NIM : 17051103020
M.K : RENCANA STRATGIS KELAUTAN
Tugas :
Isu Strategis kelautan yang akan saya bahas pada tugas ini adalah mengenai
Pandemi global COVID-19 yang terjadi memicu berbagai dampak negatif pada sektor
kelautan dan perikanan. Di Indonesia, dampak negatif itu mulai dirasakan oleh nelayan dan
pembudi daya ikan di seluruh kawasan pesisir
Khusus pada sub sektor perikanan budi daya, dampak negatif itu dikhawatirkan akan
menurunkan produksi berbagai komoditas yang selama ini menjadi tulang punggung bagi
Negara. Terutama, komoditas udang yang sudah masuk target produksi dengan peningkatan
hingga 250% pada 2024
Kondisi yang merugikan ini sangat berdampak bagi nelayan di Indonesia salah satunya di
NTT. Produksi perikanan di Nusa Tenggara Timur (NTT) banyak yang tidak terjual. Kalau pun
terjual harganya menurun dan pembeli pun berkurang. Menurut salah satu nelayan, sebelum
wabah COVID-19, mengaku mendapatkan keuntungan Rp.300 ribu hingga Rp.500 ribu
seharinya. Saat ini, maksimal keuntungan yang diperoleh hanya maksimal Rp.100 ribu.
Daya beli menurun drastis hal ini disebabkan karena masyarakat takut ke luar rumah.
Selain itu pemberlakuan jam malam dimana rumah makan harus tutup jam 7. Hal ini terus
menerus terjadi selama peningkatan COVID-19 dan akhirnya berujung pada kematian ekonomi
masyarakat setempat khususnya nelayan.
Berdasarkan isu tersebut, diperlukan adanya upaya dari pemerintah untuk meningkatkan
hasil sektor perikanan serta untuk kesjahteraan nelayan. Hal-hal yang menjadi mandat bagi
pemerintah dalam memperhatikan aspek perlindungan terhadap nelayan secara jelas tertuang
dalam Pasal 12 ayat (2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2016 Tentang
Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan, Pembudi Daya Ikan dan Petambak Garam ,
tertulis sebagai berikut
Berdasarkan undang-undang tersebut dapat disusun rencana strategis kelautan namun perlu
diketahui terlebih dahulu SWOT analysis mengenai isu yang terlampir. Adapun penjelasan
SWOT analysis adalah sebagai berikut
STRENGHT (Kekuatan)
Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki 1.192 pulau dengan panjang garis pantai
sekitar 5.700 km dan luas laut mencapai 15.141.773, 10 hektare. Potensi perikanan
tangkap NTT, terdiri atas Potensi Lestari (Maximum Sustainable Yield/ MSY) 388,7
ton/tahun dengan jenis-jenis ikan ekonomis seperti ikan pelagis (tuna, cakalang, tenggiri,
layang, selar, kembung), ikan demersal (kerapu, ekor kuning, kakap, bambangan) dan
komoditi lainnya (lobster, cumi-cumi, kerang darah,dan lain-lain)
WEAKNESS (kelemahan)
Kelemahan dari sekor perikanan di NTT adalah Keadaan ketidak mampuan pemerintah
yang berdampak pada kegagalan terhadap pencapaian tujuan pengelolaan sumberdaya.
Faktor yang menjadi halangan bagi organisasi pemerintah dalam mengelola sumber
adalah: stuktur yang miskin fungsi, anggaran yang minim dan sumber daya manusia yang
rendah
OPPORTUNITY (peluang)
Adanya kelimpahan sumber daya alam ikan menjadi peluang NTT untuk dapat
menghidupkan kembali ekspor ikan untuk meningkatkan ekonomi nelayan di masa
pandemic
THREAT (ancaman)
Ancaman yang sedang dialami NTT pada saat ini adalah COVID-19 , yang mematikan
sector perikanan dan kelautan yang mengancam kehidupan masyarakat khususnya
nelayan setempat.
RENCANA STRATEGIS