Waktu: 2 x 60 menit
1. Memahami resume diagnosis dan intervensi keperawatan populer
2. Proses Keperawatan
3. Etik Keperawatan
4. Teknik Komunikasi
5. Teori-teori keperawatan
1. Otonomi (Autonomy)
yaitu menghargai hak-hak pasien dalam membuat keputusan tentang tindakan perawatannya.
3. Keadilan (Justice)
yaitu praktik profesional keperawatan yang sesuai dengan hukum standar praktik, tidak membeda-
bedakan pasien, dan keyakinan yang benar dalam memberikan pelayanan kesehatan.
5. Kejujuran (Veracity)
yaitu memberikan pelayanan kesehatan yang penuh dengan kebenaran, informasi yang disampaikan
akurat, komprehensif, dan objektif untuk memfasilitasi pemahaman dan penerimaan materi yang
ada.
7. Kerahasiaan (Confidentiality)
yaitu menjaga kerahasiaan informasi pribadi pasien.
8. Akuntabilitas (Accountability)
yaitu standar profesionalitas perawat yang dapat diukur dan dipertanggungjawabkan
Pengertian
Diagnosis keperawatan adalah suatu penilaian klinis mengenai responss klien terhadap masalah
kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik aktual maupun potensial (SDKI, 2017).
Tujuan
Mengidentifikasi responss klien individu, keluaraga dan komunitas terhadap situasi yang berkaitan
dengan kesehatan.
Karakteristik diagnosis
Karakteristik diagnosis dapat dilihat melalui tanda dan gejala yang tampak pada pasien:
2. Diagnosis positif, menunjukkan klien dalam kondisi sehat, dapat menjadi lebih sehat dengan
optimal. Diagnosis ini juga disebut Diagnosis Promosi Kesehatan, yaitu keadaan ketika kondisi dan
motivasi klien dalam keadaan optimal yang dapat meningkatkan kondisi kesehatan.
Intervensi dan evaluasi keperawatan adalah bagian dari proses keperawatan yang
saling berkaitan dan berkesinambungan dengan komponen proses lainnya. Proses
Keperawatan sendiri dapat dilihat sbb:
Proses pengkajian merupakan salah satu langkah awal menuju penyelesaian masalah
klien yang terdiri atas komponen pemeriksaan biopsikososial spiritual yang komprehensif.
Untuk pengkajian, diperlukan keterampilan dan pengetahuan yang sangat luas terhadap
ilmu-ilmu dasar baik ilmu keperawatan, kesehatan hingga social.
Appskep telah merangkum beberapa poin-poin pengkajian yang esensial dan sering
menjadi topik dalam kasus-kasus yang muncul di UKNI. Silahkan sahabat sekalian
mempelajarinya dengan seksama.
Setelah pengkajian, maka sahabat akan memiliki data dasar yang dapat dianalisis
menjadi masalah keperawatan pada pasien. Pengelolaan Analisa data untuk penegakan
Luaran / Outcome keperawatan adalah aspek-aspek yang dapat diobservasi dan diukur
meliputi kondisi, perilaku, atau pesepsi pasien keluarga atau komunitas sebagai respon
terhadap intervensi keperawatan. Luaran keperawatan menunjukkan status
diagnosis keperawatan setelah dilakukan intervensi keperawatan (Germini et al., 2010; ICNP,
2015)
Luaran juga dapat disebut sebagai hasil akhir intervensi keperawatan yang terdiri dari
indikator-indikator atau kriteria hasil pemulihan masalah. Terdapat dua jenis luaran
keperawatan:
1. Luaran positif: diharapkan ada peningkatan, contohnya: bersihan jalan napas
meningkat, curah jantung meningkat, dukungan keluarga meningkat, dsb
2. Luaran negative: diharapkan ada penurunan, contohnya: tingkat nyeri menurun,
tingkat ansietas menurun, dsb
Luaran terdiri dari satu atau beberapa kriteria hasil yang ditetapkan sebagai target evaluasi
setelah dilakukan intervensi keperawatan. Kriteria hasil dapat ditetapkan berdasarkan data
pada pengkajian yang berkaitan dengan cara mencapai luaran tersebut. Kriteria hasil juga
menjadi indicator tercapainya sebuah luaran. Contoh:
“Setelah dilakukan intervensi selama 1 jam, maka bersihan jalan napas meningat dengan
kriteria hasil:
1. Batuk efektif
2. Produksi sputum menurun
3. Mengi menurun
4. Frekuensi napas dalam batas normal”
Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan adalah panduan untuk perilaku spesifik yang diharapkan dari
klien, dan atau/atau tindakan yang harus dilakukan oleh perawat berdasarkan pengetahuan
dan penilaian klinis. Intervensi dilakukan untuk membantu klien mencapai hasil yang
diharapkan (Deswani, 2009; SDKI, 2018).
PROSES KEPERAWATAN
Pengkajian
Lakukan pengkajian komprehensif
Masalah keperawatan
Tentukan MK dari 80% data mayor dan sebanyak mungkin data minor, lalu tentukan etiologinya
Diagnosis Keperawatan
Tentukan Dx berdasarkan MK dan etiologinya
Luaran Keperawatan
Tentukan luaran berdasarkan data mayor minor, tentukan apa yang aan dicapai (luaran dan kriteria
hasil)
Intervensi Keperawatan
Tentukan intervensi berdasar luaran dan kriteria hasil yang sudah disesuaikan dengan Dx pasien
*TIPS
Untuk menentukan luaran dan kriteria hasil yang tepat, tentukanlah MK nya terlebih
dahulu
Untuk menentukan intervensi yang tepat, tentukanlah MK nya terlebih dahulu
Jika Luaran dan intervensi dipilih berdasarkan MK, maka bisa dikatakan piilhan
jawaban akan sesuai dengan yang diimnta oleh soal
Bersihan Jalan Nafas Tindakan batuk efektif Sputum kental saat pengambilan spesimen
Tidak Efektif TB Paru
Post Operasi Abdomen
Dilakukan apabila pasien menunjukkan ketidakmampuan untuk
batuk. Dapat dilihat dari batuk pendek, atau tidak mampu batuk
Bersihan Jalan Nafas Fisioterapi dada Dilakukan apabila tindakan bantuan batuk efektif tidak
Tidak Efektif menyelesaikan masalah pasien atau bila pasien tidak dapat diberi
arahan untuk batuk efektif atau bila lokasi sputum berada di lobus
bawah paru.
Tindakan kombinasi yang bisa diberikan bersamaan tindakan
lainnya.
Hipersekresi karena batuk tidak efektif, terdengar suara rhonki
Bersihan Jalan Nafas Postural drainage Suara ronchi di lobus paru, sekresi sulit untuk dikeluarkan, atau
Tidak Efektif pasien tirah baring.
Tujuan untuk mengalirkan sputum/ dahak yang berada di dalam
paru agar mengalir ke saluran pernafasan yang lebih besar
sehingga lebih mudah dikeluarkan.
Biasanya dilakukan terhadap anak
Biasanya dikombinasikan dengan fisioterapi dada
Bersihan Jalan Nafas Manajemen jalan napas Diagnosis terhadap adanya gangguan jalan napas
Tidak Efektif - Membebaskan jalan napas 1. Look (lihat)
dengan alat Melihat gerakan nafas/pengembangan dada dan adanya
- Membebaskan jalan napas tanpa retraksi sela iga
alat 2. Listen (dengar)
Mendengar aliran udara pernapasan
3. Feel
Merasakan adanya aliran udara pernapasan
Pola Nafas Tidak Efektif Purse lip breathing Sering dilakukan pada pasien COPD/ PPOK. Pursed lip breathing
akan menimbulkan tekanan pada jalan nafas sehingga jalan nafas
terbuka dan udara terdorong keluar dari alveoli
Dilakukan bila terdapat sesak napas ringan, lebih berfungsi sebagai
relaksasi
Pola Napas Tidak Efektif Positioning (high fowler, fowler, semi Memposisikan pasien dengan tujuan mempermudah proses
fowler, orthopneic / tripod) ventilasi. Posisi high fowler, fowler, semi fowler, dan orthopneic/
tripod menyebabkan pengembangan / ekspansi paru optimal.
Pemilihan posisi tergantung kenyamanan pasien, biasanya dimulai
dari posisi high fowler.
Pola Napas Tidak Efektif Terapi oksigen (jenis masker dan Bantuan oksigenasi diberikan berdasarkan saturasi oksigen, dimulai
kondisi yang berkaitan) dari nasal kanul s.d ventilasi mekanik.
- Nasal Canul saturasi 91-94% Gagal napas
- Simple mask , Rebreathing mask, Astma
Non Rebreathing mask diberikan PPOK
sesuai kondisi: saturasi 85-90% MCI
- Ventilasi manual dan pemsangan
ETT : saturasi <85%
Prinsip : STERIL
Yang perlu diperhatikan saat perawatan :
- Undulasi pada selang WSD
- Monitor perdarahan atau emfisema subkutan pada area pemasangan
WSD
Jenis WSD :
- Satu botol
- Dua botol
- Tiga botol
- Disposible
- Flutter Valve
- Screw Valve
- Callibrated Spring Mechanism
Bersihan Jalan Nafas Pemberian obat pengencer dahak Manifestasi dahak kental dan banyak terutama pada pasien dengan
Tidak Efektif kesulitan batuk atau diajarkan untuk batuk seperti pada anak-anak
Resiko Infeksi Pemberian antibiotic Pada anak dengan pneumonia dan pneumonia berat (jika kasus
mengarah pada MTBS)
Pada anak dengan campak dengan komplikasi pneumonia serta gizi
buruk dengan komplikasi pneumonia (jika kasus mengarah pada
MTBS)
Bersihan jalan napas Life saving: Needle tracheostomi: pilihan terakhir dalam membuka jalan napas,
tidak efektif - Needle tracheostomi pada pasien edema orofaring, perdarahan orofaring yang
- Needle thoracosintesis menyumbat jalan napas, trauma tulang belakang servikal, dan
- CTT trauma inhalasi pada luka bakar
- Cervical spine fixation Needle thoracosintesis: Pada pasien tension pneumothorak
- Pemasangan kassa 3 sisi Cervical spine fixation: Pasien Trauma dengan atau dicurigai fraktur
cervical.
2 Kardiovaskuler Penurunan curah Manajemen nyeri dada pada kasus Pada pasien angina pectoris, STEMI atau NSTEMI
jantung iskemia dan infark miokard STEMI dengan onset <6 jam diberikan terapi trombolitik
(pemberian nitrat, trombolitik,
antikoagulan)
- Beri aspirin (dikunyah) + nitrat +
morphin (jika diperlukan),
perahankan oksigenasi 90 %
- Lakukan ekg
- Cek enzim jantung
Diare (pada anak) - Diare tanpa dehidrasi: pemberian Didasarkan pada MTBS
Hipovolemia cairan oral (ASI dan oralit) dan
Resiko Syok tablet Zinc, rencana terapi A
- Diare dengan dehidrasi ringan /
sedang: pemberian cairan oral
dan tablet zinc, rencana terapi B
- Diare dehidrasi berat: pemberian
cairan oral dan tablet zinc,
rencana terapi C
Edukasi
- Jenis makanan yang
diberikan sesuai kondisi anak
Resiko perfusi serebral Pemasangan collar neck Fraktur cervical atau dicurigai
tidak efektif
Perfusi perifer tidak Positioning mika miki pada pasien Tirah baring lama dan status nutrisi yang buruk
efektif stroke
Resiko luka tekan
Gangguan integritas
kulit / jaringan
Gangguan mobilitas fisik Positioning pencegahan luka tekan Pasien stroke: parese, kekuatan otot tidak maksimal
Di RS / Yankes:
- Amankan jalan napas (posisi
miring, hindaran aspirasi
saliva), oksigenasi, sirkulasi
- 10 – 20 menit pertama:
Diazepam 0,25 – 0,5 mg / kg
BB IV / IO atau Midazolam
0,2 mg / kgBB IV atau
Lorazepam 0,05 – 0,1 mg /
kgBB IV
- 20 – 30 menit: fenitoin 20 mg
/ kgBB IV
- 30 – 60 menit: fenobarbital
20 mg / kgBB IV
- Pasang bedrail
8 Integument Gangguan integritas Resusitasi cairan menggunakan Pasien dengan luka bakar
kulit / jaringan formula baxter
Pemberian terapi cairan (jenis cairan) Pasien dengan luka bakar
Resiko hypervolemia
Pengawasan hypervolemia Pasien dengan luka bakar yang sedang menjalani terapi IV / resusitasi
Resiko infeksi cairan
Edukasi:
- Nutrisi
- Cara menghitung Gerakan
janin
13 Penatalaksanaan Gangguan sirkulasi - Jaga Kepeten jalan napas - Syok hipovolemik (Perdarahan, luka bakar)
shock spontan - Berikan Terapi oksigen - Syok Cardiogenik (MCI, CHF, ALO)
- Monitor tanda-tanda vital, - Syok Sepsis
tekanan darah orthostatik,
status mental dan output
urin
- Pasang infus 2 Line untuk
resusistasi cairan jenis koloid,
kristaloid sesui kebutuhan
- Kolaborasi pemberian
vasopressor, inotropik sesuai
kebutuhan
4. Mengulang (restating/repeating)
Mengulang adalah teknik mengulang kembali ucapan klien dengan bahasa perawat.
Teknik ini dapat memberikan makna bahwa perawat memberikan umpan balik sehingga
klien mengetahui bahwa pesannya dimengerti dan mengharapkan komunikasi berlanjut.
5. Klarifikasi (clarification)
Teknik ini dilakukan jika perawat ingin memperjelas maksud ungkapan klien. Teknik ini
digunakan jika perawat tidak mengerti, tidak jelas, atau tidak mendengar apa yang
dibicarakan klien. Perawat perlu mengklarifikasi untuk menyamakan persepsi dengan
klien. Contoh, “Coba jelaskan kembali apa yang Bapak maksud dengan kegagalan hidup?
”
6. Memfokuskan (focusing)
Metode ini dilakukan dengan tujuan membatasi bahan pembicaraan sehingga lebih
spesifik dan dimengerti.
7. Merefleksikan (reflecting/feedback)
Perawat perlu memberikan umpan balik kepada klien dengan menyatakan hasil
pengamatannya sehingga dapat diketahui apakah pesan diterima dengan benar.
Perawat menguraikan kesan yang ditimbulkan oleh syarat nonverbal klien.
Menyampaikan hasil pengamatan perawat sering membuat klien berkomunikasi lebih
jelas tanpa harus bertambah memfokuskan atau mengklarifikasi pesan.
9. Diam (silence)
Diam memberikan kesempatan kepada perawat dan klien untuk mengorganisasi
pikirannya. Penggunaan metode diam memerlukan keterampilan dan ketetapan waktu.
Diam berarti memberikan kesempatan klien untuk berpikir dan berpendapat/berbicara.
15. Refleksi
Refleksi menganjurkan klien untuk mengemukakan serta menerima ide dan
perasaannya sebagai bagian dari dirinya sendiri.
16. Humor
Humor yang dimaksud adalah humor yang efektif. Humor ini bertujuan untuk menjaga
keseimbangan antara ketegangan dan relaksasi.
KOMUNIKASI TERAPEUTIK (RESUME)
No Fase Aktivitas
1 Pra interaksi Fase pra-interaksi merupakan fase persiapan yang dilakukan
(persiapan) perawat sebelum berinteraksi dan berkomunikasi dengan
pasien. Misalnya, pada fase ini perawat mencari informasi
tentang klien sebagai lawan bicaranya, lalu kemudian
merancang strategi untuk pertemuan pertama dengan
klien/pasien, memberitahu akan ada rencana kegiatan (hanya
memberitahu, bukan detail kegiatan)
1. Mengeksplorasi perasaan, fantasi, dan ketakutan diri
(evaluasi diri)
2. Menganalisis kekuatan profesional diri dan keterbatasan
(evaluasi diri)
3. Mengumpulkan data tentang klien (jika mungkin)
4. Merencanakan untuk pertemuan pertama dengan
klien/keluarga
b. Tahap Orientasi
Tahap ini dilakukan pada awal setiap pertemuan kedua dan
seterusnya. Tujuan tahap ini adalah menvalidasi kekurangan
data, rencana yang telah dibuat dengan keadaan klien saat ini
dan mengevaluasi hasil tindakan yang lalu. umumnya dikaitkan
dengan hal yang telah dilakukan bersama klien.
No Konseptor Model
1 Florence Nightingale Teori lingkungan dalam keperawatan
Fokus:
1. Kondisi lingkungan perawatan perlu diubah untuk
memberikan efek terhadap proses perawatan
pasien. Faktor-faktor lingkungan yang
mempengaruhi kesehatan menurut teori ini: udara
segar, air murni, persediaan makanan yang cukup,
drainase yang efisien, kebersihan pasien dan
lingkungan, dan cahaya (terutama sinar matahari
langsung).
2. Perawatan pasien bersifat spesifik case by case
sesuai dengan kebutuhan masing-masing pasien
3. Ilmu keperawatan adalah badan ilmu yang mandiri
dengan tujuan untuk memposisikan pasien pada
kondisi optimal yang paling memungkinkan untuk
menjalani kehidupan.
Fokus:
Konsep homeodinamik yang terdiri dari:
a. Integritas : Individu sebagai satu kesatuan dengan
lingkungan yang tidak dapat dipisahkan dan saling
mempengaruhi satu dengan yang lain.
b. Resonansi : Proses kehidupan antara individu dengan
lingkungan berlangsung dengan berirama dengan frekuensi
yang bervariasi.
c. Helicy : Terjadinya proses interaksi antara manusia
dengan lingkungan akan terjadi perubahan baik perlahan-
lahan maupun berlangsung dengan cepat.
Fokus:
Teori 14 komponen kebutuhan dasar dalam penanganan
keperawatan:
a. Bernapas secara normal,
b. minum dengan cukup,
c. Membuang kotoran tubuh,
d. Bergerak dan menjaga posisi yang diinginkan,
e. Tidur dan istirahat,
f. Memilih pakaian yang sesuai,
g. Menjaga suhu tubuh tetap dalam batas normal
dengan menyesuaikan pakaian dan mengubah
lingkungan,
h. Menjaga tubuh tetap bersih dan terawat serta
melindungi integument,
i. Menghindari bahaya lingkungan yang bisa melukai,
j. Berkomunikasi dengan orang lain dalam
menungkapkan emosi, kebutuhan, rasa takut, atau
pendapat,
k. Beribadah sesuai dengan keyakinan,
l. Bekerja dengan tata cara yang mengandung
prestasi,
m. Bermain atau terlibat dalam berbagai kegiatan
rekreasi,
n. Belajar mengetahui atau memuaskan atau rasa
penasaran yang menuntun pada perkembangan
normal dan kesehatan serta menggunakan fasilitas
kesehatan yang tersedia.
b. Elemen manusia
Manusia merupakan bagian dari sistem adaptasi, yaitu
suatu kumpulan unit yang saling berhubungan mempunyai
masukan, proses kontrol, keluaran dan umpan balik (Roy,
1986). Manusia dalam sistem ini berperan sebagai kognator
dan regulator (pengaturan) untuk mempertahankan
adaptasi. Terdapat empat cara adaptasi, mencakup adaptasi
terhadap fungsi fisologis, konsep diri, fungsi peran dan
terhadap kebutuhan saling ketergantungan. Keluaran dari
sistem ini dapat berupa respons adaptif atau respons tidak
efektif.
d. Elemen sehat
Kesehatan didefinisikan sebagai keadaan yang muncul atau
proses yang terjadi pada makhluk hidup dan terintegrasi
dalam individu seutuhnya (Roy, 1984).