Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Analogi Hukum, 2 (1) (2020), 88–92

Jurnal Analogi Hukum


Journal Homepage: https://ejournal.warmadewa.ac.id/index.php/analogihukum

Status Kewarganegaraan Anak Hasil Perkawinan Campuran


yang Lahir Pasca berlakunya Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia
I Putu Gede Bayu Sudarmawan*, I Gusti Bagus Suryawan dan Luh Putu Suryani

Fakultas Hukum, Universitas Warmadewa, Denpasar, Bali-Indonesia

*bayu.sudarmawan@gmail.com
How To Cite:
Sudarmawan, I. P. G. B., Suryawan, I. G. B., & ., Suryani, L. P. (2020). Status Kewarganegaraan Anak Hasil Perkawinan Campuran yang Lahir
Pasca berlakunya Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia . Analogi Hukum. 2(1). 88
-92. Doi: http://dx.doi.org/10.22225/.2.1.1629.88-92

Abstract-In many societies, marriage customs, who married her partner of different nationality for example a
man citizen of Indonesia who married women foreign nationals or otherwise. It is caused due to the influence
of globalization today. Of course, the marriage will having problems in the determination of citizenship status
if they have children, especially if they settled in Indonesia. This research intended to find answers about the
determination of the status of citizenship of children born of mixed marriages and the legal protection of
children of mixed marriages that result. This research uses research methods through a conceptual approach
to normative. The author uses primary law binding and also secondary legal material as a reference. The
results of this research is the child of a mixed marriage deserve the status of dual citizenship is limited and is
also entitled to preventive legal protection to guarantee the certainty of the law as a citizen of Indonesia.
Keywords: children, mixed marriage, citizenship status.

Abstrak-Dalam melangsungkan perkawinan, banyak masyarakat yang menikah dengan pasangannya yang
berbeda kewarganegaraan misalnya seorang pria warga negara Indonesia yang menikah dengan wanita warga
negara asing ataupun sebaliknya. Itu disebabkan karena pengaruh globalisasi saat ini. Tentu saja perkawinan
tersebut akan menimbulkan masalah dalam penentuan status kewarganegaraan apabila pasangan tersebut
memiliki anak, terutama apabila pasangan tersebut menetap di Indonesia. Penelitian ini dimaksudkan untuk
menemukan jawaban tentang penentuan status kewarganegaraan anak yang lahir dari perkawinan campuran
tersebut dan perlindungan hukum terhadap anak hasil perkawinan campuran terserbut. Penelitian ini
menggunakan metode penelitian normatif melalui pendekatan konseptual. Penulis menggunakan bahan hukum
primer yang bersifat mengikat dan juga bahan hukum sekunder sebagai referensi. Hasil penelitian ini adalah
anak hasil perkawinan campuran berhak mendapatkan status kewarganegaraan ganda terbatas dan juga berhak
mendapatkan perlindungan hukum preventif untuk menjamin kepastian hukumnya sebagai warga negara
Indonesia.
Kata kunci: anak, perkawinan campuran, status kewarganegaraan.

1. Pendahuluan Maha Esa serta untuk memperoleh keturunan


yang suputra. Perkawinan merupakan peristiwa
Setiap manusia tidak dapat hidup sendiri penting bagi manusia, dimana mereka yang
dan terpisah dari kelompoknya, karena manusia melangsungkan perkawinan dianggap sudah
merupakan makhluk social yang harus hidup memiliki ikatan lahir dan batin satu sama lain.
secara berdampingan serta berusaha untuk Menurut Sayuti Thalib, perkawinan adalah
meneruskan keturunannya dengan cara perjanjian suci untuk membentuk keluarga
melakukan atau melangsungkan perkawinan. antara seorang laki-laki dengan seorang
Perkawinan sendiri merupakan suatu ikatan perempuan (Thalib, 2009).
pertalian yang sah antara seorang pria dan
wanita dengan tujuan untuk membentuk rumah Dewasa ini dengan semakin
tangga yang abadi berdasarkan Ketuhanan Yang berkembangnya kehidupan manusia, sangat
Jurnal Analogi Hukum, Volume 2, Nomor 1, 2020. CC-BY-SA 4.0 License
88
Status Kewarganegaraan Anak Hasil Perkawinan Campuran yang Lahir Pasca berlakunya Undang-Undang Nomor
12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia

diperlukan hukum atau perangkat hukum untuk namun itu akan menimbulkan masalah hukum
mengatur kehidupan manusia tersebut. Dalam nantinya bagi anak-anak mereka baik selama
hal ini khususnya untuk mengatur perkawinan. perkawinan itu berlangsung maupun setelah
Perkawinan itu sendiri ada dua jenis yaitu putusnya perkawinan tersebut.
perkawinan biasa dan perkawinan campuran.
Perlu diketahui, di Indonesia sudah ada aturan Terjadinya perubahan terhadap undang-
hukum yang mengatur khusus masalah undang kewarganegaran Indonesia merupakan
perkawinan yaitu Undang-Undang Nomor 1 suatu lompatan besar tentang kejelasan hak dan
Tahun 1974. Menurut undang-undang tersebut kewajiban serta kepastian hukum terhadap
yang dimaksud perkawinan adalah ikatan lahir pengaturan status kewarganegaraan bagi anak-
batin antara seorang pria dan wanita sebagai anak hasil perkawinan campuran. Yang mana
pasangan suami istri dengan tujuan untuk dalam ketentuan undang-undang
membentuk keluarga yang bahagia dan kekal kewarganegaran yang lama, anak-anak yang
yang berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. lahir dari perkawinan campuran status
Sedangkan yang dimaksud perkawinan kewarganegaraannya otomatis mengikuti ayah
campuran adalah perkawinan antara dua orang mereka. Hal tersebut tentu saja membatasi
yang di Indonesia tunduk pada hukum yang hubungan antara ibu dan anak tersebut. Namun
berlainan karena perbedaan kewarganegaraan menurut Hukum Perdata Internasional dalam
yang salah satu pihak berkewarganegaraan menentukan status anak dan hubungan antara
asing dan pihak lain berkewarganegaraan anak dengan orang tuanya perlu dilihat terlebih
Indonesia. dulu apakah perkawinan orang tuanya sah atau
tidak, jika sah maka anak memiliki hubungan
Perlu diketahui diera globalisasi seperti hukum dengan ayahnya dan jika tidak sah maka
sekarang sudah banyak warga negara Indonesia anak memiliki hubungan hukum dengan ibunya.
yang melangsungkan perkawinan campuran,
baik itu laki-laki maupun perempuan. Tentu Sedangkan dalam pengaturan status
saja ada banyak faktor penyebabnya kewarganegaraan anak hasil perkawinan
diantaranya karena globalisasi informasi, campuran perlu diketahui terlebih dahulu
ekonomi, dan juga karena status kehidupan apakah anak itu lahir sebelum berlakunya
social dari warga negara asing yang dianggap undang-undang kewarganegaraan yang baru
lebih mapan ataupun sebaliknya sehingga atau setelah undang-undang tersebut berlaku.
menyebabkan pasangan yang berbeda Apabila ia lahir sebelum undang-undang
kewarganegaraan dan juga berbeda kultur tersebut berlaku dan tetap tinggal di Indonesia
budaya ini untuk memilih melakukan sampai undang-undang ini berlaku, maka anak
perkawinan campuran. tersebut harus didaftarkan oleh orang tuanya
paling lama 4 tahun setelah berlakunya undang-
Tentu saja hal tersebut akan menyebabkan undang ini agar mendapat pengakuan serta
timbulnya konsekuensi hukum yakni mengenai perlindungan hukum sebagai warga negara
masalah kewaraganegaraan baik bagi masing- Indonesia. Namun bagaimana pengaturan status
masing pihak yang melakukan perkawinan kewarganegaraannya jika anak hasil
campuran maupun bagi anak-anak yang lahir perkawinan campuran ini lahir pasca
dari perkawinan campuran tersebut. Itu karena berlakunya undang-undang kewarganegaraan
setiap negara mempunyai asas yang berbeda- yang baru di Indonesia?
beda tentang penentuan status kewarganegaraan
seseorang yang mana status kewarganegaraan Dari uraian latar belakang tersebut,
tersebut akan menentukan hak dan juga penelitian ini dilakukan untuk menganalisis
kewajibannya sebagai warga negara suatu pengaturan status kewarganegaraan serta tata
Negara (Sitorus, 2004). pendaftaran anak hasil perkawinan campuran
pasca berlakunya Undang-Undang Nomor 12
Di Indonesia sendiri dalam kasus tahun 2006 dan konsekuensi serta perlindungan
perkawinan campuran memang tidak hukum terhadap anak hasil perkawinan
memberikan status kewarganegaaan Indonesia campuran tersebut
secara otomatis bagi warga negara asing yang
menikah dengan warga negara Indonesia. 2. Metode
Namun apabila mereka ingin mendapatkan Metode penelitian menjabarkan perolehan
kewarganegaraan Indonesia, maka mereka informasi dan data dalam penelitian ini yang
harus mengajukan permohonan resmi kepada diawali dengan pencarian, pengumpulan dan
instansi yang berwenang sesuai peraturan yang analisis bahan hukum yang sifatnya ilmiah.
berlaku. Demikian pula bagi wanita warga Metode diperlukan dalam sebuah penelitian
negara Indonesia dapat mempertahankan karena bertujuan untuk mempelajari gejala
kewarganegaraan Indonesia yang dimilikinya,
Jurnal Analogi Hukum, Volume 2, Nomor 1, 2020. CC-BY-SA 4.0 License
89
Status Kewarganegaraan Anak Hasil Perkawinan Campuran yang Lahir Pasca berlakunya Undang-Undang Nomor
12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia

hukum yang ditimbulkan dari penelitian itu tersebut di Indonesia maka secara otomatis
secara sistematis. Indonesia menganut system kewarganegaraan
ganda. Artinya anak-anak yang lahir dari
Tipe penelitian ini tergolong penelitian perkawinan campuran pasca berlakunya undang
normatif yaitu penelitian yang difokuskan untuk -undang ini dapat memiliki atau memperoleh
mengkaji penerapan kaidah atau norma dalam kewarganegaraan ganda, baik kewarganegaran
hukum positif (Ibrahim, 2006). Pada penelitian ibunya atau pun kewarganegaraan ayahnya
ini, menggunakan bahan hukum yang diperoleh sampai ia berumur 18 tahun atau paling lambat
dari studi kepustakaan yaitu, Bahan Hukum saat ia berumur 21 tahun harus sudah memiliki
Primer antara lain KHUPerdata, Undang- satu kewarganegaraan tetap. Itu artinya anak
Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang dapat memiliki kewarganegaran ganda namun
Kewarganegaraan Republik Indonesia, sifatnya terbatas sampai umur 18 tahun.
Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI Nomor
22 Tahun 2012 tentang Tata Cara Pendaftaran Dengan pemberian status kewarganegaraan
Anak Berkewarganegaraan Ganda dan ganda terbatas terhadap anak-anak hasil
Permohonan Fasilitas Keimigrasian. Bahan perkawinan campuran merupakan satu hal yang
Hukum Sekunder meliputi literatur, jurnal, positif bagi anak, terlebih lagi bahwa yang
artikel dan hasil-hasil penelitian. berhak mendapatkan kewarganegaraan ganda
terbatas ini tidak hanya anak hasil perkawinan
Pengumpulan bahan hukum dilakukan campuran yang sah tetapi juga berlaku bagi
dengan cara membaca dan mempelajari serta anak yang lahir dari perkawinan campuran luar
memeriksa dokumen, buku serta hasil-hasil kawin yang diakui secara sah oleh ayahnya
penelitian yang kemudian dijadikan bahan yang berkewarganegaraan asing. Selain berhak
sebagai analisis permasalan agar dapat menarik mendapatkan kewarganegaraan ganda, dalam
simpulan sebagai bentuk interpretasi atas objek undang-undang ini dijelaskan bahwa anak hasil
secara konsisten sehingga memberikan saran perkawinan campuran berhak mendapatkan akta
sesuai permasalahan. kelahiran Indonesia sehingga anak berhak
3. Hasil dan Pembahasan mendapatkan pelayanan public termasuk untuk
mendapatkan Pendidikan di Indonesia. Dimana
aturan itu berbanding terbalik dengan aturan
Pengaturan Status Kewarganegaraan Anak undang-undang kewarganegaraan lama dimana
Hasil Perkawinan Campuran anak yang lahir dari perkawinan campuran
sangat sulit untuk mendapat pelayanan publik
Hampir setengah abad pengaturan serta diharuskan memperpanjang syarat-syarat
mengenai kewarganegaraan dalam hal keimigrasian jika tinggal di Indonesia (Jehani &
perkawinan campuran antara warga negara Harpen, 2006).
asing dengan warga negara Indonesia diatur
dalam Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958. Namun perlu diketahui sebelumnya,
Yang mana dalam undang-undang tersebut apabila anak hasil perkawinan campuran
sangat membatasi hubungan antara ibu dengan tersebut lahir sebelum berlakunya undang-
anaknya terlebih lagi jika perkawinan tersebut undang ini dan tetap tinggal di indoneisa
putus karena perceraian sehingga banyak sampai undang-undang ini berlaku, maka anak
masyarakat serta golongan yang berpendapat tersebut harus didaftarkan paling lambat 4 tahun
bahwa undang-undang itu sudah tidak sanggup pasca berlakunya undang-undang ini yaitu
untuk mendasari serta menampung kepentingan sampai 1 Agustus 2010 di Departemen Hukum
para pihak dalam perkawinan campuran dan HAM tempat tinggal anak tersebut. Namun
terutama dalam hal pengaturan masalah jika anak lahir pasca berlakunya undang-
kewarganegaraan bagi anak-anak hasil undang ini, maka secara otomatis ia
perkawinan campuran tersebut. mendapatkan status kewarganegaraan ganda
terbatas dan memperoleh affidafit yaitu surat
Untuk itu akhirnya pada tahun 2006 keterangan keimigrasian yang dilekatkan pada
akhirnya undang-undang tersebut diganti paspor asing anak berkewarganegaraan ganda
dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 agar dapat memperoleh fasilitas keimigrasian
yang mana dengan lahirnya undang-undang selama keluar masuk Indonesia dan affidafit ini
yang baru ini dapat mengurangi permasalahan diperlukan untuk penerbitan paspor Republik
yang timbul dari perkawinan campuran salah Indonesia bagi yang bersangkutan.
satunya yaitu dalam pengaturan status
kewarganegaraan anak hasil perkawinan Dalam proses pendaftarannya sendiri, saat
campuran. ini tepatnya pada tahun 2017 kementerian
Hukum dan HAM RI sudah memberlakukan
Setelah berlakunya undang-undang proses pendaftaran anak agar memiliki
Jurnal Analogi Hukum, Volume 2, Nomor 1, 2020. CC-BY-SA 4.0 License
90
Status Kewarganegaraan Anak Hasil Perkawinan Campuran yang Lahir Pasca berlakunya Undang-Undang Nomor
12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia

kewarganegaran ganda dan memilih sah maka anak hanya memiliki hubungan
kewarganegaraannya secara online. Hal ini hukum dengan ibunya dan hanya berhak
bertujuan untuk memudahkan para orang tua mewarisi harta ibunya saja. Berbeda halnya
yang melakukan perkawinan campuran untuk dalam kasus perkawinan yang memiliki anak
mendaftarakan anak-anak mereka dimana saja dengan status kewarganegaraan ganda dimana
dan kapan saja karena system online ini bekerja secara otomatis anak tersebut diakui sebagai
selama 24 jam penuh dengan melengkapi warga negara Indonesia sekaligus juga sebagai
persyaratan diantaranya : 1) Akta kelahiran warga negara asing sehingga anak tersebut tidak
anak yang bersangkutan; 2) Akta perkawinan bisa menjadi ahli waris terhadap harta orang
orang tua; 3) Pas Photo ukuran 4x6; 4) Kutipan tuanya. Hal itu secara tegas dijelaskan dalam
SK Menteri Hukum dan HAM tentang Pasal 21 ayat (1) UU Pokok Agraria yang
penetapan kewarganegaraan ganda bagi anak menyebutkan bahwa “hanya warga negara
yang lahir sebelum 1 Agustus 2006; 5) Indonesia yang dapat mempunyai hak milik”.
Affidavit untuk anak yang lahir setelah 1 Penjelasan itu dipertegas lagi dalam ayat (3)
Agustus 2006; dan 6) Surat Izin dari konsulat pasal yang sama dengan menyebutkan bahwa
asing kewarganegaraan anak yang orang asing yang memperoleh hak milik atas
bersangkutan. Seluruh persyaratan tersebut tanah pasca berlakunya UUPA wajib
harus berbentuk softcopy baik berupa melepaskan hak itu dalam jangka waktu satu
format .jpeg maupun .pdf. tahun sejak diperolehnya dan apabila jangka
waktu itu lampau dan hak tersebut tidak
dilepaskan maka hak itu hapus karena hukum
Konsekuensi dan Perlindungan Hukum Anak dan tanahnya jatuh pada negara. Ditambah
Hasil Perkawinan Campuran dalam ayat (4) menjelaskan selama seseorang
Setelah melakukan pendaftaran tersebut, disamping kewarganegaraan Indonesianya
maka secara otomatis anak memiliki hak dan mempunyai kewarganegaraan asing makai a
juga kewajiban sebagai warga negara Indonesia. tidak dapat mempunyai tanah dengan hak milik
Selain itu, anak juga secara otomatis menjadi atau mewarisi harta orangtuanya yang memiliki
subyek hukum sehingga hal tersebut harta yang berada di Indonesia.
menimbulkan akibat hukum yang dapat berupa Solusinya agar anak berkewarganegaraan
pengaturan status kewarganegaraan, hak yang ganda tersebut dapat mewarisi harta orang
mungkin timbul serta dimiliki setelah anak tuanya yang berkewarganegaraan Indonesia
tersebut lahir dan didaftarkan serta tentang yaitu hak milik atas tanah, maka pada batas
upaya perlindungan hukum yang mungkin waktu 18 tahun anak tersebut harus memilih
dilakukan untuk melindungi hak yang di miliki untuk menjadi warga negara Indonesia agar
oleh anak tersebut. dapat memiliki haknya sesuai dengan ketentuan
Di Indonesia, anak yang lahir dari hukum yang berlaku di Indonesia.
perkawinan campuran yang sudah berstatus Untuk melindungi hak-hak yang sudah dan
kewarganegaraan ganda mempunyai hak atau mungkin didapat oleh anak hasil
diantaranya hak untuk melangsungkan perkawinan campuran, maka diperlukan sebuah
perkawinan di wilayah Indonesia dengan upaya perlindungan hukum. Dalam undang-
memenuhi syarat-syarat yang sudah diatur undang kewarganegaraan yang baru ini,
dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 perlindungan hukum terhadap anak hasil
salah satunya yaitu harus berumur 19 tahun perkawinan campuran dicerminkan dari
untuk laki-laki dan 16 tahun untuk perempuan. pemberian status kewarganegaraan ganda
Ketika anak berkewarganegaraan ganda terbatas kepada si anak. Upaya tersebut
tersebut berdomisili di Indonesia dan hendak dilakukan agar si anak mendapat kepastian
melangsungkan perkawinan di Indonesia, maka hukum dan mendapatkan perlakuan yang layak
ia harus tunduk terhadap semua syarat yang karena ia juga memiliki darah keturunan
sudah diatur dalam undang-undang yang Indonesia dari salah satu orang tuanya.
berlaku. Perlindungan hukum yang sedemikian rupa
Hak yang selanjutnya yaitu hak untuk termasuk dalam perlindungan hukum yang
mewaris, dimana anak berhak mewaris harta bersifat preventif karena bertujuan untuk
warisan orang tua apabila memiliki hubungan mencegah terjadinya pelanggaran-pelanggaran
darah dengan orang tuanya. Untuk melihat yang mungkin dilakukan dan juga untuk
hubungan itu harus dibuktikan dahulu status memberi Batasan dalam melaksanakan satu
perkawinan orang tuanya, jika perkawinannya kewajiban bagi si anak (Hadjon, 1987).
sah maka anak berhak mewarisi harta
orangtuanya namun jika perkawinan itu tidak
Jurnal Analogi Hukum, Volume 2, Nomor 1, 2020. CC-BY-SA 4.0 License
91
Status Kewarganegaraan Anak Hasil Perkawinan Campuran yang Lahir Pasca berlakunya Undang-Undang Nomor
12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia

4. Simpulan Pintu Gerbang.


Dari hasil penelitian yang telah diuraikan, Thalib, S. (2009). Hukum Kekeluargaan
maka dapat ditarik kesimpulan yaitu : 1) Dilihat Indonesia (Cetakan kedua). Jakarta:
dari ketentuan Undang-Undang Nomor 12 Universitas Indonesia.
Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan,
pengaturan status kewarganegaraan anak hasil Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi
perkawinan campuran yang dapat memiliki Manusia Republik Indonesia Nomor 22
kewarganegaraan ganda terbatas ini sudah Tahun 2012 tentang Tata Cara
sangat baik, karena dapat memberikan Pendaftaran Anak Berkewarganegaraan
kepastian hukum kepada si anak dan ia juga Ganda dan Permohonan Fasilitas
diakui sebagai warga negara Indonesia setelah Keimigrasian.
mendaftarkan anak-anak hasil perkawinan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang
campuran tersebut untuk mendapatkan affidafit Kewarganegaraan Republik Indonesia.
berupa surat keimigrasian. 2) Konsekuensi atau
akibat hukum anak yang lahir dari perkawinan
campuran yaitu ia menjadi subyek hukum yang
hanya mempunyai hak antara lain hak dalam
hukum perkawinan dan juga hak dalam bidang
hukum waris. Untuk melindungi hak-haknya itu
maka diperlukan adanya upaya perlindungan
hukum yang bersifat preventif dengan cara
pemberian status kewarganegaraan ganda
terbatas yang mana anak-anak tersebut akan
diakui sebagai warga negara asing sekaligus
diakui juga sebagai warga negara Indonesia.
Selaku akademisi Ilmu Hukum didorong
untuk memberikan pandangan konkret terhadap
fenomena yang terjadi khususnya terhadap
pengaturan status kewarganegaraan bagi anak
hasil perkawinan campuran serta menganalisis
upaya-upaya perlindungan apa saja yang
mungkin diberikan oleh pemerintah untuk
melindungi hak-hak anak tersebut. Diharapkan
pemerintah semakin gencar dan efektif lagi
melakukan sosialisasi terhadap substansi dalam
undang-undang kewarganegaraan yang baru ini
agar kedepannya masyarakat lebih mengetahui
bagaimana pegaturan status terhadap anak hasil
perkawinan campuran tersebut.
Daftar Pustaka
Hadjon, P. M. (1987). Perlindungan Hukum
Bagi Rakyat di Indonesia (Sebuah Studi
tentang Prinsip-Prinsipnya,
Penanganannya oleh Pengadilan dalam
Lingkungan Peradilan Umum dan
Pembentukan Peradilan Administrasi
Negara). Surabaya: PT. Bima Ilmu.
Ibrahim, J. (2006). Teori dan Metodologi
Penelitian Hukum Normatif. Malang:
Bayumedia.
Jehani, L., & Harpen, A. (2006). Hukum
Kewarganegaraan. Bandung: Citra
Adyta Bakti.
Sitorus, J. (2004). Perkawinan Campuran
Dalam Hukum Indonesia. Jakarta:
Jurnal Analogi Hukum, Volume 2, Nomor 1, 2020. CC-BY-SA 4.0 License
92

Anda mungkin juga menyukai