Anda di halaman 1dari 9

ISSN : 1411-0199

Wacana– Vol. 16, No. 1 (2013) E-ISSN : 2338-1884

FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PENDAPATAN DAN


PENGELUARAN NELAYAN PAYANG JURUNG DI SELAT MADURA
Mimit Primyastanto1,2, Anthon Efani1.2, Soemarno1.3 , Sahri Muhammad1,3
1
Program Doktor Kajian Lingkungan dan Pembangunan, Program Pascasarjana, Universitas Brawijaya, Malang
2
Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang
3
Jurusan Sosial Ekonomi Perikanan, Fakultas Pertanian dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya, Malang

Abstrak
Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis ekonomi rumah tangga nelayan payang jurung dan faktor-faktor yang
mempengaruhi pendapatan melaut dan pengeluaran rumah tangga nelayan di Lekok, Selat Madura. Metode yang
digunakan adalah analisa deksrpitif kualitatif dan analisis kuantitatif menggunakan model regresi linier berganda. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pendapatan melaut adalah nilai aset kapal,
daya mesin kapal , dan pengalaman melaut. Sedangkan faktor yang berpengaruh nyata terhadap pengeluaran rumah
tangga nelayan adalah pendapatan melaut, pendapatan non melaut, jumlah anggota keluarga, tingkat pendidikan. Ada
dua faktor yang digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal yaitu menambah jumlah aset kapal dan daya mesin kapal agar nelayan mampu ekspansi tempat
penangkapan dari perairan selat Madura. Faktor eksternal yaitu pengembangan alternatif mata pencaharian (AMP)
nelayan payang jurung di Selat Madura.

Kata kunci: Selat Madura, karakteristik, ekonomi rumahtangga, pendapatan, pengeluaran kesejahteraan, nelayan
payang jurung

Abstract
Purpose of the study is to analyze characteristics of the household economy of payang jurung fishermens and factors
affecting income and expenditure of fishermens households at Lekok, Madura Straits. The method used is qualitative
descriptive analysis and quantitative analysis using multiple linear regression. Result of this study suggest that the
payang fishermen’s factors that significantly affect earnings ship at sea is the value of assets , power boat engines and
experience at sea. While factors that significantly affect household expenditure is revenue sail , non revenue sail,
number of families member and level of education. There are two factors used in improving the fishermen welfare, i.e.
internal factors and external factors. Internal factors are the amount of assets and engine power boats fishing vessel
that is able to expand the place of arrest in the Madura Strait. External factors, namely the development of alternative
livelihoods (AMP) for the payang jurung fishermens.

Keywords: Madura straits, characteristics , household economics, income , expenditure , welfare, payang jurung
fishermens

PENDAHULUAN (15,81%). Potensi sumberdaya perikanan yang


Indonesia sebagai negara kepulauan sangat besar tersebut sesungguhnya dapat
memiliki potensi perikanan yang sangat besar dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan
dan beragam. Indonesai memiliki 17.508 pulau masyarakat, tapi sampai saat ini potensi tersebut
dengan garis pantai sepanjang 81.000 km dan belum dioptimalkan [2].
70% dari luas Indonesia adalah lautan (5,8 juta Kemiskinan dan tekanan-tekanan sosial
km2). Komisi Nasional Pengkajian Sumberdaya ekonomi yang dihadapi keluarga nelayan juga
Perikanan Laut melaporkan bahwa potensi berakar pada faktor-faktor kompleks yang saling
lestari sumberdaya perikanan laut Indonesia terkait. Faktor-faktor tersebut dapat
adalah sebesar 6,4 Juta ton/tahun dengan porsi diklasifikasikan ke dalam faktor alamiah dan non-
terbesar dari jenis ikan pelagis kecil yaitu sebesar alamiah. Faktor alamiah berkaitan dengan
3,2 juta ton pertahun (52,54 %), jenis ikan fluktuasi musim penangkapan dan struktur
demersal 1,8 juta ton pertahun (28,96%) dan alamiah sumber daya ekonomi desa. Faktor non-
perikanan pelagis besar 0,97 juta ton pertahun alamiah berhubungan dengan keterbatasan daya
jangkau teknologi penangkapan, lemahnya

Corresponding Address: jaringan pemasaran serta dampak negatif
Mimit Primyastanto kebijakan modernisasi perikanan [4].
Email : mimitprimyastanto@gmail.com Nelayan Selat Madura yang struktur
Address : Jurusan Sosial Ekonomi Perikanan, Fakultas sumberdaya ekonominya bergantung
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya, Malang

15
Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Pendapatan & Pengeluaran Nelayan Payang (Primyastanto, et al.)

sepenuhnya pada produksi perikanan laut yang sekunder adalah data yang diperoleh dari berkas-
sifatnya eksploitatif, dan peluang-peluang kerja berkas Kecamatan Pasuruan, BPPI Lekok, dan
yang ada sangat terbatas. Oleh karena itu browsing internet.
perilaku ekonomi rumah tangga masyarakat Pendugaan model regresi linier berganda
nelayan ini haruslah lebih memperhatikan pada faktor yeng berpengaruh terhadap
dampak jangka panjangnya untuk menjaga pendapatan melaut dan pengeluaran rumah
kelestarian lingkungan karena akan berdampak tangga yaitu sebagai berikut :
pada penghasilan [6]. Kepala rumah tangga harus a. Pendapatan Melaut
lebih memperhatikan pola pengambilan LnPM = b0 + b1 LnUN + b2 LnASK + b3 LnDM + b4
keputusan rumah tangga dalam kegiatan LnCKM + b5 LnPGM
produksi, pendapatan, curahan waktu kerja serta Keterangan :
pengeluaran. PM : Pendapatan melaut (Rp/thn)
Menurut Muhammad, S. (2002), kondisi UN : Umur Nelayan (Thn)
cadangan makanan di selat Madura sedang ASK : Nilai asset kapal dan alat tangkap (Rp)
mengalami masalah lebih tangkap. Dengan DM : Daya mesin kapal (PK)
kondisi lebih tangkap perbaikan kesejahteraan CKM : Curahan kerja melaut (HOK/thn)
nelaya bisa dilakukan dengan penguatan PGM : Pengalaman Melaut (Thn)
alternatif mata pencaharian (AMP) [12]. Oleh b. Pengeluaran Rumah Tangga Nelayan
karena itu alternatif mata pencaharian (AMP) LnPRT = b0 + b1 LnPM + b3 LnPNM +b3 LnJAK +
sangat dibutuhkan oleh nelayan skala kecil dalam b4 LnPDD
keberlangsungan kegiatan ekonomi rumah Keterangan :
tangga untuk menambah pendapatan. Menurut PRT : Pengeluaran rumah tangga (Rp/thn)
Purwanti (2010) menjelaskan, kegiatan produksi PM : Pendapatan melaut (Rp/thn)
rumah tangga nelayan dibagi menjadi 2 kegiatan PNM : Pendapatan non melaut (Rp/thn)
yaitu kegiatan melaut (on-fishing) dan diluar JAK : Jumlah anggota keluarga (Orang)
kegiatan melaut (non-fishing) [15]. PDD : Pendidikan (Thn)
Oleh karena itu perlu dikaji dan dianalisis Semua variabel dalam model ini
tentang deskripsi perilaku ekonomi rumah tangga ditransformasi ke dalam bentuk Logaritma
nelayan payang jurung dan faktor-faktor yang Natural (Ln). Menurut Wikananti (2011), bentuk
mempengaruhi pendapatan melaut dan transformal Ln ini bertujuan untuk menyamakan
pengeluaran rumah tangga untuk peningkatan satuan yang berbeda setiap variabel sehingga
kesejahteraan nelayan di Selat Madura. peneliti mudah dalam menganalisis data, serta
mengurangi asumsi multikoloniearitas pada
METODE PENELITIAN model [17].
Metode yang digunakan pada penelitian Dua model tersebut dilakukan pengujian
ini adalah metode deskriptif kualitatif dan model yaitu menggunakan uji asumsi klasik untuk
deskriptif kuantitatif [17]. Analisa deskriptif memenuhi BLUE (Best Linier Unbiased Estimator)
kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan dan menggunakan uji statistik untuk
karakteristik nelayan responden dan untuk dideskripsikan secara parsial.
merumuskan langkah yang tepat untuk
peningkatan kesejahteraan nelayan. Sedangkan HASIL DAN PEMBAHASAN
analisa deskriptif kuantitatif digunakan untuk 3.1. Analisis Ekonomi Rumah Tangga Nelayan
mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh 3.1.1. Curahan Kerja Melaut dan Non Melaut
terhadap pendapatan melaut dan pengeluaran Daerah pesisir Selat Madura khususnya di
rumah tangga nelayan dengan menggunakan Kecamatan Lekok, Desa Jatirejo merupakan
regresi linier berganda. Penentuan sample wilayah pesisir yang masyarakatnya
menggunakan purposive sampling dengan 30 menggantungkan kehidupan pada hasil melaut.
nelayan juragan payang jurung yang juga Melaut dijadikan sumber nafkah utama untuk
mempunyai usaha di darat. memenuhi kebutuhan ekonomi rumah
Teknik pengumpulan data pada penelitian tangganya. Musim barat atau timur dijadikan
ini dua macam yaitu data primer dan data musim normatif saja, artinya sekalipun paceklik
sekunder [1]. Data primer pengumpulannya masyarakat masih terus melaut untuk
dilakukan dengan cara mencatat dan mempertahankan hidupnya.
mendokumentasikan hasil observasi wawancara Kegiatan melaut dalam usaha
bersama masyarakat nelayan, sedangkan data penangkapan ikan adalah semua curahan kerja

16
Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Pendapatan & Pengeluaran Nelayan Payang (Primyastanto, et al.)

nelayan mulai dari persiapan untuk menyiapkan 50 kilogram, namun jika musim bisa sampai 500
perbekalan, BBM dan konsumsi melaut, kilogram – 1 ton. Untuk harga ikan teri dengan
berangkat operasi dilaut, kembali kepangkalan, kualitas bagus untuk dijual ke pabrik lokal yaitu
menjual ikan di tempat pelelangan ikan dan berkisar Rp. 14.000 – Rp. 17.000. Untuk harga
perawatan alat dan kapal penangkapan di darat. ikan teri dengan kualitas sedang berkisar Rp.
Dengan demikian, yang dimaksud dengan 10.000 – Rp. 11.000.
curahan kerja melaut dapat dikelompokkan 3.1.3. Pendapatan Rumah Tangga Nelayan
menjadi dua bagian, yaitu terdiri dari: (a) Menurut Purwanti, P. (2010), total
Curahan kerja yang dilakukan di darat dan (b) pendapatan rumah tangga nelayan merupakan
Curahan kerja yang benar-benar dilakukan di laut penjumlahan dari total keuntungan fishing dan
[11]. pendapatan rumah tangga lainnya. Dalam
Lama operasi melaut nelayan berkisar 10- penelitian ini ada dua sumber pendapatan rumah
15 jam dan penangkapan ikan ini dilakukan pada tangga nelayan yaitu dari pendapatan melaut
jam 15.00 – 03.00 WIB untuk hari Jumat, yang dilakukan oleh nelayan dan pendapatan non
sedangkan untuk hari-hari biasanya dilakukan melaut (AMP) yang dilakukan oleh istri nelayan.
pada jam 22.00 – 08.00 WIB. Fishing ground Pendapatan melaut nelayan sebesar rata-
nelayan Jatirejo ini di kawasan perairan selat rata Rp. 21.000.200,- yang diperoleh dari setelah
Madura, bahkan ada yang sampai melaut ke pemotongan biaya operasional melaut seperti
daerah Madura dikarenakan fishing area pesisir makan, BBM, rokok, dll. Pendapatan tersebut
selat Madura ini sudah sulit untuk mendapatkan juga telah terpotong oleh sistem bagi hasil yang
hasil tangkapan karena masyarakat telah diterapkan pada masyarakat lokal di pesisir
memperkirakan rusaknya ekosistem perairan dan Selat Madura.
semakin banyaknya armada laut di tempat yang Kegiatan istri nelayan dalam rumah
sama. tanggan yaitu membantu menjalankan alternatif
Curahan kerja dalam penelitian ini mata pencaharian keluarga. Hal ini dirasa karena
merupakan curahan kerja yang benar-benar usaha non melaut ini akan membantu
dilakukan di laut. Curahan kerja melaut meningkatkan kesejahteraan keluarga. Kegiatan
masyarakat Jatirejo rata-rata 12 jam/trip atau 1,5 ini menambah pendapatan rumah tangganya
HOK/trip. Curahan kerja non melaut merupakan yang dilakukan dengan membuka toko
usaha masyarakat dalam menjalankan alternatif kelontong, menjual hasil tangkapan ikan, dan ada
mata pencaharian (AMP). Masyarakat Jatirejo yang menjual makanan.
mencurahkan waktunya per hari dalam usaha Menurut Muhammad, S. (2002), kondisi
non melaut rata-rata 10 jam per/hari atau 1,25 cadangan makanan di selat Madura sedang
HOK/hari. mengalami masalah lebih tangkap [11]. Dengan
3.1.2. Produksi Ikan kondisi lebih tangkap perbaikan kesejahteraan
Menurut Purwanti, P. (2010), kegiatan nelaya bisa dilakukan dengan penguatan
produksi merupakan strategi rumah tangga alternatif mata pencaharian (AMP).
nelayan skala kecil dalam upaya mencapai Untuk pendapatan dari toko kelontong,
ketahanan pangan [13]. Produksi hasil tangkapan istri nelayan cederung pasif untuk menunggu
ikan umumnya bermacam-macam jenis. Kegiatan orang yang akan membeli barang jualannya.
produksi melaut memiliki karakteristik yang Sementara untuk kegiatan istri nelayan
bersifat berburu. Oleh karena itu produksi ikan berdagang ikan cenderung menunggu hasil
tergantung pada ukuran kapal dan alat tangkap, tangkapan dari suami. Pendapatan rata-rata
jumlah BBM, curahan kerja melaut, surplus mata pencaharian alternatif yang dilakukan istri
rumah tangga, status nelayan penerima kredit nelayan per tahun adalah Rp. 17.155.666,67.
dan status kepadatan ikan di daerah 3.1.4. Pengeluaran Rumah Tangga Nelayan
penangkapan. Pengeluaran atau konsumsi pangan
Dalam penelitian ini responden yang terdiri dari pengeluaran pangan dan non pangan.
dipilih menggunakan alat tangkap payang jurung. Pengeluaran pangan terdiri beras, lauk pauk,
Payang jurung yang digunakan untuk menangkap ikan. Sedangkan konsumsi non pangan terdiri
ikan pelagis atau ikan permukaan ini hasil dari biaya pendidikan, kegiatan sosial, biaya
tangkapannya variatif, yaitu ikan layur, dorang listrik, biaya kesehatan. Rata-rata pengeluaran
putih dan hitam, cumi-cumi. Namun jenis ikan pangan yaitu sebesar Rp. 8.190.333,33/tahun,
tangkapan utamanya yaitu ikan teri nasi. sedangkan rata-rata pengeluaran non pangan
Hasil tangkapan ikan teri nasi per trip 10 – sebesar Rp. 9.398.146,67/tahun. Dari data yang

17
Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Pendapatan & Pengeluaran Nelayan Payang (Primyastanto, et al.)

diperoleh dalam penelitian ini, semakin tinggi 03.00 WIB untuk hari Jumat, sedangkan untuk
pendapatan melaut, maka pengeluaran non hari-hari biasanya dilakukan pada jam 22.00 –
pangan semakin tinggi pula. Untuk pengeluaran 08.00 WIB. Fishing ground nelayan Selat Madura
pangan masih cenderung sama antar responden ini di kawasan perairan Selat Madura [11].
sekalipun pendapatan melaut lebih besar. Curahan kerja melaut masyarakat Jatirejo
Pengeluaran pangan cenderung sama rata-rata 12 jam/trip atau 1,5 HOK/trip. Curahan
dikarenakan masyarakat pesisir Selat Madura kerja non melaut merupakan usaha masyarakat
khususnya di Kecamatan Lekok ,Desa Jatirejo dalam menjalankan alternatif mata pencaharian
masih gemar makan ikan karena harga lebih (AMP). Masyarakat Jatirejo mencurahkan
murah, serta bisa menyisihkan hasil lautnya waktunya per hari dalam usaha non melaut rata-
untuk dikonsumsi sendiri. Sementara rata 10 jam per/hari atau 1,25 HOK/hari.
pengeluaran non pangan terbanyak dialokasikan Payang jurung yang digunakan untuk
untuk biaya pendidikan anak, wisata rohani, dan menangkap ikan pelagis atau ikan permukaan ini
sedekah tiap bulannya. hasil tangkapannya variatif, yaitu ikan layur,
Daerah pesisir Selat Madura utamanya dorang putih dan hitam, cumi-cumi. Namun jenis
dalam penelitian ini adalah di Kecamatan Lekok ikan tangkapan utamanya yaitu ikan teri nasi.
terdiri dari 11 desa dengan luas wilayah Hasil tangkapan ikan teri nasi per trip 10 –
4.936.900 Ha, terdiri dari 408.610 Ha sawah, 50 kilogram, namun jika musim bisa sampai 500
2.982.220 Ha tegal/tanah kering pertanian, kilogram – 1 ton. Untuk harga ikan teri dengan
871.930 Ha bangunan dan pekarangan, 556.780 kualitas bagus untuk dijual ke pabrik lokal yaitu
Ha tambak/ empang, dan 117.360 Ha digunakan berkisar Rp. 14.000 – Rp. 17.000. Untuk harga
untuk kepentingan lain. Terdapat 2 sungai yaitu ikan teri dengan kualitas sedang berkisar Rp.
sungai sekunder Lekok dan sungai sekunder 10.000 – Rp. 11.000. Pendapatan rumah tangga
Lembu. Jumlah penduduk di Kecamatan Lekok diperoleh dari pendapatan melaut dan alternatif
pada tahun 2011 sebanyak 10.507 jiwa terdiri mata pencaharian (AMP) yang dilakukan oleh istri
dari laki-laki sebanyak 5.137 jiwa dan perempuan nelayan untuk meningkatkan kesejahteraan
sebanyak 5.470 dengan jumlah penduduk miskin hidup.
31.403 jiwa. Pendapatan melaut nelayan sebesar rata-
Karakteristik nelayan juragan payang rata Rp. 21.000.200 yang diperoleh dari setelah
jurung di Selat Madura khususnya Kecamatan pemotongan biaya operasional melaut seperti
Lekok desa Jatirejo berdasarkan umur 31-40 makan, BBM, rokok, dll. Pendapatan tersebut
tahun sebanyak 40% atau 12 orang, berdasarkan juga telah terpotong oleh sistem bagi hasil yang
pendidikan diperoleh 6-7 tahun sebanyak 11 telah diterapkan . Sementara untuk kegiatan istri
orang atau 37%, berdasarkan pengalaman nelayan berdagang ikan cenderung menunggu
melaut antara 15-20 tahun sebanyak 11 orang hasil tangkapan dari suami. Pendapatan rata-rata
atau 36%, berdasarkan jumlah anggota keluarga mata pencaharian alternatif yang dilakukan istri
sebanyak 2-4 orang sebanyak 11 kepala keluarga nelayan per tahun adalah Rp. 17.155.666,67.
atau 55%, dan berdasarkan alternatif mata Hal ini sebagai suatu upaya untuk pemberdayaan
pencaharian (AMP) yang dipilih terbanyak adalah para istri nelayan dalam ikut berkontribusi
toko kelontong sebanyak 14 orang atau 47%. menambah pendapatan keluarga [3].
Pendapatan melaut terbanyak berkisar antara Pengeluaran rumah tangga terdiri dari
Rp. 10.000.000 - Rp. 20.000.000/tahun sebanyak pengeluaran pangan dan non pangan.
13 orang atau 43%. Pengeluaran rumah tangga Pengeluaran pangan terdiri beras, lauk pauk,
terbanyak berkisar antara Rp. 10.000.000 – Rp. ikan. Sedangkan konsumsi non pangan terdiri
15.000.000/tahun sebanyak 14 orang atau 47% dari biaya pendidikan, kegiatan sosial, biaya
[11]. listrik, biaya kesehatan. Rata-rata pengeluaran
Menurut Purwanti, P. (2010), kegiatan pangan yaitu sebesar Rp. 8.190.333,33/
ekonomi rumah tangga dipengaruhi oleh empat tahun, sedangkan rata-rata pengeluaran non
faktor yaitu curahan kerja, total produksi, pangan sebesar Rp. 9.398.146,67/tahun.
pendapatan, dan pengeluaran atau konsumsi 3.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
[15]. Dalam penelitian ini curahan kerja dibagi Pendapatan Melaut Nelayan
menjadi dua yaitu curahan kerja yang dilakukan Faktor-faktor yang mempengaruhi
di laut dan curahan kerja di darat (AMP). Lama pendapatan melaut (PM) rumah tangga nelayan
operasi melaut nelayan berkisar 10-15 jam dan dalam penelitian ini diduga oleh umur nelayan
penangkapan ikan ini dilakukan pada jam 15.00 – (UN), nilai aset kapal dan alat tangkap (ASK), daya

18
Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Pendapatan & Pengeluaran Nelayan Payang (Primyastanto, et al.)

mesin (PK), curahan kerja melaut (CKM), dan normalitas digunakan uji Kolmogorov-Smirnov
pengalaman melaut (PGM). Pendugaan faktor sebab metode ini dirancang untuk menguji
tersebut dianalisis menggunakan analisis regresi keselarasan pada data yang kontinyu dengan
linear berganda SPSS 16.00. Semua variabel skala pengukuran minimal ordinal, dan untuk
dalam model ini ditransformasi ke dalam bentuk menentukan seberapa baik sebuah sampel
Logaritma Natural (Ln). Menurut Wikananti random data menjajaki distribusi teoritis secara
(2011), bentuk transformal Ln ini bertujuan untuk tertentu.
menyamakan satuan yang berbeda setiap Kecamatan Lekok terdiri dari 11 desa
variabel sehingga peneliti mudah dalam dengan luas wilayah 4.936.900 Ha, terdiri dari
menganalisis data, serta mengurangi asumsi 408.610 Ha sawah, 2.982.220 Ha tegal/tanah
multikoloniearitas pada model [17]. kering pertanian, 871.930 Ha bangunan dan
Uji Asumsi Klasik pekarangan, 556.780 Ha tambak/ empang, dan
Model regresi berganda tersebut harus 117.360 Ha digunakan untuk kepentingan lain.
memenuhi uji normalitas, uji multikolinieritas, Terdapat 2 sungai yaitu sungai sekunder Lekok
dan uji heteroskedastisitas. Penelitian dan sungai sekunder Lembu. Jumlah penduduk di
menggunakan tiga uji tersebut dengan indikasi uji Kecamatan Lekok pada tahun 2011 sebanyak
normalitas dengan melihat grafik dan uji 10.507 jiwa terdiri dari laki-laki sebanyak 5.137
Kolmogorov-Smirnov, uji multikolinieritas dilihat jiwa dan perempuan sebanyak 5.470 dengan
dari nilai VIF (Variance Inflation Factor), dan uji jumlah penduduk miskin 31.403 jiwa.
heteroskedastisitas dengan grafik Scatterpiot dan Karakteristik nelayan juragan payang
Uji Gletjer. jurung di Jatirejo berdasarkan umur 31-40 tahun
Adapun uji asumsi klasik bisa dilihat dibawah ini : sebanyak 40% atau 12 orang, berdasarkan
1. Uji Normalitas pendidikan diperoleh 6-7 tahun sebanyak 11
Dari hasil analisis, bisa diketahui apakah orang atau 37%, berdasarkan pengalaman
data yang dimiliki bisa dianggap berdistribusi melaut antara 15-20 tahun sebanyak 11 orang
normal atau tidak. Normalitas terpenuhi apabila atau 36%, berdasarkan jumlah anggota keluarga
data menyebar disekitar garis diagonal atau sebanyak 2-4 orang sebanyak 11 kepala keluarga
grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi atau 55%, dan berdasarkan alternatif mata
normal yang dapat dilihat pada histogram dan pencaharian (AMP) yang dipilih terbanyak adalah
plot probabilitas normal. Dari hasil analisis data toko kelontong sebanyak 14 orang atau 47%.
diketahui bahwa normalitas terpenuhi karena Pendapatan melaut terbanyak berkisar antara
titik-titik berada disekitar garis lurus, Untuk lebih Rp. 10.000000 - Rp. 20.000000/tahun sebanyak
jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini: 13 orang atau 43%. Pengeluaran rumah tangga
terbanyak berkisar antara Rp. 10.000000 – Rp.
15.000.000/tahun sebanyak 14 orang atau 47%.
Menurut Purwanti (2010), kegiatan
ekonomi rumah tangga dipengaruhi oleh empat
faktor yaitu curahan kerja, total produksi,
pendapatan, dan pengeluaran atau konsumsi
[13]. Dalam penelitian ini curahan kerja dibagi
menjadi dua yaitu curahan kerja yang dilakukan
di laut dan curahan kerja di darat (AMP). Lama
operasi melaut nelayan berkisar 10-15 jam dan
penangkapan ikan ini dilakukan pada jam 15.00 –
03.00 WIB untuk hari Jumat, sedangkan untuk
hari-hari biasanya dilakukan pada jam 22.00 –
08.00 WIB. Fishing ground nelayan Selat Madura
ini di kawasan perairan Selat Madura [9].
Curahan kerja melaut masyarakat Jatirejo
rata-rata 12 jam/trip atau 1,5 HOK/trip. Curahan
kerja non melaut merupakan usaha masyarakat
Gambar 1. Grafik Uji Normalitas Faktor Pendapatan dalam menjalankan alternatif mata pencaharian
Menurut Muhammad, S. et al. (2006), (AMP). Masyarakat Jatirejo mencurahkan
untuk uji keberangkatan (asal) data dari waktunya per hari dalam usaha non melaut rata-
rata 10 jam per/hari atau 1,25 HOK/hari.

19
Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Pendapatan & Pengeluaran Nelayan Payang (Primyastanto, et al.)

Payang jurung yang digunakan untuk R Adjusted Durbin-


Model R
Square R Square Watson
menangkap ikan pelagis atau ikan permukaan ini
1 .944 .890 .868 1.562
hasil tangkapannya variatif, yaitu ikan layur,
dorang putih dan hitam, cumi-cumi. Namun jenis
Nilai Adjust R Square 86.8% artinya semua
ikan tangkapan utamanya yaitu ikan teri nasi.
variabel bebas memberikan pengaruh terhadap
Hasil tangkapan ikan teri nasi per trip 10 –
pendapatan sebesar 86.8%, sedangkan 13.2%
50 kilogram, namun jika musim bisa sampai 500
dipengaruhi oleh variabel diluar model ini.
kilogram – 1 ton. Untuk harga ikan teri dengan
kualitas bagus untuk dijual ke pabrik lokal yaitu
2. Uji F
berkisar Rp. 14.000 – Rp. 17.000. Untuk harga
Tabel 2. Uji F Faktor Pendapatan Melaut
ikan teri dengan kualitas sedang berkisar Rp. Model Df F Sig.
10.000 – Rp. 11.000. Regression 5 39.010 0.002a
Pendapatan rumah tangga diperoleh dari Residual 24
pendapatan melaut dan alternatif mata Total 29
pencaharian (AMP) yang dilakukan oleh istri
nelayan untuk meningkatkan kesejahteraan Nilai F hitung (39.01) > nilai F tabel (2.62), dan
hidup. nilai signifikan (0.00) < α (0.05), artinya bahwa
Pendapatan melaut nelayan sebesar rata- semua variabel bebas berpengaruh secara
rata Rp. 21.000.200 yang diperoleh dari setelah bersama-sama terhadap pendapatan melaut.
pemotongan biaya operasional melaut seperti
makan, BBM, rokok, dll. Pendapatan tersebut 3. Uji t
juga telah terpotong oleh sistem bagi hasil yang Tabel 3. Uji t Faktor Pendapatan Melaut
telah diterapkan . Sementara untuk kegiatan istri Model B Beta T Sig.
nelayan berdagang ikan cenderung menunggu (Constant) -.899 -.289 .775
hasil tangkapan dari suami. Pendapatan rata-rata LnUmur -.238 -.106 -1.133 .269
LnNilaiAset .443 .297 3.238 .004
mata pencaharian alternatif yang dilakukan istri LnCuker 1.032 .200 1.873 .073
nelayan per tahun adalah Rp. 17.155.666,67. LnDayaMesin .939 .374 3.585 .001
Hal ini sebagai suatu upaya untuk pemberdayaan LnPengalaman .611 .301 2.725 .012
para istri nelayan dalam ikut berkontribusi
menambah pendapatan keluarga nelayan [3]. Variabel bebas yang berpengaruh nyata
Pengeluaran rumah tangga terdiri dari terhadap pendapatan melaut dengan taraf
pengeluaran pangan dan non pangan. kepercayaan (α=5%) adalah nilai aset kapal
Pengeluaran pangan terdiri beras, lauk pauk, dengan nilai koefisien 0.44. Daya mesin kapal
ikan. Sedangkan konsumsi non pangan terdiri dengan nilai koefisien 0.93. Dan pengalaman
dari biaya pendidikan, kegiatan sosial, biaya melaut dengan nilai koefisien 0.61.
listrik, biaya kesehatan. Model persamaan regresi pada faktor
Rata-rata pengeluaran pangan yaitu yang mempengaruhi pengeluaran rumah tangga :
sebesar Rp. 8.190.333,333/tahun, sedangkan LnPRT = 8.08 + 0.17 LnPM + 0.32 LnPNM + 0.32
rata-rata pengeluaran non pangan sebesar Rp. LnJAK – 0,97 LnPDD
9.398.146,667/tahun. Dari data yang diperoleh Pada model tersebut telah memenuhi uji
dalam penelitian ini, semakin tinggi pendapatan asumsi klasik yaitu uji normalitas, uji
melaut, maka pengeluaran non pangan semakin multikolinearitas, dan uji heteroskedastisitas.
tinggi pula. Untuk pengeluaran pangan masih Hasil dari uji statistik sebagai berikut :
cenderung sama antar responden sekalipun
2
pendapatan melaut lebih besar. 1. Uji R (Koefisien Determinasi)
2
Model persamaan regresi pada faktor yang Tabel 4. Uji R Faktor Pengeluaran
mempengaruhi pendapatan melaut : Adjusted Durbin-
Model R R Square
LnPM = -0.89 – 0.23UN + 0.44ASK + 0.93DM R Square Watson
+ 1.03CKM + 0.61PGM 1 .937 .877 .853 1.738
Pada model tersebut telah memenuhi uji
asumsi klasik yaitu uji normalitas, uji Nilai Adjust R Square 85.3% artinya semua
multikolinearitas, dan uji heteroskedastisitas. variabel bebas memberikan pengaruh terhadap
Hasil dari uji statistik yaitu sebagai berikut : pengeluaran sebesar 85.3%, sedangkan 14.7%
2
1. Uji R (Koefisien Determinasi) dipengaruhi oleh variabel diluar model ini.
2
Tabel 1. Ui R Faktor Pendapatan Melaut

20
Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Pendapatan & Pengeluaran Nelayan Payang (Primyastanto, et al.)

2. Uji F dapat mencegah perusakan lingkungan [5].


Tabel 5. Uji F Faktor Pengeluaran Dengan peningkatan aset kapal dan daya
Model Df F Sig. mesin, nelayan Selat Madura akan mampu
Regression 4 35.715 0.000a ekspansi fishing ground diluar perairan selat
Residual 20 Madura, yaitu dengan menumbuhkembangkan
Total 24
budaya kearifan lokal Andun sehingga produksi
melaut meningkat dan pendapatan nelayan
Nilai F hitung (35.71) > nilai F tabel (2.87), dan otomatis akan meningkat juga (Mimit P. et al,
nilai signifikan (0.00) < α (0.05), artinya bahwa 2013a) Faktor eksternal dirumuskan dari
semua variabel bebas berpengaruh secara kecendrungan masyarakat memilih alternatif
bersama-sama terhadap pengeluaran rumah mata pencaharian (AMP) [6]. Dari hasil peneilitan
tangga. ini, jenis alternatif mata pencaharian (AMP) yaitu
toko kelontong menjadi pilihan alternatif
3. Uji t terbanyak nelayan responden sebanyak 15 orang
Tabel 6. Uji t Faktor Pengeluaran atau 50%. Untuk membuka usaha jualan ikan
Model B Beta T Sig.
pengecer sebanyak 7 orang atau 23%. Usaha
(Constant) 8.085 7.901 .000
LnPendMelaut .171 .287 2.995 .007 perlengkapan melaut yang meliputi jual onderdil
LnPendNonMelaut .322 .553 6.141 .000 kapal, dan jual es balok sebanyak 5 orang atau
LnJumlahKeluarga .316 .262 2.821 .011 17%. Untuk jual makanan yaitu jual martabak,
LnPendidikan -.097 -.177 -2.210 .039 jual ketan dan jual bakso cilok sebanyak 3 orang
atau 10%.
Variabel bebas yang berpengaruh nyata Melihat fenomena tersebut maka maka
terhadap pengeluaran rumah tangga dengan sangat diperlukan alternatif mata pencaharian
taraf kepercayaan (α=5%) adalah pendapatan yang tepat untuk peningkatan kesejahteraan
melaut dengan nilai koefisien 0.17. Pendapatan ekonomi rumah tangga nelayan skala kecil di
non melaut dengan nilai koefisien 0.322. Jumlah Selat Madura [7]. Toko kelontong menjadi
keluarga dengan nilai koefisien 0.37. Untuk alternatif mata pencaharian terbanyak
variabel pendidikan berpengaruh nyata terhadap responden untuk menambah pendapatan rumah
pengeluaran bernilai negatif yaitu -0.09, artinya tangganya.
semakin tinggi tingkat pendidikan maka
pengeluaran rumah tangga akan berkurang KESIMPULAN
sebesar 0.09% karena semakin tinggi tingkat Dari hasil penelitian ini menunjukan
pendidikan maka nelayan akan semakin pandai bahwa faktor-faktor yang berpengaruh nyata
dalam manajerial keuangan dalam rumah tangga. terhadap pendapatan melaut secara statistik
Hal ini akan memperbaiki kondisi ekonomi adalah jumlah aset kapal, daya mesin kapal, dan
rumahtangga nelayan dimasa mendatang sesuai pengalaman melaut. Faktor-faktor tersebut jika
dengan konsep-konsep ekonomi rumahtangga ditingkatkan akan menambah pendapatan
yang berlaku [10]. melaut nelayan, sehingga pendapatan ekonomi
Konsep kesejahteraan dalam penelitian ini rumah tangga nelayan akan meningkat.
adalah dengan melihat kondisi nyata berdasarkan Sedangkan faktor-faktor yang berpengaruh nyata
hasil penelitian secara statistik dengan terhadap pengeluaran rumah tangga nelayan
menggunakan dua faktor, yaitu faktor internal adalah pendapatan melaut, pendapatan non
dan faktor eksternal. melaut, jumlah keluarga, dan pendidikan
Faktor internal dirumuskan dari hasil nelayan. Jika pendidikan meningkat maka
regresi faktor-faktor pendapatan melaut, yaitu nelayan lebih pandai dalam manajerial keuangan
jumlah aset kapal, daya mesin, dan pengalaman sehingga pengeluaran berkurang. Hal ini sebagai
melaut. Langkah yang dirumuskan untuk suatu upaya untuk pemberdayaan masyarakat
peningkatan kesejahteraan nelayan adalah fokus nelayan [12]. Hasil statistik tersebut juga
pada produksi melaut yaitu aset kapal dan daya ditunjang oleh karaktersitik nelayan payang
mesin kapal dengan tidak meninggalkan menjaga jurung yang didapatkan dari hasil wawancara
potensi kelestarian sumberdaya alam dengan terhadap responden.
meningkatkan kemampuan nelayan berteknologi Dalam upaya peningkatan kesejahteraan
lebih baik agar dapat mencari daerah nelayan Selat Madura khususnya di Lekok, ada
penangkapan yang lebih jauh lagi dari Selat dua faktor yang harus dioptimalkan yaitu faktor
Madura, sehingga secara tidak langsung akan internal dan faktor eksternal. Faktor internal

21
Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Pendapatan & Pengeluaran Nelayan Payang (Primyastanto, et al.)

yaitu peningkatan jumlah aset kapal dan mesin Lebih Tangkap, Buku ISBN : 978-602-8624-
kapal agar mampu ekspansi fishing ground 95-4. PPS UB. Malang.
keluar perairan selat Madura. Faktor eksternal
[8]. ______ , Soemarno, Efani A. and M . Sahri ,
yaitu penguatan dan pengembangan alternatif
2013a. Fisheries Resources Management by
mata pencaharian (AMP) sebagai sumber
Empowering the Local Wisdom in Madura
pendapatan alternatif dalam rangka peningkatan
Straits. Journal International. Research on
kesejahteraan nelayan.
Humanities and Social Sciences. IISTE. Vol.
Saran atau rekomendasi untuk Dinas
3. N0. 6, 2013. ISSN (online) 2222-2863, p.
Kelautan dan Perikanan adalah bantuan dengan
13-21.
sisitem bergulir berupa aset kapal , mesin,dan
alat tangkapnya kepada kelompok nelayan dan [9]. ______ ,Soemarno, Efani A. and M .Sahri ,
mengadakan pelatihan kewiraswastaan. Untuk 2013b. Economics of Household Analysis
masyarakat nelayan perlunya perhatian khusus and Influence on Poverty of Payang
terhadap pentingnya pengaturan jumlah Fisherman at Madura Strait. International
keluarga dengan program KB dan pendidikan Journal of Innovetive Social Sciences &
agar mampu mengatur pola kegiatan ekonomi Humanities Research Vol 1 No. 1, 2013,
rumah tangga. Disamping itu stakeholders SEAHI PUBLICATIONS. p. 43-51
diupayakan menciptakan alternative mata
[10]. ______ ,Soemarno, Efani A. and M .Sahri ,
pencaharian (AMP) di luar sektor perikana, agar
2013c. A Study of Household Economics on
anggota rumahtangga nelayan dapat lebih
Small Scale Fisheries at Madura Strait.
produktiv dalam rangka peningkatan
International Journal. European Journal of
kesejahteraan mereka.
Economics and Development, Bell Press.Vol
10, 2013. ISSN (online) 2668-3466.p. 95-
DAFTAR PUSTAKA
101.
[1]. Arikunto, S. 1997. Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktek, Ed. V, Rineka [11]. _______, 2011d. Kearifan Lokal Dalam
Cipta, Yogjakarta. Pengelolaan Terumbu Karang
Sebagai Upaya Pelestarian Ekologi Pantai
[2]. Efendy, M. 2001. Computer Based
Proceedings Gerakan Ekologi Untuk
Information System For Developing
Membangkitkan Kecerdasan Dan Kearifan
Indonesia's Fisheries And Marine. Makalah
Ekologis. Program Pasca Sarjana, Universitas
Falsafah Sains (PPs 702) Program Pasca
Brawijaya. ISBN : 978-602-8624-32-
Sarjana / S3. Institut Pertanian Bogor.
9S.Malang
[3]. Illo, J. F. and J.B. Polo, 1990. Fisheries,
[12]. Muhammad, Sahri. 2002. Ekonomi Rumah
Traders,Farmers, Wives: “The Life Stories of
Tangga Nelayan dan Pemanfaatan
Ten Women in a Fishing Village”, Quezon
Sumberdaya Perikanan di Jawa Timur :
City: Intitute of Philippine Culture, Ateneo
Suatu Analisis Simulasi Kebijakan. Disertasi.
de Manila,University.
Program Pascasarjana Institut Pertanian
[4]. Kusnadi. 2002. Konflik Sosial Nelayan, Bogor. Bogor.
Kemiskinan Dan Perebutan Sumber Daya
[13]. ______________, Erlinda, dan Mimit, P.
Perikanan. LkiS. Yogyakarta
2006. Paket Praktikum Ekonometri
[5]. Mimit P, Ratih dan Edi S.2010. “Perilaku Perikanan. Laboratorium Sosial Ekonomi
Perusakan Lingkungan Masya-rakat Pesisir Perikanan Fakultas Perikanan Universitas
Dalam Perspektif Islam. Blitar. Jawa Timur”. Brawijaya. Malang.
Jurnal Pembangunan Dan Alam Lestari. ISSN
[14]. Nikijuluw, Victor, P.H. 2003. Aspek
: 2087-3522.Vol. 1. Edisi1, 2010, 49-58.
Sosial Ekonomi Masyarakat Pesisir dalam
[6]. ______, 2011a. Kebijakan Perikanan Lebih Strategi Pemberdayaan Mereka dalam
Tangkap (Over Fishing), Buku. Program Konteks Pengelolaan Sumberdaya Pesisir
Pasca Sarjana, Universitas Brawijaya. ISBN : Secara Terpadu, Direktorat Pemberdayaan
978-602- 8624-94-7 Malang. Masyarakat, Ditjen Pesisir dan Pulau-pulau
Kecil. Departemen Kelautan dan Perikanan.
[7]. ______ , dan M . Sahri , 2011b. Kearifan
Jakarta.
Lokal Untuk Pengelolaan Sumberdaya Ikan

22
Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Pendapatan & Pengeluaran Nelayan Payang (Primyastanto, et al.)

[15]. Purwanti, Pudji. 2010. Model Ekonomi


Rumah Tangga Nelayan dan Ketahanan
Pangan. Brawijaya Uneversity Press.
Malang.
[16]. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis
(Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D). Alfabeta. Bandung
[17]. Wikananti, 2011. Analisis Kebijakan
Pemberian Subsidi Perikanan (Solar)
Terhadap Kelestarian Sumberdaya Ikan Teri
Nasi dan Pendapatan Nelayan Payang
Gemplo.http://www.repository.ipb.ac.id
Diakses tanggal 15 Maret 2013.

23

Anda mungkin juga menyukai