(makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah sejarah peradaban
islam)
Semester I
FAKULTAS SYARIAH
MALANG
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur dengan tulus dipersembahkan ke hadirat Allah S.W.T. Dialah tuhan yang
menurunkan agama melalui wahyu yang disampaikan kepada rosul pilihan-Nya,
Muhammad saw dan karena ridho-Nyalah makalah ini dapat terselesaikan tepat waktu.
Terima kasih kepada seluruh pihak yang telah memberikan bantuan dalam
penyelesaian makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan
dapat menambahkan ilmu.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Sebab, masih
dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun dari
rekan-rekan sangat dibutuhkan dalam perbaikan makalah ini agar menjadi lebih baik
lagi kedepanya.
Malang,
PEMBAHASAN
Pada masa pemerintahan khalifah Ali bin Abi Thalib,terjadi pertempuran Ali dan
Muawiyyah di Shiffin menjadi awal perpecahan umat islam.Penyebabnya adalah
kematian Utsman bin Affan.Bani Umayyah tida mengakui pemerintahan Khalifah Ali
karena merasa tidak puas dengan kebijaksanaan Ali dalam menangani kematian Utman
bin Affan.Perselisihan dengan pihak Muawiyyah bin Sufyan berahir dengan meletusnya
pertempuran Shiffin di perbatasan antara Irak dan Suriah.Namun sekali lagi terjadi
perselihan antara Bani Umayyah dan Bani Hasyim.Dalam pertempuran tersebut terjadi
‘’takhim’’ atau arbitrase disebuah tempat yang disebut Daumatul Jandal.Akany tetapi
peristiwa itu tidak menyelesaikan masalah bahkan menimbulkan adanya golongan 3
yaitu khawarij yanyg keluar dari barisan Ali.Umat Islam terpecah menjadi 3 golongan
politi yaitu Muawiyyah,Syi’ah,dan Khawarij.Sebelum selesainya persoalan-persoalan
antara Khalifah Ali dan Muawiyyah bin Abu Sufyan pada tahun 600 M,Khalifah Ali
terbunuh oleh seorang anggota Khawarij yang bernama Abullah bin Muljim.
Hasan bin Ali dengan sikap kebijaksanaannya menjelaskan kepada ‘Amr bahwa
berperang sesungguhnya jalan yang tidak mungkin ditempuh kecuali dalam kondisi
terpaksa.Akhirnya Muawiyyah bertemu dengan Hasan,pertemuan tersebut membuahkan
hasil yang sangat cemerlang yaitu Hasan tulus dan demi kemaslahatan kaum
muslimin,menyerahkan kursi kekhalifahan kepada Muawiyyah.Kepemimpinan Hasan
bin Ali tidak berlangsung lama,beliau menjabat sebagai kepala Negara hanya selama
kurang lebih 6 bulan.
Sejak Khalifah Hasan bin Ali mengundurkan diri dari khalifah,sejak itu pula
Muawiyyah resmi menjadi Khalifah kaum muslimin di Syiria (Syam)\Damaskus,Irak
dan seluruh daerah islam lainnya,tepatnya pada tahun 41 Hijriah.Tahun ini disebut
dengan sebutan amul jama’ah,karenya umat islam kembali damai dibawah
kepemimpinan satu khalifah.Dan kekhalifahan Muawiyyah menjadi kerajaan turun
temurun.
Muawiyah bin Abi Sufyan adalah pendiri Daulah Bani Umay-yah dan menjabat
sebagai Khalifah pertama. Ia memindahkan ibu kota dari Madinah al-Munawarah ke ko-
taDamaskus dalam wilayah Suriah. Pada masa pemerintahannya, ia melanjutkan
perluasan wilayah kekuasaan Islam yang terhenti pada masa Khalifah Usman dan Ali.
Disamping itu, ia juga mengatur ten-tara dengan cara baru dengan meniru aturan yang
ditetapkan olehtentara di Bizantium, membangun administrasi pemerintahan dan juga
menetapkan aturankiriman pos. Muawiyah meninggal Dunia dalam usia 80 ta-hun dan
dimakamkan diDamaskus di pemakaman Bab Al-Shagier.
Masa pemerintahan Yazid dikenal dengan empat hal yang sangat hitam sepanjang
sejarah Islam, yaitu:
Muawiyah bin Yazid men-jabat sebagai Khalifah pada tahun 683-684 M dalam
usia 23tahun. Dia seorang yang berwatak lembut. Da-lam pemerintahannya, terjadi
masa krisisdan ketidakpastian, yaitu tim-bulnya perselisihan antar suku dian-tara orang-
orang Arabsendiri. Ia memerintah hanya selama enam bu-lan.
Abdul Malik bin Marwan di-lantik sebagai Khalifah setelah ke-matian ayahnya,
padatahun 685 M. Dibawah kekuasaan Abdul Malik, kerajaan Umayyah mencapai
kekua-saandan kemuliaan. Ia terpandang sebagai Khalifah yang perkasa dan negarawan
yang cakapdan berhasil memulihkan kembali kesatuan Dunia Islam dari para
pemberontak, se-hinggapada masa pemerintahan se-lanjutnya, di bawah pemerintahan
Walid bin Abdul MalikDaulah bani Umayyah dapat mencapai puncak kejayaannya.Ia
wafat pada tahun 705 M dalam usia yang ke-60 tahun. Ia meninggalkan karya-
karyaterbesar didalam sejarah Islam. Masa peme-rintahannya berlangsung selama
21tahun, 8 bulan. Dalam masa pemerintahannya, ia menghadapi sengketa dengan
khalifah Abdullah bin Zubair.
Umar bin Abdul Aziz men-jabat sebagai Khalifah pada usia 37 tahun . Ia
terkenal adildan seder-hana. Ia ingin mengembalikan corak pemerintahan seperti pada
zaman khulafaurr rasyidin. Pemerin-tahan Umar meninggalkan semua kemega-han
Dunia yang selaluditunjukkan oleh orang Bani Umayyah.Ketika dinobatkan sebagai
Khalifah, ia menyatakan bahwa memperbaiki danmeningkatkan negeri yang berada
dalam wilayah Islam lebih baik da-ripada menambah perluasannya. (Muhammad
Manshur Amin: 104) Ini berarti bahwa prioritas utama adalah pembangunandalam
negeri. Meskipun masa pemerintahannya sangat singkat, ia berhasil men-jalinhubuingan
baik dengan Syi’ah. Ia juga membari kebebasan kepada penganut agama lainuntuk
beribadah sesuai dengan keyakinan dan ke-percayaannya. Pajak diperingan. Kedudukan
mawali (orang Islam yang bukan dari Arab) disejajarkan dengan Muslim Arab.
Pemerinta-hannya membuka suatu pertanda yang membahagiakan bagi rakyat.
Ketakwaan dan keshalehannya patut menjadi teladan. Ia selalu berusaha meningkatkan
kesejahteraan rakyat-nya. Ia meninggal pada tahun 720 M dalam usia 39
tahun,dimakamkan di Deir Simon.
Yazid bin Abdul Malik ada-lah seorang penguasa yang sangat gandrung
kepadakemewahan dan kurang memperhatikan kehidupan rakyat. Masyarakat yang
sebelumnya hidup dalam ketentraman dan keda-maian, pada zamannya berubah men-
jadi kacau.Dengan latar belakang dan kepentingan etnis politis, masyarakat menyatakan
kon-frontasiterhadap pemerintahan Yazid. Pemerintahan Yazid yang singkat itu hanya
mem-percepat proses kehancuranImperium Umayyah. Pada waktu pemerintahan inilah
propaganda bagi keturunan BaniAbbas mulai dilancarkan secara aktif. Dia wafat pada
usia 40 tahun. Masa pemerintahannyaberlangsung selama 4 tahun, 1 bulan.
Hisyam bin Abdul Malik menjabat sebagai Khalifah pada usia yang ke 35 tahun.
Iaterkenal nega-rawan yang cakap dan ahli strategi militer. Pada masa pemerinta-
hannyamuncul satu kekuatan baru yang menjadi tantangan berat bagi pemerintahan
Bani Umayyah. Kekuatan ini berasal dari kalangan Bani Hasyim yang didukung oleh
golonganmawali dan merupakan an-caman yang sangat serius. Dalam perkembangan
selanjutnya,kekuatan baru ini mampu menggulingkan Di-nasti Umayyah dan
menggantikann-ya denganDinasti baru, Bani Ab-bas.Pemerintahan Hisyam yang lu-nak
dan jujur menyumbangkan jasa yang banyak untukpemulihan kea-manan dan
kemakmuran, tetapi semua kebajikannya tidak bisa mem-bayarkesalahan-kesalahan para
pen-dahulunya, karena gerakan oposisi terlalu kuat, sehinggaKhalifah tidak mampu
mematahkannya.Meskipun demikian, pada masa pemerintahan Khalifah Hisyam
kebudayaan dank-esusastraan Arab serta lalu lintas da-gang mengalami kemajuan. Dua
ta-hun sesudahpenaklukan pulau Sisily pada tahun 743 M, ia wafat dalam usia 55 tahun.
Masapemerintahannya berlangsung selama 19 tahun, 9 bu-lan. Sepeninggal Hisyam,
Khalifah-Khalifah yang tampil bukan hanya lemah tetapi juga bermoral buruk. Hal ini
makinmempercepat runtuhnya Daulah Bani Ummayyah.
Muawiyah bin abu sofyan, yaitu khalifah pertama sekaligus sebagai salah satu
tokoh yang membentuk dinasti umayyah.
Abdul malik bin Marwan, diera ini disebutkan bahwa era kebangkitan bahtera
dinasti umayyah, karena banyak sekali kemajuan dalam ilmu, ekonomi, tata Bahasa,
administrasi dan lain-lain.
Walid bin abdul malik, yitu dimasa ini persebaran islam sangat besar dan moment
paling tak terlupakan, yaitu saat pasukan islam diperintahkan oleh raja walid bin abdul
malik dibawah pimpinan thoriq bin ziyad untuk menaklukan Andalusia, setelah itu
tersebar luaslah islam dikalangan eropa
Umar bin abdul aziz, yaitu salah satu khalifah yang masyhur / sukses dalam hal
memimpin, karena pemerintahanya meninggalkan semua kemegahan dunia yang selalu
ditunjukan oleh bani umayyah. Dengan pemerintahan yang singkat ia berhasil menjalin
hubungan baik dengan syi’ah
Hisyam bin abdul malik, prestasinya dalam pengembangan seni dan dalam bidang
seni, militer, dan juga mampu memulihkan dinasti umayyah yang sudah bobrok
kembali eperti hal nya pemerintahan pendahulunya yaitu : umar bin abdul aziz
D. PERLUASAN DAERAH
1) Ilmu agama;
4) Bidang Filsafat.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan dinasti Bani Umayyah lemah dan
membawanya kepada kehancuran. Faktor-faktor itu antara lain adalah:
1. Sistem pergantian khalifah melalui garis keturunan adalah sesuatu yang baru
(bid’ah) bagi tradisi Islam yang lebih menekankan aspek senioritas. Pengaturannya
tidak jelas. Ketidak jelasan sistem pergantian khalifah ini menyebabkan terjadinya
persaingan yang tidak sehat di kalangan anggota keluarga istana.
2. Latar belakang terbentuknya dinasti Bani Umayyah tidak bisa dipisahkan dari
konflik-konflik politik yang terjadi di masa Ali. Sisa-sisa syi'ah dan khoewarij terus
menjadi gerakan oposisi, baik secara terbuka seperti di masa awal dan akhir maupun
secara tersembunyi seperti di masa pertengahan kekuasaan Bani Umayyah. Penumpasan
terhadap gerakan-gerakan ini banyak menyedot kekuatan pemerintah.
3. Pada masa kekuasaan Bani Umayyah, pertentangan etnis antara suku Arabia
Utaradan Arabia Selatan yang sudah ada sejak zaman sebelum islam makin meruncing.
Perselisihan ini mengakibatkan para penguasa Bani Umayyah mendapat kesulitan untuk
menggalang persatuan dan kesatuan. Disamping itu, sebagian besar golongan mawali
(non Arab), terutama di Irak dan wilayah bagian timur lainnya, merasa tidak puas
karena status mawali itu menggambarkan suatu inferioritas, ditambah dengan
keangkuhan bangsa arab yang diperlihatkan pada masa Bani Umayyah.
4. Lemahnya pemerintahan daulat Bani Umayyah juga disebabkan oleh sikap hidup
mewah di lingkungan istana sehingga anak-anak khalifah tidak sanggup memikul beban
berat kenegaraan tatkala mereka mewarisi kekuasaan. Disamping itu, para Ulama
banyak yang kecewa karena perhatian penguasa terhadap perkembangan agama sangat
kurang.