Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MANDIRI

Nama : Fara Nadya


1102018330
B11

1. Memahami dan Menjelaskan Konsep Keluarga


1.1 Definisi
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di
bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Departemen
Kesehatan RI, 1988 ).
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan
adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan
meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap
anggota keluarga (Duvall dan Logan, 1986).

1.2 Bentuk Keluarga


Bentuk dan Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku
interpersonal, sifat, kegiatan, yang berhubungan dengan individu dalam posisi
dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan
dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.
Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut :
a. Peranan ayah : berperanan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung, dan
pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok
sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
b. Peranan ibu : ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga,
sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah
satu kelompok dari peranan sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari
lingkungannya, disamping itu juga dapat berperan sebagai pencari nafkah
tambahan dalam keluarganya.
c. Peranan anak : Anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai
dengan tingkat perkembangannya, baik fisik, mental, sosial dan spiritual.

1.3 Fungsi Keluarga


Menurut WHO (1978)
1. Fungsi biologis
Meneruskan keturunan, memelihara dan membesarkan anak; memenuhi
kebutuhan gizi keluarga; memelihara dan merawat anggota keluarga.
2. Fungsi psikologis
Memberikan kasih sayang dan rasa aman; memberikan perhatian di antara
anggota keluarga; membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga;
memberikan identitas keluarga.
3. Fungsi sosialisasi
Membina sosialisasi pada anak; membina norma-norma tingkah laku sesuai
dengan tingkah perkembangan anak; meneruskan nilai-nilai keluarga.
4. Fungsi ekonomi
Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga;
pengaturan dan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan
keluarga; menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga di masa yang akan
datang (misalnya pendidikan anak, jaminan hari tua).
5. Fungsi pendidikan
Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, dan
membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki;
mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam
memenuhi perannya sebagai orang dewasa; mendidik anak sesuai dengan
tingkat-tingkat perkembangannya.

1
Menurut BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional)
bahwa fungsi keluarga dibagi menjadi 8. Fungsi keluarga yang dikemukakan
oleh BKKBN ini senada dengan fungsi keluarga menurut Peraturan
Pemerintah Nomor 21 Tahun 1994, yaitu

1. Fungsi Keagamaan
Memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga yang lain dalam
kehidupan beragama, dan tugas kepala keluarga untuk menanamkan bahwa
ada kekuatan lain yang mengatur kehidupan ini dan ada kehidupan lain setelah
di dunia ini.
2. Fungsi Sosial Budaya
Dilakukan dengan membina sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma
tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak, meneruskan nilai-
nilai budaya keluarga.
3. Fungsi Cinta Kasih
Diberikan dalam bentuk memberikan kasih sayang dan rasa aman, serta
memberikan perhatian diantara anggota keluarga.
4. Fungsi Melindungi
Bertujuan untuk melindungi anak dari tindakan-tindakan yang tidak baik,
sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman.
5. Fungsi Reproduksi
Merupakan fungsi yang bertujuan untuk meneruskan keturunan, memelihara
dan membesarkan anak, memelihara dan merawat anggota keluarga.
6. Fungsi Sosialisasi dan Pendidikan
Merupakan fungsi dalam keluarga yang dilakukan dengan cara mendidik anak
sesuai dengan tingkat perkembangannya, menyekolahkan anak. Sosialisasi
dalam keluarga juga dilakukan untuk mempersiapkan anak menjadi anggota
masyarakat yang baik .
7. Fungsi ekonomi

2
Adalah serangkaian dari fungsi lain yang tidak dapat dipisahkan dari sebuah
keluarga. Fungsi ini dilakukan dengan cara mencari sumber-sumber
penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga, pengaturan penggunaan
penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga, dan menabung
untuk memenuhi kebutuhan keluarga di masa datang.
8. Fungsi Pembinaan Lingkungan
Memberikan kepada setiap keluarga kemampuan menempatkan diri secara
serasi, selaras, seimbang sesuai dengan daya dukung alam dan lingkungan
yang berubah secara dinamis.

Menurut Friedman (1998)


1. Fungsi affective
Menciptakan lingkungan yang menyenangkan dan sehat secara mental, saling
mengasuh, menghargai, terikat, dan berhubungan; mengenal identitas
individu; rasa aman.
2. Fungsi sosialisasi peran
Proses perubahan dan perkembangan individu untuk menghasilkan interaksi
sosial dan belajar berperan; fungsi dan peran di masyarakat; sasaran untuk
kontak sosial di dalam atau di luar rumah.
3. Fungsi reproduksi
Menjamin kelangsungan generasi dan kelangsungan hidup masyarakat.
4. Fungsi ekonomi
Memenuhi kebutuhan tiap anggota keluarga; menambah penghasilan keluarga
sampai dengan pengalokasian dana.
5. Fungsi perawatan kesehatan
Konsep sehat-sakit keluarga; pengetahuan dan keyakinan tentang sakit sebagai
tujuan kesehatan keluarga untuk membentuk keluarga yang mandiri.

1.4 Siklus Kehidupan Keluarga

3
Duvall (1067) mengklasifikasikan siklus kehidupan keluarga menjadi 8 tahap,
yaitu
1. Tahap awal perkawinan (newly married), suatu pasangan yang baru saja
kawin dan belum mempunyai anak.
2. Tahap keluarga dengan bayi (birth of the first child), keluarga tersebut telah
mempunyai bayi, dapat satu atau dua orang.
3. Tahap keluarga dengan anak usia prasekolah (family with preschool
children), keluarga tersebut telah mempunyai anak dengan usia prasekolah (30
bulan sampai 6 tahun).
4. Tahap keluarga dengan anak usia sekolah (family with children in school),
keluarga tersebut telah mempunyai anak dengan usia sekolah (6-13 tahun).
5. Tahap keluarga dengan anak usia remaja (family with teenager), keluarga
tersebut telah mempunyai anak dengan usia remaja (13-20 tahun).
6. Tahap keluarga dengan anak-anak yang meninggalkan keluarga (family as
launching centre), satu persatu anak meninggalkan keluarga, dimulai oleh anak
tertua dan diakhiri oleh anak terkecil.
7. Tahap orang tua usia menengah (parent alone in middle years), semua anak
telah meninggalkan keluarga, tinggal suami istri usia menengah.
8. Tahap keluarga usia jompo (aging family members), suami istri telah berusia
lanjut sampai dengan meninggal dunia.

1.5 Dinamika
Dinamika keluarga adalah interaksi atau hubungan pasien dengan
anggotakeluarganya dan juga bisa mengetahui bagaimana kondisi keluarga
dilingkungan sekitarnya. Keluarga diharapkan mampu memberikandukungan
dalam upaya kesembuhan pasien.
Ada empat aspek yang selalu muncul dalam dinamika keluarga
a. Tiap anggota keluarga memiliki perasaan dan idea tentang dirisendiri yang
biasa dikenal dengan harga diri atau self-esteem.

4
b. Tiap keluarga memiliki cara tertentu untuk menyampaikanpendapat dan
pikiran mereka yang dikenal dengan komunikasi.
c. Tiap keluarga memiliki aturan permainan yang mengaturbagaimana mereka
seharusnya merasa dan bertindak yang berkembangsebagai sistem nilai
keluarga.
d. Tiap keluarga memiliki cara dalam berhubungan denganorang luar dan
institusi di luar keluarga yang dikenal sebagai jalur kemasyarakat.

2. Memahami dan Menjelaskan 5 Aspek Diagnostik Holistik


Definisi Holistik yakni memandang manusia sebagai mahkluk biopsikososial
pada ekosistemnya. Manusia terdiri dari komponen organ, nutrisi, kejiwaan
dan perilaku.Diagnosa holistik adalah tata cara diagnosa yang memperhatikan
berbagai aspek yang dimungkinkan menyebabkan penyakit pada pasien yang
bersangkutan.

Diagnosis Holistik: kegiatan untuk mengidentifikasikan dan menentukan


dasar dan penyebab (disease), luka (injury), serta kegawatan yang diperoleh
dari keluhan riwayat penyakit pasien, pemeriksaan penunjang dan penilaian
internal dan eksternal dalam kehidupan pasien dan keluarganya.Holistik
merupakan salah satu konsep yang meliputi dimensi personal, fisik, psikologi,
sosial, dan spiritual dalam penanggulangan dan pencegahan penyakit. Dalam
pendekatan holistik, dipercayai bahwa kesehatan seseorang tidak hanya
bergantung pada apa yang sedang terjadi secara fisik pada tubuh seseorang,
tetapi juga terkait dengan kondisi psikologi, emosi, sosial, spiritual, dan
lingkungan.

Pendekatan holistik tidak hanya mengobati gejala tetapi juga mencari


penyebab dari gejala. Pendekatan holistik untuk pengobatan pasien telah
dikemukakan oleh Percival di dalam bukunya pada tahun 1803. Kasus

5
kesehatan dari setiap individu perlu pendekatan secara holistik(menyeluruh).
Selain individu sebagai objek kasus, juga terkait dengan aspek fisik(biologis),
psikologis, sosial, dan kultural serta lingkungan. Masalah kesehatan individu
merupakan suatu komponen dari sistem pemeliharaan kesehatan dari individu
yang bersangkutan, individu sebagai bagian dari keluarga, dan sebagai bagian
dari masyarakat yang meliputi aspek biomedis, psikologis, aspek pengetahuan
, sikap dan perilaku, aspek sosial dan lingkungan.

Lima (5) aspek dalam diagnostik holistik:


1. Aspek Personal: alasan kedatangan, harapan, kekhawatiran dan persepsi
pasien.
2. Aspek Klinis: Masalah medis, diagnosis kerja berdasarkan gejala dan tanda.
3. Aspek risiko internal : seperti pengaruh genetik, gaya hidup, kepribadian,
usia, gender.
4. Aspek risiko eksternal dan psikososial: berasal dari lingkungan (keluarga,
tempat kerja, tetangga, budaya) .
5. Derajat Fungsional: kualitas Hidup Pasien. Penilaian dengan skor 1 – 5
berdasarkan disabiltas dari pasien, yaitu
Aktivitas menjalankan fungsi Skor Keterangan
sosial dalam kehidupan
Mampu melakukan pekerjaan 1 Mandiri dalam perawatan
seperti sebelum sakit diri, bekerja di dalam dan
luar rumah
Mampu melakukan pekerjaan 2 Mulai mengurangi aktivitas
ringan sehari-hari di dalam dan kerja kantor
luar rumah
Mampu melakukan perawatan 3 Mandiri dalam perawatan
diri, tapi tidak mampu diri, tidak mampu bekerja
melakukan pekerjaan ringan ringan

6
Dalam keadaan tertentu masih 4 Tidak melakukan aktivitas
mampu merawat diri, tapi kerja, tergantung pada
sebagian besar aktivitas hanya keluarga
duduk dan berbaring
Perawatan diri oleh orang lain, 5 Tergantung pada pelaku
hanya berbaring pasif rawat

3. Memahami dan Menjelaskan Analisis Penerapan Diagnosis Holistik


pada Pasien di Skenario

4. Memahami dan Menjelaskan Konsep Keluarga dan Fungsi Keluarga


dalam Islam
Keluarga muslim adalah keluarga yang meletakkan segala aktivitas
pembentukan keluarganya sesuai dengan syari’at Islam yang berdasarkan al-
Quran dan as-Sunnah. Keluarga tersebut dibangun di atas aqidah yang benar
dan semangat untuk beribadah kepada Allah serta semangat untuk
menghidupkan syiar dan adab-adab Islam Islam sebagaimana telah
dicontohkan Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam.

Pentingnya keharmonisan keluarga yang paling berpengaruh buat pribadi dan


masyarakat adalah pembentukan keluarga dan komitmennya pada kebenaran.
Allah dengan hikmahNya telah mempersiapkan tempat yang mulia buat
manusia untuk menetap dan tinggal dengan tentram di dalamnya.
Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman:

‫س ُكنُوا إِلَ ْي َها‬ ً ‫س ُك ْم أَ ْز َو‬


ْ َ‫اجا لِّت‬ ِ ُ‫ق لَ ُكم ِّمنْ أَنف‬
َ َ‫َو ِمنْ آيَاتِ ِه أَنْ َخل‬
ٰ
ٍ ‫َو َج َع َل بَ ْينَ ُكم َّم َو َّدةً َو َر ْح َمةً ۚ إِنَّ فِي َذلِكَ آَل يَا‬
َ ‫ت لِّقَ ْو ٍم يَتَفَ َّك ُر‬
‫ون‬
Artinya:

7
"Dan diantara tanda-tanda kekuasanNya adalah Dia mencipatakan untukmu
istri-istri dari jenismu sendiri supaya kamu cenderung dan merasa tentram
kepadanya dan diajadikanNya diantara kamu rasa kasih sayang. Sungguh
pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang
berpikir" (QS. Ar Ruum [30]: 21).

Ada juga yang mengungkapkan beberapa karakteristik yang harus terwujud


dalam sebuah keluarga yang menjadikannya layak disebut sebagai model
keluarga muslim. Karakteristik tersebut adalah:
1. Keluarga yang dibangun oleh pasangan suami-istri yang shalih.
2. Keluarga yang anggotanya punya kesadaran untuk menjaga prinsip dan
norma Islam.
3. Keluarga yang mendorong seluruh anggotanya untuk mengikuti fikrah
islami.
4. Keluarga yang anggota keluarganya terlibat dalam aktivitas ibadah dan
dakwah, dalam bentuk dan skala apapun.
5. Keluarga yang menjaga adab-adab Islam dalam semua sisi kehidupan rumah
tangga.
6. Keluarga yang anggotanya melaksanakan kewajiban dan hak masing-
masing.
7. Keluarga yang baik dalam melaksanakan tarbiyatul aulad (proses mendidik
anak-anak).
8. Keluarga yang baik dalam mentarbiyah khadimah (mendidik pembantu).

5. Memahami dan Menjelaskan Hak dan Kewajiban Keluarga dalam


Merawat Anggota Keluarga yang Sakit dalam Pandangan Islam

Merawat Orangtua dalam Pandangan Islam

8
Selain perawatan secara fisik, kita tidak boleh melupakan perlunya
perlakuan dan sikap yang baik pada orangtua. Mengucapkan kata “Ah”
kepada orangtua tidak dibolehkan oleh agama, apalagi mengucapkan
kata-kata atau memperlakukan mereka dengan lebih kasar daripada itu.
Terlebih lagi, orangtua yang telah berusia lanjut biasanya mengalami
perubahan perilaku dan lebih peka terhadap sikap atau ucapan yang
kasar. Untuk itu, dibutuhkan kesabaran dan ketelatenan dalam merawat
mereka. Sebagaimana firman Allah Ta’ala:

َّ‫سانًا ۚ إِ َّما يَ ْبلُ َغن‬ َ ‫ض ٰى َربُّكَ أَاَّل تَ ْعبُدُوا إِاَّل إِيَّاهُ َوبِا ْل َوالِ َد ْي ِن إِ ْح‬
َ َ‫َوق‬
‫ف َواَل تَ ْن َه ْر ُه َما‬ ٍّ ُ‫ِعندَكَ ا ْل ِكبَ َر أَ َح ُد ُه َما أَ ْو ِكاَل ُه َما فَاَل تَقُل لَّ ُه َما أ‬
‫َوقُل لَّ ُه َما قَ ْواًل َك ِري ًما‬
Artinya;
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah
selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan
sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya
sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali
janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan
janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka
perkataan yang mulia” (QS. Al- Isra’ [17]: 23).

9
DAFTAR PUSTAKA

Friedman, M. Marilyn.1998. Keperawatan Keluarga: Teori dan Praktik. Jakarta :


EGC.
Goldenberg, I., & Goldenberg, H. 2008. Family therapy: An overview.
Belmont, CA:Thomson Brooks/Cole.
Kewajiban Orang Tua dan Anak dalam Islam.
Available at: http://al-islam-

indonesia.blogspot.com/2012/05/kewajiban-orang-tua-dan-anak-
dalam.html (Diakses pada 12 Desember 2017).
Kewajiban-Kewajiban Orang Sakit. Available at :
http://darussunnah.or.id/artikel-islam/nasehat/kewajiban-kewajiban-
orang-sakit/ (Diakses pada 12 Desember 2017).
Sudiharto. 2007. Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Pendekatan
Keperawatan Transkultural. Jakarta: EGC.
Suprajitno. 2004. Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC.

10

Anda mungkin juga menyukai