DISUSUN OLEH :
EKA NEVIANA
22221043
BAB II
PEMBAHASAN
Ny. I berusia 35 tahun pekerjaan sebagai guru TK No RM 33.75.65 masuk RSUD
Palembang Bari pada tanggal 10 oktober 2021 pada pukul 21.20 WIB dengan
kehamilan 34 minggu pasien dirawat diruang VK. Pada saat dilakukan pengkajian
pasien mengatakan nyeri daerah kemaluandan rasa mau keluar janin dan posisi kepala
sudah berada dibawah rasa seperti mau melahirkan. Pasien tampak cemas dan takut
karena merasa belum cukup bulan dan keluar dari tafsiran sebelumnya. Pada saat
dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan TD : 110/70 Mmhg, N: 81 x/menit, RR: 33
x/menit, T: 36 , TFU 31 cm, DJJ: 125 x/menit ketuban pecah (+) pasien terpasang IV
RL dengan 2 induksi pada saat USG oleh dokter Ny.I disarankan untuk melakukan
operasi sesar pada tanggal 12 oktober 2021 pukul 09.00.
BAB III
ANALISIS JURNAL
1. Nama penulis jurnal : Dhina Novi Ariana, Sayono, Erna Kusumawati
2. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui faktor risiko kejadian persalinan
premature (Studi di kebidanan praktek mandiri wilayah kerja puskesmas geyer
dan puskesmas Toroh tahun 2011)
3. Tempat Penelitian
Bidan Praktek Mandiri BPM wilayah kerja puskesmas Geyer dan Puskesmas
toroh
5. PICO
P : Premature
I : , Paritas Ibu, Riwayat Prematur Sebelumnya, Trauma Ibu
C:
O : faktor resiko kejadian persalinan premature
b. Beda Proporsi : Hasil uji statistik dengan uji Chi-Square didapatkan hasil
bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara faktor risiko paritas ibu
dengan kejadian persalinan prematur di BPM wilayah kerja Puskesmas
Geyer dan Puskesmas Toroh ρ (0,638) > 0,05. Hasil ini menunjukkan
bahwa paritas ibu pada populasi ibu bersalin di BPM wilayah kerja
Puskesmas Geyer dan Puskesmas Toroh merupakan faktor protektif atau
bukan faktor risiko terjadinya persalinan prematur, dimana dari hasil
pengujian menunjukkan bahwa ibu bersalin multiparitas hanya berpeluang
0,717 kali mengalami persalinan premature.
Hasil uji statistik dengan uji Chi-Square juga didapatkan hasil bahwa
riwayat prematur sebelumnya merupakan faktor risiko terhadap terjadinya
persalinan prematur, dimana dari hasil pengujian menunjukkan bahwa ibu
bersalin multiparitas yang ada riwayat prematur sebelumnya mempunyai
peluang 3,022 kali mengalami persalinan prematur dibandingkan dengan
ibu bersalin multiparitas yang tidak ada riwayat prematur sebelumnya.
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang menyatakan kelahiran kurang
bulan/ prematur telah terjadi pada kelahiran pertama, maka risiko relatif
terhadap kelahiran prematur berikutnya adalah 2 – 4 kali dan akan
meningkat bila 2 persalinan sebelumnya prematur (Hacker, 2001)
Hasil uji statistik dengan uji Chi-Square didapatkan hasil bahwa ada
hubungan yang signifikan antara faktor risiko trauma ibu dengan kejadian
persalinan prematur di BPM wilayah kerja puskesmas geyer dan
Puskesmas Toroh ρ (0,002) < 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa trauma
ibu merupakan faktor risiko terhadap terjadinya persalinan prematur,
dimana dari hasil pengujian menunjukkan bahwa ibu bersalin yang
mengalami trauma mempunyai peluang 5,020 kali mengalami persalinan
prematur dibandingkan dengan ibu bersalin yang tidak mengalami trauma.
c. Beda Mean:
Tidak ada hubungan antara paritas ibu dengan kejadian persalian prematur
di BPM Wilayah Kerja Puskesmas Geyer dan Puskesmas Toroh (ρ=
0,638). Tidak ada hubungan antara riwayat prematur sebelumnya dengan
kejadian persalian prematur di BPM Wilayah Kerja Puskesmas Geyer dan
Puskesmas Toroh (ρ= 0,096).
Ada hubungan antara trauma ibu dengan kejadian persalian prematur di
BPM Wilayah Kerja Puskesmas Geyer dan Puskesmas Toroh (ρ= 0,002).
1) Applicability
a. Dalam diskusi
Faktor ibu yang mempengaruhi persalinan premature
Dari 41 persalinan prematur (kasus) terdapat 26 (63,4%) ibu bersalin
multiparitas dan 15 (36,6%) ibu bersalin primiparitas, sedangkan dari
41 persalinan normal (kontrol) terdapat 29 (70,7%) ibu bersalin
multiparitas dan 12 (29,3%) ibu bersalin primiparitas. dari 26
persalinan prematur (kasus) terdapat 16 (61,5%) ibu bersalin ada
riwayat prematur sebelumnya dan 10 (38,5%) ibu bersalin tidak ada
riwayat prematur sebelumnya, sedangkan dari 26 persalinan normal
(kontrol) terdapat 9 (34,6%) ibu bersalin ada riwayat prematur
sebelumnya dan 17 (65,4%) ibu bersalin tidak ada riwayat prematur
sebelumnya. 41 persalinan prematur (kasus) terdapat 24 (58,5%) ibu
bersalin mengalami trauma dan 17 (41,55) ibu bersalin tidak
mengalami trauma, sedangkan dari 41 persalinan normal (kontrol)
terdapat 9 (22%) ibu mengalami trauma dan 32 (78%) ibu bersalin
tidak mengalami trauma.
Hasil uji statistik didapatkan nilai ρ = 0,638 (lebih besar dari 0,05),
maka dapat disimpulkan Ha ditolak dan Ho diterima. Hal ini
menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara faktor
risiko paritas ibu dengan kejadian persalinan prematur. Hasil analisa
diperoleh nilai OR = 0,717 dan CI 95% = 0,284-1,810, artinya ibu
bersalin multiparitas mempunyai peluang 0,717 kali mengalami
persalinan prematur dibandingkan dengan ibu bersalin primiparitas.
Dengan kata lain OR < 1, maka paritas ibu merupakan faktor protektif
atau bukan faktor risiko terjadinya persalinan premature.
Peneliti menyimpulkan Ibu bersalin multiparitas di BPM Wilayah
Kerja Puskesmas Geyer dan Puskesmas Toroh pada persalinan
prematur (kasus) sebanyak 26 responden (63,4%), sedangkan pada
persalinan normal (kontrol) sebanyak 29 responden (70,7%). Ibu
bersalin multiparitas yang ada riwayat prematur sebelumnya di BPM
Wilayah Kerja Puskesmas Geyer dan Puskesmas Toroh pada
persalinan prematur (kasus) sebanyak 16 responden (61,5%),
sedangkan pada persalinan normal (kontrol) sebanyak 9 responden
(34,6%). Ibu bersalin yang mengalami trauma di BPM Wilayah Kerja
Puskesmas Geyer dan Puskesmas Toroh pada persalinan prematur
(kasus) sebanyak 24 responden (58,5%), sedangkan pada persalinan
normal (kontrol) sebanyak 9 responden (22%). Tidak ada hubungan
antara paritas ibu dengan kejadian persalian prematur di BPM Wilayah
Kerja Puskesmas Geyer dan Puskesmas Toroh (ρ= 0,638). Tidak ada
hubungan antara riwayat prematur sebelumnya dengan kejadian
persalian prematur di BPM Wilayah Kerja Puskesmas Geyer dan
Puskesmas Toroh (ρ= 0,096). Ada hubungan antara trauma ibu dengan
kejadian persalian prematur di BPM Wilayah Kerja Puskesmas Geyer
dan Puskesmas Toroh (ρ= 0,002). Faktor paritas ibu merupakan faktor
protektif atau bukan faktor risiko terjadinya persalinan prematur (Odds
Ratio = 0,717). Artinya ibu bersalin multiparitas hanya berpeluang
0,717 kali mengalami persalinan prematur. Faktor riwayat prematur
sebelumnya merupakan faktor risiko terhadap terjadinya persalinan
prematur (Odds Ratio = 3,022). Artinya ibu bersalin multiparitas yang
ada riwayat prematur sebelumnya mempunyai peluang 3,022 kali
mengalami persalinan prematur dibandingkan dengan ibu bersalin
multiparitas yang tidak ada riwayat prematur sebelumnya. Faktor
trauma ibu merupakan faktor risiko terhadap terjadinya persalinan
prematur (Odds Ratio = 5,020). Artinya ibu bersalin yang mengalami
trauma mempunyai peluang 5,020 kali mengalami persalinan prematur
dibandingkan dengan ibu bersalin yang tidak mengalami trauma.
Karakteristik klien : Riwayat Prematur Sebelumnya, Trauma Ibu
Fasilitas biaya : Tidak dicantumkan jumlah biaya yang digunakan
BAB IV
KESIMPULAN
Berdasarkan analisis jurnal yang berjudul “faktor risiko kejadian persalinan
premature (Studi di kebidanan praktek mandiri wilayah kerja puskesmas geyer dan
puskesmas Toroh tahun 2011)” didapatkan berdasarkan hasil bahwa Faktor riwayat
prematur sebelumnya merupakan faktor risiko terhadap terjadinya persalinan
prematur (Odds Ratio = 3,022). Artinya ibu bersalin multiparitas yang ada riwayat
prematur sebelumnya mempunyai peluang 3,022 kali mengalami persalinan prematur
dibandingkan dengan ibu bersalin multiparitas yang tidak ada riwayat prematur
sebelumnya. Dapat disimpulkan bahwa faktor trauma ibu merupakan faktor risiko
terhadap terjadinya persalinan prematur (Odds Ratio = 5,020). Artinya ibu bersalin
yang mengalami trauma mempunyai peluang 5,020 kali mengalami persalinan
prematur dibandingkan dengan ibu bersalin yang tidak mengalami trauma.
Berdasarkan kesimpulan diatas maka diharapkan petugas pelayanan kesehatan
terutama keluarga agar meningkatkan pengetahuan dan support system pada pasien
agar tidak terjadi trauma untuk menjaga agar tidak terjadi persalinan premature.
DAFTAR PUSTAKA
Behrman, R. and Butler, A. (2007). Preterm birth. Washington, DC: National
Academies Press
Donna L, Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Wong (6 ed.). Jakarta: EGC, 2012.
Hapisah, Dasuki, D., Prabandari, Y. S., (2010). Depressive Symptoms pada Ibu
Hamil dan Bayi Berat Lahir Rendah. Berita Kedokteran Masyarakat,
Vol. 26, No. 2, Juni 2010 : 81 – 89