Selai merupakan salah satu jenis makanan olahan semi padat atau kental yang dapat diolah secara tradisional dan memiliki tingkat keawetan yang cukup tinggi. Mutu selai ditentukan oleh pembentukan gel. Komponen yang paling menentukan gel adalah penambahan gula dan proses pemasakan. Serta keseimbangan proporsi gula, pectin, dan asam. a. Percobaan 1 (Regina Dwita Sari) Buah yang digunakan adalah buah nanas dengan hasil analisis dapat dilihat pada tabel 1, bahwa data pengamatan pada percobaan pembuatan selai nanas (salah satu cara pengawetan pangan dengan penggualaan) didapati hasil bahwa tidak ada perubahan antara warna, aroma, rasa, tekstur, dan daya oles selai nanas mulai dari hari pertama hingga hari ke-5 dengan penyimpanan suhu kulkas. Selai berwarna orange dengan aroma manis segar dan rasa manis, tekstur sangat kental dan daya oles baik. Namun, terjadi perubahan warna pada hari ke-6 dan ke-7 dari orange menjadi oranye kecoklatan dan kekentalan menurun dihari ke-7. Sedangkan selai dengan suhu ruang warna, aroma, rasa, tekstur dan daya oles hanya stabil di hari pertama hingga hari ke-3. Namun, perubahan tekstu, warna, serta daya oles berkurang dihari selanjutnya dan aroma menjadi manis keasaman.
b. Percobaan 2 (Qutrotun Nada Fitria)
Buah yang digunakan adalah buah nanas dengan hasil analisis dapat dilihat pada tabel 3 dan tabel 4 bahwa, warna, aroma, dan rasa tetap stabil di hari pertama hingga hari kelima dan tidak ada perubahan baik suhu ruang maupun suhu kulkas. Namun, tekstur hanya stabil di hari pertama dan bertahan beberapa jam saja baik suhu ruang maupun suhu kulkas, kemudian setelahnya tekstur semakin kental dan kemudian mengeras seperti permen gula, hal tersebut menyebabkan daya oles kurang.
c. Percobaan 3 (Hilya Wildatussalma al-frisna)
Buah yang digunakan adalah buah nanas, dengan hasil analisis dapat dilihat pada tabel 5, dan didapati hasil bahwa warna aroma dan rasa stabil di hari pertama hingga hari ke-5 yaitu berwarna orange dengan aroma manis segar dan rasa manis. Namun,perubahan terjadi di hari ke-6 dan ke-7 warna menjadi orange kecoklatan dalam suhu kulkas. Tekstur kental dan menjadi sangat kental di hari ke-4 namun, daya oles tetap baik. Sedangkan dalam suhu ruang (dapat dilihat pada tabel 6) warna stabil di hari pertama hingga hari ke-3, aroma stabil di hari pertama hingga ke-4 dan rasa stabil di hari pertama hingga hari ke-5.sedangkan tekstur dan daya oles tetap stabil pada suhu ruang.
d. Percobaan 4 (Aqila Athiyyah)
Buah yang digunakan adalah buah nanas dengan hasil dapat dilihat pada tabel 7 dan tabel 8.pada percobaan 4 data hasil pengamatan tetap stabil di hari pertama hingga hari ke-7 dan tidak ada perubahan yang signifikan dalam suhu ruang kekentalan dan daya oles baik. Sedangkan pada suhu kulkas, warna dan rasa stabil sedangkan perubahan terjadi pada indikator yang lain. Aroma tidak terlalu tercium mulai hari ke-5 kekentalan meningkat mulai hari ke-2 dan daya oles menjadi kurang baik di hari ke-3.
e. Percobaan 5 (Siti Zajirawati)
Berbeda dengan yang lain, percobaan 5 menggunakan buah mangga dengan data hasil analisis dapat dilihat pada tabel 9 dan tabel 10. Pada suhu ruang, aroma stabil di hari pertama hingga hari ke-7 sedangkan indikator yang lain terdapat perubahan. Warna berubah dari kuning gelap menjadi kuning kecoklatan mulai hari ke-3, rasa manis mengalami perubahan menjadi manis keasaman dihari ke-4 dan kekentalan atau tekstur menurun dihari ke-4 sehingga daya oles hari pertama baik hingga hari ke-3 dan mengalami peneurunan dihari selanjutnya. Sedangkan pada suhu kulkas warna, rasa, daya oles, dan tekstur tetap stabil, sedangkan aroma mengalami perubahan di hari ke-5 yang tadinya segar menjadi tidak segar.
f. Percobaan 6 (Sifaul jannah)
Buah yang digunakan adalah buah nanas dengan data hasil analisis dapat dilihat pada tabel 11 dan tabel 12. Pada suhu ruang semua indikator yang dianalisis tetap stabil dari hari peretama hingga hari ke-6 pada suhu ruang yaitu hasil selai berwarna kuning keemasan dengan aroma harum asam manis khas nanas dan rasa manis tekstur kental sehingga daya oles baik. Sedangkan pada suhu kulkas banyak terjadi perubah warna styabil kuning keemasan dengan aroma mengalami berkurang di hari ke-4. Kekentalan meningkat menjadi lebih kental di hari ke-2 sehinggadaya oles menurun.
g. Percobaan 7 (Aryani Raras Daniswari)
Percobaan 7 ini berbeda dengan yang lainnya, pada percobaan ini yang digunakan sebagai bahan dasar selai adalah buah strawberry. Hasil analisis dapat dilihat pada tabel 13 dan tabel 14. Pada suhu kulkas terdapat beberapa aperubahan perharinya.perubahan yang paling signifikan yaitu dari segi rasa. Rasa kecut manis di hari pertama, perubahan rasa di hari keduadan ketiga menjadi sangat manis, dan manis dihari selanjutnya. Sedangkan rasa, warna, tekstur dan daya oles tidak terdapat perubahan. Sedangkan pada suhu ruang warna merah cerah dihari pertama hingga hari ke-3 dan perubahan terjadi dihari selanjutnya menjadi merah gelap. Aroma stabil tetapi di hari ke-6 tidak beraroma dan rasa menjadi sangat kecut. Tekstur stabil dan daya oleas baik.
h. Percobaan 8 (Estu syifa Baety)
Buah yang digunakan adalah buah nanas dengan hasil analisis dapat dilihat pada tabel 15 dan tabel 16 bahwa selai nanas pada suhu kulkas berwarna keemasan dengan rasa manis dan sedikjit asam di hari ke-4. Tekstur kental dan mengalami peningkatan di hari ke-2 sehingga daya oles berkurang. Sedangkan keadaan berbalik pada suhu ruang sehingga daya oles menurun.
i. Percobaan 9 (Sherina Azmi)
Buah yang digunakan adalah buah nanas dengan hasil analisis dapat dilihat dalam tabel 17 dan tabel 18 pada suhu ruang terdapat perubahan warna pada hari ke-3 menjadi warna kuning keemasan dari coklat keemasan. Aroma stabil rasa semakin manis dihari ke-3 tekstur kentalmengalami kenaikan dihari ke- 2 dan kembali mengalami penurunan. Sedangkan pada suhu kulkas warna, aroma dan rasa stabil walupun sedikit asam di hari pertama. Tekstur meningkat dihari kedua dan adaya oles berkurang di hari ke-3.
j. Percobaan 10 (Meida Zain Naura)
Buah yang digunakan adalah buah nanas dengan hasil analisis dapat dilihat pada tabel 19 dan tabel 20. Pada suhu ruang warna stabil kuning kecoklatan.aroma segar dan mulai beraroma asam dihari ke-2. Rasa manis dan sedikit keasaman di hari ke-4. Tekstur stabil di hari pertama hingga hari ke-4 dan menurun dihari berikutnya dan daya oles menurun. Sedangkan pada suhu kulkas warna stabil begitu juga daya oles, sedangkan tekstur menurun di hari ke-7.
Dari hasil percobaan menunjukkan bahwa selai dalam penyimpanan suhu
dingin/kulkas memiliki mutu yang lebih tahan lama daripada dengan selai di suhu ruang. Hal ini terjadi karena selai yang disimpan dalam lemari pendingin dapat mencegah kenaikkan kadar air. Selai yang disimpan dalam suhu ruang akan mengalami reaksi enzimatis sehingga pertumbuhan mikroba akan sangat cepat.
Proses pemasakan dalam pembuatan selai juga sangat berpengaruh terhadap
kualitas mutu selai, pemasakan selai yang berlebihan akan membuat selai menjadi keras dan kental, serta warna yang tidak bagus, sedangkan jika pemasakan selai kurang maka akan mengakibatkan selai terlalu encer. Kemudian selama pembuatan selai harus dilakukan pengadukan untuk mendapatkan struktur gel yang bagus. Proses penambahan gula pada selai bertujuan untuk memperoleh tekstur, penampakan, rasa, dan flavor yang ideal. Selain itu, gula dapat berfungsi menjadi pengawet. Namun, penambahan gula yang terlalu banyak akan menyebabkan tekstur selai menjadi keras, seperti selai yang dibuat oleh Qurotun Nada Fitria kualitasnya hanya bertahan sampai satu hari saja setelahnya tekstur selai menjadi keras seperti gulali.
Penambahan jeruk lemon pada selai bertujuan untuk menyeimbangkan rasa
manis pada selai selain itu lemon juga menghasilkan aroma yang segar, yang membuat cita rasa selai semakin baik. Kemudian jeruk lemon juga berfungsi sebagai pengawet karena kandungan asam sitrat didalamnya. Dari literature tersebut menyebutkan sifat asam pada senyawa tersebut dapat mencegah pertumbuhan mikroba sehingga dapat bertindak sebagai pengawet. Namun harus sesuai dengan takarannya. Apabila selai terlalu asam akan terjadi sineresis yaitu keluarnya air dari gel sehinggga kekentalan selai berkurang atau bahkan sama sekali tidak berbentuk gel.