Anda di halaman 1dari 61

Digital

Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

MODIFIKASI LAMPU PERANGKAP SERANGGA DENGAN


JENIS DAN WARNA LAMPU PADA BUDIDAYA
BAWANG MERAH (Allium cepa L.)

SKRIPSI

Oleh

Ahmad Karimullah
NIM 131710201072

JURUSAN TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2018
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

MODIFIKASI LAMPU PERANGKAP SERANGGA DENGAN


JENIS DAN WARNA LAMPU PADA BUDIDAYA
BAWANG MERAH (Allium cepa L.)

SKRIPSI

Oleh

Ahmad Karimullah
NIM 131710201072

JURUSAN TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2018

ii
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

MODIFIKASI LAMPU PERANGKAP SERANGGA DENGAN


JENIS DAN WARNA LAMPU PADA BUDIDAYA
BAWANG MERAH (Allium cepa L.)

SKRIPSI
diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat
untuk menyelesaikan Program Studi Teknik Pertanian (S1) dan
mencapai gelar Sarjana Teknologi Pertanian

Oleh
Ahmad Karimullah
NIM 131710201072

JURUSAN TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2018

iii
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk :

1. Kedua orang tuaku tercinta, Ibunda Ir. Indriati dan Ayahanda Drs. Qobil
Yazid, M. Pd., yang selalu memberikanku doa, semangat dan motivasi;
2. Adik-adikku tersayang, Rif’an Fadlillah dan Kafa Faiqotun Najhah, yang
selalu memberikan motivasi serta doa dan kepada alm. Rizki dan alm.
Syahrullah Farhan.
3. Almamater Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian
Universitas Jember.

iv
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

MOTTO

“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya


sesudah kesulitan itu ada kemudahan”

(Al-Qur’an, Surat Al-Insyirah Ayat 5 dan 6)

“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di
dalam masyarakat dan dari sejarah. menulis adalah bekerja untuk keabadian”

(Pramoedya Ananta Toer)

“Semangat besar selalu menemui tentangan yang sengit dari pikiran rata-rata”

(Albert Einstein)

v
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Ahmad Karimullah
NIM : 131710201072
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya tulis ilmiah yang berjudul
“Modifikasi Lampu Perangkap Serangga dengan Jenis dan Warna Lampu pada
Budidaya Bawang Merah (Allium cepa L.)” adalah benar-benar hasil karya
sendiri, kecuali kutipan yang sudah saya sebutkan sumbernya, belum pernah
diajukan pada institusi mana pun, dan bukan karya jiplakan. Saya bertanggung
jawab atas keabsahan dan kebenaran isinya sesuai dengan sikap ilmiah yang harus
dijunjung tinggi, semua data dan hak publikasi KIT ini ada pada Lab. Enotin FTP
Universitas Jember.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, tanpa ada tekanan
dan paksaan dari pihak mana pun serta bersedia mendapat sanksi akademik jika
ternyata di kemudian hari pernyataan ini tidak benar.

Jember, 23 Januari 2018


Yang menyatakan,

Ahmad Karimullah
NIM. 131710201072

vi
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

SKRIPSI

MODIFIKASI LAMPU PERANGKAP SERANGGA DENGAN


JENIS DAN WARNA LAMPU PADA BUDIDAYA
BAWANG MERAH (Allium cepa L.)

Oleh:
Ahmad Karimullah
NIM. 131710201072

Pembimbing

Dosen Pembimbing Utama : Dr. Ir. Bambang Marhaenanto, M. Eng.


Dosen Pembimbing Anggota : Askin, S.TP., M.MT.

vii
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

PENGESAHAN

Skripsi berjudul “Modifikasi Lampu Perangkap Serangga dengan Jenis dan Warna
Lampu pada Budidaya Bawang Merah (Allium cepa L.)” telah diuji dan disahkan
oleh Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember pada:
Hari : Jum’at
Tanggal : 19 Januari 2018
Ternpat : Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember

Dosen Pembimbing Utama Dosen Pembimbing Anggota

Dr. Ir. Bambang Marhaenanto, M. Eng. Askin, S.TP., M.MT


NIP. 196312121990031002 NIP. 197008302000031001

Tim Penguji:
Ketua, Anggota,

Bayu Taruna Widjaja P, S. TP., M. Eng., Ph. D. Ir. Wagiyana, MP.


NIP. 196108061988021001 NIP. 196108061988021001

Mengesahkan

Dekan Fakultas Teknologi Pertanian


Universitas Jember

Dr. Siswoyo Soekarno, STP, M. Eng.


NIP. 196809231994031009

viii
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

RINGKASAN

“Modifiakasi Lampu Perangkap Serangga dengan Jenis dan Warna Lampu


pada Budidaya Bawang Merah (Allium cepa L.)”; Ahmad Karimullah;
131710201072; 2017; 61 Halaman; Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Teknologi
Pertanian Universitas Jember.

Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran unggulan yang sejak
lama telah diusahakan petani. Sayuran ini termasuk dalam kelompok rempah tidak
bersubstitusi yang berfungsi sebagai bumbu penyedap makanan serta bahan obat
tradisional. Namun, salah satu masalah yang dihadapi adalah bertambahnya
serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) yang habitat hidupnya sangat
dinamis dan sering terjadi peledakan OPT. Pengendalian OPT dapat
memanfaatkan cahaya yang diterapkan pada lampu perangkap serangga. Daya
penekanan terhadap tingkat kerusakan mencapai 74-81%. Pemasangan oleh petani
bersumber dari Pembangkit Listrik Negara (PLN) sehingga tidak dapat
menjangkau jarak yang jauh dari sumber listrik serta memiliki tegangan listrik
tinggi. Serta belum adanya informasi mengenai warna lampu yang efektif dalam
merangkap OPT bawang merah.
Penelitian ini bertujuan untuk merancang lampu perangkap serangga dengan
sumber tenaga baterai yang dapat diaplikasikan pada lahan yang jauh dari sumber
listrik serta menerapkan sistem kontrol otomatis pada alat untuk memudahkan
petani dalam mengatur hidup dan mati lampu dan juga mengumpulkan informasi
mengenai warna lampu yang efektif dalam merangkap OPT bawang merah.
Sumber tenaga menggunakan baterai Valve Regulated Lead Acid (VRLA)
3,5A 12V, lampu yang dipilih DC 5W 12V yang direncanakan hidup selama 12
jam dan dibuat dalam 4 warna yaitu, putih, merah, kuning dan hijau, tiap warna
terdiri dari 2 buah lampu. Media perangkap OPT yang digunakan adalah Yellow
Trap dan pengambilan data dilakukan mulai lampu hidup dan mati otomatis
sekitar jam 17.20 hingga 05.20 WIB dengan 3 kali pengulangan. Analisis data
menggunakan analisis deksriptif kemudian OPT yang terperangkap diidentifikasi
hingga tingkat famili.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa lampu perangkap bersumber tenaga
baterai dapat hidup lebih lama dari yang diharapkan yaitu selama 14 jam.
Konsumsi energi alat yang terpakai sebesar 2,67 W yang digunakan untuk
menghidupkan sistem kontrol dan lampu. Lampu perangkap berhasil
mendapatkan serangga yang terdiri dari 11 Famili yaitu Cicadellidae,
Staphylinidae, Tephritidae, Acrididae, Noctuidae, Formicidae, Culicidae,
Chrysomelidae, Alydidae, Reduvidae, Braconidae dengan jumlah keseluruhan
serangga terperangkap berjumlah 585 ekor.
Warna lampu yang paling efektif dalam merangkap serangga adalah warna
putih (menangkap 289 serangga), kemudian diikuti warna kuning (123 serangga),
warna hijau (99 serangga) dan warna merah (74 serangga).

ix
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

SUMMARY

"The Modification of Insect Light Trap with the Type and Color of Lamp on
Onion (Allium cepa L.) Cultivation "; Ahmad Karimullah; 131710201072;
2017; 61 Pages; Department of Agricultural Engineering, Faculty of Agricultural
Technology, University of Jember.

Onion is one of the main vegetable commodities that has been cultivated for a
long time. This kind of vegetable is included in the group of unsubstituted spices
that function as food seasonings and traditional medicine. However, one of the
problems faced is the increasing attack of pests whose habitats are very dynamic.
pest control can take advantage of the light applied to insect light trap. The
installation by farmers is powering by the State Power Plant so it can’t reach
cause it’s to far. There is no information about the color of the lights that are
effective in catching onion pests.
This research purposed to design insect light trap with a battery which could
be applied on a place that far away from the power source and implemented an
automatic control system to facilitated farmers in managing the lights and also
collected information about the color lights which were effective in catched onion
pests.
The power source was used Valve Regulated Lead Acid (VRLA) 3.5A 12V
battery, and the lamps were selected on DC 5W 12V which were be plan to live
for 12 hours. The lamp colors were be made in 4 colors, including white, red,
yellow and green, and there were 2 lamps in every color. Media traps of onion
pests used Yellow Trap and data retrieval was be done from the lamps turn on and
turn off automatically around 17.20 pm to 05.20 am with 3 repeatations. Data
analysis used descriptive analysis and then identified trapped pests up to the famili
level.
The results of trap batteries lights could live longer than expected, that was 14
hours. Energy consumption of light traps 2.67 W, and had been used to turn on the
control system and the lamps. The light trap success got 585 insect, included 11
families of insect, there were Cicadellidae, Staphylinidae, Tephritidae, Acrididae,
Noctuidae, Formicidae, Culicidae, Chrysomelidae, Alydidae, Reduvidae,
Braconidae.
The most effective color of the lights in the light trap was white (289 insects
trapped), followed by yellow (123 insects), green (99 insects) and red (74
insects).

x
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

PRAKATA

Puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunianya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul “Modifikasi Lampu
Perangkap Serangga dengan Jenis dan Warna Lampu pada Budidaya Bawang
Merah (Allium cepa L.)”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat
menyelesaikan pendidikan strata satu (S1) pada Program Studi Teknik Pertanian
Fakultas Teknologi Pertanian Universtitas Jember.
Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena
itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Dr. Ir. Bambang Marhaenanto, M. Eng. selaku Dosen Pembimbing Utama dan
Ketua Jurusan Teknik Pertanian yang telah meluangkan tenaga, waktu, pikiran,
dan perhatian dalam membimbing penulisan skripsi ini;
2. Askin, S.TP., M.MT., selaku Dosen Pembimbing Anggota yang telah
membimbing serta meluangkan waktu, pikiran, dan perbaikan dalam penulisan
skripsi ini;
3. Dr. Dedy Wirawan Soedibyo, S.TP., M.Si., selaku Dosen Pembimbing
Akademik yang telah membimbing dari awal perkuliahan sampai lulus.
4. Kelompok Tani Bawang Merah Desa Banjarsawah Kecamatan Leces
Kabupaten Probolinggo yang telah memberikan izin untuk melakukan
penelitian.
5. Seluruh dosen pengampu mata kuliah, terima kasih atas ilmu dan pengalaman
yang diberikan serta bimbingan selama studi di Fakultas Teknologi Pertanian
Universitas Jember;
6. Seluruh staf dan karyawan di lingkungan Fakultas Teknologi Pertanian, terima
kasih atas bantuan dalam mengurus administrasi dan yang lainnya;
7. Pak Efendi selaku petani bawang merah yang membantu dengan setulus hati
untuk mencarikan lokasi penelitian dan melobi kelompok tani dengan sukarela.

xi
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

8. Keluarga besar IMATEKTA sebagai rumah sekaligus keluarga ke-duaku yang


telah memberikan inspirasi, semangat, dan pengalaman yang tidak ada di
bangku kuliah serta membentuk pribadi yang tangguh.
9. Sahabat-sahabat yang terasa seperti keluarga, Yoga Purna Bakti, Fatkhur Roji
dan Rifan Pamungkas yang selalu menemani disaat susah dan selalu
mendukung, memotivasi dan menyemangati sampai Karya Tulis Ilmiah ini
selesai.
10. Tim Enotin 2013 Achmad Fahrizal Akbar, Achmad Rifa’i, Nur Illiyan Surya
Gopur, Himma Muhammad Immadudin, Dyah Meysitha Utari dan Maya
Cholidah yang selalu menyemangati dalam penelitian ini hingga selesai.
11. Teman-temanku kelas TEP-A dan teman-teman seangkatan 2013 yang penuh
dengan semangat dan kasih sayang terima kasih atas nasehat serta motivasinya;
12. GM yang selalu membantu dalam tahap penelitian hingga selesai dan selalu
memberikan semangat, Arih Hidayatullah, Irfan, Sulaiman, Ockiy Rangga Dwi
Fernandi dan Bahrul Ulum Suyitno.
13. Otoy dan Sofyan dkk Teknik Mesin 2013 Universitas Jember yang membantu
dalam pembuatan rangkaian elektronik penelitian hingga selesai.
14. Dani dkk Agroteknologi 2013 Universitas Jember yang membantu dalam
identifikasi hasil penelitian hingga selesai.
15. Nadia Putri Irkhana yang selalu memberikan doa, semangat serta motivasi
yang tiada hentinya.
16. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah
membantu baik tenaga maupun pikiran dalam pelaksanaan penelitian dan
penyusunan skripsi ini.
Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya kepada
mereka semua. Penulis juga menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh
dari kesempurnaan. Akhirnya penulis berharap, semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi semua.

Jember, Januari 2018


Penulis

xii
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................. iii


HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................... iv
HALAMAN MOTTO ............................................................................ v
HALAMAN PERNYATAAN ................................................................ vi
HALAMAN PEMBIMBING ................................................................ vii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................... viii
RINGKASAN ........................................................................................ ix
SUMMARY ........................................................................................... x
PRAKATA ............................................................................................. xi
DAFTAR ISI .......................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ................................................................................. xvi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xvii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xix
BAB 1. PENDAHULUAN ..................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................. 2
1.3 Batasan Masalah ................................................................ 2
1.4 Tujuan Penelitian ............................................................... 3
1.5 Manfaat Penelitian ............................................................ 3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................ 4
2.1 Bawang Merah .................................................................. 4
2.2 Organisme Pengganggu Tanaman Bawang Merah ........ 5
2.3 Hama Penting Pada Bawang Merah ............................... 7
2.3.1 Ulat Bawang ............................................................... 7
2.3.2 Ulat Grayak ................................................................ 8
2.3.3 Trips ........................................................................... 9
2.3.4 Lalat Penggorok Daun ................................................ 9

xiii
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

2.3.5 Oron-Orong atau Anjing Tanah ................................. 10


2.3.6 Kutu Daun Bawang .................................................... 11
2.4 Lampu Perangkap Serangga (Light Trap) ........................ 12
2.5 Baterai Valve Regulated Lead Acid (VRLA) ...................... 13
2.6. Light Emitting Diodes (LED) ............................................. 14
2.7 Ketertarikan OPT Terhadap Warna ................................ 15
2.7 Fisik Warna ......................................................................... 15
BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN .............................................. 17
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ............................................ 17
3.2 Alat dan Bahan Penelitian ................................................... 18
3.3 Diagram Kerja Penelitian .................................................... 19
3.3.1 Persiapan Penelitian ....................................................... 20
3.3.2 Rancangan Operasional ................................................... 20
3.3.3 Rancangan Fungsional .................................................... 21
3.3.4 Pengujian Alat ................................................................. 21
3.3.5 Rancangan Struktural ...................................................... 22
3.3.6 Rancangan Industrial ....................................................... 23
3.3.7 Metode Pengambilan Data dan Analisis Data ................. 23
3.4 Hasil Yang Diharapkan ....................................................... 24
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................. 25
4.1 Hasil Perancangan Software ............................................... 25
4.2 Hasil Perancangan Hardware .............................................. 25
4.2.1 Perakitan Komponen Atas ............................................. 26
4.2.2 Perakitan Komponen Bawah .......................................... 27
4.2.3 Komponen Elektronik .................................................... 28
4.2.4 Pengujian Komponen Elektronik ................................... 29
4.3 Konsumsi Energi ................................................................. 30
4.4 Modifikasi Lampu Perangkap Serangga ........................... 32
4.5 Hasil Pengujian pada Lahan Budidaya Bawang Merah .. 36
BAB 5. PENUTUP ................................................................................. 44
5.1 Kesimpulan .......................................................................... 44

xiv
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

5.2 Saran .................................................................................... 44


DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 46
LAMPIRAN ........................................................................................... 49

xv
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 OPT yang menyerang tanaman bawang merah ....................... 6


Tabel 2.2 Persentase kehilangan hasil panen yang diakibatkan oleh
OPT pada tanaman bawang merah .......................................... 6
Tabel 2.3 Hasil analisis usaha tani bawang merah dengan
menggunakan lampu perangkap di Nganjuk tahun 2004 ........ 13
Tabel 3.1 Rancangan tabel pengamatan data ........................................... 24
Tabel 4.1 Hasil pengukuran tegangan, kuat arus dan daya listrik
yang terpakai ........................................................................... 31
Tabel 4.2 Perbandingan harga pembuatan lampu modifikasi dan
konvensional ........................................................................... 33
Tabel 4.3 Hasil tangkapan modifikasi lampu perangkap serangga .......... 40

xvi
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Tanaman dan umbi bawang merah ...................................... 4


Gambar 2.2 Morfologi telur, larva dan imago S. exigua ........................ 7
Gambar 2.3 Gejala serangan S. exigua pada tanaman bawang merah ..... 8
Gambar 2.4 Morfologi ulat Grayak (Spodeptera Exigua) ...................... 8
Gambar 2.5 Gejala serangan Trips pada bawang merah ......................... 9
Gambar 2.6 Morfologi larva, pupa, dan imago L. chinensis .................... 10
Gambar 2.7 Gejala serangan L. chinensis pada bawang merah ............... 10
Gambar 2.8 Morfologi Anjing tanah atau orong-orong .......................... 11
Gambar 2.9 Kutu daun yang menyerang bawang merah ........................ 11
Gambar 2.10 Gelombang cahaya ............................................................ 11
Gambar 3.1 Lokasi penelitian .................................................................. 17
Gambar 3.2 Denah penempatan lampu perangkap di lahan ..................... 18
Gambar 3.3 Diagram alur penelitian ........................................................ 19
Gambar 3.4 Diagram operasional modifikasi lampu perangkap
(light trap) serangga ............................................................ 20
Gambar 3.5 Diagram fungsional modifikasi lampu perangkap
(light trap) serangga ............................................................ 21
Gambar 3.6 Tampak atas ......................................................................... 22
Gambar 3.7 Desain struktural lampu perangkap serangga....................... 22
Gambar 3.8 Rancangan industri lampu pearngkap serangga .................. 23
Gambar 4.1 Diagram rangkaian elektronik menggunakan livewire......... 25
Gambar 4.2 Tutup lampu perangkap serangga ....................................... 26
Gambar 4.3 Bagian bawah tutup lampu perangkap serangga ................. 27
Gambar 4.4 Bak penampung dengan yellow trap dan lampu ................. 27
Gambar 4.5 Komponen bawah alat yang terdiri dari paralon
dan triplek ........................................................................... 28

xvii
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

Gambar 4.6 Komponen elektronik alat dan komponen elektronik


dengan wadah pelindung ..................................................... 28
Gambar 4.7 Lampu LED yang telah dimodifikasi warna
menggunakan plastik mika.................................................. 29
Gambar 4.8 Pengujian sensor cahaya....................................................... 30
Gambar 4.9 Lampu perangkap serangga modifikasi dan konvensional .. 32
Gambar 4.10 Identifikasi famili Cicadellidae (Ordo Homoptera) .......... 36
Gambar 4.11 Identifikasi famili Staphylinidae (Ordo Coleoptera) ......... 37
Gambar 4.12 Identifikasi famili Chrysomelidae (Ordo Coleoptera) ....... 37
Gambar 4.13 Identifikasi famili Tephritidae (Ordo Diptera) .................. 37
Gambar 4.14 Identifikasi famili Culicidae (Ordo Diptera) ..................... 38
Gambar 4.15 Identifikasi famili Acrididae (Ordo Orthoptera) ............... 38
Gambar 4.16 Identifikasi famili Noctuidae (Ordo Lepidoptera) ............. 38
Gambar 4.17 Identifikasi famili Formicidae (Ordo Hymenoptera) ......... 39
Gambar 4.18 Identifikasi famili Braconidae (Ordo Hymenoptera) ......... 39
Gambar 4.19 Identifikasi famili Alydidae (Ordo Hemiptera) .................. 39
Gambar 4.20 Identifikasi famili Reduviidae (Ordo Hemiptera) .............. 40
Gambar 4.21 Hasil tangkapan serangga berdasarkan famili .................... 41
Gambar 4.22 Hasil tangkapan serangga berdasarkan warna lampu ......... 42

xviii
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Desain perancangan software menggunakan aplikasi


livewire ............................................................................... 49
Lampiran 2. Komponen bagian atas alat .................................................. 50
Lampiran 3. Komponen bagian bawah alat.............................................. 51
Lampiran 4. Komponen elektronik alat ................................................... 52
Lampiran 5. Pengukuran konsumsi energi alat ........................................ 54
Lampiran 6. Lokasi penelitian ................................................................. 57
Lampiran 7. Lampu perangkap di lahan .................................................. 59
Lampiran 8. Hasil tangkapan lampu perangkap ....................................... 60
Lampiran 9. Pengukuran intensitas cahaya LED yang digunakan ........... 61
Lampiran 10. Jangkauan lampu LED lampu perangkap serangga ........... 61

xix
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran unggulan yang
sejak lama telah diusahakan oleh petani secara intensif. Rahayu dan Berlian
(2002:2) menyatakan komoditas sayuran ini termasuk ke dalam kelompok rempah
tidak tersubstitusi yang berfungsi sebagai bumbu penyedap makanan serta bahan
obat tradisional.
Menurut data Statistik Pertanian 2017 bawang merah mengalami
peningkatan produksi yang baik setiap tahunnya dengan produksi tahun 2014
sebesar 1.233.984 ton menjadi 1.446.860 ton pada tahun 2016. Luas panen bawang
merah di Indonesia pada tahun 2014 memiliki areal cukup luas yaitu pada tahun
102.704 Ha kemudian meningkat menjadi 149.630 Ha pada tahun 2016
(Kementerian Pertanian, 2017).
Udiarto et al. (2005:2) mengemukakan salah satu masalah yang dihadapi
dalam budidaya bawang merah adalah serangan Organisme Pengganggu Tanaman
(OPT) semakin bertambah. OPT bawang merah berada dalam habitat yang
ekosistemnya sangat dinamis. Oleh karena itu, sering terjadi peledakan OPT pada
kondisi ekosistem yang mendukung.
Salah satu upaya untuk meningkatkan daya saing bawang merah adalah
melalui pengembangan dan penerapan teknologi Pengendalian Hama Terpadu
(PHT) dengan melalui kegiatan pemantauan dan pengamatan, pengambilan
keputusan, dan tindakan pengendalian dengan memperhatikan keamanan bagi
manusia serta lingkungan hidup secara berkesinambungan. Menurut Natawigena
dalam bukunya pengendalian hama terpadu menyatakan (1990:22) salah satu
pengendalian hama bawang merah yaitu dengan memanfaatkan cahaya, cahaya
adalah faktor ekologi yang besar pengaruhnya terhadap serangga seperti terhadap:
lamanya hidup, cara bertelur, berubah arah terbang serta mencari makan.
Pemanfaatan cahaya diterapkan dalam pemasangan lampu perangkap
serangga. Pemasangan lampu perangkap serangga selama ini yang ada pada petani
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

merupakan lampu perangkap bersumber energi dari listrik langsung yang berasal
dari Pembangkit Listrik Negara (PLN) dengan tegangan 220V dan jenis lampu neon
10 – 50 watt. Penggunaan lampu perangkap serangga ini efektif untuk menangkap
imago dan menekan serangan S. exigua pada bawang merah. Daya penekanan
terhadap tingkat kerusakan mencapai 74 – 81%. Namun untuk pemasangannya
menggunakan arus listrik bolak balik atau Alternating Current (AC) yang tidak
dapat dipindah dengan mudah sehingga tidak dapat menjangkau lahan yang jauh.
Untuk itu perlu penerapan teknologi guna memodifikasi sumber energi dan jenis
lampu yang dipilih agar dapat membuat lebih efektif di antaranya yaitu dengan
menggunakan arus listrik searah atau Direct Current (DC) sebagai sumber tenaga
yang dapat dengan mudah dipindahkan lokasinya, jenis lampu LED (Light-Emitting
Diode) dan warna LED sebagai modifikasi pada lampu perangkap serangga agar
dapat mengetahui warna lampu yang efektif untuk merangkap serangga hama
budidaya bawang merah.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mahalnya instalasi lampu perangkap serangga konvensional.
2. Belum adanya informasi mengenai warna LED yang optimal pada bawang
merah membuat serangga tertarik mendekat.
3. Lampu perangkap serangga konvensional tidak dapat diaplikasikan pada lahan
yang jauh dari sumber listrik.
4. Belum adanya informasi mengenai kapasitas daya yang dibutuhkan oleh alat.

1.3 Batasan Masalah


Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada modifikasi lampu perangkap serangga
dengan harga lebih terjangkau dan dapat merangkap serangga pada budidaya
bawang merah. Parameter yang diukur meliputi kebutuhan daya alat, warna lampu
yang paling efektif dalam menarik serangga dan diidentifikasi hingga tingkat famili.
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

1.4 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Merancang lampu perangkap serangga dengan LED bersumber tenaga baterai.
2. Menganalisis warna LED yang efektif terhadap jumlah dan jenis serangga yang
terperangkap.
3. Menerapkan sistem kontrol otomatis untuk lampu perangkap serangga hama
bawang merah.
4. Menganalisis kebutuhan daya yang dibutuhkan oleh alat.

1.5 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Bagi petani dapat mengetahui informasi mengenai warna lampu yang efektif
dalam merangkap serangga hama bawang merah.
2. Bagi petani dapat mengaplikasikan lampu perangkap serangga hama bawang
merah pada lahan yang jauh dari sumber listrik.
3. Bagi petani dapat mengetahui serangga yang terdapat pada budidaya bawang
merah.
4. Bagi mahasiswa dapat menerapkan ilmu yang didapatkan dibangku kuliah
secara langsung kepada petani.
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bawang Merah


Bawang merah merupakan salah satu komoditi sayuran unggulan yang sejak
lama telah diusahakan oleh petani secara intensif. Komoditi sayuran ini termasuk
ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai bumbu
penyedap makanan serta bahan obat tradisional. (Badan Litbang Pertanian, 2006).
Penghasil utama (luas areal panen > 1.000 hektar per tahun) bawang merah adalah
Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Nusa Tengara Barat. Keseluruhan provinsi
ini menyumbang 86,24% dari produksi total bawang merah di Indonesia pada tahun
2014. Konsumsi rata-rata bawang merah pada tahun 2016 adalah 2,8
kg/kapita/tahun atau 0,23 kg/kapita/bulan. Menjelang hari raya keagamaan terjadi
kenaikan konsumsi sebesar 10 – 20 % (Kementerian Pertanian, 2017). Gambar 2.1
merupakan tanaman dan umbi bawang merah adalah sebagai berikut.

(a) (b)

(a) Tanaman bawang merah; (b) Umbi kering bawang merah

Gambar 2.1 Tanaman dan umbi bawang merah (Sumber: Sumarni dan Hidayat,
2005:9 & 17).
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

Adapun klasifikasi tanaman bawang merah dalam buku Rahayu dan Berlian
(2002:6) adalah sebagai berikut.
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatopytha
Sub Divisi : Angiospermae
Class : Monocotyledonae
Ordo : Liliales
Famili : Liliaceae
Genus : Allium
Spesies : Allium ascalonicum atau Allium cepa var. ascalonicum

Beberapa masalah yang dihadapi dalam budidaya bawang merah, antara lain
adalah : (1) ketersediaan benih bermutu belum mencukupi secara tepat (waktu,
jumlah, dan mutu); (2) penerapan teknik budidaya yang baik dan benar belum
dilakukan secara optimal; (3) sarana dan prasarana masih terbatas; (4) kelembagaan
usaha di tingkat petani belum dapat menjadi pendukung usaha budidaya; (5) skala
usaha relatif masih kecil akibat sempitnya kepemilikan lahan dan lemahnya
permodalan; (6) produktivitas cenderung mengalami penurunan; (7) harga
cenderung berfluktuasi dan masih dikuasai oleh tengkulak; dan (8) serangan OPT
semakin bertambah (Dirjen Holtikultura, dalam Udiarto et al., 2005:2).

2.2 Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) Bawang Merah


Adiyoga (dalam Udiarto et al., 2005:4) menyatakan Organisme Pengganggu
Tanaman (OPT) pada tanaman bawang merah merupakan salah satu faktor penting
yang perlu mendapat perhatian, karena tercatat 13 jenis OPT yang diinventarisasi
dari tanaman bawang merah. Publikasi yang ada selama ini diketahui bahwa masih
sedikit penelitian lengkap yang telah dilakukan terhadap OPT tersebut. Kehilangan
hasil karena OPT tersebut dapat mencapai 20 – 100%. Tabel 2.1 dan 2.2
menjelaskan mengenai inventarisasi jenis OPT dan kerusakan oleh OPT adalah
sebagai berikut.
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

Tabel 2.1. OPT yang menyerang tanaman bawang merah


Stadia tanaman Hama Penyakit
Tanaman muda 1. Orong-orong (Gryllotalpa Layu Fusarium (Fusarium
(1-4 MST)* spp.) oxysporum)
2. Ulat bawang (Spodoptera
exigua)
3. Ulat Grayak (Spodoptera
litura)
4. Lalat pengorok daun
(Liriomyza chinensis)
Tanaman tua (5-9 1. Trips (Thrips tabaci) 1. Becak ungu (Altemaria
MST) 2. Ulat Bawang (S. exigua) porri)
3. Lalat pengorok daun (L 2. Downy mildew
chinensis) L (Peronospora destructor)
3. Bercak daun cercospora
(Cercospora duddiae)
4. Antraknose (Colletotrichum
gloesporiodes)
5. Layu Fusarium (F.
oxysporum)
6. Nematoda ( Dytylenchus
dissaci, Helicotylenchus
retusus)
Umbi di gudang Ngengat gudang (Ephestia
cautella)
MST : Minggu Setelah Tanam
Sumber : Adiyoga et al., (2000), *Ridland dan Rauf (2003), ** Marwoto
(1993) (dalam Udiarto et al., 2005:4).

Tabel 2.2. Presentase kehilangan hasil panen yang diakibatkan oleh OPT pada
tanaman bawang merah

Jenis hama/penyakit
Kehilangan hasil (100%)
utama
1. Ulat bawang 32
2. Penyakit trotol 57
3. Antraknose 24-100
4. Penyakit layu 27
Sumber : (Udiarto et al., 2005:6).
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

2.3 Hama Penting Pada Bawang Merah


2.3.1 Ulat Bawang
Menurut (Udiarto et al., 2005:7) Serangga dewasa merupakan ngengat
dengan sayap depan berwarna kelabu gelap dan sayap belakang berwarna agak
putih. Imago betina meletakkan telur secara berkelompok pada ujung daun. Satu
kelompok biasanya berjumlah 50 – 150 butir telur. Seekor betina mampu
menghasilkan telur rata-rata 1.000 butir. Telur dilapisi oleh bulu-bulu putih yang
berasal dari sisik tubuh induknya. Telur berwarna putih, berbentuk bulat atau bulat
telur (lonjong) dengan ukuran sekitar 0,5 mm. Telur menetas dalam waktu 3 hari.
Larva S. exigua berukuran panjang 2,5 cm dengan warna yang bervariasi. Gambar
2.2 menjelaskan ketika masih muda, larva berwarna hijau muda dan jika sudah tua
berwarna hijau kecokelatan gelap dengan garis kekuningan-kuningan adalah
sebagai berikut.

(a) Telur; (b) Larva S.Exigua Muda; (c) Imago S. exigua


Gambar 2.2 Morfologi Telur, Larva dan Imago S. exigua (Sumber: Kawana (dalam
Udiarto et al., 2005:7).

Lama hidup larva 10 hari. Pupa dibentuk pada permukaan tanah, berwarna
coklat terang dengan ukuran 15 – 20 mm. Lama hidup pupa berkisar antara 6 – 7
hari. Siklus hidup dari telur sampai imago adalah 3 – 4 minggu. Larva S. exigua
mempunyai sifat polifag (pemakan segala). Gejala serangan yang ditimbulkan oleh
ulat bawang ditandai oleh adanya lubang-lubang pada daun mulai dari tepi daun
permukaan atas atau bawah. Tanaman inang antaranya lain asparagus, kacang-
kacangan, bit, brokoli, bawang putih, bawang merah, cabai, kentang, lobak, bayam
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

dan tomat (Fye dan Mc. Ada dalam Udiarto et al., 2005:18). Gambar 2.3 merupakan
gejala serangan ulat bawang adalah sebagai berikut.

Gambar 2.3 Gejala serangan s. exigua pada tanaman bawang merah (Sumber :
Setiawati dalam (Udiarto et al., 2005:18).

2.3.2 Ulat Grayak


Seekor ngengat betina mampu menghasilkan telur sebanyak 2.000 – 3.000
butir. Telur berwarna putih diletakkan berkelompok dan berbulu halus seperti
diselimuti kain laken. Dalam satu kelompok telur biasanya terdapat sekitar 350
butir telur. Larva mempunyai warna yang bervariasi, tetapi mempunyai kalung
hitam pada segmen abdomen yang keempat dan kesepuluh. Pada sisi lateral dan
dorsal terdapat garis kuning. Pupa berwarna coklat gelap terbentuk dalam tanah
(Udiarto et al., 2005:19). Gambar 2.4 merupakan contoh gambar ulat grayak
sebagai berikut.

Gambar 2.4 Morfologi Ulat grayak (Spodeptera exigua) (Sumber: Maspary,2012).


Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

2.3.3 Trips
Menurut Badan Litbang Pertanian, Trips (Thrips tabaci.) nimfa dan imagao
trips melakukan aktivitas menggaruk dan menghisap cairan daun bawang merah.
Warna nimfa trips kuning pucit sedangkan imago trips berwarna kuning sampai
coklat kehitaman. Trips juga merupakan hama yang aktif disiang dan malam hari,
gejala serangan trips adalah daun tampak keriput, mengeriting dan melengkung ke
atas.
Udiarto et al., (2005:9) mengatakan bawah Trips (T. tabaci) tubuhnya tipis
sepanjang ± 1 mm dan dengan sayap berumbai-umbai. Warna tubuh kuning dan
berubah menjadi coklat sampai hitam jika sudah dewasa. Telur berwarna
kekuningan, lama hidup 4 – 5 hari. Satu ekor betina mampu menghasilkan telur
sebanyak 80 telur. Gejala serangan daun berwarna putih keperak-perakan. Pada
serangan hebat, seluruh areal pertanaman berwarna putih dan akhirnya tanaman
mati. Serangan hebat terjadi pada suhu udara rata-rata di atas normal dan
kelembaban lebih dari 70%. Gambar 2.5 merupakan gejala serangan trips adalah
sebagai berikut.

Gambar 2.5 Gejala serangan Trips pada bawang merah (Sumber : Badan Litbang
Pertanian, Tanpa Tahun).

2.3.4 Lalat Pengorok Daun


Menurut Udiarto et al., (2005:11) lalat pengorok daun (Liriomyza chinensis)
berukuran panjang 1,7 – 2,3 mm. Seluruh bagian punggungnya berwarna hitam,
telur berwarna putih, bening, berukuran 0,28 mm x 0,15 mm. Larva berwarna putih
susu atau kekuningan, dan yang sudah berusia lanjut berukuran 3,5 mm. Seekor
betina mampu menghasilkan telur sebanyak 50 – 300 butir. Siklus hidup pada
tanaman bawang merah sekitar 3 minggu. Gambar 2.6 merupakan lalat pengorok
daun adalah sebagai berikut.
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

10

Gambar 2.6 Morfologi Larva, pupa, dan imago l. chinensis (Sumber : Setiawati
dalam Udiarto et al., 2005:11).

Udiarto et al. (2005:12) mengatakan pada keadaan serangan berat, hampir


seluruh helai daun penuh dengan korokan, sehingga menjadi kering dan berwarna
coklat seperti terbakar. Larva pengorok daun bawang merah ini dapat masuk sampai
ke umbi bawang, dan hal ini yang membedakan dengan jenis pengorok daun yang
lain. Tanaman inang L. chinensis hanya bawang merah, sedangkan pada tanaman
lainnya belum diketahui. Gejala daun bawang merah yang terserang, berupa bintik-
bintik putih akibat tusukan ovipositor, dan berupa liang korokan larva yang
berkelok-kelok. Gambar 2.7 merupakan gejala serangan pengorok daun adalah
sebagai berikut.

Gambar 2.7 Gejala serangan l. chinensis pada bawang merah (Sumber : Setiawati
dalam Udiarto et al., 2005:13).

2.3.5 Orong-Orong atau Anjing Tanah


Imago menyerupai jangkrik, mempunyai sepasang kaki depan yang kuat, dan
terbang pada malam hari. Nimfa seperti serangga dewasa, tetapi ukurannya lebih
kecil. Sifatnya sangat polifag, memakan akar, umbi, tanaman muda dan serangga
kecil seperti kutu daun. Lamanya daur hidup 3 – 4 bulan. Umumnya orong-orong
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

11

banyak dijumpai menyerang tanaman bawang merah pada penanaman kedua. Hama
ini menyerang tanaman yang berumur 1 -2 minggu setelah tanam. Gejala serangan
ditandai dengan layunya tanaman, karena akar tanaman rusak (Udiarto et al.,
2005:14). Gambar 2.8 merupakan orong-orong atau anjing tanah adalah sebagai
berikut.

Gambar 2.8 Morfologi Anjing tanah atau orong-orong (Gryllotalpa africana pal)
(Sumber: Udiarto et al., 2005:14).

2.3.6 Kutu Daun Bawang


Badan Litbang Pertanian mennjelaskan kutu daun bawang merupakan
serangga kecil dengan warna hitam kecoklatan, nimda dan imago kutu daun bawang
menyerang daun-daun muda bawang merah dengan cara menusuk dan mengisap
cairan daun. Kutu daun beraktivitas sepanjang hari. Gejala serangan dari kutu daun
ditandai dengan perubahan tekstur daun menjadi keriput, terpuntir, berwarna
kekuningan, pertumbuhan tanaman kerdil, daun menjadi layu dan akhirnya mati.
Gambar 2.9 berikut menggambarkan kutu daun bawang sebagai berikut.

Gambar 2.9 Kutu daun yang menyerang bawang merah (Sumber : Badan Litbang
Pertanian, Tanpa Tahun).
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

12

2.4 Lampu Perangkap Serangga (Light Trap)


Menurut Badan Litbang Pertanian (2014) Lampu perangkap merupakan suatu
unit alat untuk menangkap atau menarik serangga yang tertarik cahaya pada waktu
malam hari. Alat ini berfungsi untuk mengetahui keberadaan atau jumlah populasi
serangga di lahan pertanian. Satu unit lampu perangkap sebagai monitoring dapat
digunakan untuk luasan 300-500 ha, sedangkan untuk pengendalian seluas 50 ha.
Daya yang digunakan untuk setiap lampu adalah 160 watt. Lampu perangkap
dipasang pada ketinggian 150-250 cm dari permukaan tanah. Hasil tangkapan
dengan lampu 100 watt dapat mencapai 400.000 ekor/malam.
Udiarto et al., (2005:26) mengemukakan dalam bukunya bahwa perangkap
lampu neon (TL 10 watt) dengan waktu nyala mulai pukul 18.00 sampai dengan
24.00 paling efisien dan efektif untuk menangkap imago dan menekan serangan S.
exigua pada bawang merah. Daya penekanan terhadap tingkat kerusakan mencapai
74 – 81%. Penerapan penggunaan lampu perangkap di Kabupaten Nganjuk, Jawa
Timur pada luasan 1 ha digunakan 30 titik lampu dengan jarak pemasangan 20 m x
15 m. Waktu pemasangan dan penyalaan lampu 1 minggu sebelum tanam sampai
dengan menjelang panen (60 hari). Lampu dinyalakan mulai pukul 17.00 – 06.00
WIB. Tinggi pemasangan lampu antara 10 – 15 cm di atas bak perangkap,
sedangkan mulut bak perangkap tidak boleh lebih dari 40 cm di atas pucuk tanaman
bawang merah. Tabel 2.3 menjelaskan analisis usaha tani menggunakan lampu
perangkap adalah sebagai berikut.
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

13

Tabel 2.3 Hasil analisis usaha tani bawang merah dengan menggunakan lampu
perangkap di Nganjuk tahun 2004

Cara Pengendalian
No Uraian
Perangkap lampu Tanpa Lampu
1 Biaya pemasangan lampu 30 titik @ -
Rp. 35.000 (lampu neon, kayu, paku, 1.050.000
kabel, rekening listrik
2 Pengendalian dengan insektisida
- Pada daerah dipasangi lampu: 2
kali penyemprotan
600.000
- Pada daerah tidak dipasangi lampu
: 20 kali penyemprotan 6.000.000
Total Biaya 1.650.000 6.000.000
3 Produksi (riil, kering sawah)
- Pakai lampu (24.000 kg@Rp.2.200) 52.800.000 50.600.000
-Tanpa lampu (23.000 kg@Rp.2.200)
4 Pendapatan petani (belum termasuk
biaya usaha tani yang jumlahnya sama
51.150.000 44.600.000
besar antara daerah dipasang lampu
dan tanpa lampu)
Perbedaan Keuntungan 6.550.000
Sumber : (Udiarto et al., 2005:28).

2.5 Baterai Valve Regulated Lead Acid (VRLA)


Baterai digunakan untuk menyimpan energi listrik, energi yang disimpan
dalam bentuk energi kimia. Baterai terdiri atas dua kategori yaitu baterai primer dan
sekunder. Baterai primer tidak bisa diisi ulang, hanya baterai sekunder yang bisa
digunakan untuk menyimpan energi listrik secara berulang. Baterai terdiri dari dua
elektroda yang dipisahkan oleh larutan elektrolit yang sama seperti pada sel bahan
bakar. Selama proses pengisian, reaksi kimia endotermis mengubah energi listrik
menjadi energi kimia. Selama pengeluaran kembali, reaksi kimia eksotermis
mengubah energi kimia menjadi energi listrik (Culp, 1996:444).
VRLA kepanjangan dari Valve Regulated Lead Acid yang memiliki sebutan
lain SLA (Sealed Lead Acid), di Indonesia lebih dikenal dengan sebutan aki, baterai
kering atau tertutup. Baterai jenis ini bersifat tertutup (sealed), sehingga penguapan
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

14

atau evaporasi yang dikeluarkan sangat kecil maka tidak memerlukan penambahan
cairan electrolyte selama masa pemakaian baterai tersebut.
Keunggulan VRLA salah satunya adalah baterai dapat dipasang dalam posisi
apapun, karena katup hanya beroperasi pada kesalahan overpressure, bebas
perawatan yang menghemat perawatan dan lebih aman karena sistem baterai ini
dirancang untuk menjadi rekombinan dan menghilangkan emisi gas atau uap pada
overcharge, maka tidak ada uap yang dipancarkan selama operasi normal.
Penggolongan baterai VRLA berdasarkan penggunaannya dibedakan menjadi
Standby Use yang artinya baterai bekerja mengeluarkan arus pada waktu sumber
listrik utama tidak bekerja dengan contoh pada UPS system atau lampu emergency
dan yang kedua adalah Cyclec Use yang artinya baterai bekerja mengeluarkan arus
(discharging) kemudian dilanjutkan proses charging, dilanjutkan proses
discharging kembali dan seterusnya dengan contoh pengaplikasian pada baterai
peralatan elektronika, kendaraan bertenaga baterai seperti contoh forklift atau golf
mobile (Solar Surya Indonesia, 2012).

2.6 Light Emitting Diodes (LED)


Daryanto (2000:76) dalam bukunya mengemukakan dioda cahaya atau LED
suata jenis diode yang apabila diberi tegangan maju arusnya akan membangkitkan
cahaya pada pertemuan Pin-nya. Ada diode yang data membangkitkan cahaya
merah, kuning, dan hijau. LED tidak terbuat dari germanium atau silicon tetapi dari
bahan gallium (Ga), arsen (As), dan fosfor (P) atau disingkat GaAsP. Pringatun
(2001) menyatakan pula bahwa LED merupakan perangkat keras dan padat (solid-
state component) sehingga unggul dalam hal ketahanan (durability). Umur Lampu
LED dapat mencapai 50.000 jam, hal ini dikarenakan tegangan kerja arus searah
(VDC) konstan, meskipun di suplai dari arus AC, namun di dalam LED terdapat
stabiliser yang menstabilkan suplai arus AC tersebut.
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

15

2.7 Ketertarikan OPT Terhadap Warna


Menurut Gustilin (dalam Meyer, 2006) serangga dapat membedakan warna-
warna kemungkinan karena adanya perbedaan pada sel-sel retina pada mata
serangga. Kisaran panjang gelombang yang dapat diterima serangga adalah 2540-
6000 A. Pendapat Meyer (2006) mengungkapkan bahwa kebanyakan serangga
hanya memiliki dua tipe pigmen penglihatan, yaitu pigmen yang dapat menyerap
warna hijau dan kuning terang serta pigmen yang dapat menyerap warna biru dan
sinar ultraviolet.
Sunarno (2011) mengemukakan serangga menggunakan sejumlah isyarat
visual ataupun isyarat kimia (chemical cues) untuk menemukan inang berupa buah
atau sayuran. Kesesuaian isyarat visual maupun isyarat kimia akan menyebabkan
serangga lebih tertarik untuk menemukan inangnya. Sunarno mengungkapkan
dalam penelitiannya mengenai ketertarikan serangga hama lalat buah terhadap
berbagai papan perangkap berwarna sebagai salah satu teknik pengendalian pada
tanaman buah-buahan di desa Nambanagan, kecamatan Weru, kabupaten
Sukoharjo yang menggunakan papan perangkap dengan diberi perekat serta warna
yang berbeda disetiap papannya yaitu warna merah, hijau, kuning dan transparan.
Hasil yang didapatkan yaitu lebih banyak terperangkap pada perangkap yang
diberi warna kuning. Ketertarikan serangga terhadap warna menunjukan bahwa
serangga lebih banyak terperangkap pada perangkap yang diberi warna kuning,
kemudian diikuti dengan warna hijau, merah dan transparan. Penelitian ini
menggunakan analisis dekriptif dimana data yang diperoleh ditampilkan dalam
bentuk table dan grafik. Jumlah serangga yang terperangkap pada papan perangkap
yaitu papan perangkap warna kuning 236 ekor, warna hijau 177 ekor, warna merah
113 ekor dan papan perangkap warna transparan sebanyak 41.

2.8 Fisik Warna


Menurut Ahmad (2005:259) munculnya suatu warna dalam kehidupan
sehari-hari tergantung pada tiga faktor, yaitu :
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

16

1. Sifat pantulan spektrum dari suatu permukaan, yang menentukan bagaimana


suatu permukaan memantulkan gelombang cahaya hingga menampakkan suatu
warna.
2. Kandungan spektrum dari cahaya yang menyinari, yang artinya warna-warna
yang terkandung dalam suatu gelombang cahaya yang menyinari permukaan.
3. Respon spektrum dari sensor dalam peralatan sistem visual, yang merupakan
kepekaan mata pada sistem visual manusia, atau kepekaan kamera dari sistem
visual buatan.
Faktor pertama memberitahukan kepada kita bahwa suatu benda atau objek
yang kita lihat dengan mata tertentu, misalnya merah, berarti objek tersebut
mempunyai permukaan yang mampu memantulkan gelombang cahaya merah dan
menyerap gelombang cahaya lainnya. Faktor kedua artinya bahwa cahaya yang
jatuh pada objek tadi mengandung gelombang warna merah, bila tidak maka tidak
ada gelombang yang dapat dipantulkan, semuanya akan diserap. Faktor terakhir
berkaitan dengan kemampuan mata kita dalam menangkap cahaya yang
diapntulkan oleh objek tadi, bila tidak maka kita tidak akan dapat melihat objek
tersebut. Gambar 2.9 berikut merupakan gambar dari gelombang cahaya sebagai
berikut.

Gambar 2.10 Gelombang cahaya (Sumber : Jones, 2012).


Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

17

BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2017 sampai dengan
September 2017. Penelitian dilakukan di Laboratorium Instrumentasi Fakultas
Teknologi Pertanian Universitas Jember dan di lahan budidaya bawang merah yang
berada di Desa Banjar Sawah, Kecamatan Leces, Kabupaten Probolinggo, Jawa
Timur. Berikut Gambar 3.1 merupakan lokasi penelitian

Gambar 3.1 Lokasi Penelitian


Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

18

Lahan budidaya bawang merah yang digunakan untuk penelitian memiliki


luas total 1.002,20 m2. Pengambilan data dilakukan sebanyak 3 kali pengulangan
dengan dimulai pada jam 17.20 saat matahari terbenam dan berakhir pada jam 05.20
saat matahari terbit dengan menggunakan 4 buah warna lampu yaitu merah, putih,
kuning dan hijau, setiap warna lampu terdiri dari 2 buah lampu. Jarak setiap warna
lampu dengan lampu yang lain berjarak 3 meter ke samping dan berjarak 6 meter
dari atas ke bawah. Terdapat 4 rangkaian pengontrol elektronik yang digunakan
untuk mematikan lampu secara otomatis. Berikut Gambar 3.2 yaitu denah
penempatan lampu perangkap saat di lahan penelitian.

Gambar 3.2 Denah penempatan lampu perangkap di lahan penelitian


Keterangan :
: Lampu perangkap dengan warna
: Lampu perangkap dengan sistem kontrol
: Baterai
: Jarak lampu
: Kabel penghubung
: Arah kontrol

3.2 Alat dan Bahan Penelitian


Alat yang digunakan untuk penelitian ini adalah : laptop, solder, penyedot
timah, multimeter digital, dan lem tembak. Sedangkan untuk bahan penelitian yang
digunakan adalah lampu LED DC 12V 5W, sensor cahaya atau Light Depandent
Resistor (LDR), transistor BD 139, resistor 330, relay 12V, penutup lampu, bak
tampung, yellow trap, paralon 2 dm dan triplek.
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

19

3.3 Diagram Kerja Penelitian


Penelitian ini akan dilaksanakan melalui beberapa tahapan. Tahap-tahap
penelitian ini ditampilkan pada gambar diagram alir penelitian pada Gambar 3.3
adalah sebagai berikut:
Mulai

Persiapan Penelitian :
Studi Literatur Light Trap dan Hama
Bawang Merah

Rancangan Operasional

Rancangan Fungsional

Pengujian Kesesuaian Tidak


Daya Baterai dengan
Waktu Nyala LED?

Ya
Rancangan Struktural

Rancangan Industrial

Pengambilan dan analisis data


1.Variabel yang diamati ialah sebagai berikut :
- Data Famili dan jumlah serangga yang terjebak
- Data warna lampu yang efektif menjebak
- Data kebutuhan daya alat
2. Analisis data

Selesai

Gambar 3.3 Diagram alur penelitian


Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

20

3.3.1 Persiapan Penelitian


Tahap awal persiapan penelitian meliputi studi literatur mengenai lampu
perangkap serangga atau disebut light trap dan hama bawang merah. Studi literatur
meliputi desain alat, bahan alat, serta komponen alat. Komponen alat terdiri dari
tutup lampu, lampu, bak penampung, media perangkap dan penyangga bak
penampung. Desain lampu perangkap meliputi tinggi dan lebar lampu. Tinggi bak
penampung dari pucuk daun bawang merah tidak boleh melebihi 50 cm, jarak bak
penampung dengan lampu tidak boleh melebihi 30 cm. Hama bawang merah
tercatat ada 13 jenis yang diinventarisasi dari tanaman bawang merah. Tingkat
kerusakan dan kehilangan hasil karena hama tersebut dapat mencapai 20 – 100%.

3.3.2 Rancangan Operasional


Prinsip kerja dari modifikasi lampu perangkap (light trap) serangga yaitu
energi dari baterai dimanfaatkan oleh sensor LDR untuk pendeteksian cahaya pada
alat yang akan menjadi perintah untuk mematikan atau menghidupkan LED. Sensor
cahaya bertujuan agar dapat lebih menghemat energi pada baterai dengan
menentukan nyala dan tidaknya LED. Serta mempermudah petani dalam
menghidupkan dan mematikan alat secara otomatis. Prinsip kerja secara
operasional modifikasi lampu perangkap (light trap) serangga dapat dilihat pada
Gambar 3.4 sebagai berikut.
Mulai

Sensor Mendeteksi Intensitas


Cahaya Datang

Tidak Ya
Terang?

LED Mati

LED Hidup

Gambar 3.4 Diagram operasional modifikasi lampu perangkap (light trap)


serangga.
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

21

3.3.3 Rancangan Fungsional


Alat modifikasi lampu perangkap (light trap) serangga ini terdiri dari
beberapa unit fungsional, yaitu (1) unit sensor (LDR), (2) unit pengendali energi
(baterai), (3) LED. Beberapa unit tersebut mempunyai hubungan antara unit satu
dengan yang lain. Hubungan tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.5 sebagai
berikut.

Sensor Cahaya Energi LED

Baterai

Gambar 3.5 Diagram fungsional modifikasi lampu perangkap (light trap) serangga.

1. Sensor Cahaya (LDR) berfungsi untuk mendeteksi tingkat intensitas cahaya


yang datang pada alat.
2. Baterai berfungsi sebagai penyimpan energi dan penyebar energi pada
sensor dan LED.
3. LED berfungsi sebagai penarik serangga untuk mendekat dengan cahaya
yang terang.

3.3.4 Pengujian Alat


Hasil rangkaian dari beberapa komponen dijadikan sebuah sistem kontrol
menggunakan sensor cahaya. Pengujian dilakukan meliputi pengujian sensor
cahaya dan pengujian waktu nyala lampu menggunakan baterai VRLA 3,5A 12V.
Pengujian dilakukan untuk mengetahui kinerja alat sebelum digunakan di lahan
budidaya bawang merah dan jika terjadi kesalahan dapat diperbaiki dan diantisipasi.
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

22

3.3.5 Rancangan Struktural


Semua Unit elektronik yang digunakan dirangkai pada bagian atas alat dan
terdiri dari Sensor cahaya atau Light Depand Resistor (LDR), Resistor 330,
Potensio 5K, Relay 12V serta lampu LED DC 12 V 5W. Sedangkan di bagian
bawah lampu terdapat bak penampung dengan yellow trap, serangga tertarik pada
cahaya LED dan akhirnya berusaha mendekati sehingga nantinya akan jatuh dan
terjebak dalam bak penampung yang terdapat yellow trap. Secara desain struktural
dapat dilihat pada Gambar 3.6 dan 3.7 sebagai berikut.

Gambar 3.6 Tampak atas

(a) (b)
(a) Tampak depan; dan (b) Tampak samping
Gambar 3.7 Desain struktural lampu perangkap serangga.
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

23

3.3.6 Rancangan Industrial


Modifikasi lampu perangkap (Light Trap) serangga terdiri dari beberapa
komponen yaitu komponen elektronik dan komponen alat. Komponen elektronik
selanjutnya diletakkan pada komponen alat. Tujuannya untuk melindungi
komponen elektronik dari air atau hujan yang sewaktu waktu datang. Modifikasi
alat yang telah dibuat dapat disesuaikan tinggi rendahnya dengan memasukkan
penyangga yang berupa pipa paralon ke dalam tanah sesuai tinggi yang diinginkan.
Gambar 3.8 merupakan rancangan industri alat sebagai berikut

Gambar 3.8 Rancangan industri lampu perangkap serangga.

3.3.7 Metode Pengambilan Data dan Analisis Data


Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer. Data primer
merupakan data yang diperoleh langsung dari percobaan yang dilakukan sendiri.
Data yang diambil serta parameter yang diamati pada penelitian ini adalah data
jumlah OPT yang tertangkap beserta famili OPT, dan data warna lampu yang paling
efektif dalam menarik perhatian OPT bawang merah serta data biaya pembuatan
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

24

alat. Pengamatan data akan dilakukan dengan 4 perlakuan yaitu LED Putih, LED
Kuning, LED Merah, LED Hijau dengan tiga kali pengulangan hingga didapatkan
data rata-rata yang dapat disimpulkan sebagai data akhir. Tabel 3.1 merupakan
rancangan tabel pengamatan data untuk penelitian sebagai berikut.

Tabel 3.1 Rancangan tabel pengamatan data


Spektrum Intensitas Jumlah OPT Rata
Jangkauan
No Perlakuan (nano Cahya yang tertangkap -rata
(m2)
meter) (lux) 1 2 3
1 LED Putih 380-700 368 13,84
2 LED Kuning 570-590 222 10,17
3 LED Merah 620-700 24 7,06
4 LED Hijau 495-570 157 7,06

Lampu yang digunakan berwarna dasar putih tetapi untuk mendapatkan


warna yang diinginkan dimodifikasi menggunakan plastik mika. Lampu LED
ditutup menggunakan plastik mika sesuai warna yang akan digunakan, yaitu
kuning, merah dan hijau. Intensitas cahaya pada tiap warna diukur dengan luxmeter
sebelum digunakan. Intensitas warna LED putih adalah sebesar 368 lux dengan
jangkauan 13,84 m2, LED kuning sebesar 222 lux dengan jangkauan 10,17 m2, LED
hijau sebesar 157 lux dengan jangkauan 7,06 m2 dan LED merah sebesar 24 lux
dengan jangkauan 7,06 m2. Analisis data penelitian ini menggunakan analisis
deskriptif, yaitu dengan cara OPT bawang merah yang tertangkap pada masing-
masing lampu ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik.

3.4 Hasil Yang Diharapkan


Penelitian ini diharapkan memiliki akhir yaitu terbentuknya lampu perangkap
serangga yang efektif menjebak OPT pada budidaya bawang merah dan dengan
harga yang lebih terjangkau bagi petani daripada lampu perangkap konvensional
serta dapat diaplikasikan pada lokasi lahan yang jauh dari sumber listrik.
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

44

BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Hasil perancangan modifikasi lampu perangkap serangga pada lahan
budidaya bawang merah dapat disimpulkan :
1. Biaya pembuatan modifikasi lampu perangkap serangga bawang merah lebih
terjangkau dibandingkan dengan biaya pembuatan lampu perangkap serangga
bawang merah konvensional dengan perbedaan harga Rp. 434.000 rupiah serta
lebih hemat 26,52%.
2. Lampu perangkap modifikasi lebih fleksibel dibandingkan dengan lampu
perangkap konvensional karena sumber energi lampu perangkap modifikasi
dapat dipindah pada lokasi yang diinginkan dan membutuhkan lebih sedikit
kabel dalam pemasangan pada lahan budidaya bawang merah.
3. Warna lampu yang paling banyak merangkap serangga dengan media yellow
trap yaitu warna putih 289 serangga, kuning 123 serangga, hijau 99 serangga
merah 74 serangga dan keseluruhan serangga terperangkap 585 serangga. Hasil
tangkapan serangga modifikasi lampu perangkap serangga berhasil
mendapatkan 7 Ordo yaitu Homoptera, Coleoptera, Diptera, Orthoptera,
Lepidoptera, Hymnoptera dan Hemiptera, serta 11 famili serangga yaitu
Cicadellidae, Staphylinidae, Tephritidae, Acrididae, Noctuidae, Formicidae,
Culicidae, Chrysomelidae, Alydidae, Reduvidae, Braconidae.
4. Komponen elektronik dapat menyalakan lampu hingga 14 jam dengan
konsumsi energi terpakai sebesar 2,67 W atau 0,00267 KW serta waktu nyala
lampu melebihi waktu minimum lampu menyala yang diinginkan yaitu selama
12 jam.

5.2 Saran
Terdapat beberapa kekurangan dari penelitian ini sehingga didapatkan
beberapa saran yang disampaikan untuk penelitian ke depan, yaitu :
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

45

1. Pemilihan bahan modifikasi lampu perangkap serangga perlu diperkuat lagi


agar dapat bertahan dari tiupan angin kencang pada lahan budidaya bawang
merah serta bahan yang mudah untuk dibongkar dan dipasang.
2. Pemilihan baterai perlu dikaji lagi agar didapatkan baterai yang dapat
menyalakan lampu lebih terang lagi agar jangkauan lampu semakin lebar
dalam menarik perhatian serangga pada lahan budidaya bawang merah.
3. Hasil serangga yang terperangkap pada lahan budidaya bawang merah dapat
diidentifikasi hingga mengetahui peran ekologinya terhadap budidaya bawang
merah agar didapatkan informasi yang lebih lengkap dan dapat lebih
bermanfaat untuk petani dan peneliti.
4. Dapat dilakukan penelitian lanjutan dengan penambahan warna lampu biru dan
lampu ultraviolet guna mendapatkan hasil yang lebih baik lagi, serta lampu
perangkap serangga dapat dimanfaatkan untuk monitoring serangga yang
terdapat pada lahan budidaya pertanian.
5. Lampu perangkap serangga yang telah dibuat dapat diaplikasikan pada lahan
selain bawang merah, yaitu lahan budidaya padi karena hasil yang didapatkan
untuk famili cicadellidae yang merupakan hama utama padi berjumlah 286 dan
paling banyak didapatkan dari famili serangga lain yang terperangkap.
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

45

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, U. 2005. Pengolahan Citra Digital dan Teknik Pemrogramannya.


Yogyakarta : Graha lmu.

Badan Litbang Pertanian. Tanpa Tahun. Mengenal Organisme Pengganggu


Tumbuhan (OPT) Bawang Merah dan Musuh Alaminya. [Diakses 23
Januari 2018].

Badan Litbang Pertanian. 2014. Pengendalian OPT Melalui Rekayasa Ekologi.


www.litbang.pertanian.go.id/artikel/one/338/ [diakses 27 April 2016].

Badan Litbang Pertanian. 2016. Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis


Bawang Merah. Jakarta. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Kementerian Pertanian.

Borror, D.J., Triplehorn, C. A., dan Jhonson, N. F. (1996). Pengenalan Pelajaran


Serangga. Edisi VI Bahasa Indonesia. Yogyakarta : Gajah Mada University
press.

Culp, A. W. 1979. Principles Of Energy Conversion. Missouri: McGraw Hill, Ltd.


Terjemahan oleh D. Sitompul. 1996. Prinsip-Prinsip Konversi Energi.
Editor D. Sitompul. Jakarta : Erlangga.

Curtis, R. 2006. Paederus [Serial Online]. http://bugguide.net/node/view/80254/


bgpage [diakses 24 Oktober 2017].

CSIRO. Tanpa Tahun. Tephritidae [Serial Online]. http://www.ento.csiro.au/


education/insects/diptera_families/tephritidae.html [diakses 24 Oktober
2017].

Daryanto. 2000. Pengetahuan Teknik Elektronika. Jakarta: Bumi Aksara.

Dietrich, C. 2013. Leafhoppers (Cicadellidae) [Serial Online].


http://cicadellidae.myspecies.info/gallery [diakses 24 Oktober 2017].

Franco, D. 2017. Black Winged Garden Ant Species Niger Lasius [Serial Online].
https://es.dreamstime.com/fotos-de-archivo-lasius-con-alas-negro-de-niger
-de-la-especie-de-la-hormiga-del-jard%C3%ADn-image30906993 [diakses
24 Oktober 2017].
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

46

Fortier, J. 2011. Braconidae [Serial Online]. http://bugguide.net/node/view/


575817/bgimage [diakses 24 Oktober 2017].

Hiveminer. Tanpa Tahun. Reduvidae [Serial Online]. https://hiveminer.com/Tags/


reduvidae/Timeline [diakses 24 Oktober 2017].

Jones, G. 2012. What is the wavelength of light ?. London: Lux Magazine. 7


Februari 2012. http://archive.luxmagazine.co.uk/2012/02/the-doctor-will-
see-you-now-2/ [Diakses pada 23 Januari 2018].

Kementerian Pertanian. 2017. Statistik Pertanian 2017. Jakarta. Pusat Data dan
Sistem Informasi Pertanian Kementrian Pertanian.

Maritima. 2011. Chrysomelidae [Serial Online]. http://bugguide.net/node/view/


515850 [diakses 24 Oktober 2017].

Maspary. (2012) Mengendalikan Ulat Grayak Pada Tanaman Padi [Serial Online]
http://www.gerbangpertanian.com/2012/11/mengendalikan-ulat-grayak-
pada-tanaman.html [diakses 12 Oktober 2016].

Mela, A. 2015. Walang Sangit (Belalang Sangit) [Serial Online].


https://www.youtube.com/watch?v=MN8fSldH5b4 [diakses pada 24
Oktober 2017].

Meyer. 2006 Perangkap Hama. http://bbppketindan.bppsdmp.pertanian.go.id/blog


/perangkap-hama [diakses 11 Oktober 2016].

Natawigena, H. 1990. Pengendalian Hama Terpadu (Integred Pest Control).


Bandung: CV Armico.

Plagens, M. J. 2012. Grasshoppers, Katydids and Crickets [Serial Online].


http://www.ngkenya.com/inverts/orthoptera.html [diakses 24 Oktober
2017].

Praviel. 2006. Spodoptera Exigua [Serial Online]. https://www7.inra.fr/papillon


/noctuid/amphipyr/texteng/s_exigua.htm [diakses 24 Oktober 2017].

Pringatun, S., Karnoto, & Prasetyo, M. T. 2011. Analisis Komparasi Pemilihan


Lampu Penerangan Jalan Tol http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/ME/
article/download/633/685 [diakses 26 April 2016].

Rahayu, E. dan N. Berlian. 2002. Bawang Merah. Jakarta: Penebar Swadaya.


Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

47

Shimoda, M., dan Honda, K. I. 2013. Review: Insect Reaction to Light and Its
Applications to Pest Management. Springer. APPL entomol Zool, (48):413-
421.

Solar S. I. 2012. VRLA Baterai. http://solarsuryaindonesia.com/info/vrla-baterai


[Diakses 18 Oktober 2017].

Spielman, A dan M, d’Antonio. Mosquito [Serial Online]. http://www.faculty.ucr.


edu/~legneref/medical/culicidaekey.htm [diakses 24 Oktober 2017].

Sumarni, N. dan A. Hidayat. 2005. Budidaya Bawang Merah. Bandung: Balai


Penelitian Tanaman Sayuran

Sunarno. 2011. Ketertarikan Serangga Hama Lalat Buah Terhadap Berbagai Papan
Perangka Berwarna Sebagai Salah Satu Teknik Pengendalian. Jurnal
Agroforestri. Volume VI Nomer 2.
https://jurnalee.files.wordpress.com/2012/ 12/ketertarikan-serangga-hama-
lalat-buah-terhadap-berbagai-papan-perang kap.pdf [Diakses 28 Desember
2016)].

Udiarto, B. K., Setiawati, W., dan Suryaningsih, E. 2005. Pengenalan Hama dan
Penyakit pada Tanaman Bawang Merah dan Pengendaliannya. Bandung:
Balai Penelitian Tanaman Sayuran.
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

49

LAMPIRAN

Lampiran 1. Desain Perancangan Software menggunakan Aplikasi Livewire

Diagram rancangan software menggunakan livewire dengan terdiri dari Baterai DC


12V 3,5A; Sensor LDR; Potensio 5K, Resistor 330 Ohm, Transistor NPN BD139;
Relay 5V dan Lampu LED DC 5W 12V.
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

50

Lampiran 2. Komponen Bagian Atas Alat

(a)
Gambar (a) Komponen atas yang terbuat dari tutup lampu berbahan almunium
berdiameter 45cm dan tinggi 8,5cm dan terdapat lubang di tengah untuk
penempatan sensor LDR

(b)
Gambar (b) Komponen atas tampak samping yang terdiri dari tutup lampu dan
triplek sebagai penyangga dan nampan yang digunakan untuk tempat
yellow trap, terdapat 2 mur di samping yang berguna merekatkan
komponen atas dan komponen bawah alat
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

51

(c)
Gambar (c) Bagian bawah tutup lampu, yang terdiri dari triplek yang digunakan
untuk menyangga tutup lampu dan dibagian tengah terdapat lubang
untuk masuknya sensor LDR dan tempat komponen elektronik alat

Lampiran 3. Komponen Bagian Bawah Alat

(a) (b)
Gambar (a) Komponen bawah terdiri dari paralon sepanjang 50cm dan penyangga
yang terbuat dari triplek ukuran 30x30 cm yang direkatkan
menggunakan lem ; Gambar (b) Nampak atas kayu triplek sebagai
penyangga alat, terdapat lobang di pojok kayu sebagai tempat mur
untuk pemasangan dengan komponen atas alat
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

52

Lampiran 4. Komponen Elektronik Alat

(a)
Gambar (a) Komponen elektronik yang telah selesai dirangkai

(b)
Gambar (b) Komponen Elektronik ditempatkan pada wadah plastik berukuran 6cm
X 4cm dan diletakkan di bawah tutup lampu direkatkan menggunakan
mur
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

53

(c)
Gambar (c) Lampu DC 12V 5W dibuat menjadi 4 warna, kuning, putih, merah dan
hijau. Modifikasi warna lampu dilakukan dengan menggunakan plastik mika sesuai
dengan warna dan memiliki lapisan yang berbeda, warna kuning 6 lapisan, merah
4 lapisan, hijau 5 lapisan plastik mika, dan warna putih tanpa modifikasi karena
dasar dari lampu yang dipilih berwarna putih

(d) (e)
(d) Baterai VRLA GS GTZ25S Tampak Depan; dan (e) Baterai VRLA GS
GTZ25S Tampak Samping
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

54

Lampiran 5. Pengukuran Konsumsi Energi Alat

(a) (b)
Gambar (a) Pengukuran Tegangan Jam ke 1; Gambar (b) Pengukuran Kuat Arus
Jam ke 1

(c) (d)
Gambar (c) Pengukuran Tegangan Jam ke 2; Gambar (d) Pengukuran Kuat Arus
Jam ke 2

(e) (f)
Gambar (e) Pengukuran Tegangan Jam ke 3; Gambar (f) Pengukuran Kuat Arus
Jam ke 3
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

55

(g) (h)
Gambar (g) Pengukuran Tegangan Jam ke 4; Gambar (h) Pengukuran Kuat Arus
Jam ke 4

(i) (j)
Gambar (i) Pengukuran Tegangan Jam ke 6; Gambar (j) Pengukuran Kuat Arus Jam
ke 6

(k) (l)
Gambar (k) Pengukuran Tegangan Jam ke 8; Gambar (l) Pengukuran Kuat Arus
Jam ke 8
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

56

(m) (n)
Gambar (m) Pengukuran Tegangan Jam ke 10; Gambar (n) Pengukuran Kuat Arus
Jam ke 10

(o) (p)
Gambar (o) Pengukuran Tegangan Jam ke 12; Gambar (p) Pengukuran Kuat Arus
Jam ke 12

(q) (r)
Gambar (p) Pengukuran Tegangan Jam ke 14; Gambar (r) Pengukuran Kuat Arus
Jam ke 14
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

57

Lampiran 6. Lokasi Penelitian

(a)
Gambar (a) Lokasi penelitian terletak di Desa Banjarsawah Kecamatan Leces
Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur

(b)
Gambar (b) Lahan bawang merah yang digunakan untuk penelitian, pemasangan
lampu disesuaikan dengan warna lampu dipasang berjajar, jarak setiap lampu
adalah 3 meter dan lampu di bentang lainnya adalah 6 meter
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

58

(c) (d)

(e) (f)

Gambar (c) Tampak lahan menghadap arah barat ; (d) Tampak lahan menghadap
arah selatan; (e) Tampak lahan menghadap arah timur; dan (f) Tampak
lahan menghadap arah utara

(g) (h)

Gambar (g) Lampu mati dengan otomatis ketika cahaya matahari datang sekitar
jam 05.30 WIB dan Gambar (h) Lampu hidup dengan otomatis ketika
cahaya matahari mulai menghilang jam 17.30 WIB
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

59

Lampiran 7. Lampu Perangkap di Lahan

(a) (b)

(c) (d)

Gambar (a) Lampu perangkap dengan warna kuning; (b) Lampu perangkap dengan
warna hijau; (c) Lampu perangkap dengan warna merah; dan (d) Lampu
perangkap dengan warna putih

(e)
Gambar (e) Lampu perangkap modifikasi di lahan bawang merah
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

60

Lampiran 8. Hasil Tangkapan Lampu Perangkap

(a) (b)

(c) (d)

Gambar (a) Hasil perangkap media yellow trap lampu merah; (b) Hasil perangkap
media yellow trap warna putih; (c) Hasil perangkap media yellow trap
warna kuning; dan (d) Hasil perangkap media yellow trap warna hijau
Digital
Digital Repository
Repository Universitas
Universitas Jember
Jember

61

Lampiran 9. Pengukuran Intensitas Cahaya LED yang Digunakan

(a) (b)

(c) (d)
Gambar (a) Pengukuran lampu LED putih; (b) Pengukuran lampu LED merah; (c)
Pengukuran lampu LED kuning; dan (d) Pengukuran lampu LED hijau.

Lampiran 10. Jangkauan Lampu LED Lampu Perangkap Serangga

(a) (b) (c)

(d)

Gambar (a) Jangkauan LED putih; (b) Jangkauan LED merah; (c) Jangkauan LED
kuning; dan (d) Jangkauan LED hijau.

Anda mungkin juga menyukai