Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN

PENDAHULUAN

STUDI KELAYAKAN (FEASIBILITY STUDY) PEMBANGUNAN USB SMKN PROVINSI BANTEN


2-1
LAPORAN
PENDAHULUAN

2.1 TINJAUAN TEORI


3 Pemerintah melalui
Departemen Pendidikan
Nasional akhir-akhir ini serius
4 memperhatikan perkembangan
Sekolah Menengah Kejuruan
( SMK ). Ada
5 perubahan kebijakan
berkenaan dengan
pengembangan SMA dan SMK
dimana yang
6 sebelumnya jumlah SMA lebih
banyak daripada SMK, lulusan
SMK dinilai
7 lebih siap kerja ketimbang
mereka yang baru tamat SMA.
Hal itu pulalah
8 yang menjadi salah satu alasan
pemerintah menambah jumlah
SMK di
STUDI KELAYAKAN (FEASIBILITY STUDY) PEMBANGUNAN USB SMKN PROVINSI BANTEN
2-2
LAPORAN
PENDAHULUAN

9 Indonesia.
10 Pemerintah melalui
Departemen Pendidikan
Nasional akhir-akhir ini serius
11 memperhatikan
perkembangan Sekolah
Menengah Kejuruan ( SMK ).
Ada
12 perubahan kebijakan
berkenaan dengan
pengembangan SMA dan SMK
dimana yang
13 sebelumnya jumlah SMA
lebih banyak daripada SMK,
lulusan SMK dinilai
14 lebih siap kerja ketimbang
mereka yang baru tamat SMA.
Hal itu pulalah

STUDI KELAYAKAN (FEASIBILITY STUDY) PEMBANGUNAN USB SMKN PROVINSI BANTEN


2-3
LAPORAN
PENDAHULUAN

15 yang menjadi salah satu


alasan pemerintah menambah
jumlah SMK di
16 Indonesia.
2.1.1 Kriteria Lahan USB SMKN
Beberapa kriteria lokasi lahan USB yang diharapkan dapat dipenuhi
dalam pekerjaan FS ini antara lain :

1. Sesuai antara rencana lokasi pembangunan USB SMK dengan RTRW


pemerintah daerah setempat beserta prioritas pembangunannya.
2. Tidak berdekatan dengan SMA/SMK/MAN yang sudah ada kecuali
untuk daerah padat penduduk.
3. Terletak di sekitar pemukiman penduduk.
4. Tidak termasuk wilayah konservasi .
5. Tidak berada dalam garis sepadan sungai dan jalur kereta api .
6. Bebas dari pengaruh jaringan listrik tegangan tinggi.
7. Dekat dengan daya dukung jenjang sekolah dibawahnya (SMP/MTs
sederajat).
8. Mudah dijangkau sarana transportasi umum
9. Akses jalan menuju lokasi dalam kondisi baik (perkerasan) dan dapat
dilalui kendaraan roda empat atau lebih (min lebar jalan 4 meter).
10.Tidak menyulitkan dalam transportasi bahan bangunan jika nanti
dilaksanakan pembangunan
11.Tersedia sumber air, tetapi tidak berada di daerah aliran sungai
(DAS)
12.Tersedia jaringan listrik dan komunikasi
13.Bebas dari banjir, genangan air, rawa, potensi tanah longsor.
14.Bebas dari gangguan suara, keramaian, bau (pencemaran udara)
15.Luas lahan USB SMKN yang dibutuhkan min 8.000 m2.
16.Ratio luas lahan sekitar 40% s.d 60% untuk panjang atau lebar.

STUDI KELAYAKAN (FEASIBILITY STUDY) PEMBANGUNAN USB SMKN PROVINSI BANTEN


2-4
LAPORAN
PENDAHULUAN

17.Kontur tanah relatif datar dengan toleransi kemiringan maksimal 5%.


18.Dan lain sebagainya (dapat ditambahkan oleh konsultan FS).

2.1.2 Pengertian Studi Kelayakan


Menurut Sutrisno (1982;75) Studi Keyakan (Feasibility study) adalah
suatu studi atau pengkajian apakah suatu usulan proyek/gagasan usaha
apabila dilaksanakan dapat berjalan dan berkembang sesuai dengan
tujuannya atau tidak. Objek atau subjeck maters studi kelayakan adalah
usulan proyek/gagasan usaha. Usulan proyek/gagasan usaha tersebut
dikaji, diteliti, dan diselidiki dari berbagai aspek tertentu apakah
memenuhi persyaratan untuk dapat berkembang atau tidak. Dalam studi
kelayakan yang distudi (diteliti) misalnya aspek pemasaran, aspek
tehnik, aspek proses termasuk input, out put dan pemasaran, aspek
komersial, aspek yuridis, aspek social budaya, aspek paedagogis dan
aspek ekonomi.

Sementara itu, Yacob Ibrahim (1998;1) mengemukakan bahwa Studi


Kelayakan (Feasibility study) adalah kegiatan untuk menilai sejauh
mana manfaat yang dapat diperoleh dalam melaksanakan suatu kegiatan
usaha /proyek dan merupakan bahan pertimbangan dalam mengambil
suatu keputusan, apakah menerima atau menolak dari suatu gagasan
usaha /proyek yang direncanakan. Pengertian layak dalam penilaian ini
adalah kemungkinan dari gagasan usaha/proyek yang akan dilaksanakan
memberikan manfaat (benefit), baik dalam arti financial benefit maupun
dalam arti social benefit. Layaknya suatu gagasan usaha/proyek dalam
arti social benefit tidak selalu menggambarkan dalam arti financial
benefit, hal ini tergantung dari segi penilaian yang dilakukan.

STUDI KELAYAKAN (FEASIBILITY STUDY) PEMBANGUNAN USB SMKN PROVINSI BANTEN


2-5
LAPORAN
PENDAHULUAN

Dari kedua pendapat tentang pengertian Studi Kelayakan diatas dapatlah


disimpulkan bahwa studi kelayakan adalah kegiatan menganalisa,
mengkaji dan menelilti berbagai aspek tertentu suatu gagasan
usaha/proyek yang akan dilaksanakan atau telah dilaksanakan, sehingga
memberi gambaran layak (feasible-go) atau tidak layak (no feasible-no
go) suatu gagasan usaha/proyek apabila ditinjau dari manfaat yang
dihasilkan (benefit) dari proyek/gagasan usaha tersebut baik dari susut
financial benefit maupun social benefit (Iwan Mardi; 2003).

2.1.3 Cakupan Studi Kelayakan


Pada umumnya studi kelayakan harus mencakup :

1. Analisis Kebutuhan
2. Analisis Teknis
3. Analisis Ekonomi
4. Analisis Finansial
5. Kajian Lingkungan dan Sosial

Analisis Kebutuhan bertujuan untuk memperkirakan kebutuhan atas


pembangunan proyek tersebut yang biasanya diawali dengan kondisi
eksisting dan permasalahan yang ada sehingga dapat disimpulkan bahwa
proyek tersebut memang perlu dibangun. Pada pelatihan ini yang
selanjutnya akan dibahas adalah analisis teknis, ekonomi, finansial dan
kajian lingkungan dan sosial.

2.2 TINJAUAN KEBIJAKAN


2.2.1 SNI pedoman teknis FS
Kegiatan studi kelayakan merupakan tindak lanjut dari rekomendasi
formulasi kebijakan berupa alternatif solusi yang dihasilkan dalam pra
studi kelayakan.
Proyek jalan dan jembatan yang memerlukan studi kelayakan harus
memenuhi kriteria:

STUDI KELAYAKAN (FEASIBILITY STUDY) PEMBANGUNAN USB SMKN PROVINSI BANTEN


2-6
LAPORAN
PENDAHULUAN

 menggunakan dana publik yang cukup besar dan atau proyek yang
penting dan strategis berdasarkan kebijakan publik;
 mempunyai sifat ketidak pastian dan resiko cukup tinggi;
 merinci proyek-proyek yang dihasilkan dalam pra studi kelayakan
yang mempunyai indikasi kelayakan yang tinggi;
 proyek memerlukan penajaman dalam rencana, melalui
pembandingan dua atau lebih alternatif solusi yang unggul;
 proyek memerlukan indikator kelayakan yang lebih teliti;
 atau berdasarkan keinginan pemberi kerja, dan lain-lain.
Lingkup kegiatan studi kelayakan, meliputi :
 formulasi kebijakan perencanaan yang meliputi kajian terhadap
kebijakan dan sasaran perencanaan, lingkungan dan penataan
ruang, serta pengadaan tanah;
 kajian terhadap kondisi eksisting pada wilayah studi;
 pengambilan data fisik, ekonomi dan lingkungan;
 prediksi hasil analisis kuantitatif untuk setiap alternatif solusi;
 kajian penggunaan alternatif teknologi dan standar yang berkaitan
dengan kebutuhan proyek;
 studi komparasi alternatif solusi pada koridor yang terpilih dalam
pra studi kelayakan
Hasil kegiatan studi kelayakan, meliputi :
 formulasi sasaran proyek;
 merupakan urutan unggulan, atas dasar indikator kelayakan yang
teliti dari alternative solusi yang distudi, sebagai masukan bagi
pihak pengambil keputusan;
 penajaman rencana dan rekomendasi alinyemen yang cocok, serta
standar-standar yang akan digunakan;
 rekomendasi waktu optimum (timing optimum) dan program
konstruksi;
 rekomendasi investigasi lingkungan dan sosial;

STUDI KELAYAKAN (FEASIBILITY STUDY) PEMBANGUNAN USB SMKN PROVINSI BANTEN


2-7
LAPORAN
PENDAHULUAN

 kerangka acuan analisis mengenai dampak lingkungan hidup


(AMDAL), jika dibutuhkan atau upaya pengelolaan lingkungan
hidup (UKL) - upaya pemantauan lingkungan hidup (UPL);
 kebutuhan survai untuk detailed engineering design (DED);
 estimasi biaya.

2.2.2 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lebak (Perda


kabupaten Lebak No 2 Tahun 2014 Tentang RTRW Kabupaten
Lebak 2014-2034)
A. Rencana Sistem Perkotaan Kabupaten Lebak

Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lebak (Perda


kabupaten Lebak No 2 Tahun 2014 Tentang RTRW Kabupaten
Lebak 2014-2034) Rencana sistem pusat kegiatan di Kabupaten
Lebak meliputi :

a. PKW berada di Perkotaan Rangkasbitung;


b. PKWp berada di :
 Perkotaan Bayah; dan
 Perkotaan Maja;
c. PKL berada di Perkotaan Malingping;
d. PKLp berada di :
 Perkotaan Cipanas; dan
 Perkotaan Panggarangan.
e. PPK berada di :
 Perkotaan Wanasalam;
 Perkotaan Cihara;
 Perkotaan Cilograng;
 Perkotaan Cibeber;
 Perkotaan Cijaku;

STUDI KELAYAKAN (FEASIBILITY STUDY) PEMBANGUNAN USB SMKN PROVINSI BANTEN


2-8
LAPORAN
PENDAHULUAN

 Perkotaan Cigemblong;
 Perkotaan Banjarsari;
 Perkotaan Cileles;
 Perkotaan Gunungkencana;
 Perkotaan Bojongmanik;
 Perkotaan Cirinten;
 Perkotaan Muncang;
 Perkotaan Sobang;
 Perkotaan Leuwidamar;
 Perkotaan Lebakgedong;
 Perkotaan Sajira;
 Perkotaan Cimarga;
 Perkotaan Cikulur;
 Perkotaan Warunggunung;
 Perkotaan Cibadak;
 Perkotaan Kalanganyar; dan
 Perkotaan Curugbitung.

Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lebak (Perda


kabupaten Lebak No 2 Tahun 2014 Tentang RTRW Kabupaten
Lebak 2014-2034) kabupaten Lebak memiliki dua rencana kawasan
pengembangan yaitu kawasan pengembangan agropolitan dan
minapolitan. Pengembangan kawasan agropolitan memiliki fungsi
utama sebagai pusat pengembangan potensi pertanian pada
kawasan perdesaan berada di Kecamatan Wanasalam. Sedangkan
Pengembangan kawasan minapolitan memiliki fungsi utama
sebagai pusat pengembangan potensi perikanan budidaya air
tawar pada kawasan perdesaan berada di :

a. Kecamatan Wanasalam;

b. Kecamatan Cipanas; dan

c. Kecamatan Warunggunung.

STUDI KELAYAKAN (FEASIBILITY STUDY) PEMBANGUNAN USB SMKN PROVINSI BANTEN


2-9
LAPORAN
PENDAHULUAN

STUDI KELAYAKAN (FEASIBILITY STUDY) PEMBANGUNAN USB SMKN PROVINSI BANTEN


2-
10

Anda mungkin juga menyukai