimpang dari cita-cita Indonesia yang berideologi
pancasila dan ber UUD 1945, karena :
1. Konstitusi RIS menentukan bentuk negara serikat (federalisme) yang terbagi dalam 16 negara bagian,
yaitu 7 negara bagian dan 9 buah satuan kenegaraan. Mengenai bentuk negara dinyatakan dalam pasal
1 ayat (1) Konstitusi RIS yg berbunyi: 'Republik Indonesia Serikat yang merdeka dan berdaulat adalah
negara hukum yang demokratis dan berbentuk federasi'. Dengan berubah menjadi negara serikat, maka
di dalam RIS terdapat beberapa negara bagian dan masing-masing memiliki kekuasaan pemarintahan di
wilayah negara bagiannya.
· Republik Indonesia
· Negara Madura
Di samping itu, ada juga wilayah yang berdiri sendiri (otonom) dan tak tergabung dalam federasi, yaitu:
· Jawa Tengah
· Kalimantan Barat
· Dayak Besar
· Daerah Banjar
· Kalimantan Tenggara
2. Sistem pemerintahan yg digunakan pada masa berlakunya Konstitusi RIS adalah sistem parlementer,
sebagaimana diatur dlm pasal 118 ayat 1 & 2 Konstitusi RIS. Pada ayat (1) ditegaskan bahwa 'Presiden
tidak dapat diganggu gugat'. Artinya presiden tidak dapat dimintai pertanggungb jawaban atas tugas-
tugas pemerintahan, karena presiden adalah kepala negara, bukan kepala pemerintahan. Pada pasal 118
ayat (2) ditegaskan bahwa, 'Menteri-menteri bertanggung jawab atas seluruh kebijaksanaan pemerintah
baik bersama sama untuk seluruhnya maupun masing-masing untuk dirinya sendiri'. Dengan demikian,
yang melaksanakan & bertanggung jawab terhadap tugas tugas pemerintahan adalah menteri-menteri.
Dalam sistem ini, kepala pemerintahan dijabat oleh Perdana Menteri, dengan sistem pemerintahan
parlementer, dimana pemerintah bertanggung jawab terhadap parlemen (DPR).
a. Presiden
b. Menteri – menteri
c. Senat
d. DPR
e. MA
Selain bertindak secara khusus, sebagai bagian dari pemerintahan dalam fungsi administratif/protokoler,
presiden, menurut konstitusi, antara lain :
4. Mengesahkan atau memveto UU yang telah disetujui oleh DPR dan Senat [pasal 138 (2)];
5. Mengeluarkan peraturan darurat (UU Darurat) dalam keadaan mendesak [pasal 139];
10. Mengusulkan rancangan konstitusi federal kepada konstituante [pasal 187 (1) dan (2)], dan
mengumumkan konstitusi tersebut [pasal 189 (2) dan (3)] serta mengumumkan perubahan konstitusi
[pasal 191 (1) dan (2)].
3. Mukadimah Konstitusi RIS telah menghapuskan sama sekali jiwa atau semangat pembukaan UUD
proklamasi sebagai penjelasan resmi proklamasi kemerdekaan negara Indonesia (Pembukaan UUD 1945
merupakan Decleration of independence bangsa Indonesia, katetapan MPR no.
XX/MPRS/1996).Termasuk pula dalam pemyimpangan mukadimah ini adalah perubahan kata- kata dari
kelima sila pancasila. Inilah yang kemudian yang membuka jalan bagi penafsiran pancasila secara bebas
dan sesuka hati hingga menjadi sumber segala penyelewengan didalam sejarah ketatanegaraan
Indonesia.
RI dan RIS mencapai kesepakatan pada 19 Mei 1950 untuk kembali ke bentuk negara kesatuan. Pada 15
Agustus 1950, di hadapan sidang DPR dan Senat, diproklamasikan berdirinya negara kesatuan Republik
Indonesia menggantikan negara federasi Republik Indonesia Serikat. Konstitusi RIS diubah menjadi
Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia (yang selanjutnya dikenal sebagai UUDS 1950)
berdasarkan UU RIS No. 7 Tahun 1950. Pada hari itu juga, Pemangku Jabatan Presiden RI, Assaat,
menyerahkan secara resmi kekuasaan pemerintahan RI kepada Ir. Soekarno sebagai Presiden Republik
Indonesia.
BAB 3
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Demokrasi dapat diartikan sebagai suatu pemerintahan dimana rakyat memegang suatu
peranan yang sangat menentukan.
Nilai-nilai demokrasi perlu ditanamkan pada generasi muda agar terbentuk generasi yang demokratis.
B. SARAN
C. DAFTAR PUSTAKA
http://soekarnotjes.blogspot.com/2009/12/1.html
Berbagi
2 komentar:
Balas
Gmna ni?
Balas
Beranda
Mengenai Saya