Makalah Kelompok 5
Makalah Kelompok 5
Makalah Kelompok 5
BATU BARA
Oleh:
0
KATA PENGANTAR
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................1
DAFTAR ISI......................................................................2
SUMMARY.......................................................................4
BAB I PENDAHULUAN..................................................5
1.1 Latar Belakang.........................................................5
1.2 Rumusan Masalah....................................................7
BAB II STUDI PUSTAKA................................................9
2.1 Minyak Bumi...........................................................9
2.1.1 Definisi Minyak Bumi.......................................9
2.1.2. Pembentukan Minyak Bumi.............................9
2.1.3. Komposisi Minyak Bumi................................10
2.2 Industri Minyak Bumi...........................................12
2.3. Pengolahan Minyak Bumi.....................................13
2.4 Jenis-Jenis Industri Minyak Bumi.........................19
2.5. Eksplorasi Minyak Bumi.......................................20
2.6. Perusahaan-Perusahaan Minyak yang Tersebar di
Indonesia...............................................................23
2.7. Produk yang Dihasilkan dari Industri Minyak
Bumi………………………………………………………………….42
BAB III PERTANYAAN DAN JAWABAN...................51
2
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN..........................55
RINGKASAN..................................................................56
DAFTAR PUSTAKA......................................................57
3
SUMMARY
4
BAB I
PENDAHULUAN
5
hulu harus dirancang sedemikian rupa agar dapat tetap
menarik investor asing dalam melakukan kegiatan migas
dan pada sisi lain juga tetap harus mengedepankan
kepentingan negara terkait ketahanan energi nasional.
Pengelolaan industri hulu migas di Indonesia selama ini
dirasakan tidak mampu memberikan penambahan
jumlah cadangan terbukti (proven reserve) dalam kurun
waktu 35 tahun terakhir. Hal ini berbeda dengan negara
tetangga yaitu Malaysia, yang sebenarnya telah belajar
dari Indonesia dalam mengelola industri migas. Negara
ini telah membuktikan mampu menambah cadangan
terbukti nasionalnya dalam kurun waktu perioda yang
sama.
Kegiatan eksplorasi migas saat ini sangat
dibutuhkan oleh pemerintah dalam rangka menjaga
ketahanan energi dan akses sumber energi baik pada saat
ini maupun dalam masa mendatang. Kementerian
ESDM (2013) menyatakan cadangan minyak bumi
Indonesia pada tahun 2005 sebesar 8,63 Milyar barrel,
penurunan sehingga menjadi 7,40 Milyar barrel di tahun
2012. Jika tidak dilakukan upaya-upaya untuk
meningkatkan cadangan migas, maka akan terjadi krisis
energi dan potensi ketergantungan akan sumber energi
6
dari luar negeri pada beberapa tahun mendatang. Secara
langsung, hal ini berpengaruh signifikan terhadap
masalah ketahanan energi dan ketahanan nasional.
7
6. Untuk mengetahui produk-produk yang dihasilkan dari
industri minyak bumi.
8
BAB II
STUDI PUSTAKA
9
pasir dan zat-zat lainnya selama jutaan tahun mendapat
tekanan dan panas bumi secara alami. Bersamaan dengan
proses tersebut, bakteri pengurai merombak senyawa-
senyawa kompleks menjadi senyawa hidrokarbon. Oleh
karena pengaruh suhu dan tekanan tinggi, materi organik
itu berubah menjadi minyak setelah mengalami proses
berjuta-juta tahun.
CH3—CH2—CH2—CH2—CH2—CH2—CH2—CH3
n-oktana
10
CH3
CH3 CH3
iisooktana
2. Sikloalkana (membentuk cincin, jenuh) yang terdapat
dalam minyak bumi adalah siklopentana dan
sikloheksana, misalnya metil siklopentana dan etil
sikloheksana.
CH2
CH2
CH2
siklopentana sikloheksana
11
3. Hidrokarbon aromatik (membentuk cincin, tidak jenuh)
yang terdapat dalam minyak bumi adalah benzena,
misalnya etil benzena.
C2H5
12
menjadi bahan mentah banyak produk kimia seperti obat,
pelarut, pupuk, pestisida, dan plastik. Industri ini biasanya
dibedakan menjadi 3 komponen utama: hulu, menengah,
dan hilir. Operasi menengah biasanya dimasukkan dalam
kategori hilir.
Minyak bumi sangat vital bagi banyak industri dan
penting bagi kelangsungan peradaban industri, maka
menjadi perhatian penting banyak negara. Minyak bumi
menyumbang besar persentase konsumsi energi dunia,
bervariasi mulai yang rendah (32% di Asia dan Eropa)
sampai tinggi (53% di Timur Tengah.
Persentase konsumsi di kawasan lainnya adalah
Amerika Selatan dan Amerika Tengah 44%, Afrika 41%,
Amerika Utara 40%. Dunia mengkonsumsi 30 miliar barel
(4.8 km³) minyak per tahunnya, dengan negara-negara
maju menjadi konsumen terbesar. Amerika Serikat sendiri
mengkonsumsi 25% minyak produksi dunia tahun 2007.[1]
Produksi, distribusi, pengilangan, dan penjualan minyak
bumi adalah industri terbesar dunia jika dilihat dari total
pendapatannya.
13
2.3. Pengolahan Minyak Bumi
1. Desalting
Minyak mentah, selain mengandung kotoran juga
mengandung zat-zat mineral yang larut dalam air. Proses
penghilangan kotoran disebut desalting atau penghilangan
garam. Desalting dilakukan dengan cara mencampur
minyak mentah dengan air sehingga mineral-mineral akan
larut dalam air. Untuk menghilangkan senyawa-senyawa
nonhidrokarbon, ke dalam minyak mentah ditambah
dengan asam dan basa.
Proses desalting dilakukan untuk mencegah korosi
pipa-pipa minyak dan mencegah tersumbatnya lubang-
lubang di menara fraksinasi. Setelah minyak mentah
mengalami proses desalting, selanjutnya minyak mentah
dialirkan ke tangki pemanas untuk menguapkan minyak
mentah dan kemudian uap minyak mentah dialirkan dalam
menara fraksinasi (menara destilasi).
2. Distilasi
Setelah zat-zat bukan hidrokarbon dipisahkan, minyak
mentah diolah dengan proses distilasi (penyulingan)
bertingkat. Distilasi adalah cara pemisahan campuran
berdasarkan perbedaan titik didih dari berbagai komponen
yang menyusun campuran tersebut. Karena isomer-isomer
14
hidrokarbon mempunyai titik didih yang berdekatan.
Fraksi-fraksi tersebut berupa campuran hidrokarbon yang
mendidih pada trayek suhu tertentu. Distilasi dilakukan
dalam kolom atau menara distilasi. Dalam menara distilasi
terdapat pelat-pelat dengan jarak tertentu yang mempunyai
sejumlah sungkup gelembung udara (bubble caps).
Proses dalam menara distilasi dimulai dengan
memompakkan minyak mentah yang telah dipanaskan
sampai suhu 350oC ke dalam menara distilasi. Di dalam
menara sebagian minyak akan menguap dan bergerak
melalui bubble caps, sebagian uap akan mencair dan
mengalir melalui pelat sehingga terpisah dari fraksi lain.
Uap yang tidak mencair akan terus naik dan lama-kelamaan
akan mencair sedikit demi sedikit sesuai dengan titik
didihnya pada pelat-pelat yang ada di atasnya. Selanjutnya
akan diperoleh fraksi-fraksi minyak bumi berdasarkan titik
didihnya.
Jadi uap minyak yang titik didihnya lebih tinggi akan
mengembun pada pelat pengembunan yang lebih rendah,
sedangkan fraksi minyak bumi yang titik didihnya lebih
rendah akan mengembun pada pelat pengembunan bagian
atas.
15
3. Proses Cracking
Tahap selanjutnya adalah cracking. Cracking adalah
proses pengolahan minyak bumi yang bertujuan untuk
menguraikan molekul-molekul besar senyawa hidrokarbon
menjadi molekul hidrokarbon yang lebih kecil. Proses
crakcing ini sering disebut sebagai proses refinery. Secara
umum proses cracking ini dapat dilakukan dengan 3 cara,
yaitu :
Thermal Cracking – Thermal cracking adalah
proses pemecahan rantai senyawa hidrokarbon
yang memiliki rantai panjang menjadi senyawa
hidrokarbon dengan rantai yang lebih kecil melalui
proses katalis / pemanasan. Adapun suhu yang
dapat digunakan yaitu 800 derajat Celcius dan
dalam tekanan 700 kpa. Tujuan dari proses ini
adalah untuk mendapatkan fraksi minyak bumi
dengan cara boiling range yang lebih rendah dari
umpannya.
Catalytic Cracking – Catalytic cracking adalah
proses cracking yang menggunakan suhu tinggi
dengan tekanan yang rendah. Proses ini
menggunakan katalis sebagai media untuk
mempercepat laju reaksi fraksi. Pada umumnya
16
reaksi proses perengkahan katalis ini menggunakan
mekanisme perengkahan ion karbonium, dimana
pada mulanya katalis yang bersifat asam akan
menambahkan proton ke dalam molekul olevin
ataupun menarik ion hidrida dari senyawa alkana
sehingga hal ini menyebabkan terbentuknya ion
karbonium.
Hidrocracking – Hidrocracking adalah kombinasi
dari proses thermal cracking dan catalytic cracking
yang menghasilkan senyawa jenuh. Proses
hidrocracking ini dilakukan dalam tekanan yang
tinggi, beberapa hasil dari proses hidrocracking ini
antara lain bensin dan bahan bakar jet. Kelebihan
dari proses ini adalah memiliki kandungan sulfur
yang terdapat pada fraksi, dimana sulfurnya akan
diubah menjadi senyawa hidrogen sulfida sehingga
proses pelepasan sulfur akan menjadi lebih mudah.
4. Proses Reforming
Setelah melalui proses cracking maka selanjutnya
adalah proses reforming. Proses reforming adalah proses
merubah struktur pada molekul fraksi yang mutunya buruk
menjadi molekul fraksi yang mutunya lebih baik. Pada
proses reforming ini dapat dilakukan dengan menggunakan
17
katalis atau proses pemanasan. Karena proses reforming ini
bertujuan untuk merubah struktur pada molekul fraksi
maka proses reforming ini dapat disebut juga sebagai
proses isomerasi.
5. Proses Polimerasi dan Alkilasi
Proses selanjutnya setelah perbaikan / perubahan
struktur molekul fraksi adalah proses polimerasi dan
alkilasi. Proses alkilasi adalah proses penambahan jumlah
atom pada suatu fraksi sehingga molekul sebuah fraksi
tersebut menjadi lebih panjang dan bercabang. Pada proses
alkilasi ini menggunakan bahan tambahan katalis asam
yang kuat seperti H2SO4, HCL atau AlCl3 (asam Lewis).
Sedangkan proses polimerasi adalah proses
penggabungan antara molekul-molekul kecil menjadi
molekul yang lebih besar dalam sebuah fraksi sehingga
mutu dari produk akhir menjadi meningkat. Jadi pada tahap
ini molekul fraksi akan melalui tahap alkilasi terlebih
dahulu lalu kemudian melalui tahap polimerasi sehingga
membentuk sebuah molekul fraksi yang panjang dimana
molekul fraksi tersebut mutunya sudah meningkat.
6. Proses Treating
Treating adalah proses pemurnian fraksi minyak bumi
melalui tahap eliminasi bahan-bahan pengotor yang terlibat
18
dalam proses pengolahan. Bahan-bahan yang dihilangkan
dalam proses treating ini antara lain bau tidak sedap yang
dihilangkan melalui proses copper sweetening and doctor
treating, parafin yang dihilangkan melalui proses solvent
dewaxing, lumpur dan warna yang dihilangkan melalui
proses acid treatment, aspal yang dihilangkan melalui
proses deasphalting dan terakhir belerang melalui proses
desulfurizing. Inti dari proses ini adalah mengeliminasi
bahan-bahan yang tidak memberikan mutu dalam proses
pengolahan minyak mentah ini sehingga hasil akhirnya
nanti mutunya akan bertambah.
7. Proses Blending
Tahapan terakhir dalam proses pengolahan minyak
bumi adalah blending. Blending adalah proses yang
dilakukan untuk meningkatkan kualitas produk siap pakai
dengan cara menambahkan bahan-bahan aditif ke dalam
fraksi minyak bumi. Salah satu bahan aktif yang digunakan
adalah TEL (tetra ethyl lead). TEL ini merupakan bahan
aditif yang digunakan untuk menaikkan bilangan oktan
bensin. Setelah melalui proses ini maka hasil dari
pengolahan minyak bumi mutunya menjadi lebih baik dan
menjadi bahan yang siap pakai.
19
2.4 Jenis-Jenis Industri Minyak Bumi
Kalangan industri minyak membedakan 2 macam
persediaan minyak dan gas yang dikandung oleh bumi :
1. Cadangan terbukti (proved reserves)
2. Cadangan total (total reserves, ultimate recoverable
reserves, atau ultimate resources).
Cadangan terbukti terdiri dari minyak yang
diketahui letak dan jumlahnya di dalam tanah, tapi belum
dikeluarkan. Cadangan total ialah :
. minyak yang telah di keluarkan
. cadangan terbukti
. minyak yang menunggu dikeluarkan dengan tata teknik
produksi yang lebih maju
. minyak yang masih harus ditemukan
Probable reserves Indonesia diduga sangat besar.
Dengan kegiatan eksplorasi yang semakin bertambah.
Catatan akhir tahun 1966 menunjukkan bahwa cadangan
terbukti Indonesia berjumlah : 1.238 juta ton metric.
Cadangan terbukti dunia pada saat itu ialah : 52.841 juta
ton metric. Bagian dunia yang paling besar memiliki
cadangan terbukti besar ialah Timur Tengah (Kuwait, Arab
Saudim Iran, Irak, Daerah Netral, Abu Dhabi) dengan
jumlah: 32.078 ton metric.
20
2.5. Eksplorasi Minyak Bumi
Eksplorasi minyak bumi adalah semua kegiatan dalam
rangka mencari reservoir minyak untuk penggunaan
komersil.
Langkah-langkah eksplorasi :
1. Kegiatan pendahuluan
2. Geologi permukaan bumi (surface geologi)
3. Penjelidikan bawah permukaan bumi (subsurface
geology) berdasarkan geofisika yang meliputi pengkuran
magnetic, gravitasi, dan seismic.
4. Pemboran percobaan (wildcat drilling)
Bagian terakhir, pemboran percobaanm merupakan langkah
yang menentukan apakah minyak yang dicari itu ada atau
tidak. Tidak cukup hanya dengan survey geologi, dan
pengkuran geofisika.
Pada kegiatan pendahuluan dapat digolongkan,
misalnya pembuatan peta topografi daripada wilayah yang
akan diselidiki. Pembuatan peta topografi dapat dibatu
dengan pemotretan dari udara. Kedua, para geolog
mencari diwilayah tersebut batu-batuan endapat yang
berliang renik dari jenis tertentu (reservoir rock).
21
Ketiga, para geolog mencari formasi
perangkap, strukturil atau pun stratigrafik di daerah
reservoir rock. Dalam usaha ini, para geolog harus
mendaki bukit dan gunung, menjelajahi hutan-
belantara, mengarungi gurun pasir, melanda rawa,
menyebrangi sungai.
22
Daratan). Dan hasilnya selama 5 tahun pengeboran di
lakukan di 8 sumur, tidak ditemukan minyak sama sekali.
Untuk membiayaan pengeboran lepas pantai lebih
dari 3x biaya di daratan. Hal ini disebabkan, oleh mahalnya
instalasi bor lepas pantai yang berharga US$ 7 juta.
Diperkirakan bahwa suatu projek eksplorasi lepas pantai
memerlukan biaya US$ 15.000 sampai US$ 20.000 sehari,
atau US$ 5 juta sampai US$ 7 juta setahun.
Rasio keberhasilan pengeboran ialah 1:10 atau 1:9,yakni
bahwa diantara 10 atau 9 sumur yang gagal terdapat 1
sumur yang terhasil. Bahkan yang lebih parahnya,
perbandingan keberhasilan dan kegagalan pengeboran 1 :
47 di Amerika Serikat.
23
PT Badak Natural Gas Liquefaction atau lebih
dikenal dengan PT Badak NGL adalah perusahaan
pengolah gas alam cair (LNG (Liquid Natural Gas)
terbesar di Indonesia dan salah satu kilang LNG yang
terbesar di dunia. Perusahaan ini berlokasi di Bontang,
Kalimantan Timur, dan memiliki 8 process train (A - H)
yang mampu menghasilkan 22,5 Mtpa LNG (juta metrik
ton LNG per tahun). PT Badak NGL merupakan salah satu
penyumbang devisa terbesar bagi Kota Bontang maupun
Indonesia. PT Badak NGL juga merupakan salah satu
kilang LNG di Indonesia selain Arun NGL, Donggi Senoro
LNG, dan Tangguh LNG.
Sejak tahun 2001, produksi LNG dari Bontang mulai
menurun. Dari 379 kargo tahun 2001 menjadi 341 kargo
pada tahun 2005. Penurunan produksi ini menyebabkan PT
24
Badak tidak mampu lagi memenuhi komitmennya pada
pembeli. Selain itu, kebijakan pemerintah juga mengurangi
ekspor LNG dari Bontang karena LNG tersebut dialihkan
untuk memenuhi pasokan beberapa pabrik pupuk di dalam
negeri. Produksi LPG pun terpaksa dihentikan sementara
melihat berkurangnya pasokan gas ke PT Badak, terhitung
sejak tahun 2006.
Produksi LPG yang sempat dihentikan oleh PT
Badak pada tahun 2006, mulai dioperasikan lagi pada tahun
2009 dengan total produksi tahun itu 435.518. Namun,
produksi LNG terus menurun sejak tahun 2001 (produksi
tertinggi dalam sejarah PT Badak), meski sempat kenaikan
pada tahun 2007 dan 2008. Pada tahun 2009, tercatat
produksi LNG adalah sebanyak 17,375,053 ton. Menurut
perkiraan beberapa pakar, berdasarkan pada data
ketersediaan gas alam yang ada pada awal tahun 2008,
diperkirakan pada tahun 2010, PT Badak akan beroperasi
hanya dengan 6 train. Tahun 2011, yang beroperasi 4 train,
rentang 2012-2014 yang beroperasi 2 train, dan 2015-2017
hanya beroperasi sebanyak 1 train. Pasca 2017 belum ada
kepastiannya.
25
2. Total E&P Indonesie
26
TEPI, TOTAL, SA juga memiliki affiliasi downstream di
Indonesia, yaitu PT TOTAL Oil Indonesia (TOI).
3. Pertamina
27
Setelah diproduksikannya sumur Telaga Said, maka
kegiatan industri perminyakan di tanah air terus
berkembang. Penemuan demi penemuan terus
bermunculan. Sampai dengan era 1950-an, penemuan
sumber minyak baru banyak ditemukan di wilayah Jawa
Timur, Sumatera Selatan, Sumatera Tengah, dan
Kalimantan Timur. Pada masa ini Indonesia masih dibawah
pendudukan Belanda yang dilanjutkan dengan pendudukan
Jepang.
Ketika pecah Perang Asia Timur Raya produksi minyak
mengalami gangguan. Pada masa pendudukan Jepang
usaha yang dilakukan hanyalah merehabilitasi lapangan
dan sumur yang rusak akibat bumi hangus atau pemboman
lalu pada masa perang kemerdekaan produksi minyak
terhenti.
Namun ketika perang usai dan bangsa ini mulai
menjalankan pemerintahan yang teratur, seluruh lapangan
minyak dan gas bumi yang ditinggalkan oleh Belanda dan
Jepang dikelola oleh negara.
1957: Tonggak Sejarah Pertamina
Untuk mengelola aset perminyakan tersebut, pemerintah
mendirikan sebuah perusahaan minyak nasional pada 10
Desember 1957 dengan nama PT Perusahaan Minyak
28
Nasional, disingkat PERMINA. Perusahaan itu lalu
bergabung dengan PERTAMIN menjadi PERTAMINA
pada 1968. Untuk memperkokoh perusahaan yang masih
muda ini, Pemerintah menerbitkan UU No. 8 pada 1971,
yang menempatkan PERTAMINA sebagai perusahaan
minyak dan gas bumi milik negara. Berdasarkan UU ini,
semua perusahaan minyak yang hendak menjalankan usaha
di Indonesia wajib bekerja sama dengan PERTAMINA.
Karena itu PERTAMINA memainkan peran ganda yakni
sebagai regulator bagi mitra yang menjalin kerja sama
melalui mekanisme Kontrak Kerja Sama (KKS) di wilayah
kerja (WK) PERTAMINA. Sementara di sisi lain
PERTAMINA juga bertindak sebagai operator karena juga
menggarap sendiri sebagian wilayah kerjanya.
Era 2000: Perubahan Regulasi
Sejalan dengan dinamika industri migas di dalam
negeri, Pemerintah menerbitkan Undang-Undang Minyak
dan Gas Bumi No. 22 tahun 2001. Sebagai konsekuensi
penerapan UU tersebut, Pertamina beralih bentuk menjadi
PT Pertamina (Persero) dan melepaskan peran gandanya.
Peran regulator diserahkan ke lembaga pemerintah
sedangkan Pertamina hanya memegang satu peran sebagai
operator murni.
29
Peran regulator di sektor hulu selanjutnya dijalankan
oleh BPMIGAS yang dibentuk pada tahun 2002.
Sedangkan peran regulator di sektor hilir dijalankan oleh
BPH MIGAS yang dibentuk dua tahun setelahnya pada
2004.
Di sektor hulu, Pertamina membentuk sejumlah anak
perusahaan sebagai entitas bisnis yang merupakan
kepanjangan tangan dalam pengelolaan kegiatan eksplorasi
dan eksploitasi minyak, gas, dan panas bumi, pengelolaan
transportasi pipa migas, jasa pemboran, dan pengelolaan
portofolio di sektor hulu. Ini merupakan wujud
implementasi amanat UU No.22 tahun 2001 yang
mewajibkan PT Pertamina (Persero) untuk mendirikan
anak perusahaan guna mengelola usaha hulunya sebagai
konsekuensi pemisahan usaha hulu dengan hilir.
2005: Entitas Bisnis Murni
Atas dasar itulah PT Pertamina EP didirikan pada 13
September 2005. Sejalan dengan pembentukan PT
Pertamina EP maka pada tanggal 17 September 2005, PT
Pertamina (Persero) telah melaksanakan penandatanganan
Kontrak Kerja Sama (KKS) dengan BPMIGAS (sekarang
SKKMIGAS) – yang berlaku surut sejak 17 September
2003 – atas seluruh Wilayah Kuasa Pertambangan Migas
30
yang dilimpahkan melalui perundangan yang berlaku.
Sebagian besar wilayah PT Pertamina (Persero) tersebut
dipisahkan menjadi Wilayah Kerja (WK) PT Pertamina EP.
Pada saat bersamaan, PT Pertamina EP juga melaksanakan
penandatanganan KKS dengan BPMIGAS (sekarang
SKKMIGAS) yang berlaku sejak 17 September 2005.
Dengan demikian WK PT Pertamina EP adalah WK
yang dahulu dikelola oleh PT Pertamina (Persero) sendiri
dan WK yang dikelola PT Pertamina (Persero) melalui
TAC (Technical Assistance Contract) dan JOB EOR (Joint
Operating Body Enhanced Oil Recovery).
Dengan tingkat pertumbuhan produksi rata-rata 6-7
persen per tahun, PT Pertamina EP memiliki modal
optimisme kuat untuk tetap menjadi penyumbang laba
terbesar PT Pertamina (Persero). Keyakinan itu juga
sekaligus untuk menjawab tantangan pemeritah dan
masyarakat yang menginginkan peningkatan produksi
migas nasional.
4. Chevron Indonesia
31
Chevron Indonesia (dahulu bernama Unocal Indonesia)
adalah sebuah perusahaan minyak dan gas di Indonesia.
Pergantian nama perusahaan berlaku setelah disetujuinya
dilakukan merger dengan Chevron pada rapat pemegang
saham Unocal Corporation tanggal 10 Agustus 2005.
Chevron Indonesia Company, atau CICo, adalah satu dari
beberapa perusahaan dari Chevron IndoAsia Business Unit.
Sebagai Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS)
BPMIGAS, Chevron Indonesia memproduksi migas
sebagian besar dari lepas pantai Kutai yang berada di
wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
Chevron IndoAsia Business Unit mencakup bisnis
Minyak dan Gas yang terdiri dari CICo, Chevron Pacific
Indonesia, Chevron Makassar Ltd, dan bisnis Panas Bumi
yang terdiri dari Chevron Geothermal Indonesia, Chevron
Geothermal Salak, Mandau Cipta Tenaga Nusantara, dan
Chevron Geothermal Phillipines.
32
PT Medco E&P Indonesia merupakan anak
perusahaan dari PT Medco Internaasional, Tbk yang
terdaftar di Bursa Efek Jakarta dan merupakan salah
satu kontaktor kontak kerja sama dengan BPMIGAS.
Perusahaan memiliki wilayah kerja diberbagai wilayah
di Indonesia dan memiliki kapasitas produksi minyak
bumi sebesaar 50.000 BOPD, prroduksi gas bumi
sebesar 110 MMSCFD. (Status Oktober 2006).
Perusahaan ini bergerak dalam bidang energi
terintegrasi dan bermula dari sebuah perusahaan
kontaktor partikuler di bidang jasa pengeboran minyak
dan gas bumi di daratan (enshore drilling), Meta Epsi
Pribumi Drilling Co, yang didirikan Arifin Panigoro
pada 9 Juni 1980.
Bidang usaha MedcoEnergi termasuk dalam
bidang eksplorasi dan produksi minyak dan gas
bumi,industtri hilir: prooduksi LPG, distribusi bahan bakar
disel dan pembangkit tenaga listrik. Saat ini, MedcoEnergi
beroperasidi10 wilayah kerja minyak dan gas di indonesia
dan operasi Internasional di Oman, Yaman, Libbya, dan
Amerika Serikat.
33
6. PetroChina
PetroChina
adalah sebuah perusahaan asal Republik Rakyat Tiongkok
yang bergerak di sektor energi. Perusahaan ini didirikan
pada tahun 1999 yang berpusat di Republik Rakyat
Tiongkok. Fokus utama PetroChina adalah industri
pertambangan minyak dan gas. Pada tahun 2014,
PetroChina mendapatkan penjualan terbesar AS$21,1
miliar. Pada tahun yang sama, PetroChina menempati
peringkat ke-10 dalam daftar global 2000, sebuah daftar
perusahaan terbesar didunia yang di peringkat oleh majalah
bisnis Forbes, dengan total nilai pasar (market value)
AS$202 miliar dan total aset sebesar AS$386,9 miliar.
34
7. ConocoPhillips Indonesia
35
Perusahaan ini mempunyai 4 aktivitas utama di seluruh
dunia:
Eksplorasi dan produksi minyak bumi
Pengilangan, pemasaran, suplai, dan trasportasi minyak
bumi
Pengumpulan, pengolahan, dan pemasaran gas alam,
termasuk 50% saham di Duke Energy Field
Services,LLC.
Produksi dan distribusi bahan kimia dan plastik melalui
50% saham di Cevron Plillips Company, LLC.
8. ExxonMobil Indonesia
36
ExxonMobil, merupakan perusahaan minyak dan
gas terbesar di dunia, menggunakan teknologi dan inovasi
untuk turut memenuhi kebutuhan energi dunia yang makin
meningkat. Pada tahun 2018, ExxonMobil akan genap
terlibat dalam pengembangan industri minyak dan gas di
Indonesia selama 120 tahun.
Sejarah ExxonMobil Indonesia dari tahun ke tahun :
1898 Kantor pemasaran dibuka di Indonesia
1912 Dimulainya kegiatan eksplorasi
1968 Menjadi Kontraktor Kontrak Kerja Sama
(KKS) di Provinsi Aceh
1971 Penemuan Lapangan Arun di Provinsi Aceh
1973 Penandatanganan kontrak Liquefied Natural
Gas (LNG) pertama dengan Jepang
1980 Penandatanganan KKS untuk lapangan
Natuna D-Alpha
1983 Penandatanganan kontrak LNG dengan Korea
Selatan
1993 Mobil mendirikan kantor penjualan di
Indonesia
1996 Esso mendirikan kantor penjualan di
Indonesia
37
1997 Pengiriman kargo ke-3.000 dari Lapangan
Arun
1998 Perayaan 100 tahun di Indonesia
1999 Exxon dan Mobil bergabung menjadi Exxon
Mobil Corporation
2000 Operator Technical Assistance Contract
(TAC) di Blok Cepu, Provinsi Jawa Timur dan
Jawa Tengah
2001 Penemuan cadangan minyak sebesar 450 juta
barel di lapangan minyak Banyu Urip, Blok Cepu
2003 Pendirian PT ExxonMobil Lubricants
Indonesia (PT EMLI)
2005 Penandatanganan KKS untuk Blok Cepu –
ExxonMobil Indonesia ditetapkan sebagai operator
2006 Pengiriman kargo ke-4.000 dari Lapangan
Gas Arun
2008 Produksi awal lapangan Banyu Urip dimulai
melalui Fasilitas Produksi Awal (Early Processing
Facility/EPF) yang mulai berproduksi dengan
kapasitas 20.000 barel minyak per hari pada 2009.
2011 Lima kontrak Reka cipta, Pengadaan dan
Konstruksi (Engineering, Procurement and
Construction/EPC) diberikan kepada lima
38
konsorsium – dimulainya pengerjaan
pengembangan penuh Proyek Banyu Urip
2013 115 tahun ExxonMobil di Indonesia
2015
Oktober – ExxonMobil mengalihkan hak
penyertaan KKS Blok NSO dan Blok B
Aceh kepada Pertamina
Desember – Dimulainya produksi minyak
di Fasilitas Pengolahan Pusat (Central
Production Facility/CPF)
2016 Produksi POD sebesar 165.000 barel minyak
per hari dari Lapangan Banyu Urip
9. VICO Indonesia
39
Sama (KKKS) ditunjuk BPMIGAS untuk melakukan
proses pengeboran minyak dan gas bumi.
Berdiri dengan nama awal HUFFCO Indonesia
atau Huffington Company Indonesia yang didirikan oleh
pengusaha minyak asal Texas, Roy Huffington dan
pengusaha asal Virginia, General Arch Sproul.
Dengan menggandeng perusahaan Ultramar
Indonesia Limited, Union Texas East Kalimantan Limited
dan Universe Tankships, Inc., pada bulan Februari 1972
HUFFCO menemukan daerah Badak, sebagai salah satu
cadangan minyak dan gas terbesar di Kalimantan-Timur.
Pertamina, dengan dukungan dari HUFFCO,
menandatangani 20-tahun kontrak penjualan LNG pada
bulan Desember 1973 dengan lima perusahaan energi
Jepang dan sebuah perusahaan baja Jepang dan mendirikan
perusahaan kilang gas di Bontang.
Pengiriman LNG pertama yang diproduksi dari
Badak dikirimkan ke Jepang pada bulan Agustus, 1977
hanya 5,5 tahun setelah penemuan gas dan merupakan
rekor dunia saat itu.
VICO memperoleh kontrak untuk memproduksi
Blok Sanga-Sanga PSC dan sejumlah blok lainnya secara
Joint Ventures yang terdiri dari BP East Kalimantan Ltd.;
40
Lasmo Sanga Sanga Ltd; BP Migas dan beberapa
perusahaan migas lainnya. VICO mengoperasikan 7
lapangan produksi minyak dan gas bumi di daratan
(onshore) Kalimantan Timur, Indonesia, dekat dengan
Delta Mahakam. Lapangan-lapangan itu adalah Badak,
Nilam, Pamaguan, Semberah, Mutiara, Beras, and
Lempake. Produksi minyak dan gas bumi yang dihasilkan
lapangan-lapangan tersebut diproses di empat stasiun
produksi. Stasiun produksi pertama yang dibangun adalah
Badak (1972), diikuti Nilam (1982), Mutiara (1990) dan
Semberah (1991).
Gas yang dihasilkan dari stasiun produksi
disalurkan ke PT Badak NGL, sebuah pabrik penghasil
LNG (Liquid Natural Gas) dan LPG (Liquid Petroleum
Gas) di Bontang, dan pabrik pupuk serta pabrik metanol di
Kawasan Industri Kalimantan Timur, melalui jaringan pipa.
LNG tersebut kemudian dijual ke konsumen di Jepang,
Taiwan, dan Korea Selatan. Sedangkan minyak dan
kondensat (liquid/cairan) yang dihasilkannya disalurkan
melalui pipa ke terminal yang dioperasikan Chevron
Indonesia di Tanjung Santan untuk dikapalkan ke pembeli.
Pada dekade terakhir ini, oil dan gas industri
diwarnai dengan merger dan pegambil-alihan kepemilikan
41
VICO. Perusahaan joint-venture yang tergabung dalam
Sanga-Sanga PSC adalah : BP p.l.c melalui "BP East
Kalimantan Ltd."; Eni SpA melalui "LASMO Sanga-Sanga
Limited"; CPC melalui Opicoil Houston, Inc.; dan
Universe Gas and Oil Company Inc.
42
langsung berasal dari turunan minyak bumi. Produk
tersebut tersebar keseluruh penjuru dunia, makin hari
makin bertambah banyak karena berkembangnya teknologi.
Namun yang banyak dikenal dan banyak dibutuhkan orang
adalah BBM dan pelumas mineral. Beberapa hasil
pengolahan minyak bumi diantaranya adalah :
1. Elpiji (liquid pressure gas)
43
Gasoline adalah BBM yang banyak dibutuhkan, hampir
45% total produk minyak bumi diupayakan menjadi BBM
ini. Produk ini kebanyakkan berasal dari proses sekunder
karena disaratkan angka oktannya harus tinggi. BBM ini di
Indonesia disebut Premium, Super dan atau benzole.
Penggunaannya untuk kendaraan penumpang, motor dan
pesawat terbang yang tidak bermesin jet.
3. Kerosene
44
untuk BBM pesawat terbang yang menggunakan mesin jet
disebut DPK (double purpose kerosine).
4. Minyak diesel (Solar)
45
BBM ini khusus untuk keperluan industri lebih berat
dari pada solar (ADO), namun di Indonesia tidak
dibedakan. Disamping itu digunakan untuk mencairkan
BBM yang lebih berat (Residual fuel oil).
6. Residual fuel oil
46
Minyak pelumas merupakan sebagian kecil dari produk
minyak bumi. Namun merupakan produk yang paling
penting karena diperlukan untuk melumasi permukaan
bagian mesin yang saling, bergesekan dan bergerak untuk
mencegah keausan. Misalnya silinder motor bakar, turbin,
gear-box dan sebagainya.
8. Gemuk (greases)
47
Lilin merupakan hasil samping dari kilang minyak
pelumas. Lilin berfungsi sebagai sumber penerangan yang
terdiri dari sumbu yang diselimuti oleh bahan bakar padat.
Bahan bakar yang digunakan adalah paraffin.
10. Aspal
48
Kokas adalah hasil samping produk proses perengkahan
residu, berbentuk padat. Kokas digunakan juga untuk
bahan bakar, dan juga untuk melelehkan metal pada
industri pengecoran logam. Beberapa pabrik menggunakan
untuk membuat elektroda batang las dan blasting logam,
kompound (ampelas) dan bahan yang tahan suhu tinggi.
12. Carbon black
49
Produk petrokimia (petrochemical) ini merupakan nama
umum dari produk minyak bumi seperti ethylene,
propylene, butylene, isobutylene, cyclohexane, dan phenol
yang merupakan senyawa organik, sedangkan yang
anorganik seperti amonia dan hidrogen peroksida.
14. Produk petrokimia lanjutan
50
BAB III
PERTANYAAN DAN JAWABAN
Pertanyaan :
Jawaban :
1. a. Pertamina
Pertamina merupakan perusahaan BUMN yang
berdiri pada tanggal 10 Desember 1957 di Indonesia.
Selama ini semua produk bensin maupun solar yang
dikonsumsi oleh rakyat Indonesia adalah buatan dari
Pertamina.
b. Chevron Indonesia
Chevron Indonesia merupakan perusahaan minyak
dan gas yang sebagian besar wilayah produksinya
berada di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan
51
Timur. Selain melintangkan karirnya di bisnis
minyak dan gas, Chevron juga berbisnis
menggunakan panas bumi.
c. ExxonMobile Indonesia
Exxon Mobile Indonesia merupakan perusahaan
minyak dan gas terbesar di dunia, yang memulai
pengeksplorasian terbesarnya di tahun 1912 di
Indonesia.
d. PT Badak LNG
Merupakan perusahaan pengolah migas yang
beroperasi di Kota Bontang, Kalimantan Timur. PT
Badak LNG merupakan salah satu penyumbang
devisa terbesar bagi Kota Bontang maupun
Indonesia.
e. Total E&P Indonesie
Merupakan perusahaan yang memproduksi migas
dari lapangan Bekapai, yang berada di Kabupaten
Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
52
2. Distilasi
Merupakan proses penyulingan minyak bumi secara
bertingkat dengan memanfaatkan perbedaan titik
didih dari berbagai komponen dalam minyak bumi.
3. Proses Cracking
Tahap ini mempunyai tujuan untuk molekul-
molekul besar senyawa hidrokarbon menjadi
molekul hidrokarbon yang lebih kecil.
4. Proses Reforming
Proses ini dapat disebut juga sebagai proses
isomerasi yang artinya proses merubah struktur
pada molekul fraksi yang mutunya buruk menjadi
molekul fraksi yang mutunya lebih baik.
5. Proses Polimerasi dan Alkilasi
Proses Polimerasi dan Alkilasi memiliki pengertian
yang berbeda antara yang satu sdengan yang lain.
Proses alkilasi adalah proses penambahan jumlah
atom pada suatu fraksi sehingga molekul sebuah
fraksi tersebut menjadi lebih panjang dan
bercabang, sedangkan proses polimerasi adalah
proses penggabungan antara molekul-molekul kecil
menjadi molekul yang lebih besar dalam sebuah
53
fraksi sehingga mutu dari produk akhir menjadi
meningkat.
6. Proses Treating
Treating adalah proses pemurnian fraksi minyak
bumi melalui tahap eliminasi bahan-bahan pengotor
yang terlibat dalam proses pengolahan. Bahan-
bahan yang dihilangkan dalam proses treating ini
antara lain bau tidak sedap yang dikeluarkan oleh
minyak bumi.
7. Proses Blending
Tahapan terakhir dalam proses pengolahan minyak
bumi adalah blending. Blending adalah proses yang
dilakukan untuk meningkatkan kualitas produk siap
pakai dengan cara menambahkan bahan-bahan
aditif ke dalam fraksi minyak bumi.
54
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Minyak bumi merupakan hasil dari peruraian
(dekomposisi) materi tumbuhan dan hewan di suatu daerah
yang subsidence (turun) secara perlahan. Selama ini
minyak bumi merupakan sumber penghasil devisa terbesar
di negara Indonesia. Sehingga banyak perusahaan di
Indonesia yang beroperasi di bidang pengolahan minyak
bumi. Pada proses pengolahannya minyak bumi dibagi
menjadi beberapa tahapan, yaitu : desalting, distilasi,
cracking, Reforming, Polimerasi & Alkilasi, Treating, dan
Blending. Di Indonesia sendiri sudah banyak perusahaan
yang menjadikan minyak bumi sebagai bahan baku utama
dalam proses produksinya, seperti Pertmamina, Chevron
Indonesia, ExxonMobil Indonesia, dll.
4.2 Saran
Untuk mengoptimalkan pengetahuan para pembaca,
dianjurkan untuk membaca referensi selain makalah ini.
55
RINGKASAN
56
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2014.http://pdf2doc.com/id/download/INDUSTRI
_MINYAK__BUMI.doc
Anonim.2015.http://pdf2doc.com/id/introduction.doc
Anonim.2012.https://alchemist08.files.wordpress.com/201
2/05/minyak-bumi.doc
Anonim.2016.https://id.wikipedia.org/wiki/Pertamina_(Per
sero).
Anonim.2016.https://id.wikipedia.org/wiki/Chevron_Corpo
ration
57