Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PSIKOTROPIKA

Tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Implementasi Pendidikan Ramah Anak
Dosen pengampu : Exwan Andriyan Verrysaputro, S.Pd.M.Pd.

Disusun oleh:

1. Annisa Dhia Fauzi (18144600213)


2. Lia Wulandari (18144600217)
3. Wahyu Munaini (18144600239)
4. Hana Wardah Firdaus (18144600255)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada
Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu menyelesaikan
makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Implementasi Pendidikan Ramah Anak
Universitas PGRI Yogyakarta.
Dalam penyelesaian makalah ini penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak.
Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Allah Swt yang mencurahkan rahmat dan petunjuk-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini.
2. Bapak Exwan Andriyan Verrysaputro, S.Pd.M.Pd., yang telah memberi tugas dan
bimbingan kepada penulis dalam penyusunan makalah ini.
3. Semua anggota kelompok 6 yang telah berperan aktif dalam membantu penyelesian
tugas makalah ini.

4. Dan semua pihak yang telah membantu penulis.


Penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk menulis makalah ini dengan
harapan dapat memberi manfaat bagi pembaca. Kritik dan saran yang membangun sangat
dibutuhkan penulis untuk memperbaiki makalah ini. Akhir kata, penulis mengucapkan
terimakasih dan berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal kepada mereka
yang telah memberikan bantuan, serta menjadikan ini sebagai ibadah. Amin.

Yogyakarta, 04 Oktober 2021

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................. i
KATA PENGANTAR............................................................................................... ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................... 1
C. Tujuan ........................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................... 2
A. Pengertian Psikotropika................................................................................. 2
B. Jenis-Jenis Psikotropika................................................................................. 2
C. Penyalahgunaan Psikotropika........................................................................ 3
D. Pencegahan Penyalahgunaan Psikotropika.................................................... 5
BAB III PENUTUP.................................................................................................... 7
A. Kesimpulan.................................................................................................... 7
B. Saran............................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 8

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyalahgunaan dan peredaran gelap psikotropika akhir-akhir ini telah
menimbulkan rasa kekhawatiran yang mendalam pada masyarakat. Berbagai
implikasi dan dampak negatif yang ditimbulkan merupakan masalah yang sangat
kompleks baik di tingkat nasional maupun internasional. Dalam penjelasan Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 1997 disebutkan bahwa masalah psikotropika tidak saja
dapat merugikan bagi penyalahguna, tetapi juga berdampak pada kegiatan sosial,
ekonomi dan keamanan nasional, sehingga hal ini merupakan ancaman bagi
kehidupan bangsa dan negara.
Saat ini Indonesia bukan hanya sebagai negara transit ataupun negara tujuan
bagi peredaran gelap psikotropika, namun sudah berkembang menjadi salah satu
negara produsen. Peredaran dan pemakaian psikotropika juga sudah masuk ke segala
lapisan, baik kalangan atas, kalangan menengah ataupun kalangan bawah. Selain itu
peredaran psikotropika juga merambah mulai dari anak-anak, mahasiswa, artis,
pejabat bahkan sampai aparat keamanan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan psikotropika?
2. Apa saja yang jenis-jenis psikotropika?
3. Bagaimana penyalahgunaan psikotropika?
4. Bagaimana pencegahan penyalahgunaan psikotropika?

C. Tujuan Pembelajaran
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan psikotropika
2. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis psikotropika
3. Untuk mengetahui bagaimana penyalahgunaan psikotropika
4. Untuk mengetahui bagaimana pencegahan penyalahgunaan psikotropika

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Psikotropika
Istilah psikotropika mulai banyak dipergunakan pada tahun 1971, sejak
dikeluarkan Convention on Psikotropic Substance 1971 oleh General Assembly
(PBB) yang menempatkan zat-zat tersebut dibawah control internasional. Menurut
Undang-undang yang mengatur tentang Narkotika pasal 1 UU RI No. 22 tahun 1997,
dijelaskan bahwa narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri,
dan dapat menimbulkan ketergantungan. Berdasarkan undang – undang tersebut,
narkotika dibagi menjadi 3 golongan, yaitu :
1. Golongan I, berpotensi sangat kuat dalam menimbulkan ketergantungan dan
dilarang untuk pengobatan. Contoh: opium, heroin, dan ganja
2. Golongan II, berpotensi kuat dalam menimbulkan ketergantungan dan digunakan
secara terbatas untuk pengobatan. Contoh: petilidin, candu, dan betametadol
3. Golongan III, berpotensi ringan dalam menimbulkan ketergantungan dan banyak
digunakan untuk pengobatan. Contoh: asetil dihidrocodeina, dokstroproposifen,
dan dihidrocodeina
Pengertian Psikotropika secara yuridis dapat dilihat dalam Pasal 1 Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 1997. Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah
maupun sintetis, bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh
selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas
mental dan perilaku. Secara yuridis, psikotropika yang mempunyai potensi
mengakibatkan sindroma ketergantungan.

B. Jenis-Jenis Psikotropika
Jenis-jenis psikotropika di antaranya, rohypnol, valium, sedatin, amphetamine,
feobarbital, metakualon, ekstasi, dan sabu-sabu. Cara kerja psikotropika yaitu
memengaruhi susunan saraf pusat, sehingga mengakibatkan perubahan pada aktivitas
mental dan perilaku yang disertai halusinasi, gangguan cara berpikir, dan ilusi.

2
Beberapa jenis obat yang telah disebutkan tadi memang digunakan dalam ilmu
kedokteran. Tetapi, harus dalam pengawasan dokter dan tak bisa digunakan
sembrangan. Apabila digunakan secara sembarangan, maka akan berakibat fatal, yaitu
membahayakan organ tubuh hingga menyebabkan depresan, halusinogen dan yang
paling fatal dapat menyebabkan kematian. Berikut beberapa jenis psikotropika dan
penjelasannya.
1. Sabu-sabu
Jenis psikotropika yang pertama yaitu sabu-sabu. Sabu-sabu biasanya
digunakan untuk mengobati penyakit yang parah, seperti narkolepsi atau
gangguan hiperaktivitas kekurangan perhatian.
2. Ekstasi
Ekstasi adalah senyawa kimia yang kerap digunakan sebagai obat yang dapat
membuat penggunanya menjadi hiperaktif. Ektasi biasanya berbentuk pil, tablet,
dan bubuk.
3. Nipam
Nipam merupakan salah satu jenis psikotropika yang biasanya digunakan
bersamaan dengan minuman beralkohol, yang sebenarnya ini sangat berbahaya
bagi penggunanya. Nipam bentuknya sejenis pil koplo yang gunanya untuk
mengurangi anseitas.

C. Penyalahgunaan Psikotropika
Penggunaan terus menerus dan berlanjut akan menyebabkan ketergantungan
atau dependensi yang disebut dengan istilah kecanduan.
1. Tingkatan penyalahgunaan psikotropika biasanya sebagai berikut:
a. Coba-coba
b. Senang-senang
c. Menggunakan pada saat atau keadaan tertentu
d. Penyalahgunaan
e. Ketergantungan
2. Dampak penyalahgunaan Narkoba
Bila psikotropika digunakan secara terus menerus atau melebihi takaran yang
telah ditentukan akan mengakibatkan ketergantungan. Kecanduan inilah yang
akan mengakibatkan gangguan fisik dan psikologis, karena terjadinya kerusakan

3
pada sistem syaraf pusat (SSP) dan organ-organ tubuh seperti jantung, paru-paru,
hati dan ginjal.
Dampak penyalahgunaan psikotropika pada seseorang sangat tergantung pada
jenis psikotropika yang dipakai, kepribadian pemakai dan situasi atau kondisi
pemakai. Secara umum, dampak kecanduan narkoba dapat terlihat pada fisik,
psikis maupun sosial seseorang.
a. Dampak Fisik
1) Gangguan pada system syaraf (neurologis) seperti: kejang-kejang,
halusinasi, gangguan kesadaran, kerusakan syaraf tepi.
2) Gangguan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) seperti:
infeksi akut otot jantung, gangguan peredaran darah.
3) Gangguan pada kulit (dermatologis) seperti: penanahan (abses), alergi,
eksim.
4) Gangguan pada paru-paru (pulmoner) seperti: penekanan fungsi
pernapasan, kesukaran bernafas, pengerasan jaringan paru-paru.
5) Sering sakit kepala, mual-mual dan muntah, murus-murus, suhu tubuh
meningkat, pengecilan hati dan sulit tidur.
6) Dampak terhadap kesehatan reproduksi adalah gangguan padaendokrin,
seperti: penurunan fungsi hormon reproduksi (estrogen, progesteron,
testosteron), serta gangguan fungsi seksual.
7) Dampak terhadap kesehatan reproduksi pada remaja perempuan antara lain
perubahan periode menstruasi, ketidakteraturan menstruasi, dan
amenorhoe (tidak haid).
8) Bagi pengguna narkoba melalui jarum suntik, khususnya pemakaian jarum
suntik secara bergantian, risikonya adalah tertular penyakit seperti
hepatitis B, C, dan HIV yang hingga saat ini belum ada obatnya.
9) Penyalahgunaan narkoba bisa berakibat fatal ketika terjadi over dosis yaitu
konsumsi narkoba melebihi kemampuan tubuh untuk menerimanya. Over
dosis bisa menyebabkan kematian.
b. Dampak Psikis
1) Lamban kerja, ceroboh kerja,
2) Sering tegang dan gelisah
3) Hilang kepercayaan diri, apatis, pengkhayal, penuh curiga
4) Agitatif, menjadi ganas dan tingkah laku yang brutal

4
5) Sulit berkonsentrasi, perasaan kesal dan tertekan
6) Cenderung menyakiti diri, perasaan tidak aman, bahkan bunuh diri
c. Dampak Sosial
1) Gangguan mental, anti-sosial dan asusila, dikucilkan oleh lingkungan
2) Merepotkan dan menjadi beban keluarga
3) Pendidikan menjadi terganggu, masa depan suram
Dampak fisik, psikis dan sosial berhubungan erat. Ketergantungan fisik akan
mengakibatkan rasa sakit yang luar biasa (sakaw) bila terjadi putus obat (tidak
mengkonsumsi obat pada waktunya) dan dorongan psikologis berupa keinginan
sangat kuat untuk mengkonsumsi (bahasa gaulnya sugest). Gejata fisik dan
psikologis ini juga berkaitan dengan gejala sosial seperti dorongan untuk
membohongi orang tua, mencuri, pemarah, manipulatif, dan lain-lain.

D. Pencegahan Penyalahgunaan Psikotropika


Kita semua harus berupaya untuk terhindar dari penyalahgunaan zat adiktif
dan psikotropika. Pencegahan penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika
memerlukan peran bersama antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah.
1. Peran Keluarga
Setiap anggota keluarga harus saling menjaga agar jangan sampai ada anggota
keluarga yang terlibat dalam penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika.
Kalangan remaja ternyata merupakan kelompok terbesar yang menyalahgunakan
zat-zat tersebut. Oleh karena itu, setiap orang tua memiliki tanggung jawab
membimbing anakanaknya agar menjadi manusia yang bertaqwa kepada Tuhan.
Karena ketaqwaan inilah yang akan menjadi perisai ampuh untuk membentengi
anak dari menyalahgunakan obat-obat terlarang dan pengaruh buruk yang
mungkin datang dari lingkungan di luar rumah.
2. Peran Anggota Masyarakat
Kita sebagai anggota masyarakat perlu mendorong peningkatan pengetahuan
setiap anggota masyarakat tentang bahaya penyalahgunaan obat-obat terlarang.
Selain itu, kita sebagai anggota masyarakat perlu memberi informasi kepada pihak
yang berwajib jika ada pemakai dan pengedar narkoba di lingkungan tempat
tinggal.

5
3. Peran Sekolah
Sekolah perlu memberikan wawasan yang cukup kepada para siswa tentang
bahaya penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika bagi diri pribadi, keluarga,
dan orang lain. Selain itu, sekolah perlu mendorong setiap siswa untuk
melaporkan pada pihak sekolah jika ada pemakai atau pengedar zat adiktif dan
psikotropika di lingkungan sekolah. Sekolah perlu memberikan sanksi yang
mendidik untuk setiap siswa yang terbukti menjadi pemakai atau pengedar
narkoba.
4. Peran Pemerintah
Pemerintah berperan mencegah terjadinya penyalahgunaan narkotika dan
psikotropika dengan cara mengeluarkan aturan hukum yang jelas dan tegas. Di
samping itu, setiap penyalahguna, pengedar, pemasok, pengimpor, pembuat, dan
penyimpan narkoba perlu diberikan sanksi atau hukuman yang membuat efek jera
bagi si pelaku dan mencegah yang lain dari kesalahan yang sama.

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis, bukan
narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf
pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Secara
yuridis, psikotropika yang mempunyai potensi mengakibatkan sindroma
ketergantungan.
Bila psikotropika digunakan secara terus menerus atau melebihi takaran yang
telah ditentukan akan mengakibatkan ketergantungan. Kecanduan inilah yang akan
mengakibatkan gangguan fisik dan psikologis, karena terjadinya kerusakan pada
sistem syaraf pusat (SSP) dan organ-organ tubuh seperti jantung, paru-paru, hati dan
ginjal.. Dampak penyalahgunaan psikotropika pada seseorang sangat tergantung pada
jenis psikotropika yang dipakai, kepribadian pemakai dan situasi atau kondisi
pemakai. Secara umum, dampak kecanduan narkoba dapat terlihat pada fisik, psikis
maupun sosial seseorang.
B. Saran
Setelah membaca makalah ini, diharapkan pembaca dapat memahami
psikotropika dan dapat menyadari bahwa penggunaan psikotropika yang salah dapat
membahayakan organ tubuh.

7
DAFTAR PUSTAKA

Dani Krisnawati, Nomor 46/II/2004 (Februari, 2004) ”Pelaksanaan Sanksi Pidana Denda
pada
Tindak Pidana Psikotropika”, Mimbar Hukum, hal. 118.
https://www.merdeka.com/trending/jenis-narkotika-dan-psikotropika-beserta-efek-buruknya-
wajib-diketahui-kln.html?page=all
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132206549/pengabdian/02_psikotropika_berbahaya.pdf

Anda mungkin juga menyukai