Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN

PENDAHULUAN

PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIS RDTR KABUPATEN BANDUNG BARAT


1-1
LAPORAN
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Indonesia sebagai negara hukum yang demokratis merupakan pernyataan
politik hukum bangsa Indonesia, yang tercermin dalam Undang-Undang Dasar
1945 Pasal 1 Ayat (1) yang menyatakan “Negara Indonesia ialah Negara
Kesatuan yang berbentuk Republik” ayat (2) “Kedaulatan berada di tangan
rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar”,1 dan ayat (3) yang
berbunyi “Negara Indonesia adalah negara hukum”.2
Indonesia sebagai Negara Hukum sudah berdiri sejak lebih dari enam puluh
tahun lamanya, kualifikasi sebagai negara hukum pada tahun 1945 terbaca
dalam Penjelasan Undang-Undang Dasar. Penjelasan mengenai “Sistem
Pemerintahan Negara” dikatakan “Indonesia ialah negara yang berdasar atas
hukum”. Tujuan utama bentuk negara hukum adalah untuk menyelenggarakan
ketertiban hukum, yakni tata tertib yang umumnya berdasarkan hukum yang
terdapat pada rakyat. Negara hukum menjaga ketertiban hukum supaya jangan
terganggu dan agar semuanya berjalan menurut hukum.
Dengan demikian konsekuensi dari negara hukum tersebut, maka seluruh aktifitas
kenegaraan harus selalu didasarkan atas aturan hukum, termasuk dalam
merancang tata ruang baik secara nasional maupun di tingkat daerah Provinsi,
Kabupaten dan Kota. Dalam kegiatan merancang tata ruang maka para pihak baik
eksekutif maupun legislatif disarankan untuk mempergunakan mekanisme
demokrasi sehingga diharapkan dalam produk tata ruang tercermin kedaulatan
rakyat.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan


Ruang menjelaskan terkait Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) yang
merupakan penjabaran dari Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten
kedalam rencana distribusi pemanfaatan ruang dan bangunan serta bukan
bangunan pada kawasan perkotaan maupun kawasan fungsional kabupaten.
RDTR Kabupaten mempunyai fungsi untuk mengatur dan menata kegiatan
fungsional yang direncanakan oleh perencanaan ruang diatasnya dalam wujud
ruang yang serasi, seimbang, aman, nyaman dan produktif.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 15 Tahun 2010 tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang menjelaskan bahwa setiap Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten harus menetapkan bagian dari wilayah kabupaten
yang perlu disusun rencana detail tata ruangnya. Bagian yang akan disusun
dalam RDTR merupakan Kawasan Perkotaan, Kawasan Strategis Kota atau
Kawasan Strategis Kabupaten.
Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Bandung Barat telah ditetapkan melalui
Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Barat No. 02 Tahun 2012 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bandung Barat Tahun 2009-

PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIS RDTR KABUPATEN BANDUNG BARAT


1-2
LAPORAN
PENDAHULUAN

2029. Dalam penyusunan rencana detail tata ruang kabupaten bahwa dalam
RTRW Kabupaten Bandung Barat telah menetapkan bagian wilayah yang
harus disusun Rencana Detail Tata Ruangnya diantaranya yaitu Kecamatan
Cikalong Wetan, Lembang dan Parongpong.
Saat ini, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Bandung
Barat telah melaksanakan Penyusunan RDTR Kecamatan Cikalong Wetan,
Lembang dan Parongpong. Kecamatan Cikalong Wetan dan Kecamatan
Lembang merupakan kawasan yang pertumbuhannya relatif pesat, hal ini juga
didukung bahwa kedua kecamatan itu merupakan Pusat Kegiatan Lingkungan
promosi (PKLp) yang melayani kegiatan skala kabupaten atau beberapa
kecamatan dan diproyeksikan kedepannya sebagai PKL. Sedangkan
Kecamatan Parongpong mempunyai sistem perkotaan sebagai PPL (Pusat
Pelayanan Lingkungan) yang berfungsi melayani kegiatan skala kecamatan
dan beberapa desa, namun Kecamatan Parongpong ini termasuk kedalam
Wilayah Pengembangan (WP) Lembang, yang harus dijaga perkembangannya
karena termasuk dalam Kawasan Bandung Utara (KBU)
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang Kabupaten Bandung Barat perlu segera melakukan Penyusunan
Naskah Akademis RDTR sebagai penjabaran dari telah tersusunnya RDTR
Kecamatan Cikalong Wetan, Lembang dan Parongpong, sehingga dengan
tersusunnya naskah akademis ini dapat terbentuk produk aturan hukum tata
ruang yang hasilnya mencerminkan kedaulatan rakyat khususnya di ketiga
kecamatan tersebut.

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN KEGIATAN


1.2.1 Maksud
Maksud dari kajian Penyusunan Naskah Akademis RDTR ini yaitu
dihasilkannya kajian naskah akademis RDTR dan Menghasilkan Draf Raperda
tentang RDTR Kecamatan Cikalong Wetan, Lembang dan Parongpong yang
dalam penormaannya mampu menjawab permasalahan terkait dengan
masalah penataan ruang di Kecamatan Cikalong Wetan, Lembang dan
Parongpong yang telah dituangkan dalam Naskah Akademik
1.2.2 Tujuan
Sedangkan Tujuan dari kegiatan ini yaitu menyusun landasan ilmiah,
memberikan arah dan menetapkan ruang lingkup bagi penyusunan draf
Raperda tentang RDTR Kecamatan Cikalong Wetan, Lembang dan
Parongpong serta menyusun konsep (draf) rancangan Peraturan Daerah
tentang RDTR Kecamatan Cikalong Wetan, Lembang dan Parongpong.

1.2.3 Sasaran

PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIS RDTR KABUPATEN BANDUNG BARAT


1-3
LAPORAN
PENDAHULUAN

Adapun sasaran yang ingin dicapai adalah tersusunnya sebuah kebijakan


dalam bentuk Peraturan Daerah tentang tentang RDTR yang mempunyai
landasan yang kuat baik secara teoritik, ilmiah, dan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang ada yang didukung pula dengan penelitian empiris.

1.3. RUANG LINGKUP


Serangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan untuk dapat
mengakomodasikan tujuan, sasaran dan keluaran pekerjaan ini, mencakup:
a. Penyusunan Naskah Akademik tentang RDTR dengan melaksanakan
setidaknya beberapa kegiatan sebagai berikut:
• Studi kepustakaan.
• Penyusunan rancangan pelaksanaan, meliputi: identifikasi
permasalahan, metodologi dan kerangka konsep analisis, instrumen
penelitian, serta rencana kerja.
• Survey (observasi lapangan, FGD/interview)
• Pengambilan data primer ke lapangan dengan mempertimbangkan
kualitas sampel sesuai kaidah akademik.
• Pengumpulan data dan informasi terkait pekerjaan serta melakukan
pengolahan data dan analisis serta perancangan visi, misi, tujuan,
sasaran, arah kebijakan, strategi, indikasi program.
• Pelibatan pemangku kepentingan terkait
• Naskah akademik setidaknya menjawab dan mencakup hal-hal yang
telah diminta dalam maksud dan tujuan yang diuraikan di atas.
b. Penyusunan Draf Raperda tentang RDTR.
c. Penyedia Jasa Konsultansi berkewajiban untuk melaksanakan rapat-rapat
penyusunan yang melibatkan Tim Fasilitasi Penyusunan Naskah Akademik
dan Draft Raperda serta melaksanakan Diskusi dengan melibatkan
pemangku kepentingan yang terkait dalam proses penyusunan Naskah
Akademik dan Draft Raperda RDTR.
d. Penyedia Jasa Konsultansi berkewajiban menyerahkan hasil pekerjaan
sesuai waktu yang ditentukan dalam kontrak.
e. Penyedia Jasa Konsultasi berkewajiban untuk memperbaiki dan
menyempurnakan hasil pekerjaan yang telah diserahkan dalam hal ada
masukan dari pemangku kepentingan terkait, hasil Diskusi.
f. Hasil akhir pekerjaan berupa Naskah Akademik yang merupakan dokumen,
dalam bentuk laporan tertulis yang berisi uraian kajian secara teknis
akademik tentang RDTR dan draf Raperda tentang RDTR
g. Laporan akhir pekerjaan.
1.4. LOKASI KEGIATAN

PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIS RDTR KABUPATEN BANDUNG BARAT


1-4
LAPORAN
PENDAHULUAN

Lokasi kegiatan Penyusunan Naskah Akademis RDTR yaitu berada di


Kecamatan Cikalong Wetan, Lembang dan Parongpong, Kabupaten Bandung
Barat.

1.5. KELUARAN
Keluaran yang diharapkan dari kegiatan ini yaitu tersususnnya dokumen kajian
naskah akademis dan Draft Raperda RDTR Kecamatan Cikalong Wetan,
Lembang dan Parongpong.

PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIS RDTR KABUPATEN BANDUNG BARAT


1-5

Anda mungkin juga menyukai