Kelompok 1 - 120200102001 Abdillah Satari R - 120200102002 Alsodiq - SP 14
Kelompok 1 - 120200102001 Abdillah Satari R - 120200102002 Alsodiq - SP 14
Sejarah Perang
Tugas Kelompok
Review Film: SNOWDEN (2016)
Dosen Pengampu: Brigjen TNI (Purn). Dr. Afifuddin, M.Si (Han)
INFORMASI FILM
1
Tugas Kelompok – SP 14
Brigjen TNI (Purn). Dr. Afifuddin, M.Si (Han)
1. Resensi Film
Film ini bercerita tentang seseorang bernama Edward Joseph
Snowden yang tidak lulus SMA ingin mengabdikan hidup pada negaranya
yaitu Amerika Serikat. Dengan niat tersebut, Snowden bergabung dengan
tentara Angkatan Darat AS dan mengikuti pendidikan militer. Tetapi karena
kecerobohan yang dilakukannya, ia mengalami patah tulang dan tidak bisa
melanjutkan karier pendidikan militernya. Walaupun ia tidak bisa
melanjutkan karier pendidikan militernya, tetapi ia masih bisa mengabdi
kepada negara dengan bergabung di CIA.
Sebelum bergabung dengan CIA, Snowden harus mengikuti tes
simulasi serangan cyber dan ia dapat menyelesaikan tes tersebut dengan
mudah dan tercepat dibanding yang lainnya. Berkat kecerdasan dan
keahliannya, karir Snowden melejit tinggi. Ia bekerja di National Security
Agency (NSA) dan Central Intelligence Agency (CIA). CIA kemudian
menempatkan Snowden di Jenewa, Swiss. Dari sana Snowden menyadari
sebuah sistem yang dapat dengan mudah mendapatkan informasi pribadi
seseorang. Ia lalu mengintai seseorang tersebut dengan menggunakan
perangkat-perangkat elektronik yang berada di sekitar orang itu. Program
tersebut bernama XKeyscore.
Program XKeyscore ini berada di bawah perlindungan Foreign
Intelligence Surveillance Act (FISA) yang memungkinkan dapat bertindak
tanpa surat perintah dari pihak berwenang, serta tidak harus
mengumumkan kepada publik. XKeyscore mempunyai prinsip kerja seperti
mesin pencarian Google, bedanya XKeyscore dapat mencari data apapun
termasuk data pribadi sekalipun disembunyikan. Selain Xkeyscore, NSA
juga melakukan beberapa tindakan pengintaian lainnya yang sangat
merugikan bagi seseorang bahkan terhadap sebuah negara termasuk
negara sekutu Amerika.
Akhirnya Snowden keluar dari pekerjaannya tersebut dan
membocorkan dokumen-dokumen rahasia milik pemerintah kepada publik
melalui beberapa media massa terkenal. Atas perbuatan yang
2
Tugas Kelompok – SP 14
Brigjen TNI (Purn). Dr. Afifuddin, M.Si (Han)
3
Tugas Kelompok – SP 14
Brigjen TNI (Purn). Dr. Afifuddin, M.Si (Han)
4
Tugas Kelompok – SP 14
Brigjen TNI (Purn). Dr. Afifuddin, M.Si (Han)
bendungan, rumah sakit, dan lain-lain. Ini dilakukan bukan hanya ke negara
musuh, seperti Rusia, Tiongkok, Iran, Venezuela dan Bolivia, tetapi juga
negara-negara sekutunya: Jepang, Meksiko, Jerman, Austria, dan lain-lain.
“Idenya jika Jepang suatu hari nanti bukan lagi sekutu, maka negara itu bisa
dipadamkan,” kata Snowden. Hal ini tentu saja dapat membuat, sebuah
negara menjadi kacau tanpa perlu mengirim serdadu dan mengumbar
dentuman meriam.
Kedua, film ini juga mengubah cara pandang kita tentang perang.
Perang tidak lagi dalam makna konvensional, serdadu dan dentuman
meriam berhadap-hadapan. Melainkan perang dengan perangkat teknologi.
Misalnya, militer AS bisa menembak targetnya yang jauh di benua lain,
semisal di Pakistan, hanya dengan bantuan drone. Penembaknya tidak
perlu berlindung di parit, hanya dengan seperangkat komputer dan jaringan
internet serangan dapat dilakukan bahkan dari dalam kamar.
Hal ini dapat dilakukan selain melalui bantuan drone, NSA/CIA juga
bekerjasama dengan perusahaan telekomunikasi, termasuk ponsel. Jadi,
target bisa dilacak melalui ponselnya. Kemudian sebuah program bernama
“Epic Shelter” mencocokkan presisinya. Perang bisa saja berbentuk
pertempuran dunia maya antar hacker-hacker. Perang secara fisik
hanyalah opsi akhir dari perang cyber yang saat ini sedang berlangsung.
NSA sendiri punya dua grup hacker untuk menghadapi negara lain, yakni
NTOC (pertahanan) dan ROC (penyerbuan).
Ketiga, melalui film ini Stone juga berusaha merekonstruksi pengertian
patriotisme. Patriotisme tidak hanya dengan menjadi serdadu, dikirim ke
medang perang, dan bertempur demi tanah-air. Tetapi seorang patriot
adalah orang yang mendedikasikan apapun yang dimilikinya, termasuk
keahlian dan pengetahuan, kepada negaranya. Dia bisa saja seorang ahli
internet yang bertempur melawan hacker-hacker dari negara lain.
Melalui film ini, kita tahu bahwa apa yang diperjuangkan Snowden
bukan hanya kemerdekaan warga negara. Seperti dikatakannya: “Saya
tidak ingin hidup di dunia, dimana segala yang saya katakan, saya lakukan,
5
Tugas Kelompok – SP 14
Brigjen TNI (Purn). Dr. Afifuddin, M.Si (Han)