1 Tahun 2020
ISSN 2356-3869 (Print), 2614-0136 (Online)
Rizqa Noor Izzatunnisa a, 1* , Tangguh Junior Riosaputra b, 2, Novida Zahrotul Kusnaning Tyas c, 3,
Alfianita Ayu Larasati c, 4, Nurul Hafizhah Bahsaf c, 5, Eni Safitri c, 6
a
Rizqa Noor Izzatunnisa, Pringwulung, Condong Catur, Depok, Sleman, Yogyakarta dan 55282
b Tangguh Junior Riosaputra, Grogolan, 005/125, Umbulmartani, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta dan 55584
d Novida Zahrotul Kusnaning Tyas, Mendut, Mungkid, Magelang dan 56512
e
Alfianita Ayu Larasati, Kebur Kidul, 001/013, Argomulyo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta dan 55583
f
Nurul Hafizhah Bahsaf, Jalan Taman Siswa, Margoyasan, Pakualaman, II/517, Gunungketur, Yogyakarta dan 55111
g
Eni Safitri, Cepoko, RT 03, Trirenggo, Bantul, Bantul, Yogyakarta dan 55714
1
rizqanoorizzatunnisa777@gmail.com*; 2 tangguhjunior10@gmail.com*; 3 novida2998@gmail.com*; 4 alfianitaayu25@gmail.com*; 5
nurulhafizhah.b@gmail.com*; 6 enisaa.fitri@gmail.com*
Pendahuluan
Pendidikan membuat manusia bersikap menjadi manusia yang seutuhnya. Pendidikan dapat
terlaksana dengan baik jika jelas tujuanya, relevan dengan isi kurikulum, serta efektif dan efisien metode
pembelajaran sesuai dengan pelaksanaan pendidikan itu. Pendidikan tidak dapat lepas dari landasan
pendidikan yang ada. Melalui membelajarkan anak di sekolah membutuhkan suatu acuan yang dapat
dijadikan landasan dalam pendidikan. Begitu pula dengan pendidikan di sekolah dasar yang
membutuhkan landasan. Landasan pendidikan sekolah dasar meliputi landasan filosofis, landasan
pedagogis, landasan teoritis, landasan yuridis, landasan sosiokultural, dan landasan psikologis. Selain itu,
pembelajaran di sekolah khususnya di Sekolah Dasar hendaknya mengintegrasikan Education for
Sustainable Development (ESD) yang dapat diterapkan dengan adanya program sekolah adiwiyata,
gerakan literasi sekolah, penguatan pendidikan karakter, sekolah ramah anak, dan sekolah inklusi..
Landasan filosofis pendidikan adalah seperangkat filosofi yang dijadikan titik tolak dalam
pendidikan. Landasan filosofis pendidikan sesungguhnya merupakan suatu sistem gagasan tentang
pendidikan dan dedukasi atau dijabarkan dari suatu sistem gagasan filsafat umum yang dijabarkan oleh
suatu aliran filsafat tertentu. Filosofis pendidikan Indonesia bertitik tolak dari akar budaya nasional
Indonesia dengan refleksi histori bangsa Indonesia (Mustadi, et al’2018: 12). Pedagogis berasal dari
bahasa Yunani, paid (anak-anak) dan ogogos (memimpin) sehingga pedagogis berarti pemimpin anak-
anak. Dalam perkembangannya, pedagogis diartikan sebagai suatu ilmu dan seni mengajar. Jadi, landasan
pedagogis merupakan suatu landasan yang digunakan oleh guru untuk dapat melaksanakan proses
pembelajaran dengan baik dan mencapai tujuannya. Dalam kaitannya dengan pendidikan di sekolah dasar,
landasan pedagogis meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kegiatan pengajaran dan
pembelajaran (Mustadi, et al’2018: 80).
Landasan teoritis pendidikan merupakan suatu dasar atau pedoman teori yang dijadikan titik
tolak dalam menjalankan dan mengembangkan praktik pendidikan (Mustadi, et al’2018: 24). Landasan
yuridis pendidikan merupakan dasar tumpuan secara hukum yang dipandang sebagai aturan baku dan
berfungsi sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu, dalam hal ini kegiatan dalam
pelaksanaan pendidikan (Mustadi, et al’2018: 51). Landasan yuridis pendidikan di Indonesia antara lain
Pancasila, UUD 1945, sistem pendidikan nasional, peraturan pemerintah tentang pendidikan, dan lain-
lain. Landasan sosial budaya atau landasan sosiokultural merupakan landasan yang dapat memberikan
pemahaman tentang dimensi kesosialan dan dimensi kebudayaan sebagai faktor yang mempe ngaruhi
terhadap perilaku individu. Landasan sosiokultural di sekolah dasar dapat diterapkan dengan
pemanfaatan lingkungan sosial budaya, alam, lingkungan sekolah, kultur akademik sekolah, budaya,
modal sosial, kearifan lokal, potensi daerah, potensi bencana, dan lain-lain.
Istilah psikologis berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata psyche yang berarti jiwa, dan logos
yang berarti ilmu. Jadi, psikologi dapat diartikan ilmu jiwa atau ilmu yang mempelajari tentang
gejalagejala kejiwaan. Dengan demikian, landasan psikologis pendidikan adalah suatu landasan dalam
proses pendidikan yang membahas berbagai informasi tentang kehidupan manusia pada umumnya serta
gejalagejala yang berkaitan dengan aspek pribadi manusia pada setiap tahapan usia perkembangan tertentu
untuk mengenali dan menyikapi manusia sesuai dengan tahapan usia perkembangannya yang bertujuan
untuk memudahkan proses pendidikan.
Penulisan ini membahas mengenai landasan pendidikan, dan mengetahui penerapannya di SD N
Puren. Tujuan diadakan observasi tersebut adalah sebagai berikut, mengetahui teori landasan pendidikan
yang seharusnya diterapkan Sekolah Dasar (SD), mengetahui keterlaksanaan landasan pendidikan di SD
Negeri Puren, serta mengetahui keterkaitan landasan pendidikan dengan yang ditemukan di SD Negeri
Puren.
Metode Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan deskriptif. Metode penelitian yang
digunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi dengan pendekatan kualitatif. Sesuai dengan tujuan
penelitian, sumber data penelitian yang diperoleh berupa sumber data primer dan sekunder. Penelitian ini
dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Puren. Penelitian ini mengobservasi dua kelas, yaitu kelas 2 dan
kelas 4 pada semester gasal tahun ajaran 2019/2020. Waktu penelitian dari bul an September 2019
sampai dengan bulan Oktober 2019. Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas 2 dan kelas
4, serta guru kelas 2 dan kelas 4. Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Observasi dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran di dalam kelas
selama dua jam pelajaran, sarana dan prasarana sekolah, lingkungan sekolah, serta budaya berupa sikap
yang diterapkan di SD Negeri Puren. Wawancara dilakukan dengan ketua pengembang kurikulum SD
Negeri Puren dan guru kelas. Berbagai data yang terkumpul dari observasi dan wawancara dianalisis secara
kualitatif dengan langkah reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan, dan verifikasi.
Hasil dan pembahasan
Keterlaksanaan landasan filosofis di SD Negeri Puren berpedoman pada Pancasila dan menggunakan
kurikulum 2013. Penerapan kurikulum 2013 diterapkan seluruh jenjang kelas. Pada saat observasi
penerapan kurikulum 2013 di kelas 4 belum diterapkan kurikulum 2013. Hal tersebut didukung dengan
kegiatan wawancara. Hal tersebut berlaku untuk kelas tinggi (kelas 4, 5, dan 6). Kurikulum 2013
dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan dasar bagi pengembangan seluruh potensi
peserta didik menjadi manusia Indonesia berkualitas yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional.
Guna mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan peserta didik, Kurikulum 2013
mengembangkan pengalaman belajar yang memberikan kesempatan luas bagi peserta didik di masa kini
dan masa depan. Visi SD Negeri Puren yaitu, “Unggul dalam Mutu Berpijak Norma Agama” dengan
dilakukan berdoa sebelum belajar. Landasan filosofis pendidikan sebagai titik tolak dalam rangka studi
pendidikan yang bersifat filsafiah, yaitu pendekatan yang lebih komprehensif, spekulatif, dan normatif.
Melalui pelaksanaan pendidikan haruslah mencerminkan nilai-nilai Pancasila. Menurut, (Mustadi,
et al’, 2018: 11), menyebutkan bahwa, Pancasila merupakan suatu kebulatan yang utuh sebagai suatu
keseluruhan nilai yang diyakini. Di SD N Puren dalam pelaksanaan pembelajarnya siswa memiliki sikap
saling menghormati, hal ini dibuktikan dengan sikap toleransi umat beragama di sekolah tersebut.
Kemudian, kedua siswa juga memiliki sifat kemanusiaan, hal ini dibuktikan dengan perilaku siswa yang
tidak mebeda-bedakan teman karena telah diketahui bahwaterdapat siswa yang berkebutuhan khusus.
Dan yang terakhir rasa kebangsaan di SD N Puren sudah tinggi dengan m engadalan upacara bendera
setiap hari senin.
Selanjutnya, siswa perempuan yang beragama Islam disarankan oleh sekolah menggunakan jilbab.
Kemudian, sekolah tersebut juga mendirikan sebuah mushola untuk para siswa yang beragama Islam
melaksanakan ibadah. Standar masuk di SD Negeri Puren berumur 7 tahun. Hal tersebut karena, pada
masa tersebut adalah masa operasional konkret. mempelajari sesuatu membutuhkan benda konkret atau
video, atau gambar. Siswa belum dapat berfikir abstrak tetapi, dalam penerapannya guru tidak
menggunakan media pembelajaran. Kemudian, karena sistem penerimaan siswa baru menggunakkan
sistem PPDB online sehingga, sekolah tersebut menerima anak normal dan Anak Berkebutuhan Khsusus
(ABK). Pada kelas rendah (kelas II) dan kelas tinggi (kelas IV) terdapat satu (1) siswa ABK dengan
lambat belajar. Sekolah tersebut menjadi sekolah inklusi sehingga, pendidikan inklusi pada warga sekolah
dibelajarkan dan ditanamkan. Namun, tidak ada guru pendamping ABK di sekolah tersebut. Oleh karena
itu, ketika penerimaan siswa baru, sekolah memberi pengertian pada wali murid “Apakah akan tetap
menyekolahkan anaknya di SD tersebut dengan tidak adanya guru pendamping?” atau lebih memilih
disekolahkan di Sekolah Luar Biasa (SLB).
Memilih/Menetapkan Tema
Penyusunan Silabus
Penyusunan SSP/RPP
tentang arti dari kata yang mereka diskusikan. Guru telah menerapkan pembelajaran tematik dengan
mengintegrasikan mata pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia. Pada kelas tinggi Hal tersebut
dibuktikan, guru menulis soal dan siswa yang menjawabnya. Kemudian sesi kedua, siswa yang menulis
soal dan siswa itu sendiri yang menjawabnya. Aktivitas pembelajaran yang sudah diterapkan pada kelas
tinggi yaitu Colaborative learning (tutor sebaya) dan student center , hal tersebut digunakan untuk
mengembangkan intelektual siswa, afektif (saling berbagi), attitude (teliti), dan psikomotorik
(menghitung). Prestasi belajar siswa yang tinggi dapat dicapai di kelas yang memiliki lingkungan
pembelajaran yang menyenangkan, dan ramah. Berkaitan dengan permasalahan tersebut, didukung dengan
pernyataan menurut (Utami, 2017), menyatakan bahwa, perangkat pembelajaran merupakan sarana yang
dapat memberikan kemudahan guru dalam melaksanakan praktik pembelajaran di kelas. Selain itu dalam
perangkat pembelajaran terdapat strategi untuk belajar dan mengajar. Perangkat pembelajaran yang baik
adalah yang direncanakan dengan seksama. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian
ini adalah perangkat pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran tematik integratif.
SD Negeri Puren menggunakan landasan yuridis sebagai dasar tumpuan secara hukum yang dipandang
sebagai aturan baku dan berfungsi sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu, dalam
hal ini kegiatan dalam pelaksanaan pendidikan. Tumpuan secara hukum pendidikan Indonesia adalah
Pancasila dan UUD 1945, Sisdiknas, Peraturan Pemerintah tentang pendidikan. Implementasinya di SD
Negeri Puren sudah terlaksana visi dan misi yang sudah sesuai dengan kebijakan pemerintah. Selain itu,
guru di SD tersebut juga telah melaksanakan tugasnya sebagai pendidik sesuai dengan UU yang berlaku.
SD tersebut menerapkan Permendikbud Nomor 57 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 SD/MI,
tetapi tidak semua kelas menggunakan kurikulum 2013. Berdasakan hasil wawancara kepada guru PJOK
sekaligus sebagai ketua pengembang kurikulum masih terdapat kelas yang memakai kurikulum KTSP,
yaitu kelas 4. Hal tersebut karena, masih terdapat guru senior yang sudah lanjut usia. SD Negeri Puren
juga menerapkan Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 64 Tahun 2013 tentang
mata pejalaran Bahasa Jawa sebagai Muatan Lokal Wajib bagi SD/MI. Implementasinya yaitu setiap hari
Sabtu, seluruh anggota SD Negeri Puren wajib menggunakan bahasa jawa krama yang baik dan benar.
Hal ini berlaku untuk seluruhnya baik siswa, guru, staf, maupun karyawan. Untuk Permendikbud Nomor
19 Tahun 2007 tentang Standar Pengajaran Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
guru dalam menyiapkan pembelajaran melakukan pemetaan Kompetensi Inti (KI) dan Kompete nsi Dasar
(KD). Lalu, menyusun silabus kemudian Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Setelah itu,
menyusun kisi-kisi dan Lembar Kerja Siswa (LKS).
Selanjutnya SD Negeri Puren juga telah menerapkan landasan sosiokultural yaitu dengan program
pentas seni yang dilaksanakan setiap Jum’at akhir bulan. Melalui kegiatan tersebut dapat mengembangkan
potensi siswa baik dalam bernyayi, membaca puisi, menari, dan main drama. Kegiatan tersebut dilakukan
setiap jenjang kelas baik oleh perwakilan maupun oleh seluruh kelas. Selain itu, karena di SD Negeri
Puren sudah dinobatkan menjadi sekolah adiwiyata, kebiasaan yang diterapkan berupa kegiatan Jum’at
bersih dengan apresiasi berupa piala bergilir dan mengunjungi museum yang ada di Yogyakarta. Kegiatan
tersebut dipelopori oleh Lev Vygotsky adalah menerapkan landasan sosiokultural di Sekolah Dasar.
Kemudian, guna menjaga kearifan lokal adalah dengan membudidayakan Bahasa Jawa Krama setiap
hari Sabtu dilaksanakan oleh seluruh warga sekolah. Lalu, Perayaan Hari Besar Islam (PHBI) juga
dirayakan dengan mengundang warga sekolah. Perayaan seperti hari Kartini juga dilaksanakan kegiatan
menggunakan pakaian adat, untuk hari Kamis Pahing dan hari jadi Sleman setiap siswa menggunakan
pakaian adat Jawa. Landasan sosiokultural tersebut tentunya dilakukan oleh guru yang memiliki
kemampuan pedagogis, sosial, professional, dan kepribadian. Guru yang bekerja di SD Negeri Puren
adalah, sebagai berikut: guru THL, guru PNS, dan guru honorer. Kemudian, juga terdapat slogan-slogan
tentang usaha siswa dalam menjaga lingkungan sekolah
Gambar 9. Pentas Seni (Siswa Kelas Satu (1) Menyanyi lagu “Pagiku Cerahku”)
bacaan doa. Kelas III (tiga) menampilkan drama puisi. Lalu kelas IV (empat) dan VI (enam)
menampilkan bernyanyi bersama.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara pada penelitian yang telah dilakukan di SD Negeri
Puren, dalam penyelenggaraan pendidikan dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran sudah berlandaskan
pada landasan pendidikan Sekolah Dasar. Guru juga sudah menerapkan kompetensi yang dimilikinya,
namun belum maksimal dalam pelaksanaannya. Sebab, pembelajaran yang dilakukan pada kelas rendah
lebih mengutamakan peserta didik untuk aktif dan belajar dari pengalaman sehari-hari, sedangkan
pembelajaran yang dilakukan di kelas tinggi lebih disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Berdasarkan
hasil penelitian, implementasi kurikulum 2013 yang berlandaskan pada landasan filosofis, landasan
teoritis, landasan pedagogis, landasan sosiokultural, landasan pedagogis, landasan yuridis, dan landasan
psikologis pendidikan sekolah dasar tersebut dapat disimpulkan bahwa di SD Negeri Puren telah
menerapkannya, namun masih terdapat bebrapa yang belum diterapkan secara optimal.
Berdasarkan kesimpulan tersebut, perlu adanya evaluasi dalam pelaksanaan beberapa landasan
yang belum optimal agar tujuan pendidikan tersebut dapat tercapai. Misalnya, guru menggunakan
berbagai media yang menarik dalam pembelajaran di kelas, guru menerapkan kurikulum 2013 dalam
pembelajaran di kelas (menekankan siswa aktif), serta guru dapat menerapkan pengalaman secara
langsung atau menghadirkan benda-benda konkret sehingga dapat membangun konsep siswa, dan juga
dalam pelaksanaan pensi sebaiknya lebih dimatangkan dalam perencanaannya sehingga kegiatannya dapat
beralnsung secara kondusif dan teratur.
Referensi
Ainuddina, Rika. 2017. Landasan Pedagogis sebagai Salah Satu Dasar Proses Pembelajaran di Sekolah
Dasar. http://rizkaainud.blogs.uny.ac.id/wp-
content/uploads/sites/15429/2017/10/LANDASAN-PEDAGOGIS-SEBAGAI-SALAH-
SATU-DASAR-PROSES-PEMBELAJARAN-DI-SEKOLAH-DASAR.pdf (Diakses pada
Senin, 19 Desember 2019, Pukul 13.41WIB).
Ali Mustadi, dkk. 2018. Landasan Pendidikan Sekolah Dasar . Yogyakarta: UNY Press.
Evangelista, Rosi. 2013. Landasan Sosiokultural.
https://www.scribd.com/doc/141555708/LANDASAN-SOSIOKULTURAL (Diakses
pada Kamis, 19 Desember 2019, Pukul 12.44 WIB).
http://repository.unpas.ac.id/30191/5/BAB%202.pdf (Diakses pada Sabtu, 14 Desember
2019, Pukul 14.19 WIB).
https://eprints.uny.ac.id/8496/3/BAB%202-07206244028.pdf (Diakses pada Kamis, 19 Desember
2019, Pukul 13.36 WIB).
Nur Utami, Kustiwi dan Ali Mustadi. 2017. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Tematik dalam
Peningkatan Karakter, Motivasi, dan Prestasi Belajar Siswa Sekolah Dasar . Jurnal Pendidikan
Karakter. Tahun VII, Nomor 1, April 2017.
(https://journal.uny.ac.id/index.php/jpka/article/view/15492). (Diakses pada Senin, 9
Desember 2019, Pukul 22.44 WIB).
Suyitno, Y. 2009. Landasan Filosofis Pendidikan.
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEDAGOGIK/195009081981011-
Y._SUYITNO/LANDASAN_FILOSOFIS_PENDIDIKAN_DASAR.pdf (Diakses pada
Kamis, 19 Desember 2019, Pukul 13.31 WIB).
Wahyu Setyawan, Wawan dan Ali Mustadi. 2015. Pengembangan SSP Tematik-Integratif untuk
Membangun Karakter Disiplin dan Kreatif Siswa Kelas I SD . Jurnal Prima Edukasia. Volume
3-Nomor 1, 2015. (https://journal.uny.ac.id/index.php/jpe/article/view/4072).
(Diakses pada Senin, 9 Desember 2019, Pukul 22.17 WIB).
Wangid, Muhammad Nur, dkk. 2014. Kesiapan Guru SD dalam Pelaksanaan Pembelajaran Tematik-
Integratif pada Kurikulum 2013 di DIY. Jurnal Prima Edukasia. Volume 2-Nomor 2,
2014. (https://journal.uny.ac.id/index.php/jpe/article/view/2717) (Diakses pada Senin, 9
Desember 2019, Pukul 22.48 WIB).