Anda di halaman 1dari 16

Penentuan pH Dan Ka

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 TUJUAN PERCOBAAN


1. Untuk menentukan daerah perubahan warna Indikator
2. Menentukan pH suatu larutan dengan menggunakan indikator universal
3. Untuk membandingkan harga pH suatu larutan dengan menggunakan
Indikator Universal
4. Menentukan Ka suatu asam yang diketahui pH dan konsentrasinya

1.2 DASAR TEORI


Pada asam basa Arrhenius, menggunakan H+ dan OH- untuk
menjelaskan pengertian asam dan basa. Selain menjelaskan pengertian asam-
basa, H+ dan OH- dapat juga digunakan untuk menerangkan derajat keasaman
atau kebasaan larutan asam-basa. Semakain besar konsentrasi H+, semakin
besar sifat asamnya. Sebaliknya, semakin besar konsentrasi OH -, semakin besar
pula sifat basanya.
Namun, pernyataan kekuatan asam atau kekuatan basa  menggunakan
[H+] atau [OH-] memberikan angka yang sangat kecil dan cara penulisannya
tidak  sederhana.  Untuk menghindari kesulitan yang mungkin dapat
ditimbulkan dari penulisan angka  angka yang  tidak sederhana ini , pada tahun
1909 Soren Peer Lauritz Sorensen (1868-1939),  seorang ahli  biokimia dari
Denmark mengajukan penggunaan istilah pH (power or Hydrogen). Nilai pH
mempunyai rentang dari 1 sampai 14.
Angka pH suatu larutan menyatakan derajat atau tingkat keasaman
larutan tersebut. Nilai pH diperoleh sebagai hasil negatif logaritma 10 dari
konsentrasi ion H+ . Dengan demikian, untuk larutan asam berlaku:
pH = -log [ H+ ]

Analog dengan pH, untuk larutan basa berlaku :


pH = -log [ OH- ]
Ketentuan pH antara lain :
 Larutan bersifat netral, apabila memiliki pH = 7.
 Larutan bersifat asam, apabila memiliki pH < 7.
 Larutan bersifat basa, apabila memiliki pH > 7.
Untuk menentukan nilai pH dapat dilakukan dengan berbagi cara, yaitu
kertas lakmus, indikator universal, indikator asam–basa, dan pH meter.
(Anonim,2010)

[1]
Penentuan pH Dan Ka

1.2.1 Kertas Lakmus


Kertaslakmus hanya berfungsi untuk menentukan apakah suatu
zat bersifat asam atau basa. Lakmus merah dan lakmus biru tidak dapat
menunjukkan berapa harga pH secara tepat. Apabila lakmus biru
dicelupkan ke larutan asam akan menjadi warna merah. Sebaliknya, jika
lakmus merah dicelupkan ke larutan basa maka akan berubah menjadi
warna biru.

1.2.2 Indikator Universal


Pengukuran pH menggunakan indikator universal dapat
menentukan secara tepat pH suatu larutan. Dengan harga pH untuk
larutan yang bersifat asam (pH<7), netral (pH=0), atau bersifat basa (pH
> 7). Kertas indikator tersebut dicelupkan pada larutan yang akan
ditentukan nilai pH-nya. Ketika sudah tercelup, warna-warna pada kertas
akan berubah. Keempat garis dicocokkan dengan skala pH dari 0 sampai
14 yang terdapat pada kemasan kertas indikator (Anonim,2010).

1.2.3 Indikator Asam-Basa


Indikator merupakan zat warna yang memiliki warna berbeda
dalam kondisi asam dan basa. Perubahan warna yang dihasilkan indikator
asam-basa bergantung pada pH. Larutan indikator asam-basa tidak
memastikan secaratepat nilai pH, namun hanya memperkirakan rentang
nilai pH. Perubahan warna zat atau larutan indikator memiliki rentang
(trayek) tertentu yang disebut trayek indikator. Parhatikan harga trayek
pH zat-zat indikator pada tabel dibawah ini :
Tabel 1. Trakyek pH pada indikator asambasa

sumber : hudawaudchemistry.wordpress.com, 2013

[2]
Penentuan pH Dan Ka

1.2.4 pH Meter
Selain menggunakan indikator universal, untuk mengetahui nilai
pH suatu zat juga bisa digunakan  alat yang disebut pH meter. pH meter
mempunyai elektrode yang dicelupkan ke dalam larutan yang  akan
diukur pH-nya. Nilai pH dapat langsung diketahui melalui tampilan layar
digital pada alat  tersebut.
pH meter adalah harga yang diberikan untuk tetapan
kesetimbangan asam dan merupakan ukuran kekuatan asam. Harga Ka
mencerminkan kekuatan asam : semakin besar Ka, semakin kuat asam.
Nilai Ka untuk setiap larutan berbeda-beda bergantung reaksi ionisasinya.
Untuk asam kuat harga Ka antara 103 sampai dengan 10-2, sedangkan
asam lemah memiliki harga lebih kecil.
HA ↔ H+ + A-

Ka = ¿ ¿

Harga pH suatu larutan menggunakan indiktor universal


ditentukan menyesuaikan antara warna pada indikator dengan kotak
pembanding ternyata suatu larutan berbanding lurus sengan konsentrasi
larutan dan berbanding dengan pH (Sutresna,2011)

1.2.5 Larutan Asam


Asam (yang sering diwakili dengan rumus HA) secara umum
merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan
menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Terdapat definisi yang
umum diterima dalam kimia :
 Arhenius : Menurut definisi ini, asam adalah zat yang mengikat
konsentrasi ion hydronium (H3O+), ketika dilarutkan dalam air.
Contoh : HA → H+ + A-
 Brownsted – Lowry : Menurut definisi ini, asam adalah
pemberi proton kepada basa. Asam dan basa bersangkutan sebagai
pasangan asam – basa konjugat.
Contoh : HCl + H2O ↔ Cl- + H3O+
 Lewis : Menurut definisi ini, asam adalah penerima pasangan
elektron dari basa. Definisi ini dapat mencakup asam yang tudak
mengandung hydrogen atau proton yang dapat dipindahkan.
Contoh : NH3 + BF3 → NH3BF3
Dalam definisi modern, asam adalah suatu zat yang dapat
memberi proton (ion H+) kepada zat lain (yang disebut basa), atau dapat
menrima pasangan elektron bebas dari suatu basa.
Sifat – sifat asam :

[3]
Penentuan pH Dan Ka

 pH kurang dari 7
 memerahkan kertas lakmus biru
 dapat menghantarkan arus listrik
 korosif terhadap logam
1.2.5.1 Pengelompokkan Senyawa Asam
Berdasarkan kuat lemahnya, senyawa asam terbagi menjadi dua yaitu
(Purba,2006) :
1. Asam Kuat
Asam kuat merupakan senyawa elektrolit kuat. Di dalam air,
senyawa ini dapat menghasilkan ion H+ secara sempurna, yaitu seluruh
molekul asam membentuk ion. Jumlah mol zat yang terionisasi sama
dengan jumlah mol zat mula-mula. Asam kuat memiliki derajat ionisasi
(α) sama dengan 1. Contoh senyawa asam kuat yaitu HCl, HBr, H 2SO4,
HClO4.

2. Asam Lemah
Asam lemah merupakan elektrolit lemah sehingga di dalam air
dapat terionisasi, tetapi tidak sempurna. Harga derajat ionisasi asam
lemah berkisar antara nol dan satu (0 < α < 1). Senyawa ini terionisasi
tidak sempurna sehingga masih ada molekul yang tidak terionisasi.
Contoh asam lemah yaitu CH3COOH, H2S, H2CO3, H2SO3, dan H3PO4.

1.2.6 Larutan Basa


Basa adalah senyawa kimia yang menyerap ion hidronium ketika
dilarutkan dalam air. Basa memiliki pH lebih dari 7.
Sifat – sifat Basa :
 Kaustik
 Rasanya Pahit
 Licin seperti sabun
 Nilai pH lebih dari 7
 Mengubah warna lakmus merah menjadi biru
 Dapat menghantar arus listrik

1.2.6.1 Pengelompokkan Senyawa Basa


Berdasarkan kuat lemahnya, senyawa basa terbagi menjadi dua yaitu
(Purba,2006) :
1. Basa kuat
Basa kuat merupakan senyawa elektrolit kuat. Di dalam air
senyawa ini menghasilkan ion OH- secarasempurnayaitu seluruh molekul

[4]
Penentuan pH Dan Ka

basa membentuk ion ( α ). Contohnya basa kuat yaitu NaOH, Ca(OH),


Sr(OH), KOH dan LiOH.

2. Basa lemah
Basa lemah merupakan senyawa elektrolit lemah dan tidak
dapat terionisasi dengan sempurna ( 0 < α < 1 ). Contohnya basa lemah
yaitu Mg(OH)2 dan Al(OH)2.

1.2.7 Larutan Buffer


Larutan buffer (penyangga) adalah larutan yang dapat menjaga
(mempertahankan) pHnya dari penambahan asam, basa, maupun
pengenceran oleh air. pH larutan buffer tidak berubah (konstan) setelah
penambahan sejumlah asam, basa, maupun air. Larutan buffer mampu
menetralkan penambahan asam maupun basa dari luar.
Secara umum,  larutan penyangga digambarkan sebagai
campuran yang terdiri dari:
      Asam lemah (HA) dan basa konjugasinya (ion A-), campuran ini
menghasilkan larutan bersifat asam.
     Basa lemah (B) dan basa konjugasinya (BH +), campuran ini
menghasilkan larutan bersifat basa.
Komponen larutan penyangga terbagi menjadi:
1.    Larutan penyangga yang bersifat asam
Larutan ini mempertahankan pH pada daerah asam (pH < 7).
Untuk mendapatkan larutan ini dapat dibuat dari asam lemah dan
garamnya yang merupakan basa konjugasi dari asamnya. Adapun cara
lainnya yaitu mencampurkan suatu asam lemah dengan suatu basa kuat
dimana asam lemahnya dicampurkan dalam jumlah berlebih. Campuran
akan menghasilkan garam yang mengandung basa konjugasi dari asam
lemah yang bersangkutan. Pada umumnya basa kuat yang digunakan
seperti natrium, kalium, barium, kalsium, dan lain-lain.

2.    Larutan penyangga yang bersifat basa


Larutan ini mempertahankan pH pada daerah basa (pH > 7).
Untuk mendapatkan larutan ini dapat dibuat dari basa lemah dan garam,
yang garamnya berasal dari asam kuat. Adapun cara lainnya yaitu dengan
mencampurkan suatu basa lemah dengan suatu asam kuat dimana basa
lemahnya dicampurkan berlebih (Anonim,2010).

[5]
Penentuan pH Dan Ka

BAB II
METODOLOGI

2.1 ALAT DAN BAHAN


2.1.1 Alat
1. Tabung reaksi
2. Rak tabung reaksi
3. Gelas kimia 100 mL, 250 mL, dan 500mL
4. Pipet tetes
5. Pipet ukur 10 mL
6. Pipet volume 25 mL
7. Labu ukur 100 mL
8. Corong Kaca
9. Bulp
10. Botol Semprot

2.1.2 Bahan
1. Larutan buffer pH 3,4,5,6,7,8 dan 9
2. Indikator PP, Metil Merah, Metil Orange, Bromo Kresol Hijau,
Bromo Fenol Biru, dan Timol Biru
3. HCl 0,1 N
4. CH3COONa 0,1 N
5. Air ledeng
6. NH4Cl 0,1 N
7. Indikator Universal

2.2 PROSEDUR KERJA


2.2.1 Penentuan Daerah Perubahan Warna Indikator Asam Basa
1. Menyiapkan 42 buah tabung reaksi yang bersih beserta rak tabung
reaksi
2. Memasukan ke dalam 7 buah tabung reaksi kecil masing– masing 2
ml larutan buffer pH 3,4,5,6,7,8 dan 9 (memberikan label pada setiap
tabung agar tidak tertukar)
3. Kedalam tabung tabung reaksi yang berisi larutan buffer
menambahkan 2 tetes Indikator PP ke dalam setiap tabung reaksi
yang berisi larutan buffer, amati dan mencatat perubahan warna yang
terjadi pada larutan buffer
4. Menentukan daerah perubahan warna Indikator PP

[6]
Penentuan pH Dan Ka

5. Melakukan cara diatas (point 2-4) dimana Indikator PP diganti


dengan Metil Merah, Metil Orange, Bromo Kresol Hijau, Bromo
Fenol Biru, dan Timol Biru
6. Menyimpan tabung reaksi yang berisi larutan buffer yang telah
ditambahkan Indikator sebagai bahan rujukan untuk pengamatan
selanjutnya.

2.2.2 Mengukur pH Larutan dengan Indikator Universal


1. Memasukan 2 ml larutan cuplikan (air ledeng, larutan NH 4Cl0,1 N,
larutan CH3COONa 0,1 N) kedalam tabung reaksi kecil dan
tambahkan 2 tetes Indikator Timol Biru, amati dan catat perubahan
warna yang terjadi
2. Melakukan pengerjaan diatas dengan menggunakan indikator lainnya
(PP,Metil Merah, Metil Orange, Bromo kresol Hijau, bromo Fenol
Biru)
3. Dari warna yang ditunjukkan oleh Indikator, memperkirakan pH
cuplikan sampai satuan pH terdekat dengan membandingkan
terhadap warna larutan yang ditunjukkan oleh buffer yang telah
ditambahkan Indikator
4. Melakukan pengukuran pH dengan menggunakan indikator
universal. Mencatat harga pH cuplikan menurut pengamatan pada
Indikator tersebut

2.2.3 Menentukan pH dan Ka Suatu Asam


1. Masukkan 25 ml larutan HCl 0,1 N kedalam gelas kimia 50 ml atau
100 ml
2. Mengukur dan mencatat pH larutan tersebut dengan menggunakan
Indikator Universal
3. Menghitung tetapan keseimbangan (Ka)
4. Membandingkan hasil pengukuran pH larutan dengan menggunakan
pH meter
5. Melakukan cara yang sama (point 1-4) dengan larutan HCl dengan
konsentrasi 0.01 N

[7]
Penentuan pH Dan Ka

2.3 DIAGRAM ALIR


2.3.1 Penentuan Daerah Perubahan Warna Indikator Asam Basa

Ditambahkan larutan buffer pH 3,4,5,6,7,8 dan 9

Memasukkan larutan
Menambahkan 2 tetes indicator PP, Metil Merah, buffer kedalam 42
Metil Orange, Bromo kresol hijau, bromo timol tabung reaksi dengan
biru, bromo fenol biru, kedalam setiap tabung masing masing 2 ml
reaksi yang berisi larutan buffer

Mengukur PH dengan indicator universal


Menagamati Menentukan Memasukkan 2 ml
perubahan warna dan daerah perubahan larutan cuplikan
mencatat perubahan warna kedalam tabung reaksi
warna

Menentukan PH masing masing larutan dan


Menambahkan 2 tetes indicator PP, Bromo
membandingkan dengan warna larutan yang
timol biru, bromo kresol hijau, metal orange,
ditunjukan oleh buffer yang ditambahkan
metil merah, bromo fenol biru
indikator

Melakukan pengukuran PH dengan indicator Membandingkan data harga PH dengan kedua


universal dan mencatat harga PH cuplikan metode dengan pengamatan warna setelah
menurut pengamatan penambahan indicator universal

2.3.2 Menentukan pH dan Ka Suatu Asam

HCl 0.1 N

Dilakukan Pengenceran HCl 0.1 N menjadi 0.01

Memasukkan larutan kedalam gelas kimia 50 ml

Diuji dengan indikator


universal dan PH meter

Ditentukan Ka nya

[8]
Penentuan pH Dan Ka

2.4 SAFETY ALAT DAN BAHAN


Safety yang digunakan dan percobaan ini antara lain :
1. Jas lab.
2. Sepatu tertutup
3. Sarung Tangan

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 DATA PENGAMATAN


Tabel 3.1.1 Daerah Perubahan Warna Indikator Asam Basa

LARUTAN BUFFER
INDIKATOR
pH 3 pH 4 pH 5 pH 6 pH 7 pH 8 pH 9

Merah Merah
METIL MERAH merah orange kuning kuning kuning
muda muda

Merah
FENOLFTALEIN Bening Bening Bening Bening Bening bening
muda

Orange Orange Orange Orange Orange Orange Orange


METIL ORANGE
tua muda muda muda muda muda Muda

Kunin Kunin Hijau Hijau


TIMOL BIRU Orange Kuning Kuning
g g lumut tua

BROME KRESOL Hijau Biru Biru Biru


Kuning Biru Biru tua
HIJAU bening muda muda muda

BROME FENOL Hijau Ungu


Ungu Violet Ungu Ungu Ungu
BIRU lumut muda

Tabel 3.1.2 Penentuan pH larutan

Sampel
Larutan cuplikan ( air ledeng, larutan
NH4Cl, CH3COOH 0.1 N )
No Indikator

Indicator universal PH meter

Bromo Kresol Hijau


1 <8 7
(BKH)
2 Timol Biru (TB) >6 7
3 Phenol Pthalein (PP) >5 6
4 Metil Merah (MM) >5 7
Bromo Fenol Biru
5 >5 6
(BFB)
6 Metil Orange (MO) < 8 8

[9]
Penentuan pH Dan Ka

Tabel 3.1.3 Nilai pH perubahan warna yang terjadi pada perbedaan


konsentrasi larutan
pH With pH With
LARUTAN Ka
Universal pH-Meter
HCl 0.1 N 1 2 103
HCl 0.01 N 2 2.79 105

3.2 PEMBAHASAN
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan pH suatu larutan
menggunakan Indikator asam basa dan menggunakan indikator universal, lalu
membandingkan harga pH yang diperoleh dari kedua indikator tersebut.
Dalam percobaan ini digunakan beberapa indikator yaitu metil orange,
bromo fenol biru, phenolpthalein, metil merah, timol biru, bromo kresol hijau,
dan indikator universal.
Pada praktikum pertama dilakukan pengidentifikasian range warna
dari suatu indikator apakah sesuai atau tidak dengan teori. Pada praktikum
pertama ini dilakukan pengamatan perubahan warna pada larutan buffer yang
diteteskan beberapa indikator yaitu indikator PP, Metil Merah, Metil Orange,
Timol Biru, Bromo Fenol Biru, dan Bromo Kresol Hijau yang kemudian
dibandingkan dengan tabel trayek pH teori sebagai berikut. Dimana tabel trayek
pH teori dapat dilihat pada tabel 1.Trayek pH teori pada indikator asam – basa.
Dari hasil praktikum terjadi perbedaan warna antara teori dengan data
pengamatan (data pengamatan dapat dilihat pada tabel 3.1.1 sedangkan data
teori dapat dilihat pada tabel 1).Perbedaan ini terjadi pada indikator Metil
Merah, Metil Orange dan Bromo Fenol Biru. Hal ini dapat terjadi yaitu karena
kurangnya tetesan indikator yang diberikan pada larutan buffer menyebabkan
perubahan warna yang dihasilkan dari penginonisasian metil merah dengan pH
larutan buffer menjadi tidak begitu mendekati warna teori. Sebagai contoh yaitu

[10]
Penentuan pH Dan Ka

Metil Orange yang mengalami perubahan warna orange dari pH 3-9 pada
praktikum sedangkan pada teori perubahan warna yang dialami oleh Metil
Orange adalah merah ke kuning pada pH 3.1 – 4.4. Ini disebabkan kurangnya
keseimbangan yang dihasilkan dari penarikan ion H+ oleh ion N yang berasal
dari senyawa Metil Orange sehingga warna yang dihasilkan adalah warna
transisi yaitu orange. (Anonim,2010)
Pada praktikum membandingkan PH larutan dengan indicator
universal dan PH meter dilakukan dengan tujuan untuk menentukan Ka
(Konstanta asam) pada suatu larutan yang telah diketahui
konsentrasinya.Berdasarkan Tabel 3.1.3 : Nilai pH larutan HCl yang
konsentrasinya berbeda untuk menentukan harga Ka .Dimana penentuan harga
pH dari setiap larutan HCl menggunakan indikator universal.Terdapat pengaruh
konsentrasi larutan pada saat penentuan nilai Ka HCl yaitu semakin tinggi
konsentrasi larutan HClnya maka semakin tinggi pula nilai Ka-nya.Selain itu,
terdapat pula pengaruh pH terhadap penentuan nilai Ka-nya yaitu semakin
tinggi pH larutan HClnya maka semakin kecil nilai Ka-nya. Hal ini dibuktikan
dengan larutan HCl 0,1 N yang pHnya 1 memiliki nilai Ka yaitu 0,1 ; untuk
larutan HCl 0,01 N yang pHnya 2 memiliki nilai Ka yaitu 0,01.

[11]
Penentuan pH Dan Ka

BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
1. Berdasarkan praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa daerah
perubahan warna yang terjadi pada suatu larutan menggunakan indikator
asam basa untuk larutan buffer pH 3 – 9 adalah sebagai berikut.
 Indikator Metil Orange terjadi perubahan warna orange
 Indikator Bromo Fenol Biru terjadi perubahan warna dari hijau lumut
ke ungu.
 Indikator Phenol phtalein terjadi perubahan warna dari tak berwarna ke
merah muda
 Indikator Metil Merah terjadi perubahan warna dari merah muda ke
kuning
 Indikator Timol Biru terjadi perubahan warna dari orange ke hijau tua
 Indikator Bromo Kresol Hijau terjadi perubahan warna dari kuning ke
biru muda.
2. Berdasarkan praktikum menentukanPH dan Ka HCl yaitu menentukan
harga Ka dari suatu larutan yang telah diketahui konsentrasinya dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh konsentrasi larutan pada saat
penentuan nilai Ka HCl yaitu semakin tinggi konsentrasi larutan HClnya
maka semakin tinggi pula nilai Ka-nya. Selain itu, terdapat pula pengaruh
pH terhadap penentuan nilai Ka-nya yaitu semakin tinggi pH larutan
HClnya maka semakin kecil nilai Ka-nya.

4.2 SARAN
Untuk praktikum selanjutnya sebaiknya dalam pengukuran harga Ka
menggunakan pengujian berdasarkan beda valensi untuk menentukan pengaruh.

[12]
Penentuan pH Dan Ka

DAFTAR PUSTAKA

Anonim,2010,
http://hudawaudchemistry.
wordpress.com/2013/01/02/larutan-asam-dan-basa/27 Desember 2014

Anonim,2010.
http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah
web/2009/0700544/tambahan%20pH4.html/27 Desember 2014

Purba, M, 2006”Kimia Untuk SMA XI”. Jakarta : Erlangga

Sutresna, Nana, 2011, “Chemistry 2B”. Bandung : Facil.

Tim Laboratorium Kimia Dasar, 2013, “Penuntun Praktikum Dasar Proses


Kimia”, Samarinda : Politeknik Negeri Samarinda

[13]
Penentuan pH Dan Ka

LAMPIRAN
PERHITUNGAN

Perhitungan untuk praktikum ketiga yaitu menentukan harga Ka dari suatu


larutan yang telah diketahui konsentrasinya.
 Proses Pengenceran Larutan
a. Pengenceran dari 0,1 N ke 0,01 N
V 1× N 1=V 2 × N 2
V 1× 0.1=100 ×0.01
V 1=10 mL
 Penghitungan Nilai Ka
a) Nilai Ka dari HCl 0.1 N
PH = - log [ H+] N = n.M
1 = - log [ H+] 0.1 = 1.M
[ H+] = invers log 1 M = 0.1
[ H+] = 10
[H+]¿ √ Ka. Ma10 ¿ √ Ka. 10−1
Ka = 103
b) Nilai Ka dari HCl 0.01 N
PH = - log [ H+] N1.M1 = N2.M2
2 = - log [ H+] 0.1 X 1 = N2 X 100
[ H+] = invers log 2 N2 = 0.01
[ H+] = 100
[H+]¿ √ Ka. Ma10 ¿ √ Ka. 10−2
Ka = 106

[14]
Penentuan pH Dan Ka

GAMBAR ALAT

PIPET UKUR GELAS BEAKER

KACA ARLOJI SPATULA

NERACA DIGITAL PIPET TETES

[15]
Penentuan pH Dan Ka

BATANG PENGADUK BULP

BOTOL SEMPROT CORONG KACA

PIPET VOLUME LABU UKUR

[16]

Anda mungkin juga menyukai