Anda di halaman 1dari 10

Fara Nadya

1102018330

1. Memahami dan Menjelaskan Mengenai Narkoba

1.1 Definisi

NARKOBA singkatan dari Narkotika dan Obat berbahaya atau NARkotika,

Psikotropika, dan Bahan Adiktif lainnya (Adam, 2012)

a. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis
maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya
rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan
(UU No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika).

b. Psikotropika merupakan zat atau obat bukan narkotika, baik alamiah maupun sintesis, yang
memiliki khasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.(UU No. 5 Tahun 1997
Tentang Psikotropika)

c. Bahan adiktif adalah bahan/zat yang berpengaruh psikoaktif di luar Narkotika dan

Psikotropika dan dapat menyebabkan kecanduan

1.2 Jenis dan Golongan

1.2.1. Narkotika

A. Narkotika Golongan 1

Narkotika golongan 1 seperti ganja, opium, dan tanaman koka sangat berbahaya jika dikonsumsi
karena beresiko tinggi menimbulkan efek kecanduan.

B. Narkotika Golongan 2

Sementara narkotika golongan 2 bisa dimanfaatkan untuk pengobatan asalkan sesuai dengan
resep dokter. Jenis dari golongan ini kurang lebih ada 85 jenis, beberapa diantaranya seperti
Morfin, Alfaprodina, dan lain-lain. Golongan 2 juga berpotensi tinggi menimbulkan
ketergantungan.

C. Narkotika Golongan 3

Narkotika golongan 3 memiliki risiko ketergantungan yang cukup ringan dan banyak
dimanfaatkan untuk pengobatan serta terapi.

https://bnn.go.id/pengertian-narkoba-dan-bahaya-narkoba-bagi-kesehatan/

1.2.2. Psikotropika

A. Psikotropika Golongan 1

Obat-obatan yang termasuk dalam golongan ini memiliki potensi yang tinggi menyebabkan
kecanduan. Tidak hanya itu, zat tersebut juga termasuk dalam obat-obatan terlarang yang
penyalahgunaannya bisa dikenai sanksi hukum. Jenis obat ini tidak untuk pengobatan, melainkan
hanya sebagai pengetahuan saja. Contoh dari psikotropika golongan 1 diantaranya adalah LSD,
DOM, Ekstasi, dan lain-lain yang secara keseluruhan jumlahnya ada 14. Pemakaian zat tersebut
memberikan efek halusinasi bagi penggunanya serta merubah perasaan secara drastis. Efek buruk
dari penyalahgunaannya bisa menimbulkan kecanduan yang mengarah pada kematian jika sudah
mencapai level parah.

B. Psikotropika Golongan 2

Golongan 2 juga memiliki risiko ketergantungan yang cukup tinggi meski tidak separah
golongan 1. Pemakaian obat-obatan ini sering dimanfaatkan untuk menyembuhkan berbagai
penyakit. Penggunaannya haruslah sesuai dengan resep dokter agar tidak memberikan efek
kecanduan. Golongan 2 ini termasuk jenis obat-obatan yang paling sering disalahgunakan oleh
pemakaianya, misalnya adalah Sabu atau Metamfeamin, Amfetamin, Fenetilin, dan zat lainnya
yang total jumlahnya ada 14.

C. Psikotropika Golongan 3

Golongan 3 memberikan efek kecanduan yang terhitung sedang. Namun begitu, penggunaannya
haruslah sesuai dengan resep dokter agar tidak membahayakan kesehatan. Jika dipakai dengan
dosis berlebih, kerja sistem juga akan menurun secara drastis. Pada akhirnya, tubuh tidak bisa
terjaga dan tidur terus sampai tidak bangun-bangun. Penyalahgunaan obat- obatan golongan ini
juga bisa menyebabkan kematian. Contoh dari zat golongan 3 diantaranya adalah Mogadon,
Brupronorfina, Amorbarbital, dan lain-lain yang jumlah totalnya ada 9 jenis.

D. Psikotropika Golongan 4

Golongan 4 memang memiliki risiko kecanduan yang kecil dibandingkan dengan yang lain.
Namun tetap saja jika pemakaiannya tidak mendapat pengawasan dokter, bisa menimbulkan efek
samping yang berbahaya termasuk kematian. Penyalahgunaan obat-obatan pada golongan 4
terbilang cukup tinggi. Beberapa diantaranya bahkan bisa dengan mudah ditemukan dan sering
dikonsumsi sembarangan. Adapun contoh dari golongan 4 diantaranya adalah Lexotan, Pil
Koplo, Sedativa atau obat penenang, Hipnotika atau obat tidur, Diazepam, Nitrazepam, dan
masih banyak zat lainnya yang totalnya ada 60 jenis.

https://bnn.go.id/apa-itu-psikotropika-dan-bahayanya/

A. Psikotropika golongan I adalah psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi amat kuat
mengakibatkan sindroma ketergantungan.

B. Psikotropika golongan II adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat


digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat
mengakibatkan sindroma ketergantungan.

C. Psikotropika golongan III adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak
digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang
mengakibatkan sindroma ketergantungan.

D. Psikotropika golongan IV adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas
digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan
mengakibatkan sindroma ketergantungan

https://www.e-pharm.kemkes.go.id/front/pdf/UU51997.pdf

1.3 Dampak Penggunaan dan Penyalahgunaan

1.3.1. Narkotika
a. Dehidrasi

Penyalahgunaan zat tersebut bisa menyebabkan keseimbangan elektrolit berkurang. Akibatnya


badan kekurangan cairan. Jika efek ini terus terjadi, tubuh akan kejang-kejang, muncul
halusinasi, perilaku lebih agresif, dan rasa sesak pada bagian dada. Jangka panjang dari dampak
dehidrasi ini dapat menyebabkan kerusakan pada otak.

b. Halusinasi

Halusinasi menjadi salah satu efek yang sering dialami oleh pengguna narkoba seperti ganja.
Tidak hanya itu saja, dalam dosis berlebih juga bisa menyebabkan muntah, mual, rasa takut yang
berlebih, serta gangguan kecemasan. Apabila pemakaian berlangsung lama, bisa mengakibatkan
dampak yang lebih buruk seperti gangguan mental, depresi, serta kecemasan terus-menerus.

c. Menurunnya Tingkat Kesadaran

Pemakai yang menggunakan obat-obatan tersebut dalam dosis yang berlebih, efeknya justru
membuat tubuh terlalu rileks sehingga kesadaran berkurang drastis. Beberapa kasus si pemakai
tidur terus dan tidak bangun- bangun. Hilangnya kesadaran tersebut membuat koordinasi tubuh
terganggu, sering bingung, dan terjadi perubahan perilaku. Dampak narkoba yang cukup berisiko
tinggi adalah hilangnya ingatan sehingga sulit mengenali lingkungan sekitar

d. Kematian

Dampak narkoba yang paling buruk terjadi jika si pemakai menggunakan obat-obatan tersebut
dalam dosis yang tinggi atau yang dikenal dengan overdosis. Pemakaian sabu-sabu, opium, dan
kokain bisa menyebabkan tubuh kejang-kejang dan jika dibiarkan dapat menimbulkan kematian.
Inilah akibat fatal yang harus dihadapi jika sampai kecanduan narkotika, nyawa menjadi
taruhannya.

e. Gangguan Kualitas Hidup

Bahaya narkoba bukan hanya berdampak buruk bagi kondisi tubuh, penggunaan obat-obatan
tersebut juga bisa mempengaruhi kualitas hidup misalnya susah berkonsentrasi saat bekerja,
mengalami masalah keuangan, hingga harus berurusan dengan pihak kepolisian jika terbukti
melanggar hukum.
1.3.2. Psikotropika

a. Stimulan

Fungsi tubuh akan bekerja lebih tinggi dan bergairah sehingga pemakainya lebih terjaga. Kerja
organ tentu menjadi berat dan jika si pemakai tidak menggunakan obat-obatan tersebut, badan
menjadi lemah. efek kecanduan ini menyebabkan penggunanya harus selalu mengkonsumsi zat
tersebut agar kondisi tubuh tetap prima. Contoh stimulan yang sering disalahgunakan adalah
ekstasi dan sabu-sabu.

b. Halusinogen

Ini adalah efek yang sering dialami oleh pemakai dimana persepsinya menjadi berubah dan
merasakan halusinasi yang berelebihan. Contoh zat yang memberikan efek halusinogen salah
satunya adalah ganja.

c. Depresan

Efek tenang yang dihasilkan disebabkan karena zat tersebut menekan kerja sisten syaraf pusat.
Jika digunakan secara berlebihan, penggunanya bisa tertidur terlalu lama dan tidak sadarkan diri.
Bahaya yang paling fatal adalah menyebabkan kematian. Contoh zat yang bersifat depresan salah
satunya adalah putaw.

2. Memahami dan Menjelaskan Mengenai Jenis Program Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba

Pengurangan dampak buruk pada penasun dilaksanakan dengan strategi sebagai

berikut:

a. Penyediaan layanan berbasis hak

b. Mengoptimalkan modalitas penyediaan layanan

c. Menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pelaksanaan pengurangan dampak

buruk pada penasun

d. Pelayanan secara terintegrasi, komperhensif, dan berkesianmbungan


Pelaksanaan pengurangan dampak buruk pada Penasun meliputi:

a. Layanan alat suntik steril (LASS) dengan konseling perubahan perilaku serta dukungan
psikososial

o Dilakukan melalui kegiatan:

- Penjangkauan dan pendampingan kepada Penasun

- Konseling kepada Penasun untuk pengurangan risiko

- Penyediaan paket pencegahan melalui alat suntik steril

o Tujuan LASS:

- Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan Penasun mengenai

dampak buruk penggunaan Napza

- Mendekatkan Penasun kepada layanan lainnya dalam upaya

meningkatkan kualitas hidup fisik, mental, dan sosial dari Penasun

- Menghentikan beredarnya jarum suntik bekas pakai yang

berpotensi menularkan HIV, Hep B, dan Hep C.

o Diselanggarakan oleh:

- Puskesmas yang memiliki layanan pengurangan dampak buruk pada

Penasun

- Lembaga swadaya masyarakat dan organisasi masyarakat lain yang

menyelenggarakan kegiatan pengurangan dampak buruk pada

Penasun

b. Mendorong Penasun khususnya pencandu opioida menjalani terapi rumatan


opioida dan terapi ketergantungan Napza lainnya;

o Kegiatan:

- Program terapi rumatan meyadona

- Terapi rumatan buprenorfina

o Layanan:

- Detoksifikasi dan terapi putus zat

- Kondisi gawat darutat

- Komorbiditas fisik dan psikiatri

- Rawat jalan

- Rehabilitas rawat inap

Fasilitas pelayanan Kesehatan ditetapkan oleh Menteri

c. Mendorong Penasun untuk melakukan pencegahan penuaran seksual

o Kegiatan:

- Komunikasi, informasi dan edukasi yang diarahkan secara khusus kepada penasun dan
pasangan seksualnya

- Promosi kondom untuk Penasun dan pasangan seksualnya

- Pencegahan dan pengobatan infeksi menular seksual

o Tujuan

- Meningkatkan pengetahuan dan sikap yang dapat mendorong perubahan perilaku dalam
mengurani risiko terinfeksi HIV

- Menyediakan dan memberikan informasi yang benar dan tepat guna


- Mendukung terjadinya perubaha perilaku seks yang aman pada Penasun dan pasangan
seksualnya

- Mengurangi insiden penularan HIV pada Penasun ke pasangan seksualya

d. Layanan konseling dan tes HIV serta pencegahan/Imunisasi hepatitis

o Layanan

- Konseling dan Tes HIV

- Pencegahan diagnosis dan terapi untuk hepatitis

- Pengobatan antiretroviral dan perawatan bagi Penasun yang telah

terinfeksi HIV

3. Memahami dan Menjelaskan Mengenai Teknik Komunikasi dan Sosialisasi kepada


Masyarakat

4. Memahami dan Menjelaskan Mengenai Advokasi terhadap Penyalahgunaan Narkoba

4.1 Langkah-langkah

Berdasarkan tahapan dan langkah-langkah :

 Analisis, menentukan akar penyebab masalah, menentukan sasaran advokasi, menentukan


program yang ingin dijalankan

 Strategi, menentukan tujuan program, menentukan bentuk aksi, menentukan perumusam isi
pesan yang ingin disampaikan, menentukan media yang akan digunakan, menentukan pengaturan
daya

 Mobilisasi, menggunakan media massa, peningkatan peran jejaring, pengangkatan isu

 Tindakan/aksi, makin banyak yang berpartisipasi makin baik, tindakan “bersama”, dilakukan
secara kontinu dan konsisten
 Evaluasi, mengevaluasi penetapan sasaran, perumusan tujuan, perumusan isi pesan,
pemilihann saaluran, peran jejaring, pencapaian hasil

 Kesinambungan, memfollow-up perubahan perilaku perlu waktu panjang, advokasi bukan


“komunikasi tunggal”, isi pesan perlu diperluas dan diperdalam, tujuan semakin dirinci dan
diperjelas

4.2 Cara melakukan advokasi pada stakeholder (pembuat kebijakan, tokoh masyarakat, tokoh
agama)

4.3 Cara melakukan pemetaan untuk berkoalisi dan berkolaborasi

5. Memahami dan Menjelaskan Mengenai Pandangan Islam Terhadap Kematian Akibat Narkoba

Pandangan Islam Mengenai Narkoba


Para ulama sepakat haramnya mengkonsumsi narkoba ketika bukan dalam keadaan
darurat. Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Narkoba sama halnya dengan zat yang
memabukkan diharamkan berdasarkan kesepakatan para ulama. Bahkan setiap zat yang
dapat menghilangkan akal, haram untuk dikonsumsi walau tidak memabukkan”
(Majmu’Al Fatawa, 34: 204).

Dalil yang mendukung haramnya narkoba :

Pertama, Allah Ta’ala berfirman,

َ ِ‫ت َوي َُح ِّر ُم َعلَ ْي ِه ُم ْالخَ بَائ‬


‫ث‬ ِ ‫َوي ُِحلُّ لَهُ ُم الطَّيِّبَا‬

“Dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang
buruk” (QS. Al A’rof: 157). Setiap yang khobits terlarang dengan ayat ini. Di antara
makna khobits adalah yang memberikan efek negatif.

Kedua, Allah Ta’ala berfirman,

‫َواَل تُ ْلقُوا بِأ َ ْي ِدي ُك ْم ِإلَى التَّ ْهلُ َك ِة‬

“Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan” (QS. Al Baqarah: 195).
‫َواَل تَ ْقتُلُوا أَ ْنفُ َس ُك ْم إِ َّن هَّللا َ َكانَ بِ ُك ْم َر ِحي ًما‬

“Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang
kepadamu” (QS. An Nisa’: 29).

Ketiga, dari Ummu Salamah, ia berkata

‫ ع َْن ُكلِّ ُم ْس ِك ٍر َو ُمفَتِّ ٍر‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ِ ‫نَهَى َرسُو ُل هَّللا‬

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang dari segala yang memabukkan dan mufattir
(yang membuat lemah)” (HR. Abu Daud no. 3686 dan Ahmad 6: 309. Syaikh Al Albani
mengatakan bahwa hadits ini dho’if). Jika khomr itu haram, maka demikian pula
dengan mufattir atau narkoba.

Kematian akibat narkoba

Dari Abu Hurairah, Nabi ‫ ﷺ‬bersabda,

‫ َو َم ْن ت ََح َّس•ى ُس• َّما فَقَتَ• َل نَ ْف َس•هُ فَ ُس• َّمهُ في يَ• ِد ِه‬,‫َار َجهَنَّ َم يَت ََر َّدى فِيهَ•ا خَالِ•دًا ُم َخلَّدًا فيهَ•ا اَبَ•دًا‬ ِ ‫َم ْن ت ََر َّدى ِم ْن َجبَ ٍل فَقَتَ َل نَ ْف َسهُ فَهُ َو في ن‬
‫•ار َجهَنَّ َم خَالِ•دًا ُمخَ لَّدًا فِ ْيهَ•ا‬ ْ َ‫ و َم ْن قَتَ َل نَ ْف َسهُ بِ َح ِد ْي َد ٍة فَ َح ِد ْي َدتُهُ• فِي يَ ِد ِه يَتَ َوجَّأ ُ في ب‬,‫َار َجهَنَّ َم َخالِدًا ُم َخلَّدًا فيهَا أَبَدًا‬
ِ •َ‫طنِ ِه فِ ْي ن‬ ِ ‫يَت ََحسَّاهُ في ن‬
‫أَبَ•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••دًا‬
Barangsiapa yang sengaja menjatuhkan dirinya dari gunung hingga mati, maka dia di neraka
Jahannam dalam keadaan menjatuhkan diri di (gunung dalam) neraka itu, kekal selama
lamanya. Barangsiapa yang sengaja menenggak racun hingga mati maka racun itu tetap
ditangannya dan dia menenggaknya di dalam neraka Jahannam dalam keadaan kekal selama
lamanya. Dan barangsiapa yang membunuh dirinya dengan besi, maka besi itu akan ada
ditangannya dan dia tusukkan ke perutnya di neraka Jahannam dalam keadaan kekal selama
lamanya” (HR Bukhari no. 5778 dan Muslim no. 109).

Anda mungkin juga menyukai