Anda di halaman 1dari 6

Pengembangan dari Human Potentials

1. Potensi Fisik
Setiap manusia memiliki kesamaan dalam proses biologis : lahir, mempunyai jenis
kelamin, tumbuh, mengalami masa tua, sampai dengan meninggal dunia. Setiap manusia
mempunyai kebutuhan dasar diantaranya kebutuhan makan, pakaian, tempat tinggal dan
potensi fisik secara utuh. Elemen yang mempengaruhi potensi fisik antara lain : nutrisi,
olahraga, relaksasi, dan keseimbangan antara bekerja dengan refreshing. Kebutuhan yang
utama manusia yaitu sehat. Sehat bukan hanya terbebas dari rasa sakit ataupun gejala,
tetapi sehat adalah keseimbangan dari beberapa potensi fisik. Banyak penyakit yang
muncul akibat stres. Ketika kita menjaga potensi fisik, akan meningkatkan energi,
seksualitas, vitalitas, kemampuan berbahasa. Potensi fisik yang baik, akan
mengakibatkan beberapa hal diantaranya :
a. Tubuh, pikiran, ruh merespon secara positif dan terintegrasi
b. Dengan pengaruh yang positif kita menjadi panutan orang lain
c. Meningkatkan kesejahteraan dalam hidup.

2. Potensi Emosi
Potensi Emosi dalam diri kita adalah kesediaan kita untuk mengakui adanya
perasaaan menilai perasaan itu penting, dan kemampuan untuk mengungkapkannya.
Kesehatan emosional menyiratkan bahwa kita memiliki pilihan, dan kebebasan, untuk
mengekspresikan cinta, kegembiraan, rasa bersalah, ketakutan, dan kemarahan. Emosi
adalah respons terhadap peristiwa-peristiwa dalam kehidupan kita terjadi ketika adanya
ransangan baik itu dari dalam diri sendiri (internal)maupun dari luar (eksternal)
a. Faktor Internal
Faktor penyebab timbulnya emosi yang berasal dari diri sendiri, yaitu perasaan
seseorang. Perasaan seseorang merupakan faktor pemicu utama timbulnya emosi.
Beberapa gangguan emosi dari faktor internal diantaranya:
 Perasaan tidak mampu atau merasa bodoh.
 Perasaan kecewa terhadap diri sendiri dan sekitarnya.
 Perasaan cemas dan tidak percaya diri karena kekurangan dalam diri seseorang.
 Perasaan sedih karena kurang kasih sayang.
 Perasaan iri kepada saudara karena diperlakukan kurang adil, dan sebagainya.
b. Faktor Eksternal
Faktor penyebab timbulnya emosi yang berasal dari luar, diantaranya adalah sebagai
berikut:
 Lingkungan keluarga dan sekolah yang terlalu sering menyalahkan seseorang.
 Perlakuan dari orang sekitar yang memperlakukan seseorang yang sudah
dewasa seperti anak kecil.
 Orang tua dan keluarga yang menentang hubungan percintaan seseorang.
 Tuntutan yang terlalu banyak kepada seseorang dengan risiko mendapat
hukuman jika gagal melaksanakannya.
 Dan lain sebagainya.
Beberapa bentuk emosi atau perasaan manusia diantaranya;
 Sedih
 Bahagia
 Marah
 Dan lain-lain
Menurut Nana Syaodih Sukmadinata, ada empat ciri-ciri emosi, yaitu:
 Perubahan fisik manusia, emosi membuat fisik seseorang mengalami perubahan.
Misalnya, ketika seseorang merasa ketakutan makan ia akan terlihat pucat.
 Emosi diungkapkan dengan perilaku, sebagai contoh ketika seseorang sedang
marah maka perilakunya cenderung meledak-ledak.
 Emosi terjadi karena pengalaman yang sifatnya pribadi, misalnya seseorang
yang merasa takut terhadap suatu benda karena pernah mengalami pengalaman
buruk dengan benda tersebut.
 Emosi sebagai motif, seseorang bisa melakukan sesuatu karena dipicu oleh
emosinya. Misalnya, seseorang melakukan tindakan kekerasan karena marah
atau benci.
Salah satu tantangan terbesar yang kita hadapi terhadap emosi adalah mampu untuk
mengakui, memiliki, mengekspresikan, dan memahami emosi kita. Penting untuk
memiliki keselarasan yang konsisten antara proses berpikir dan emosi, karena
ketidakharmonisan menyebabkan disonsi (ketidaknyamanan) langkah pertama untuk
melepaskan beban dalam suatu hubungan adalah berbagi perasaan yang mendalam
dengan orang lain.
3. Potensi Mental
Di awal kehidupan, Tuhan menganugerahi manusia dengan hati (nurani) dan pikiran
(akal) yang memengaruhi pola pikir, perilaku, dan norma-norma yg kita anut. Seiring
dengan bertambahnya usia dan pengalaman hidup yang kita lewati, maka pola pikir dan
tingkah laku kita pun diharapkan semakin baik / bijaksana sehingga munculnya konflik
(baik diri sendiri maupun dengan oranglain) dapat kita hindari. Dalam hal ini seseorang
tidak sekedar mengedepankan logika dalam mengambil keputusan atau bersikap, tetapi
juga melibatkan nurani (suara hati) sehingga manusia dapat menjadi pribadi yang utuh
dan mampu mensyukuri nikmat yang Tuhan berikan. Untuk mengasah nurani (mental)
kita dapat mendekatkan diri dengan sang Pencipta, berdoa, dan mengikuti kajian-kajian
keagamaan yang menjadikan batin / nurani kita menjadi tenang dengan siraman rohani.
Seperti halnya tanaman yang dipupuk dan disirami, setiap tahap kehidupan adalah
pengalaman hidup yang akan mengajarkan kedewasaan bagi seseorang.

4. Potensi Hubungan
Orang sehat hidup dalam hubungan yang rumit,yang selalu mencari hal-hal
baru,yang bisa mempersatukan alam semesta dan permintaan sosial. Sehingga orang
sehat tidak bisa hidup sendiri. Setiap hari kita berinteraksi dengan orang
banyak,keluarga,rekan kerja, tetangga sekitar dan organisasi. Hampir setengah waktu
dalam satu hari,kita habiskan dengan rekan kerja,sehingga perlu untuk mendukung dan
menjaga huhungan yang baik dengan rekan kerja. Selain itu kita perlu mengembangkan
jaringan/hubungan termasuk di bangsa dan bumi agar menimbulkan hal baik untuk
menghadapi masalah global.
Hubungan mempunyai tingkatan dari yg dangkal - dalam (biasa - dekat). Untuk
meningkatkan/mengembangkan hubungan kita mempunyai tantangan seperti
kemampuan membuka diri dan belajar untuk bertukar perasaan
kejujuran,kepercayaan,keintiman dan harmoni. Tantangan tersebut dapat kita hadapi
dengan meningkatkan kesadaran dan niat akan pentingnya hubungan. Ketika kita
memulai meningkatkan hubungan dengan satu orang ,akan mempengaruhi yang lain
bahkan diluar batas kita. Sangat penting untuk kita tahu dampak kehadiran kita pada
klien,klien dan teman,karena kesadaran kita akan mempunyai dampak langsung pada
hasil pertemuan kita.
5. Potensi Pilihan
Setiap orang mempunyai potensi pilihan sangat yang besar pada dirinya.potensi itu
berupa potensi sadar dan tidak sadar. Pilihan sadar seperti disiplin, kegigihan, penetapan
tujuan, ptioritas, langkah tindakan, pengetahuan tentang opsi, dan pengakuan persepsi.
Kesadaran bisa ditingkatkan dengan menjadi peserta aktif, bukan pengamat pasif dengan
harapan kehidupan akan lebih baik lagi. Yang menjadi peran utama adalah alam bawah
sadar. “Alam bawah sadar sebagai rumah dari kekuatan psysic abadi. (Jung)”. Setiap
kekuatan psikis memiliki kebalikannya, seperti kekutan cahaya selalu diimbangi dengan
kekuatan kegelapan, kebaikan dengan kejahatan, cinta dengan kebencian, kehidupan
dengan kematian dan seterusnya. Jung percaya bahwa setiap energi psikis dapat menjadi
tidak seimbang, dan tantangan terbesar adalah membuat semua itu menjadi seimbang.
Proses sederhana untuk mengubah perilaku adalah belajar mengubah persepsi.
Mengubah semua “ keharusan” dalam pikiran dan tindakan kita menjadi “Aku, dan Aku
Punya Pilihan adalah awal yang baik untuk memulainya. Kita membuat pilihan yang
lebih efektif ketika kita tidak menghakimi wakktu dan melepaskan rasa takut dan rasa
bersalah.

6. Potensi Spiritual
Potensi spiritual adalah elemen vital dan kekuatan pendorong bagi manusia
menjalani kehidupan. Spiritual mempengaruhi setiap aspek dari pilihan hidup manusia
dan sejauh mana manusia mengembangkan potensinya. Spiritual digambarkan sebagai
perasaan kesatuan, kedamaian batin, harmoni, dan koneksi dengan alam semesta. Potensi
spiritual bertumpu pada bagian dalam diri manusia yang berhubungan dengan kearifan,
menyadari bahwa ada kekuatan besar yang tidak bisa dijangkau manusia. Dengan
spiritual manusia dapat muncul sebagai makhluk yang utuh secara intelektual, emosional,
dan spiritual.
Potensi spiritual membantu seseorang untuk mengatasi persoalan dan berdamai
dengan persoalannya. Potensi spiritual ditunjukkan dengan kesadaran seseorang untuk
menggunakan pengalamannya sebagai bentuk penerapan nilai dan makna. Ditandai
dengan kemampuan seseorang untuk bersikap fleksibel dan mudah menyesuaikan diri
dengan lingkungan, memiliki tingkat kesadaran yang tinggi, mempunyai daya tahan
dalam menghadapi penderitaan dan rasa sakit, mampu mengambil pelajaran yang
berharga dari suatu kegagalan, mampu mewujudkan hidup sesuai dengan visi dan misi,
mampu melihat keterkaitan antara berbagai hal, dan pada akhirnya membuat seseorang
mengerti akan makna hidup.
Seperti potensi lainnya, potensi spiritual tidak berkembang begitu saja. Persepsi kita
tentang dunia akan mempengaruhi cara pandang terhadap pengalaman yang baik maupun
buruk. Bahkan melalui rasa sakit dari pengalaman buruk, manusia memiliki kemampuan
untuk belajar. Rasa sakit bisa menjadi guru yang hebat. Beberapa cara untuk mengenal
potensi spiritual adalah melalui doa, meditasi, agama yang terorganisasi, filsafat, sains,
puisi, musik, dan berkumpul bersama teman-teman yang menginspirasi.
DAFTAR PUSTAKA

Dossey, B, et all. 2005. Holistic Nursing a Handbook for Practice. Jones and Bartlett
Publisher. Sunbury Massachusetts

Anda mungkin juga menyukai