Epistemologi II -
Persoalan Metodologi dalam Pengajaran dan Riset Manajemen Pertahanan
OLEH :
Abdillah Satari Rahim (120200102001)
Alsodiq (120200102002)
Cahya Agung Nugraha (120200102005)
Dede Anggy Reynaldi (120200102006)
Epistemologi II -
Persoalan Metodologi dalam Pengajaran dan Riset Manajemen Pertahanan
1
Kemhan RI (2014) Postur Pertahanan Negara, Penerbit Kementerian Pertahanan Negara Indonesia,
Jakarta.
2
http://indonesiabaik.id/infografis/indonesia-kekuatan-militer-terbesar-di-asean
dilakukan untuk mendukung secara tepat kebutuhan konsolidasi demokrasi. Jokowi
lantas memamerkan sejumlah tim tempur yang dibentuk. Mulai dari Divisi III Kostrad,
Komando Operasi 3 Angkatan Udara, Armada 3 Angkatan Laut, dan Pasukan Marinir
III. "Telah kita bentuk kekuatan gabungan ini terutama 3 komando gabungan wilayah
pertahanan dan 3 skuadron drone angkatan udara dan satuan cyber TNI," ujar Jokowi.3
Dengan kekuatan militer yang telah dimiliki tersebut, Indonesia semakin mantap
dengan sistem non-blok nya, yang dengan artian Indonesia siap bekerja sama dengan
negara mana saja dengan dasar dan landasan hasil dari kerjasama tersebut
memberikan keuntungan bagi kedua negara (Indonesia dan negara lain yang bekerja
sama dengan Indonesia). Hal ini dapat dilihat dari beberapa kerjasama yang telah
dibangun Indonesia terutama dengan negara adikuasa dan yang sedang bertikai seperti
Rusia, Amerika dan China. Seperti yang sebelumnya Indonesia sudah memiliki dua
skuadron F-16 (Skadron Udara 3 dan Skadron Udara 16) dengan jumlah total saat ini
33 unit (kerjasama Indonesia dan Amerika).4
Disamping itu, Indonesia saat ini juga sedang mempercepat peluang untuk
mengakuisisi Su-35 dari Rusia sebagai pengganti F-5 Skadron Udara 14.5 Terakhir
bentuk kerjasama Indonesia dengan China juga dapat dilihat dari segi ekonomi, dimana
saat ini Indonesia tengah belajar meningkatkan perekonomian dari sistem ekonomi
China.
Hal tersebut dibuktikan dengan adanya peningkatan anggaran dalam bidang
pertahanan dan keamanan, untuk meningkatkan kemampuan tempur personel maupun
Alat Utama Sistem Pertahanan (Alutsista) TNI, pemerintah menaikkan anggaran
pertahanan tahun depan. Sektor pertahanan masih menjadi prioritas anggaran
pemerintah. Ini tercermin dari besarnya anggaran Kementerian Pertahanan dalam
RABPN 2020 yang mencapai Rp 127,42 triliun. Angka tersebut naik 17,53% dari APBN
2019 serta meningkat 16,25% dari outlook tahun ini6.
3
https://www.cnbcindonesia.com/news/20201005130755-4-191943/jokowi-bicara-drone-hingga-strategi-p
erang-ri-di-masa-depan
4
https://www.airspace-review.com/2019/10/29/beli-dua-skadron-f-16-viper-dan-satu-skadron-su-35-bagai
mana-nasib-if-x-untuk-tni-au/
5
Ibid
6
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/10/05/berapa-anggaran-pertahanan-2020
2. Lalu apa yang perlu diakukan untuk tetap mendapat competitive edge dalam
konteks pertahanan regional dengan negara – negara tetangga Indonesia.
Indonesia sebagai salah satu negara yang dipercaya menjadi negara terkuat
keempat di Asia Pasifik pada 20307, sudah seharusnya mulai melakukan beberapa
perubahan besar diantaranya yaitu mulai mandiri dalam pengadaan teknologi alat
utama sistem persenjataan (alutsista). Menurut data yang dilansir sosok.id menyatakan
bahwa Indonesia juga diyakini unggul dalam armada tempur laut sekitar 282 armada.
Kemudian, Indonesia memiliki 7 kapal Freegat untuk berjaga di perairan dan memiliki
kapal patroli hingga 156 unit, kendaraan lapis baja sebanyak 1.178 unit, 313 tank
tempur, angkatan udara 462 unit. Hal itu menjadikan Indonesia berada di puncak
sebagai kekuatan militer terkuat di Asia Tenggara8.
Namun dari keunggulan alutsista di atas, Indonesia masih jauh dibawah
negara-negara seperti pakistan, sehingga perlu membangun suatu industri pertahanan
yang tangguh, canggih, dan termodernisasi. Industri ini diharapkan dapat membantu
sistem pertahanan Indonesia terutama dalam pengadaan kendaraan operasional militer
seperti jet tempur, tank, dll. Dari industri ini juga diharapkan nantinya Indonesia dapat
menjadi salah satu negara baru yang mampu mengekspor pengadaan kekuatan industri
pertahanan bagi negara lain dan tentunya juga akan membuat perekonomian Indonesia
meningkat.
Mantan Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Laksdya TNI (Purn) Agus
Setiadji mengatakan, kementerian dan lembaga di sektor pertahanan semestinya dapat
disatukan demi menghasilkan industri pertahanan yang tangguh. "Kementerian dan
lembaga di Indonesia harus bisa menyatu menjadi kesatuan utuh untuk menghasilkan
sumber daya manusia maupun industri pertahanan yang tangguh. Industri pertahanan
beserta sumber daya manusia yang tangguh, menurut Agus, jadi modal bagi Indonesia
dalam menghadapi perang generasi keenam.9 Perang generasi keenam yang dimaksud
7
https://internasional.kompas.com/read/2018/05/09/13410651/studi-pada-2030-indonesia-jadi-negara-terk
uat-keempat-di-asia-pasifik?page=all
8
https://sosok.grid.id/read/412254367/kalah-telak-dari-segi-alat-tempur-tapi-di-mata-dunia-tni-justru-lebih-
unggul-dibanding-kekuatan-militer-israel-yang-punya-senjata-nuklir-terungkap-alasannya?page=all
9
https://nasional.kompas.com/read/2020/08/26/20440271/pertahanan-indonesia-wajib-didorong-demi-had
api-perang-generasi-keenam
yaitu suatu perang yang sangat bergantung dengan teknologi alat utama sistem
persenjataan (alutsista).
Selain di bidang pengadaan alutsista / industri, di dalam dunia siber sendiri
(perang generasi kelima) Indonesia tentunya juga sudah harus memiliki suatu tatanan
pertahanan siber yang sangat baik, terbaru, dan tentunya didukung dengan teknologi
informasi dan komunikasi yang mumpuni yang dilengkapi dengan jaringan komputer
yang terintegrasi dengan baik ke seluruh penjuru Indonesia.
Disamping itu, sinergitas antar komponen dalam sistem pertahanan Indonesia
tentunya juga harus tetap diperbaiki demi mewujudkan sistem pertahanan semesta
yang kuat dan saling terintegrasi. Seperti yang dikatakan oleh Dirjen Pothan Kemhan
Brigjen TNI Dadang Hendrayudha dalam diskusi panel sbs manajemen pertahanan
negara, “Sinergisitas dalam sistem Pertahanan Negara harus kita lakukan bersama dan
harus disadari bahwa pertahanan negara menjadi tanggung jawab bersama, tidak
hanya TNI sebagai Komponen Utama namun juga warga negara yang terwadahi dalam
Komponen Cadangan dan Komponen Pendukung. Dari sisi regulasi Kemhan dalam hal
ini Ditjen Pothan sedang mempersiapkan Peraturan Pemerintah sebagai acuan dalam
pembentukan Komponen Cadangan dan Komponen Pendukung sehingga dengan
Pertahanan Semesta yang kuat akan menjamin kelangsungan hidup NKRI.”10
10
https://www.kemhan.go.id/pothan/2020/10/09/diskusi-panel-sbs-manajemen-pertahanan-negara.html