Anda di halaman 1dari 10

JURNAL JPSD Vol.7 N o.

1 Tahun 2020
ISSN 2356-3869 (Print), 2614-0136 (Online)

KETERLAKSANAAN ASPEK LANDASAN PENDIDIKAN DI SD NEGERI


PUREN

Rizqa Noor Izzatunnisa a, 1* , Tangguh Junior Riosaputra b, 2, Novida Zahrotul Kusnaning Tyas c, 3,
Alfianita Ayu Larasati c, 4, Nurul Hafizhah Bahsaf c, 5, Eni Safitri c, 6
a
Rizqa Noor Izzatunnisa, Pringwulung, Condong Catur, Depok, Sleman, Yogyakarta dan 55282
b Tangguh Junior Riosaputra, Grogolan, 005/125, Umbulmartani, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta dan 55584
d Novida Zahrotul Kusnaning Tyas, Mendut, Mungkid, Magelang dan 56512
e
Alfianita Ayu Larasati, Kebur Kidul, 001/013, Argomulyo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta dan 55583
f
Nurul Hafizhah Bahsaf, Jalan Taman Siswa, Margoyasan, Pakualaman, II/517, Gunungketur, Yogyakarta dan 55111
g
Eni Safitri, Cepoko, RT 03, Trirenggo, Bantul, Bantul, Yogyakarta dan 55714
1
rizqanoorizzatunnisa777@gmail.com*; 2 tangguhjunior10@gmail.com*; 3 novida2998@gmail.com*; 4 alfianitaayu25@gmail.com*; 5

nurulhafizhah.b@gmail.com*; 6 enisaa.fitri@gmail.com*

Informasi artikel AB STRAK


Sejarah artikel : Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keterlaksanaan aspek landasan
Diterima : 19/12/219 pendidikan di Sekolah Dasar Negeri Puren. Metode penelitian yang digunakan
Revisi : 06/01/20 yaitu penelitian kualitatif dengan jenis deskriptif. Aspek landasan melalui
Dipublikasikan : 14/02/20
pengamatan adalah, sebagai berikut: landasan filosofis, landasan teoritis, dan
Kata kunci: landasan pedagogis, serta landasan yuridis, landasan sosiokultural juga landasan
Landasan Pendidikan psikologis. Pembelajaran yang kita observasi pada kelas rendah yaitu kelas II SD
Sekolah Dasar dan untuk kelas tinggi yaitu kelas IV SD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa,
keterlaksaanaan aspek landasan pendidikan sudah sebagian lebih diterapkan.
Landasan filosofis yang digunakan berpedoman pada Pancasila dengan kurikulum
2013 sebagai landasan pendidikan SD. Selanjutnya, landasan teoritis
menanamkan teori kognitivisme dalam pembelajaran. Kemudian, landasan
pedagogis, guru kurang dalam membelajarkan siswa misalnya dengan media
pembelajaran. Lalu, landasan yuridis dalam penerapannya, siswa sangat patuh
dalam tata tertib di sekolah. Landasan sosiokultural yang diterapkan dengan
menggunakan bahasa Jawa Krama berlaku seluruh warga SD Negeri Puren.
Kemudian, perangkingan tidak diterapkan, hal tersebut karena akan mengganggu
tingkat psikologis siswa, sehingga siswa tidak mudah berkembang.
AB STRACT
Key word: This study aims to describe the implementation of aspects of the foundation of
Educational Foundation education in Puren Public Elementary Schools. The research method used is
Primary School qualitative research with case study type. The foundation aspects through
observation are, as follows: philosophical foundation, theoretical foundation, and
pedagogical foundation, as well as juridical foundation, sociocultural foundation
are also psychological foundation. The learning that we observed in the low class
is grade II elementary school and for high class is grade IV elementary school.
The results showed that the implementation of aspects of the educational
foundation was partly more applied. The philosophical foundation used is guided
by the Pancasila with the 2013 curriculum as a foundation for elementary
education. Furthermore, the theoretical foundation infuses the theory of
cognitivism in learning. Then, the pedagogical foundation, the teacher is less in
learning students for example with learning media. Then, the juridical foundation
in its application, students are very obedient in the discipline in school. The socio-
cultural foundation that is applied using Krama Javanese applies to all citizens of
Puren State Elementary School. Then, ranking is not applied, it is because it will
interfere with the psychological level of students, so students do not easily
develop.

DOI: http://dx.doi.org/10.26555/jpsd email: jpsd@pgsd.uad.ac.id


Rizqa Noor Izzatunnisa, dkk | Keterlaksanaan Landasan Pendidikan SD Negeri Puren

Pendahuluan
Pendidikan membuat manusia bersikap menjadi manusia yang seutuhnya. Pendidikan dapat
terlaksana dengan baik jika jelas tujuanya, relevan dengan isi kurikulum, serta efektif dan efisien metode
pembelajaran sesuai dengan pelaksanaan pendidikan itu. Pendidikan tidak dapat lepas dari landasan
pendidikan yang ada. Melalui membelajarkan anak di sekolah membutuhkan suatu acuan yang dapat
dijadikan landasan dalam pendidikan. Begitu pula dengan pendidikan di sekolah dasar yang
membutuhkan landasan. Landasan pendidikan sekolah dasar meliputi landasan filosofis, landasan
pedagogis, landasan teoritis, landasan yuridis, landasan sosiokultural, dan landasan psikologis. Selain itu,
pembelajaran di sekolah khususnya di Sekolah Dasar hendaknya mengintegrasikan Education for
Sustainable Development (ESD) yang dapat diterapkan dengan adanya program sekolah adiwiyata,
gerakan literasi sekolah, penguatan pendidikan karakter, sekolah ramah anak, dan sekolah inklusi..
Landasan filosofis pendidikan adalah seperangkat filosofi yang dijadikan titik tolak dalam
pendidikan. Landasan filosofis pendidikan sesungguhnya merupakan suatu sistem gagasan tentang
pendidikan dan dedukasi atau dijabarkan dari suatu sistem gagasan filsafat umum yang dijabarkan oleh
suatu aliran filsafat tertentu. Filosofis pendidikan Indonesia bertitik tolak dari akar budaya nasional
Indonesia dengan refleksi histori bangsa Indonesia (Mustadi, et al’2018: 12). Pedagogis berasal dari
bahasa Yunani, paid (anak-anak) dan ogogos (memimpin) sehingga pedagogis berarti pemimpin anak-
anak. Dalam perkembangannya, pedagogis diartikan sebagai suatu ilmu dan seni mengajar. Jadi, landasan
pedagogis merupakan suatu landasan yang digunakan oleh guru untuk dapat melaksanakan proses
pembelajaran dengan baik dan mencapai tujuannya. Dalam kaitannya dengan pendidikan di sekolah dasar,
landasan pedagogis meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kegiatan pengajaran dan
pembelajaran (Mustadi, et al’2018: 80).
Landasan teoritis pendidikan merupakan suatu dasar atau pedoman teori yang dijadikan titik
tolak dalam menjalankan dan mengembangkan praktik pendidikan (Mustadi, et al’2018: 24). Landasan
yuridis pendidikan merupakan dasar tumpuan secara hukum yang dipandang sebagai aturan baku dan
berfungsi sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu, dalam hal ini kegiatan dalam
pelaksanaan pendidikan (Mustadi, et al’2018: 51). Landasan yuridis pendidikan di Indonesia antara lain
Pancasila, UUD 1945, sistem pendidikan nasional, peraturan pemerintah tentang pendidikan, dan lain-
lain. Landasan sosial budaya atau landasan sosiokultural merupakan landasan yang dapat memberikan
pemahaman tentang dimensi kesosialan dan dimensi kebudayaan sebagai faktor yang mempe ngaruhi
terhadap perilaku individu. Landasan sosiokultural di sekolah dasar dapat diterapkan dengan
pemanfaatan lingkungan sosial budaya, alam, lingkungan sekolah, kultur akademik sekolah, budaya,
modal sosial, kearifan lokal, potensi daerah, potensi bencana, dan lain-lain.
Istilah psikologis berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata psyche yang berarti jiwa, dan logos
yang berarti ilmu. Jadi, psikologi dapat diartikan ilmu jiwa atau ilmu yang mempelajari tentang
gejalagejala kejiwaan. Dengan demikian, landasan psikologis pendidikan adalah suatu landasan dalam
proses pendidikan yang membahas berbagai informasi tentang kehidupan manusia pada umumnya serta
gejalagejala yang berkaitan dengan aspek pribadi manusia pada setiap tahapan usia perkembangan tertentu
untuk mengenali dan menyikapi manusia sesuai dengan tahapan usia perkembangannya yang bertujuan
untuk memudahkan proses pendidikan.
Penulisan ini membahas mengenai landasan pendidikan, dan mengetahui penerapannya di SD N
Puren. Tujuan diadakan observasi tersebut adalah sebagai berikut, mengetahui teori landasan pendidikan
yang seharusnya diterapkan Sekolah Dasar (SD), mengetahui keterlaksanaan landasan pendidikan di SD
Negeri Puren, serta mengetahui keterkaitan landasan pendidikan dengan yang ditemukan di SD Negeri
Puren.

JURNAL JPSD (Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar)|45


Rizqa Noor Izzatunnisa, dkk | Keterlaksanaan Landasan Pendidikan SD Negeri Puren

Metode Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan deskriptif. Metode penelitian yang
digunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi dengan pendekatan kualitatif. Sesuai dengan tujuan
penelitian, sumber data penelitian yang diperoleh berupa sumber data primer dan sekunder. Penelitian ini
dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Puren. Penelitian ini mengobservasi dua kelas, yaitu kelas 2 dan
kelas 4 pada semester gasal tahun ajaran 2019/2020. Waktu penelitian dari bul an September 2019
sampai dengan bulan Oktober 2019. Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas 2 dan kelas
4, serta guru kelas 2 dan kelas 4. Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Observasi dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran di dalam kelas
selama dua jam pelajaran, sarana dan prasarana sekolah, lingkungan sekolah, serta budaya berupa sikap
yang diterapkan di SD Negeri Puren. Wawancara dilakukan dengan ketua pengembang kurikulum SD
Negeri Puren dan guru kelas. Berbagai data yang terkumpul dari observasi dan wawancara dianalisis secara
kualitatif dengan langkah reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan, dan verifikasi.
Hasil dan pembahasan
Keterlaksanaan landasan filosofis di SD Negeri Puren berpedoman pada Pancasila dan menggunakan
kurikulum 2013. Penerapan kurikulum 2013 diterapkan seluruh jenjang kelas. Pada saat observasi
penerapan kurikulum 2013 di kelas 4 belum diterapkan kurikulum 2013. Hal tersebut didukung dengan
kegiatan wawancara. Hal tersebut berlaku untuk kelas tinggi (kelas 4, 5, dan 6). Kurikulum 2013
dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan dasar bagi pengembangan seluruh potensi
peserta didik menjadi manusia Indonesia berkualitas yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional.
Guna mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan peserta didik, Kurikulum 2013
mengembangkan pengalaman belajar yang memberikan kesempatan luas bagi peserta didik di masa kini
dan masa depan. Visi SD Negeri Puren yaitu, “Unggul dalam Mutu Berpijak Norma Agama” dengan
dilakukan berdoa sebelum belajar. Landasan filosofis pendidikan sebagai titik tolak dalam rangka studi
pendidikan yang bersifat filsafiah, yaitu pendekatan yang lebih komprehensif, spekulatif, dan normatif.
Melalui pelaksanaan pendidikan haruslah mencerminkan nilai-nilai Pancasila. Menurut, (Mustadi,
et al’, 2018: 11), menyebutkan bahwa, Pancasila merupakan suatu kebulatan yang utuh sebagai suatu
keseluruhan nilai yang diyakini. Di SD N Puren dalam pelaksanaan pembelajarnya siswa memiliki sikap
saling menghormati, hal ini dibuktikan dengan sikap toleransi umat beragama di sekolah tersebut.
Kemudian, kedua siswa juga memiliki sifat kemanusiaan, hal ini dibuktikan dengan perilaku siswa yang
tidak mebeda-bedakan teman karena telah diketahui bahwaterdapat siswa yang berkebutuhan khusus.
Dan yang terakhir rasa kebangsaan di SD N Puren sudah tinggi dengan m engadalan upacara bendera
setiap hari senin.
Selanjutnya, siswa perempuan yang beragama Islam disarankan oleh sekolah menggunakan jilbab.
Kemudian, sekolah tersebut juga mendirikan sebuah mushola untuk para siswa yang beragama Islam
melaksanakan ibadah. Standar masuk di SD Negeri Puren berumur 7 tahun. Hal tersebut karena, pada
masa tersebut adalah masa operasional konkret. mempelajari sesuatu membutuhkan benda konkret atau
video, atau gambar. Siswa belum dapat berfikir abstrak tetapi, dalam penerapannya guru tidak
menggunakan media pembelajaran. Kemudian, karena sistem penerimaan siswa baru menggunakkan
sistem PPDB online sehingga, sekolah tersebut menerima anak normal dan Anak Berkebutuhan Khsusus
(ABK). Pada kelas rendah (kelas II) dan kelas tinggi (kelas IV) terdapat satu (1) siswa ABK dengan
lambat belajar. Sekolah tersebut menjadi sekolah inklusi sehingga, pendidikan inklusi pada warga sekolah
dibelajarkan dan ditanamkan. Namun, tidak ada guru pendamping ABK di sekolah tersebut. Oleh karena
itu, ketika penerimaan siswa baru, sekolah memberi pengertian pada wali murid “Apakah akan tetap
menyekolahkan anaknya di SD tersebut dengan tidak adanya guru pendamping?” atau lebih memilih
disekolahkan di Sekolah Luar Biasa (SLB).

JURNAL JPSD (Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar)|46


Rizqa Noor Izzatunnisa, dkk | Keterlaksanaan Landasan Pendidikan SD Negeri Puren

Gambar 1. Diagram Visi, Misi, dan Tujuan

Gambar 2. Masjid di SD Negeri Puren


Keterlaksanaan landasan teoritis di SD Negeri Puren. Penerapannya di SD Negeri Puren yaitu,
sekolah mengadakan kunjungan wisata ke Museum Dirgantara untuk siswa kelas IV. Melalui hal tersebut,
pengetahuan akan didapat peserta didik setelah melakukan pengamatan ke Museum Dirgantara.
Kemudian, implementasi lainnya yaitu ketika pembelajaran PJOK, dimana siswa tidak hanya belajar saja,
tetapi juga bergerak, bermain, dan mengamati lingkungan fisik di sekitarnya. Pembelajaran PJOK selain
dilakukan di lapangan sekolah juga dilakukan di area luar sekolah. Metode pembelajaran menekankan
penggunaan dan pendekatan yang memicu dan memacu optimalisasi pemberdayaan otak kiri dan kanan.
Teori yang mendukung selanjutnya adalah teori humanisme yaitu, pendidikan dituntut mampu
mengembangkan kemampuan moral dalam bersosial di masyarakat dengan mementingkan kesediaan
moral dan potensi belajar. Teori tersebut telah diterapkan ketika siswa menyambut tamu dengan mencium
tangan. Selain itu, guru dan kepala sekolah juga menyambut kami dengan baik. Selain itu, pada saat
pembelajaran guru memodifikasi dengan diskusi kelompok di kelas rendah dan metode tutor sebaya di
kelas tinggi. Kegiatan tersebut didukung menurut teori Abraham Maslow, menyatakan bahwa, aktualisasi
diri adalah upaya menjadi orang terbaik secara fisik dan mental. Selanjutnya, teori yang mendukung
landasan teoritis di SD Negeri Puren adalah teori konstruktivisme adalah, teori yang menyatakan bahwa
anak membangun konsep melalui pengalamannya sendiri. Hal tersebut dibuktikan dengan guru menulis
soal di papan tulis, dan siswa antusias untuk mengerjakan karena adanya apresiasi yaitu akan diberikan
bintang. Implementasi tersebut, didukung dengan teori menurut John Dewey teori konstruktivise
merupakan pengetahuan berpangkal dari pengalaman-pengalaman dan bergerak kembali
menuju pengalaman. Sampai akhir pembelajaran hanya diberikan drill soal. Teori selanjutnya yang
mendukung adalah teori behaviorisme. Teori ini sudah terlaksana di SD Negeri Puren. Pada saat siswa
mendengar bel, siswa yang sedang bermain di luar kelas, tergerak untuk masuk kelas mengikuti
pembelajaran karena pengalaman yang berulang setiap harinya, sehingga melahirkan kebiasaan.
Landasan Teoritis ini juga terdapat semboyan dari Ki Hajar Dewantara yaitu; pertaman, “Ing Ngarso
Sung Tulodho” dalam penerapan di SD N Puren yaitu Ketika pembelajaran di kelas IV tentang
“Mengubah Bentuk Pecahan ke Bentuk Desimal dan Persen” guru memberi contoh pada siswa, tetapi
tidak dilakukan secara terus menerus, hal tersebut dilakukan agar siswa berkembang menjadi kreatif.
Kedua, “Ing Madya Mangun Karsa ” dalam penerapannya yaitu guru menggiring siswa melakukan metode
pembelajaran turor sebaya yaitu guru menggiring mereka dalam menghadapai suatu kesulitan, mereka
masih memerlukan bantuan orang lain. Ketiga, “Tut Wuri Handayani ” dalam penerapannya di SD N
PUren yaitu dengan menggunakan sistem “Among” yaitu Asih, Asah, dan Asuh.

JURNAL JPSD (Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar)|47


Rizqa Noor Izzatunnisa, dkk | Keterlaksanaan Landasan Pendidikan SD Negeri Puren

Gambar 3. Pembelajaran di Kelas Rendah (II)

Gambar 4. Pembelajaran di Kelas Tinggi (IV)


Ketiga adalah landasan pedagogis adalah landasan yang melatarbelakangi guru dalam membelajarkan
siswa. Guru adalah menentukan kebutuhan untuk adaptasi kurikulum, mengidentifi kasi elemen-elemen
yang diminta dalam beradaptasi, memilih teknik mengajar dan manajemen perilaku. (Wangid, M.N., dkk,
2014), menyatakan bahwa, melalui pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan, guru melaksanan
langkah sebagai berikut:

Memilih/Menetapkan Tema

Melakukan Analisis SKL, KI, KD, dan


Membuat Indikator

Melakukan Pemetaan Kompetensi Dasar


(KD), Indikator, dan Tema

Penyusunan Silabus

Penyusunan SSP/RPP

Diagram 1. Penyusunan Perencanaan Pembelajaran


Pada pembelajaran di kelas rendah guru tidak langsung memberikan jawaban apabila siswa
menanyakan makna dari kata yang tidak mereka ketahui berdasarkan teks yang telah dibaca. Guru
meminta siswa untuk membangun makna mereka sendiri melalui diskusi dan dengan cara membaca ulang
teks yang disediakan dan memahami isi teks tersebut sehingga mereka akan memiliki gambaran tersendiri

JURNAL JPSD (Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar)|48


Rizqa Noor Izzatunnisa, dkk | Keterlaksanaan Landasan Pendidikan SD Negeri Puren

tentang arti dari kata yang mereka diskusikan. Guru telah menerapkan pembelajaran tematik dengan
mengintegrasikan mata pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia. Pada kelas tinggi Hal tersebut
dibuktikan, guru menulis soal dan siswa yang menjawabnya. Kemudian sesi kedua, siswa yang menulis
soal dan siswa itu sendiri yang menjawabnya. Aktivitas pembelajaran yang sudah diterapkan pada kelas
tinggi yaitu Colaborative learning (tutor sebaya) dan student center , hal tersebut digunakan untuk
mengembangkan intelektual siswa, afektif (saling berbagi), attitude (teliti), dan psikomotorik
(menghitung). Prestasi belajar siswa yang tinggi dapat dicapai di kelas yang memiliki lingkungan
pembelajaran yang menyenangkan, dan ramah. Berkaitan dengan permasalahan tersebut, didukung dengan
pernyataan menurut (Utami, 2017), menyatakan bahwa, perangkat pembelajaran merupakan sarana yang
dapat memberikan kemudahan guru dalam melaksanakan praktik pembelajaran di kelas. Selain itu dalam
perangkat pembelajaran terdapat strategi untuk belajar dan mengajar. Perangkat pembelajaran yang baik
adalah yang direncanakan dengan seksama. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian
ini adalah perangkat pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran tematik integratif.

Gambar 6. Setting Tempat Duduk


Pembelajaran sudah dilaksanakan dengan student center menggunakan model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL). Pembelajaran yang dilakukan sudah menggunakan collaborative learning terkait
dengan implementasinya sudah menggunakan kegiatan diskusi. Melalui kegiatan tersebut, karakter
disiplin dan kreatif akan mudah dikembangkan. Kegiatan penanaman pendidikan karakter juga
terintegrasi dalam setiap pembelajaran dan pembiasaan, melalui kegiatan tutor sebaya ilmu yang diberikan
pada guru bermanfaat. SD Negeri Puren sebagai sekolah ramah anak. SD Negeri Puren juga memberikan
pembelajaran yang melibatkan pengalaman siswa yaitu pengenalan satwa dan kunjungan museum. Guru
juga memberikan perhatian lebih pada seluruh siswa baik normal maupun ABK. Pemberian soal yang
diberikan kelas tinggi masih bersifat Low Order Thinking Skills (LOTS) yaitu hanya sebatas angka yang
dijadikan soal. Melalui implementasi tersebut sesuai dengan pernyataan (Setyawan, 2015), yang dikutip
dalam (Sukayati, 2004, p.2), menyatakan bahwa, Pembelajaran tematik di sekolah dasar merupakan
terapan dari pembelajaran terpadu yaitu dengan mengintegrasikan beberapa aspek, baik dalam mata
pelajaran maupun antar mata pelajaran. Dengan adanya pemaduan tersebut, peserta didik memperoleh
pengetahuan dan keterampilan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi peserta
didik.
SD Negeri Puren juga telah ditetapkan menjadi sekolah ramah siswa. Sekolah ramah anak adalah
sekolah yang secara sadar berupaya menjamin dan memenuhi hak-hak anak dalam setiap aspek kehidupan
secara terencana dan bertanggung jawab. Sekolah ramah anak di SD Negeri Puren dilaksanakan dengan,
sebagai berikut: (1) Memberikan zona aman bagi siswa. (2) Lingkungan sekolah dengan kawasan bebas
reklame dan asap rokok. (3) Penataan lingkungan yang menarik dan menye nangkan bagi siswa. (4)
Menjamin hak patisipasi anak, ketersediaaan pusat-pusat informasi layak anak.
Kemudian, di SD Negeri Puren juga ditanamkan pendidikan pengarusutamaan gender (PUG) adalah
strategi yang dilakukan secara rasional dan sistematis untuk mencapai dan mewujudkan kesetaraan dan
keadilan gender. Tujuan pengarustamaan gender adalah memastikan apakah perempuan dan laki -laki
sebagai berikut: (1) Memperoleh akses yang sama kepada sumber daya pembangunan. (2) Berpartisipasi
yang sama dalam proses penegmbangan termasuk proses pengambilan keputusan. (3) Mempunyai kontrol
yang sama atas sumber daya pembangunan. (4) Memperoleh manfaat yang sama dari hasil pembangunan.

JURNAL JPSD (Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar)|49


Rizqa Noor Izzatunnisa, dkk | Keterlaksanaan Landasan Pendidikan SD Negeri Puren

SD Negeri Puren menggunakan landasan yuridis sebagai dasar tumpuan secara hukum yang dipandang
sebagai aturan baku dan berfungsi sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu, dalam
hal ini kegiatan dalam pelaksanaan pendidikan. Tumpuan secara hukum pendidikan Indonesia adalah
Pancasila dan UUD 1945, Sisdiknas, Peraturan Pemerintah tentang pendidikan. Implementasinya di SD
Negeri Puren sudah terlaksana visi dan misi yang sudah sesuai dengan kebijakan pemerintah. Selain itu,
guru di SD tersebut juga telah melaksanakan tugasnya sebagai pendidik sesuai dengan UU yang berlaku.
SD tersebut menerapkan Permendikbud Nomor 57 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 SD/MI,
tetapi tidak semua kelas menggunakan kurikulum 2013. Berdasakan hasil wawancara kepada guru PJOK
sekaligus sebagai ketua pengembang kurikulum masih terdapat kelas yang memakai kurikulum KTSP,
yaitu kelas 4. Hal tersebut karena, masih terdapat guru senior yang sudah lanjut usia. SD Negeri Puren
juga menerapkan Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 64 Tahun 2013 tentang
mata pejalaran Bahasa Jawa sebagai Muatan Lokal Wajib bagi SD/MI. Implementasinya yaitu setiap hari
Sabtu, seluruh anggota SD Negeri Puren wajib menggunakan bahasa jawa krama yang baik dan benar.
Hal ini berlaku untuk seluruhnya baik siswa, guru, staf, maupun karyawan. Untuk Permendikbud Nomor
19 Tahun 2007 tentang Standar Pengajaran Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
guru dalam menyiapkan pembelajaran melakukan pemetaan Kompetensi Inti (KI) dan Kompete nsi Dasar
(KD). Lalu, menyusun silabus kemudian Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Setelah itu,
menyusun kisi-kisi dan Lembar Kerja Siswa (LKS).
Selanjutnya SD Negeri Puren juga telah menerapkan landasan sosiokultural yaitu dengan program
pentas seni yang dilaksanakan setiap Jum’at akhir bulan. Melalui kegiatan tersebut dapat mengembangkan
potensi siswa baik dalam bernyayi, membaca puisi, menari, dan main drama. Kegiatan tersebut dilakukan
setiap jenjang kelas baik oleh perwakilan maupun oleh seluruh kelas. Selain itu, karena di SD Negeri
Puren sudah dinobatkan menjadi sekolah adiwiyata, kebiasaan yang diterapkan berupa kegiatan Jum’at
bersih dengan apresiasi berupa piala bergilir dan mengunjungi museum yang ada di Yogyakarta. Kegiatan
tersebut dipelopori oleh Lev Vygotsky adalah menerapkan landasan sosiokultural di Sekolah Dasar.
Kemudian, guna menjaga kearifan lokal adalah dengan membudidayakan Bahasa Jawa Krama setiap
hari Sabtu dilaksanakan oleh seluruh warga sekolah. Lalu, Perayaan Hari Besar Islam (PHBI) juga
dirayakan dengan mengundang warga sekolah. Perayaan seperti hari Kartini juga dilaksanakan kegiatan
menggunakan pakaian adat, untuk hari Kamis Pahing dan hari jadi Sleman setiap siswa menggunakan
pakaian adat Jawa. Landasan sosiokultural tersebut tentunya dilakukan oleh guru yang memiliki
kemampuan pedagogis, sosial, professional, dan kepribadian. Guru yang bekerja di SD Negeri Puren
adalah, sebagai berikut: guru THL, guru PNS, dan guru honorer. Kemudian, juga terdapat slogan-slogan
tentang usaha siswa dalam menjaga lingkungan sekolah

Gambar 7. Slogan Lingkungan

Gambar 8. Pentas Seni “Siswa Mengaji”

JURNAL JPSD (Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar)|50


Rizqa Noor Izzatunnisa, dkk | Keterlaksanaan Landasan Pendidikan SD Negeri Puren

Gambar 9. Pentas Seni (Siswa Kelas Satu (1) Menyanyi lagu “Pagiku Cerahku”)

Gambar 10. Pentas Seni “Musikalisasi Puisi dan Drama”


Landasan psikologis yang terdapat di SD Negeri Puren dapat dilihat dari proses pembelajaran yang
berlangsung. Pada pembelajaran di kelas rendah (II), guru mengenal karakter, gaya belajar, dan hambatan
belajar masing-masing siswa. Siswa akan merasa dihargai dan dikasihi sehingga dapat membangun
keakraban antara guru dan siswa. Guru membangun kedekatan dengan siswa dengan memberikan reward
berupa pujian bagi siswa yang dapat menjawab pertanyaan sambal menyebutkan nama siswa. Sementara
pada siswa kelas tinggi (IV) saat pembelajaran berlangsung, guru tidak menggunakan media pembelajaran
atau alat peraga konkret sehingga, siswa kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan pembelajaran yang
dikaitkan dengan kehidupan sekitarnya. Pembelajaran di kelas tinggi (IV), guru juga memberikan ice
breaking dengan menyanyikan lagu yel-yel kelas. Hal tersebut salah satu cara, agar siswa tidak begitu
bosan dengan pembelajaran. Implementasi lainnya, di SD Negeri Puren tidak menggunakan sistem
ranking. Setiap siswa memiliki keunggulan pada setiap kemampuan yang berbeda.
Kegiatan pentas seni yang dilaksanakan setiap Jum’at akhir pekan dapat menumbuhkan rasa percaya
diri dan potensi siswa. Setiap jenjang kelas menampilkan perwakilan potensinya masing-masing. Oleh
karena itu, karakter kerja sama juga sangat dibutuhkan dalam diri siswa di setiap kelas. Sela in itu, kegiatan
ini juga dapat membantu siswa untuk menumbuhkan sikap simpati dalam diri siswa. Hal ini dapat
dibuktikan dengan pemberian apresiasi berupa tepuk tangan untuk setiap siswa yang tampil. Bentuk
apresiasi ini juga mencerminkan sikap saling menghargai antarsiswa. Karakter lain yang dapat
dikembangkan melalui kegiatan ini adalah kerja sama.
Guru juga sangat memperhatikan siswa, Melalui berbagai macam gaya belajar, guru mencoba
memenuhi kebutuhan setiap siswa yang berbeda kemampuannya. Kepedulian guru terhadap kecerdasan
yang dimiliki siswa juga difasilitasi untuk mengikuti lomba membawa nama baik sekolah. Salah satunya
lomba tartil dan qiro’ah. Selain itu, pentas seni sebagai wadah dalam mengetahui berbagai kemampuan
dan kecerdasan siswa. Kemudian, kegiatan yang menarik ilaksanakan pada setiap hari jumat pada minggu
terakir setiap bulannya, kegiatanya adalah pentas seni. Kegiatan ini bertujuan untuk mengekpresikan
minat dan bakat siswa. Untuk kelas I (satu) menampilkan bernyanyi bersama. Kelas II (dua) menampilkan

JURNAL JPSD (Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar)|51


Rizqa Noor Izzatunnisa, dkk | Keterlaksanaan Landasan Pendidikan SD Negeri Puren

bacaan doa. Kelas III (tiga) menampilkan drama puisi. Lalu kelas IV (empat) dan VI (enam)
menampilkan bernyanyi bersama.

SIMPULAN
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara pada penelitian yang telah dilakukan di SD Negeri
Puren, dalam penyelenggaraan pendidikan dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran sudah berlandaskan
pada landasan pendidikan Sekolah Dasar. Guru juga sudah menerapkan kompetensi yang dimilikinya,
namun belum maksimal dalam pelaksanaannya. Sebab, pembelajaran yang dilakukan pada kelas rendah
lebih mengutamakan peserta didik untuk aktif dan belajar dari pengalaman sehari-hari, sedangkan
pembelajaran yang dilakukan di kelas tinggi lebih disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Berdasarkan
hasil penelitian, implementasi kurikulum 2013 yang berlandaskan pada landasan filosofis, landasan
teoritis, landasan pedagogis, landasan sosiokultural, landasan pedagogis, landasan yuridis, dan landasan
psikologis pendidikan sekolah dasar tersebut dapat disimpulkan bahwa di SD Negeri Puren telah
menerapkannya, namun masih terdapat bebrapa yang belum diterapkan secara optimal.
Berdasarkan kesimpulan tersebut, perlu adanya evaluasi dalam pelaksanaan beberapa landasan
yang belum optimal agar tujuan pendidikan tersebut dapat tercapai. Misalnya, guru menggunakan
berbagai media yang menarik dalam pembelajaran di kelas, guru menerapkan kurikulum 2013 dalam
pembelajaran di kelas (menekankan siswa aktif), serta guru dapat menerapkan pengalaman secara
langsung atau menghadirkan benda-benda konkret sehingga dapat membangun konsep siswa, dan juga
dalam pelaksanaan pensi sebaiknya lebih dimatangkan dalam perencanaannya sehingga kegiatannya dapat
beralnsung secara kondusif dan teratur.
Referensi
Ainuddina, Rika. 2017. Landasan Pedagogis sebagai Salah Satu Dasar Proses Pembelajaran di Sekolah
Dasar. http://rizkaainud.blogs.uny.ac.id/wp-
content/uploads/sites/15429/2017/10/LANDASAN-PEDAGOGIS-SEBAGAI-SALAH-
SATU-DASAR-PROSES-PEMBELAJARAN-DI-SEKOLAH-DASAR.pdf (Diakses pada
Senin, 19 Desember 2019, Pukul 13.41WIB).
Ali Mustadi, dkk. 2018. Landasan Pendidikan Sekolah Dasar . Yogyakarta: UNY Press.
Evangelista, Rosi. 2013. Landasan Sosiokultural.
https://www.scribd.com/doc/141555708/LANDASAN-SOSIOKULTURAL (Diakses
pada Kamis, 19 Desember 2019, Pukul 12.44 WIB).
http://repository.unpas.ac.id/30191/5/BAB%202.pdf (Diakses pada Sabtu, 14 Desember
2019, Pukul 14.19 WIB).
https://eprints.uny.ac.id/8496/3/BAB%202-07206244028.pdf (Diakses pada Kamis, 19 Desember
2019, Pukul 13.36 WIB).
Nur Utami, Kustiwi dan Ali Mustadi. 2017. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Tematik dalam
Peningkatan Karakter, Motivasi, dan Prestasi Belajar Siswa Sekolah Dasar . Jurnal Pendidikan
Karakter. Tahun VII, Nomor 1, April 2017.
(https://journal.uny.ac.id/index.php/jpka/article/view/15492). (Diakses pada Senin, 9
Desember 2019, Pukul 22.44 WIB).
Suyitno, Y. 2009. Landasan Filosofis Pendidikan.
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEDAGOGIK/195009081981011-
Y._SUYITNO/LANDASAN_FILOSOFIS_PENDIDIKAN_DASAR.pdf (Diakses pada
Kamis, 19 Desember 2019, Pukul 13.31 WIB).
Wahyu Setyawan, Wawan dan Ali Mustadi. 2015. Pengembangan SSP Tematik-Integratif untuk
Membangun Karakter Disiplin dan Kreatif Siswa Kelas I SD . Jurnal Prima Edukasia. Volume
3-Nomor 1, 2015. (https://journal.uny.ac.id/index.php/jpe/article/view/4072).
(Diakses pada Senin, 9 Desember 2019, Pukul 22.17 WIB).

JURNAL JPSD (Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar)|52


Rizqa Noor Izzatunnisa, dkk | Keterlaksanaan Landasan Pendidikan SD Negeri Puren

Wangid, Muhammad Nur, dkk. 2014. Kesiapan Guru SD dalam Pelaksanaan Pembelajaran Tematik-
Integratif pada Kurikulum 2013 di DIY. Jurnal Prima Edukasia. Volume 2-Nomor 2,
2014. (https://journal.uny.ac.id/index.php/jpe/article/view/2717) (Diakses pada Senin, 9
Desember 2019, Pukul 22.48 WIB).

JURNAL JPSD (Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar)|53

Anda mungkin juga menyukai